Anda di halaman 1dari 2

KEJANG DEMAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 01 Agustus 2015

OPERASIONAL
PROSEDUR DR.dr.PD .Hutajulu, SpOG, K.Fer
NIP.196401141988121002

Pengertian Bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38oC)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Sebagai pedoman dalam mendiagnosa dan memberikan penanganan
Tujuan kejang demam

Kebijakan Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai


dengan protap dan apabila ada hal yang sulit perlu konsul dokter
spesialis anak

Prosedur 1. Perkenalan, Informed consent

2. Menegakkan diagnosis kejang demam:


Bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
>38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Pada anak
<18 bulan dianjurkan untuk dilakukan pungsi lumbal, dan anak <12
bulan harus dilakukan pungsi lumbal.
1) Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
Berlangsung singkat, kurang dari 10 menit, dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Kejang berbentuk umum, tanpa gerakan fokal.
2) Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
a) Kejang lama >15 menit.
b) Kejang fokal: parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial.
c) Kejang berulang: 2 kali atau lebih dalam 24 jam, diantara 2
bangkitan kejang anak sadar.
3. Penatalaksanaan:
Prosedur 1) Dalam keadaan kejang, berikan diazepam per rektal 0,5-0,75
mg/kg; 5 mg (untuk BB <10 kg atau umur < 3 tahun) dan 10 mg
(untuk BB >10 kg atau umur >3 tahun).
Bila kejang belum berhenti, dapat diulang dengan interval waktu
5 menit.
Bila setelah 2x pemberian masih tetap kejang, pasien harus
dirujuk ke RS.
2) Atau dapat diberikan diazepam 0,3-0,5 mg/kg i.v. perlahan (1-2
mg/menit), dosis maksimal 20 mg.
3) Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya
tergantung dari jenis kejang demam apakah kejang demam
sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.
4) Pemberian obat saat demam:
a) Antipiretik
Parasetamol 10-15 mg/kg/kali, dapat diberikan 4-5x sehari.
Atau ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, tiap 6-8 jam.
b) Antikonvulsan
Diazepam 0,3 mg/kg per oral tiap 8 jam pada saat demam,
atau diazepam per rektal 0,5 mg/kg tiap 8 jam pada suhu
>38,5oC.
5) Pemberian obat rumat selama 1 tahun bebas kejang, kemudian
dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan. Obat pilihan: asam
valproat 15-40 mg/kg/hari tiap 8-12 jam, atau fenobarbital 3-4
mg/kg/hari tiap 12-24 jam.
a) Hanya diberikan bila terdapat salah satu dari:
(1) Kejang lama > 15 menit
(2) Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd,
cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus
(3) Kejang fokal
b) Dipertimbangkan bila:
(1) Kejang berulang >2x dalam 24 jam
(2) Kejang demam terjadi pada bayi < 12 bulan
(3) Kejang demam > 4x per tahun
6) Edukasi orang tua: jika anak kembali kejang:
a) Tetap tenang dan tidak panik.
b) Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
c) Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring. Bersihkan muntahan atau lender di mulut atau
hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
d) Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
e) Berikan diazepam per rektal. Jangan berikan bila kejang
telah berhenti.
f) Bawa kembali ke fasilitas kesehatan bila kejang ≥ 5 menit
atau >1 kali.
IGD
Unit terkait RUANG RAWAT INAP

Anda mungkin juga menyukai