Anda di halaman 1dari 4

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : 130/SOP/PKM/KMG/2018


No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 19 Januari 2018
Halaman : 1/3

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
1. Pengertian
(suhu rektal > 38°C) akibat dari suatu proses ekstrakranial.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam diagnosis dan tatalaksana
2. Tujuan
pasien kejang demam.
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No. 116/SK/PKM/KMG/2018 tentang
3. Kebijakan
Standar Layanan Klinis di UPTD Puskesmas.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
4. Referensi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta : PB IDI. 2017.
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan alloanamnesis singkat terarah
langkah a. Kejang : tipe kejang, durasi kejang, frekuensi kejang dan kesadaran
pasca kejang, faktor pencetus kejang, riwayat kejang sebelumnya
b. Demam
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik singkat terarah
a. Pemeriksaan kesadaran
b. Pemeriksaan neurologi : tanda rangsang meningeal, pupil, saraf
kranial
3. Petugas menegakkan diagnosis.
Kriteria diagnosis :
a. Kejang demam sederhana (KDS)
1) Kejang umum tonik, klonik atau tonik-klonik.
2) Durasi < 15 menit
3) Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
b. Kejang demam kompleks (KDK)
1) Kejang fokal atau fokal menjadi umum
2) Durasi > 15 menit
3) Kejang berulang dalam 24 jam
4. Petugas melakukan tatalaksana.
a. Stabilisasi jalan napas
1) Pastikan jalan napas tidak terhalang
2) Pakaian ketat dilonggarkan
3) Anak diposisikan miring agar lendir atau cairan dapat mengalir
keluar.
b. Pemberian diazepam rektal atau IV, dapat diberikan 2x dengan
interval 5 menit.
1) Dosis diazepam rektal : 0,5 mg/kgbb/x atau BB < 10 kg = 5
mg/x, BB > 10 kg = 10 mg/x
2) Dosis diazepam IV : 0,3 – 0,5 mg/kgbb/x
c. Jika dengan pemberian diazepam rektal/IV masih terdapat kejang
diberikan fenobarbital IV dengan dosis awal 20 mg/kgbb, tanpa
pengenceran dengan kecepatan 20 mg/menit.
d. Jika kejang berhenti dengan pemberian fenobarbital, maka pasien
dirawat inap dan diberikan dosis rumatan 12 jam kemudian dengan
dosis 4 – 6 mg/kgbb/hari terbagi dalam 2 dosis.
e. Bila kejang tidak berhenti, pasien segera dirujuk.
5. Petugas melakukan perujukan sesuai indikasi.
Kriteria rujukan :
a. Apabila kejang tidak berhenti setelah pemberian fenobarbital.
b. Apabila diperlukan pemeriksaan penunjang seperti EEG.
Petugas melakukan alloanamnesis singkat terarah

- Kejang : tipe kejang, durasi kejang, frekuensi kejang dan kesadaran pasca
kejang, faktor pencetus kejang, riwayat kejang sebelumnya
- Demam

Petugas melakukan pemeriksaan fisik singkat terarah

- Kejang : tipe kejang, durasi kejang, frekuensi kejang dan kesadaran pasca
kejang, faktor pencetus kejang, riwayat kejang sebelumnya
- Demam

Petugas menegakkan diagnosis

Kejang demam sederhana (KDS) Kejang demam kompleks (KDK)


- Kejang umum tonik, klonik atau tonik- - Kejang fokal atau fokal menjadi umum
klonik. - Durasi > 15 menit
- Durasi < 15 menit - Kejang berulang dalam 24 jam
- Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
-

Petugas melakukan tatalaksana

6. Bagan alir Stabilisasi jalan napas


- Pastikan jalan napas tidak terhalang
- Pakaian ketat dilonggarkan
- Anak diposisikan miring

Diazepam rektal/IV, dapat diberikan 2x dengan


interval 5 menit bila kejang tidak berhenti

Kejang tidak berhenti

Fenobarbital IV dengan dosis awal 20 mg/kgbb, tanpa


pengenceran dengan kecepatan 20 mg/menit

Kejang berhenti Kejang tidak berhenti

Rujuk
Fenobarbital IV dengan dosis awal 20 mg/kgbb, tanpa
pengenceran dengan kecepatan 20 mg/menit

7. Unit terkait UGD

Anda mungkin juga menyukai