No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman : 1/3
UPTD
dr. Widyaningrum A.D
Puskesmas
NIP 19790502200802038
Wadaslintang 1
7. Unit Terkait
Unit : ………………………….
Nama Petugas : ………………………….
Tgl. Pelaksanaan : ………………………….
Tidak
No. Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1. Apakah Petugas melakukan anamnesa pada pasien
sesuai ketentuan?
2. Apakah Petugas menanyakan apakah terdapat
demam sebelum kejang, sudah berapa kali
menderita kejang, bila lebih dari 2 kali apakah ada
yang berlangsung lebih atau sama dengan 15 menit,
bagaimana jenis kejang, apakah parsial atau
umum,atau parsial menjadi umum?
3. Apakah Petugas melakukan pengkajian riwayat
kejang sebelumnya?
4. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vita dan pemeriksaan fisik sesuai ketentuan:
Petugas melakukan pemeriksaan pada ubun-
ubun, apakah ada ubun-ubun menonjol
Petugas melakukan pemeriksaan conjungtiva
anemis, anemis atau tidak
Petugas melakukan pemeriksaan saraf kanial,
pemeriksaan rangsal meningeal (kaku kuduk
atau brudzinki I-II)
Petugas melakukan pemeriksaan jantung,
paru, abdomen, apa ditemukan tanda-tanda
penyebab infeksi
Petugas memeriksa apakah ada kelumpuhan
pada ekstremitas atas atau bawah, reflex
fisiologis, dan tonus otot
5. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
bila di perlukan sesuai ketentuan?
6. Apakah Petugas menegakkan diagnosa kejang
demam yang didapat dari gejala, pemeriksaan fisik
dan hasil laboratorium?
7. Apakah Petugas memberikan informasi terkait hasil
pemeriksan dan tindakan yang akan dilakukan
kepada penanggung jawab pasien?
8. Apakah Petugas memberikan informed consent
untuk tindakan medis yang akan dilakukan kepada
pasien dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga
pasien?
9. Apakah Petugas memberikan terapi untuk
pengobatan kejang demam:
Fase akut/saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Putus kejang dengan diazepam 0,5
mg/kgbb/x perektal, maksimal 2 kali, jarak
5 menit. Jika masih kejang diberikan
diazepam 0,25-0,5 mg/kg iv, kec
2mg/menit, maksimal 10 mg. Jika masih
kejang dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg
iv, injeksi dalam 20 menit dalam 50 ml
NaCL 0,9%. Jika masih kejang persiapkan
pasien untuk dirujuk ke pelayanan yang
lebih baik
3) Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
4) Saat demam diberikan paracetamol
dengan dosis 10-15 mg/kgbb/kali diberikan
4 kali sehari.
5) Diazepam oral 0,3 mg/ kgbb/kali, 3 kali
sehari atau diazepam rectal 5 mg untuk
BB < 10 kg atau 10 mg untuk BB > 10 kg
6) Terapi antibiotika sesuai dengan sumber
infeksi :bisa per oral maupun intravena,
untuk pengunaan iv antibiotik terlebih
dahulu melakukan skin test
a) Kloramphenikol,dosis 50-100
mg/kgBB/hari maks 2 gram selama 10-
14 hari dibagi 4 dosis.
b) Ampisillin dan amoksisilin, dosis anak
50-100 mg/kgBB/hari selama 7-10
hari.
c) Ceftriaxone,dosis anak 80 mg
/kgBB/hari dalam dosis tunggal selama
5 hari
d) Cotrimoxazole (TMP-SMX),dosis anak
TMP 6-19 mg/kgBB /hr atau SMX 30-
50 mg/kgBB/hr selama 10 hari
e) Cefixime ,dosis anak 1,5-2
mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10
hari
f) Thiamfenikol,dosis anak 50
mg/kgBB/hari.
10. Apakah Petugas melakukan rujukan apabila pasien
memerlukan tindakan di FKTRL?
11. Apakah Petugas mendokumentasikan tindaka sesuai
ketentuan?
CR : ……………………….%
Wadaslintang, …………………………..
Pelaksana/Auditor
…………………………………………….