UPT PUSKESMAS
PAMULANG dr. FITRIA ORIZA
NIP. 198401082009022001
1. Pengertian Kejang demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal>38 oC) akibat dari suatu proses
ekstrakranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
disebabkan infeksi intracranial atau penyebab lain seperti trauma
kepala, gangguan keseimbangan elektrolit, hipoksia atau
hipoglikemia
1
Kejang berulang dalam 24 jam
5. Dokter memberikan pengobatan yaitu :
Diazepam per rektal (0,5 mg/ kgBB) atau BB<10 kg
diazepam 0,5 mg, BB >10 kg diazepam per rectal 10 mg
atau lorazepam segera jika akses intravena tidak
mudah. Dosis diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB/kali
maksimum 20 mg.
Jika belum berhenti diazepam rektal/ IV dapat diberikan
2 kali dengan interval 5 menit.
Jika 2x pemberian diazepam masih kejang dapat
diberikan fenitoin IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB,
diencerkan dalam NaCl 0,9% dengan pengenceran 10
mg fenitoin dalam 1 ml NaCl 0,9% dengan kecepatan
pemberian 1 mg/kgBB/menit, maksimum 50 mg/ menit.
Dosis inisial maksimum 1000 mg.
Jika dengan fenitoin masih kejang diberikan fenobarbital
IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB, tanpa pengenceran
dengan kecepatan pemberian 20 mg/menit.
Jika kejang berhenti dengan fenitoin beri rumatan 12
jam dengan dosis 5-7 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis
Jika kejang berhenti dengan fenobarbital lanjutkan
rumatan 12 jam dengan dosis 4-6 mg/kgBB/hari dalam 2
dosis
Profilaksis : diazepam oral/ rectal 0,3 mg/kgBB/hari
dibagi tiap 8 jam hanya diberi selama episode demam
Profilaksis kontinyu : fenobarbital 4-6 mg/kgBB/hari
dibagi 2-3 dosis
6. Dokter memberikan edukasi dan konseling kepada keluarga
pasien tentang kondisi pasien dan rencana layanan medis,
pengobatan dan efek samping pengobatan dan rujukan
7. Dokter mencatat tanggal pemeriksaan, anamnesis,
pemeriksaan fisik, diagnosa / kode ICD 10 yaitu R56 (febrile
convulsion), rencana layanan medis pengobatan dan edukasi
pasien di rekam medis
8. Dokter mencegah terjadinya pengulangan yang tidak perlu
dengan memeriksa kembali catatan pelayanan yang telah
diberikan
9. Dokter memasukkan kode tanda akhir pemeriksaan
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Poli Umum, Poli Lansia, Poli MTBS
9. Dokumen
Rekam Medik
terkait
10. Riwayat
Tanggal mulai
Perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Dokumen