Anda di halaman 1dari 5

KEJANG DEMAM

No.Dokumen :
800/..................../SOP/BLUD-UPT/PK
M-BP/............./2019
SOP No.Revisi :2
Tanggal Terbit : Januari 2019 BLUD UPT
Dinas Kesehatan Halaman :5
Mesuji Puskesmas Rawat
Inap Bukoposo
Ditetapkan Kepala
BLUD UPT
Puskesmas Rawat HENDRI. AZ. SKM
Inap Bukoposo NIP.197008211991031008
1. Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak disebabkan infeksi
intrakranial atau penyebab lain seperti trauma kepala, gangguan
kesimbangan elektrolit, hipoksia atau hipoglikemia.
KODE ICD X : R56.0 Febrile convulsions
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana kejang demam
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 800/ /SK/BLUD-UPT/PKM–BP/ /
2019 Tentang Pelayanan Klinis di BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap
Bukoposo
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 514 tahun 2015
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
155 penyakit diagnosis dan terapi di fasilitas kesehatan primer, update
version 2018.
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Senter
d. Obat kejang ( diazepam ink/sup,fenitoin)
e. Infus set
f. Abocath alltipe
g. Plester
h. Kaps alkohol
i. Kasa
j. Tongue spatel
6. Langkah- Petugas yang melaksanakan :
langkah
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
Langah-langkah
1) Petugas memastikan identitas pasien yang tertera di rekam medis
2) Petugas melakukan anamnesa : kejang. Deskripsi kejang seperti tipe
kejang, lama, frekuensi dan kesadaran pasca kejang. kemudian mencari
kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang
3) Petugas menanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang
berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan neurologis,
nyeri atau cedera akibat kejang. Riwayat kejang demam dalam keluarga
juga perlu ditanyakan.
4) Petugas melakukan pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik dimulai
dengan tanda-tanda vital dan kesadaran. Pada kejang demam tidak
ditemukan penurunan kesadaran. Pemeriksaan umum ditujukan untuk
mencari tanda-tanda infeksi penyebab demam. Pemeriksaan neurologi
meliputi kepala, ubun-ubun besar, tanda rangsang meningeal, pupil,
saraf kranial, motrik, tonus otot, refleks fisiologis dan patologis.
5) Petugas menegakkan dianosis berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik
Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:
i. Kejang demam sederhana
- Kejang umum tonik, klonik atau tonik-klonik.
- Durasi < 15 menit
- Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
ii. Kejang demam kompleks
- Kejang fokal atau fokal menjadi umum.
- Durasi > 15 menit
- Kejang berulang dalam 24 jam.
6) Penatalaksanaan
i. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenaikejang
demam dan prognosisnya.
ii. Farmakoterapi ditujukan untuk tatalaksana kejang akut dan
tatalaksana profilaksis untuk mencegah kejang berulang
Penatalaksanaan berdasarkan berat keluhannya
iii. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang akut adalah dengan
:
- Diazepam per rektal (0,5mg/kgBB) atau BB < 10 kg
diazepam rektal 5 mg , BB > 10 kg diazepam rektal 10 mg.
Jika akses intravena telah diperoleh diazepam lebih baik
diberikan intravena dibandingkan rektal. Dosis pemberian IV
7. 7. Bagan Alir
b
,w
y
T
U
K
A
>
5
0
1
<
zcB
P
p
jh
o
D
t-v
lg
u
f:d
san
-

rik
em
0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan maksimum pemberian 20 mg.
2x, bila masih didapatkan kejang, dapat diberikan fenitoin IV
dengan dosis inisial 20 mg/kgBB, diencerkan dalam NaCl
0,9% dengan pengenceran 10 mg fenitoin dalam 1 ml NaCl
0,9%, dengan
maksimum 50 mg/menit
kecepatan pemberian

mg/kgBB/hari dalam 2 dosis

dengan pemberian
1mg/kgBB/menit,

Jika dengan fenitoin masih terdapat kejang, dapat diberikan


fenobarbital IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB, tanpa
pengenceran dengan kecepatan pemberian 20 mg/menit.
Dosisi rumatan :
o jika kejang berhenti dengan fenitoin
rumatan 12 jam kemudian
pemberian
dengan dosis 5-7

o Jika kejang berhenti dengan fenobarbital, maka


lanjutkan rumatan
kemudian denagn dosis 4-6 mg/kgBB/hari dalam 2
dosis.
12

7) Bila kejang masih terus berlanjut rujuk pasien ke rumah sakit terdekat
setelah pemberian diazepam per rektal dan oksigenasi
8) Bila diagnosis kejang demam kompleks pasien di rujuk ke rumah sakit
terdekat untuk penanganan lebih lanjut
jam
8.

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait

10.Dokumen
Terkait

11. Rekam
Historis
Perubahan
6
4
-7
1.

2.

3.
4.
5.

6.

7.
8.
9.
c5
K
/B
0
2
IV
F
zo
m
lp
sU
M
u
rh
b
k
tid
g
ejan
1) Balai Pengobatan
2) UGD
3) KIA
1) Rekam medic
2) Inform consent
3) Resep

No Yang dirubah
Nama Puskesmas

Nomor dokumen

Nomor Revisi
Tanggal Terbit
Nama Puskesmas

Nomor dokumen

Nomor Revisi
Tanggal Terbit
Kebijakan
4) Rawat Inap / VK
5) MTBS

Isi Perubahan
Puskesmas Rawat Inap
Bukoposo
800/................/SOP/PKM-
BP/........./2017
1
........ Januari 2017
BLUD UPT Puskesmas
Rawat Inap Bukoposo
800/............/SOP/BLUD-
UPT/PKM-BP/........./2019
2
........ Januari 2019
800/......./SK/BLUD-
UPT/PKM–BP/....../
2019 tentang Pelayanan
Klinis di BLUD UPT
Puskesmas Rawat Inap
Bukoposo
Tgl. Mulai
diberlakukan
..... Januari 2017

..... Januari 2017

..... Januari 2017


..... Januari 2019

..... Januari 2019

..... Januari 2019


..... Januari 2019
..... Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai