Anda di halaman 1dari 3

FEBRIS CONVULSIF/KEJANG DEMAM

No. Dokumen : SOP/UGD/


PB/006
SOP
No. Revisi : 0
Tanggal Terbit : 05 januari
2017
Halaman : 1/3

PUSKESMAS SAEPUL NUR


PARUNGPONTENG CAHYADI,SKM,M.Si
NIP. 197406181994031003

1. Pengertian Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(suhu rektal
> 38°C) akibat dari suatu proses ekstra kranial.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatasi demam


convulsif atau kejang demam khususnya pada bayi 6 bualn sampai
anak 6 tahun.

3. Kebijakan a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya No. ........,


tgl. ..... tentang ....
b. Keputusan Kepala Puskesmas BANTARKALONG No. .......,
tgl. ..... tentang .....

4. Referensi - Dokumen external penyusunan SPO ini: Buku, peraturan UU, dll.

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Thermometer digital
2. Tabung Oksigen dan perlengkapannya
3. Infus set
4. Diazepam rektal/intravena
5. Lorazepam
6. Fenitoin IV
7. Fenobarbital IV
8. NACl 0.9%
b. Langkah – Langkah Prosedur :
1. Penatalaksanaan demam convulsif/demam kejang
i) Keluarga pasien diberikan informasi lengkapnya mengenai
kejang demam dan prognosisnya.
ii) Farmakoterapi ditujukan untuk tatalaksana kejang akut dan
tatalaksana profilaksis untuk mencegah kejang berulang.
iii) Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang akut
adalah dengan:
Diazepam per rektal (0,5mg/kgBB) atau BB < 10 kg
diazepam rektal 5 mg, BB > 10kg diazepamv rektal 10mg,
atau lorazepam (0.1mg/kg) harus segera diberikan jika
akses intravena tidak dapat diperoleh dengan mudah, jika
akses intravena telah diperoleh diazepam lebih baik
diberikan intravena dibandingkan rektal. Dosis pemberian
IV 0.3-0.5 mg/kgBB/kali dengan maksimum pemberian
20mg. Jika kejang belum berhenti diazepam rektal/IV dapat
diberikan 2 kali dengan interval 5 mnt.
Puskesmas Febris No. Dokumen : No. Revisi Halaman :2/2
Parungponteng Convulsif/Kejang SPO/UGD/PB/… :0
Demam

Jika dengan 2 kali pemberian diazepam rektal/untravena


masih terdapat kejang dapat diberikan fenitoin IV dengan
dosis inisial 20mg/kgBB diencerkan dengan NACl 0.9%
dengan pengenceran 10 mg fenitoin dalam 1 ml NACl
0.9%, dengan kecepatan pemberian 1mg/kgBB/menit,
maksimum 50mg/menit, dosis inisial maksimum adalah
1000mg. Jika dengan fenitoin masih kejang, dapat
diberikan fenovarbital IV dengan dosis inisial 20mg/kgBB,
tanpa pengenceran dengan kecepatan pemberian
20mg/menit. Jika kejang berhenti dengan fenitoin maka
lanjutkan dengan pemberian rumatan 12 jam kemudian
dengan dosis 5-7mg/kgBB/hari dalam 2 dosis. Jika kejang
berhenti dengan fenobarbital, maka lanjutkan dengan
pemberian rumatan 12 jam kemudian dengan dosis 4-6
mg/kgBB/hari dalam 2 dosis.
iv) Pemberian farmakoterapi untuk profilaksis untuk mencegah
berulangnya kejang di kemudian hari
Profilaksis intermiten dengan diazepam oral/rektal, dosis
0.3mg/ kgBB/kali tiap 8 jam, hanya diberikan selama
episode demam, terutama dalam waktu 24jam setelah
timbulnya demam.
Profilaksis kontinue dengan fenobarbital dosis
4-6mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis atau asam valproat dengan
dosis 15-40mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis. Profilaksis
hanya diberikan pada kasus-kasus tertentu seperti kejang
demam dengan status epilepbikus, terdapat defisit
neurologis yang nyata seperti cerebral palsy. Profilaksis
diberikan selama 1 tahun.
v) Konseling dan Edukasi
Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak
keluarga mengatasi pengalaman menegangkan akibat
kejang demam denagan memberikan informasi mengenai
(1) Prognosis dari kwjang demam
(2) Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah
atau kesulitan intelektual akibat kejang demam.
(3) Kejang demam kurang dari 30 menit tidak
mengakibatkan kerusakan otak.
(4) Risiko kekambuhan penyakit yang sama dimasa depan.
(5) Rendahnya risiko terkena epilepbi dan tidak adanya
manfaat menggunakan terapi obat antiepilepbi dalam
mengubah resiko itu.
(6) Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsan sampai lini ketiga kriteria pasien dirujuk.

6. Unit Terkait 1. Rawat Inap


2. IGD
3. Poned

7. Dokumen Buku Pedoman Praktik Klinis Bagi Dkter Edisi Revisi Tahun 2014.
Terkait
Puskesmas Febris No. Dokumen : No. Halaman :2/3
BANTARKALONG Convulsif/Kejang SPO/UGD/PB/… Revisi : 0
Demam

8. Rekaman
Historis NO YANG DI ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI
Perubahan UBAH DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai