0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan panduan penatalaksanaan kejang demam di puskesmas. Langkah-langkahnya meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan akut dan profilaksis kejang, serta rujukan bila diperlukan. Terdapat dua klasifikasi kejang demam berdasarkan gejala dan tatalaksananya meliputi pemberian obat antikejang secara oral atau IV, serta pemberian obat penurun kejang secara rutin.
Dokumen ini memberikan panduan penatalaksanaan kejang demam di puskesmas. Langkah-langkahnya meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan akut dan profilaksis kejang, serta rujukan bila diperlukan. Terdapat dua klasifikasi kejang demam berdasarkan gejala dan tatalaksananya meliputi pemberian obat antikejang secara oral atau IV, serta pemberian obat penurun kejang secara rutin.
Dokumen ini memberikan panduan penatalaksanaan kejang demam di puskesmas. Langkah-langkahnya meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan akut dan profilaksis kejang, serta rujukan bila diperlukan. Terdapat dua klasifikasi kejang demam berdasarkan gejala dan tatalaksananya meliputi pemberian obat antikejang secara oral atau IV, serta pemberian obat penurun kejang secara rutin.
Dokumen MJ/ /2018 Daftar No.Revisi : Tilik Tanggal : terbit Halaman : Tarbi Puskesmas Margojadi NIP. 196606021987111 001 No Langkah Kegiatan Ya Tidak TD 1. Apaah petugas memastikan identitas pasien yang tertera di rekam medis 2. Apakah petugas melakukan anamnesa : kejang. Deskripsi kejang seperti tipe kejang, lama, frekuensi dan kesadaran pasca kejang. kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang 3. Apakah petugas menanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang. Riwayat kejang demam dalam keluarga juga perlu ditanyakan. 4. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital dan kesadaran. Pada kejang demam tidak ditemukan penurunan kesadaran. Pemeriksaan umum ditujukan untuk mencari tanda-tanda infeksi penyebab demam. Pemeriksaan neurologi meliputi kepala, ubun-ubun besar, tanda rangsang meningeal, pupil, saraf kranial, motrik, tonus otot, refleks fisiologis dan patologis. 5. Apakah petugas menegakkan dianosis berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu: i. Kejang demam sederhana - Kejang umum tonik, klonik atau tonik- klonik. - Durasi < 15 menit - Kejang tidak berulang dalam 24 jam. ii. Kejang demam kompleks - Kejang fokal atau fokal menjadi umum. - Durasi > 15 menit - Kejang berulang dalam 24 jam.
6. Apakah petugas melaksanakan penatalaksanaan
iii. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenaikejang demam dan prognosisnya. iv. Farmakoterapi ditujukan untuk tatalaksana kejang akut dan tatalaksana profilaksis untuk mencegah kejang berulang Penatalaksanaan berdasarkan berat keluhannya v. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang akut adalah dengan : - Diazepam per rektal (0,5mg/kgBB) atau BB < 10 kg diazepam rektal 5 mg , BB > 10 kg diazepam rektal 10 mg. Jika akses intravena telah diperoleh diazepam lebih baik diberikan intravena dibandingkan rektal. Dosis pemberian IV 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan maksimum pemberian 20 mg. - 2x, bila masih didapatkan kejang, dapat diberikan fenitoin IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB, diencerkan dalam NaCl 0,9% dengan pengenceran 10 mg fenitoin dalam 1 ml NaCl 0,9%, dengan kecepatan pemberian 1mg/kgBB/menit, maksimum 50 mg/menit - Jika dengan fenitoin masih terdapat kejang, dapat diberikan fenobarbital IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB, tanpa pengenceran dengan kecepatan pemberian 20 mg/menit. - Dosisi rumatan : o jika kejang berhenti dengan fenitoin pemberian rumatan 12 jam kemudian dengan dosis 5-7 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis o Jika kejang berhenti dengan fenobarbital, maka lanjutkan dengan pemberian rumatan 12 jam kemudian denagn dosis 4-6 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis.
7. Bila kejang masih terus berlanjut apakah petugas merujuk
pasien ke rumah sakit terdekat setelah pemberian diazepam per rektal dan oksigenasi
8. Bila diagnosis kejang demam kompleks, apakah petugas
merujuk pasien ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Jumlah Compliance Rate (CR)