Anda di halaman 1dari 2

Nama : Najla

NIM : I11112001

Pemakaian Fenitoin Untuk Tatalaksana Kejang Demam


Fenitoin diberikan secara intravena dengan dosis 20mg/kgBB, dan dilarutkan dalam
NaCl 0,9%. Fenitoin diberikan perlahan dengan kecepatan pemberian 50mg/menit. Apabila
kejang belum teratasi dapat diberikan tambahan fenitoin intravena 10mg/kgBB. Bila kejang
teratasi, lanjutkan pemberian fenitoin setelah 12 jam kemudian dengan dosisi rumatan 5-
7mg/kgBB.

Cara Pemberian Fenitoin Pada Tatalaksana Kejang Akut


1. Dosis inisial maksimum adalah 1000 mg (30 mg/kgBB).
2. Sediaan IV diencerkan dengan NaCl 0,9% 10 mg/1 cc NaCl 0,9%.
a. Fenitoin jangan diencerkan dengan cairan yang mengandung dextrose karena
akan menyebabkan reaksi pengkristalan (menggumpal).
3. Kecepatan pemberian fenitoin secara intravena adalah 1 mg/kg/menit maksimum 50
mg/menit.
4. Sebagian besar kejang berhenti dalam waktu 15-20 menit setelah pemberian.
5. Dosis rumatan diberikan setelah 12-24 jam setelah dosis inisial.
6. Efek samping fenitoin salah satunya adalah aritmia. Pada pemberian intravena yang
terlalu cepat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler.

Hitungan penggunaan fenitoin Pada Kasus


Nama anak : Fitri
Usia : 11 bulan
Berat Badan : 8 kg

1. Dosis fenitoin yang diberikan adalah 20 mg/kgBB


Dosis fenitoin berdasarkan berat badan pasien (8kg)
20mg x 8 = 160 mg
2. Fenitoin diencerkan dengan NaCl 0,9% (10 mg/cc)
Rumus pengenceran = Dosis fenitoin 10mg/cc
= 160mg 10mg/cc
= 16 cc NaCl 0,9%
3. Kecepatan pemberian fenitoin
Fenitoin diberikan dengan kecepatan 1 mg/kg/menit, maka kecepatan pemberian
fenitoin untuk kasus ini ialah 8 mg/menit. Pengenceran yang dilakukan dengan 10
mg/cc maka:
= 8 mg/menit 10mg/cc
= 0.8 cc/ menit, karena 1 cc sebanyak 20 tetes maka:
= 0,8 cc/ menit x 20 tetes
= 16 tetes/menit

Kesimpulan
Kesimpulannya ialah untuk kasus ini diberikan fenitoin dengan dosis 160 mg yang telah
diencerkan dengan 16 cc NaCl 0,9%. Pemberian fenitoin secara intravena diberikan dengan
kecepatan 16 tetes/menit.

Daftar Pustaka:
Antonius HP, dkk. Buku pedoman pelayanan medis anak IDAI jilid 1. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2009. h. 311-12.

Anda mungkin juga menyukai