Anda di halaman 1dari 4

KEJANG DEMAM PADA ANAK

No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Pemkab Tanggal
:
Musi Rawas Terbit
Utara Halaman : 1/1 RSUD Rupit
UPTD Puskesmas dr.HJ.Herlina
Sukaraja Nuban NIP. 197005062002121004
A. Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh demam di
atas suhu 38°C tanpa disertai infeksi pada sistem saraf pusat atau
gangguan keseimbangan elektrolit atau gangguan metabolik lain pada anak
berumur lebih dari 1 bulan dan <5 tahun, tanpa riwayat kejang tanpa
demam sebelumnya.
Klasifikasi :
 Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang
demam berlangsung singkat, <15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
 Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu kejang
dengan salah satu ciri : kejang lama >15 menit, kejang fokal atau
parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial,
berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Gejala Klinis :
Demam dengan suhu diatas 38°c rektal
Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak
sadar
Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau
gangguan elektrolit atau gangguan metabolik lain
B. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan melakukan
pengobatan kejang demam.
C. Kebijakan SK direktur Tentang Pelayanan Klinis
D. Referensi - Rekomendasi penatalaksaanan status epileptikus, IDAI, tahun 2016
- Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
E. Langkah- a. Petugas penerima pasien.
langkah b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
Prosedur c. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
pada pasien.
d. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, dan
tanda vital (nadi, suhu, dan frekuensi pernafasan).
e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
f. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada
pasien.
g. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan darah
rutin/lengkap dan urin rutin.
h. Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
i. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada keluarga untuk
diserahkan ke petugas laboratorium.
j. Petugas menerima hasil laboratorium dan melakukan pemeriksaan
laboratorium
k. Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang didapatkan dari
gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium.
l. Petugas menerangkan kepada pasien bahwa pasien perlu dirawat di
RS. Petugas memberikan informed consent untuk tindakan medis
yang akan dilakukan kepada pasien dan ditandatangani oleh pasien
atau keluarga pasien.
m. Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam :
 Fase akut / saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Posisikan pasien semiprone untuk mengurangi
resiko aspirasi
3) Berikan anti kejang dengan Diazepam 0,5
mg/kgbb/x perektal, maksimal 2 kali, jarak 5 menit.
Jika masih kejang diberikan diazepam 0,2-0,5 mg/kg
iv, kec 2mg/menit, maksimal 10 mg. Jika masih
kejang dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg iv, injeksi
dalam 20 menit dalam 50 ml NaCL 0,9 %. Jika
masih kejang dapat diberikan fenobarbital 20
mg/kg/iv, jika kejang berlanjut persiapan untuk
dipindahkan ke ruang ICU
4) Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
5) Saat demam diberikan parasetamol dengan dosis 10-
15 mg/kgbb/kali diberikan tiap 4-6 jam atau
ibuprofen 5-10mg/kgbb/kali, 3-4 x sehari
6) Pemberian antikejang intermiten (saat demam) dosis
diazepam 0,3-0,5 mg/kgbb/kali, max 7,5 mg/kali
diulang setiap 8-12 jam jika suhu >38 C. Diberikan
selama 48 jam pertama demam. Kriteria pemberian
antikejang intermiten (salah satu) :
a. Defisit neurologis berat (cerebral palsi)
b. Berulang >4x/tahun
c. Usia <6 bulan
d. Kejang terjadi pada suhu <39 C
7) Pemberian antikejang rumatan (satu tahun) dengan
fenobarbital 3-4 mg/kgbb/hari atau asam valproat
15-40mg/hari , setiap hari. Efektif menurunkan
resiko kejang berulang. Kriteria pemberian
antikejang rumatan :
a. Kejang fokal
b. Kejang > 15 menit
c. Defisit neurologis sebelum dan sesudah
kejang (CP,hidrosefalus, hemiparesis)
d. Profilaksis intermiten dahulu sebelum
profilaksis rumatan.
8) Terapi antibiotika sesuai sumber infeksi bisa peroral
maupun intravena, untuk penggunaan IV antibiotika:
a. Kloramphenicol dosis 50-100 mg/kgBB/hari
maks 2 gram selama 10-14 hari dibagi 4
dosis
b. Ampicillin dan amoksisilin dosis anak 50-
100 mg/kg bb/hari selama 7-10 hari
c. Ceftriaxone dosis anak 80 mg/kgbb/hari
dalam dosis tunggal
d. Cotrimoxazole dosis anak 6-9 mg/kgBB/hari
selama 10 hari
e. Cefixime dosis anak 1,5-2 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis selama 10 hari
f. Thiamfenikol dosis anak 50 mg/kgBB/hari
n. Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi kepada
keluarga pasien. Petugas mengedukasi keluarga pasien bahwa
kejang demam umumnya prognosis baik, hanya sebagian kecil yang
berkembang menjadi epilepsi.
o. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa,
dan terapi kedalam rekam medis.
p. Petugas menandatangani rekam medis.

F. Unit
Terkait
G. Diagram
Alir/ Bagan
alir

Anda mungkin juga menyukai