Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 12 Desember 2021
P
Halaman :

PUSKESMAS ISMAIL, SKM


SORAWOLIO NIP. 19720204 200012 1 002

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh


demam diatas suhu 38°C rectal tanpa disertai infeksi pada sistem
saraf pusat atau gangguan keseimbangan elektrolit akut pada
anak berumur lebih dari 1 bulan dan <5 tahun, tanpa riwayat
kejang tanpa demam sebelumnya.
Klasifikasi :
 Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang
demam berlangsung singkat, <15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau
klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24
jam.
1. Pengertian
 Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu
kejang dengan salah satu ciri : kejang lama >15 menit, kejang
fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial, berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Gejala Klinis :
 Demam dengan suhu diatas 38°c rektal
 Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak
sadar
 Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
 Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau
gangguan elektrolit.
Agar petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan
2. Tujuan
melakukan pengobatan kejang demam.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sorawolio Nomor :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
4. Referensi
Kesehatan Primer
- Termometer
5. Alat dan Bahan
- Rekam Medik
6. Langkah-Langkah 1. Petugas penerima pasien.
2. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
3. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pemeriksaan pada pasien.
4. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran,
dan tanda vital (nadi, suhu, dan frekuensi pernafasan).
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
6. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan
pada pasien.
7. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan
darah rutin/lengkap dan urin rutin.
8. Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.
9. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada
laboratorium.
10. Petugas menerima hasil laboratorium dari petugas
laboratorium apakah didapatkan anemia, leukopeni atau
lekositosis, trombositopeni atau eosinofilia, pada hasil urin
rutin apakah terdapat biakan bakteri atau darah.
11. Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang
didapatkan dari gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil
laboratorium.
12. Petugas menerangkan kepada pasien bahwa pasien perlu
dirawat di puskesmas. Petugas memberikan informed
consent untuk tindakan medis yang akan dilakukan kepada
pasien dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien.
13. Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam
:
 Fase akut / saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Putus kejang dengan Diazepam 0,5
mg/kgbb/xperektal, maksimal 2 kali, jarak 5 menit. Jika
masih kejang diberikan diazepam 0,25-0,5 mg/kg iv,
kec 2mg/menit, maksimal 10 mg. Jika masih kejang
dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg iv, injeksi dalam 20
menit dalam 50 ml NaCL 0,9 % jika masih kejang
persiapkan pasien untuk dirujuk ke pelayanan yang
lebih baik.
3) Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
4) Saat demam diberikan parasetamol dengan dosis 10-15
mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari
5) Diazepam oral 0,3 mg/kgbb/kali, 3 kali sehari atau
Diazepam rektal 5mg untuk BB <10kg atau 10 mg untuk
BB >10 kg
6) Terapi antibiotika sesuai sumber infeksi bisa peroral
maupun intravena, untuk penggunaan IV antibiotika
terlebih dahulu melakukan skin test :
a. Kloramphenicol dosis 50-100 mg/kgBB/hari maks 2
gram selama 10-14 hari dibagi 4 dosis
b. Cotrimoxazole (TMP-SMX) dosis anak TMP 6-9
mg/kgBB/hari selama 10 hari
c. Cefixime dosis anak 1,5-2 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis selama 10 hari
d. Thiamfenikol dosis anak 50 mg/kgBB/hari
14. Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi
kepada keluarga pasien. Petugas mengedukasi keluarga
pasien bahwa kejang demam umumnya prognosis baik,
hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi epilepsi.
15. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnosa, dan terapi kedalam rekam medis.
16. Petugas menandatangani rekam medis.
7. Bagan Alir
8. Unit Terkait UGD (Unit Gawat Darurat)
N Isi Tanggal mulai di
Yang di ubah
9. Rekaman o Perubahan berlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai