Anda di halaman 1dari 2

KEJANG DEMAM

No.Dokumen :221/445.4/C/SOP/
III/2017
No.Revisi :A
SOP
Tanggal Terbit : 31 Maret 2017
Halaman : 1/2
Disahkan oleh: Asep Rosihulhaq, S.Kep, M.Kes.
Kepala UPTD
NIP. 19730605 199403 1 004
Puskesmas Campaka
1. Pengertian Bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38 oC) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
2. Tujuan Sebagai acuan dalam mendiagnosa dan memberikan penanganan kejang
demam
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 002/445.4/C/SK/I/2017 tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Kepmenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasyankes Primer
5. Langkah-langkah 1. Perkenalan, Informed consent
2. Menegakkan diagnosis kejang demam:
Bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38oC)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Pada anak <18 bulan
dianjurkan untuk dilakukan pungsi lumbal, dan anak <12 bulan harus
dilakukan pungsi lumbal.
1) Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
Berlangsung singkat, kurang dari 10 menit, dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang
berbentuk umum, tanpa gerakan fokal.
2) Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
a) Kejang lama >15 menit.
b) Kejang fokal: parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial.
c) Kejang berulang: 2 kali atau lebih dalam 24 jam, diantara 2
bangkitan kejang anak sadar.
3. Penatalaksanaan:
1) Dalam keadaan kejang, berikan diazepam per rektal 0,5-0,75 mg/kg;
5 mg (untuk BB <10 kg atau umur < 3 tahun) dan 10 mg (untuk BB >10
kg atau umur >3 tahun). Bila kejang belum berhenti, dapat diulang
dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2x pemberian masih tetap
kejang, pasien harus dirujuk ke RS.

2) Atau dapat diberikan diazepam 0,3-0,5 mg/kg i.v. perlahan (1-2 mg/
menit) dosis maksimal 20 mg.
3) Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari
jenis kejang demam apakah kejang demam sederhana atau kompleks
dan faktor risikonya.
4) Pemberian obat saat demam:
a) Antipiretik
Parasetamol 10-15 mg/kg/kali, dapat diberikan 4-5x sehari.
Atau ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, tiap 6-8 jam.
b) Antikonvulsan
Diazepam 0,3 mg/kg per oral tiap 8 jam pada saat demam, atau
diazepam per rektal 0,5 mg/kg tiap 8 jam pada suhu >38,5oC.
5) Pemberian obat rumat selama 1 tahun bebas kejang, kemudian
dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.
Obat pilihan:
asam valproat 15-40 mg/kg/hari tiap 8-12 jam, atau fenobarbital 3-4
mg/kg/hari tiap 12-24 jam.
a) Hanya diberikan bila terdapat salah satu dari:
(1) Kejang lama > 15 menit
(2) Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy,
retardasi mental, hidrosefalus
(3) Kejang fokal
b) Dipertimbangkan bila:
(1) Kejang berulang >2x dalam 24 jam
(2) Kejang demam terjadi pada bayi < 12 bulan
(3) Kejang demam > 4x per tahun
6) Edukasi orang tua: jika anak kembali kejang:
a) Tetap tenang dan tidak panik.
b) Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
c) Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lender di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam
mulut.
d) Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
e) Berikan diazepam per rektal. Jangan berikan bila kejang telah
berhenti.
f) Bawa ke Puskesmas bila kejang ≥ 5 menit atau >1 kali.
6. Unit terkait Ruang tindakan, Ruang Pemeriksaan umum
7. Dokumen terkait Rekam medis pasien, Surat rujukan

2/2

Anda mungkin juga menyukai