Anda di halaman 1dari 31

KEJANG DEMAM

Disusun Oleh:

dr. Siti Andira

Pembimbing:

dr. Dumaria Situmorang


PENDAHULUAN
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi karena rangsangan demam, tanpa adanya proses infeksi intracranial,

terjadi pada sekitar 2-4% anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun. Sebagian besar kejang demam merupakan kejang

demam sederhana, tidak menyebabkan menurunnya IQ, epilepsi, dan kematian. Secara umum kejang demam

memiliki prognosis yang baik, namun sekitar 30 sampai 35% anak dengan kejang demam pertama akan mengalami

kejang demam berulang.


EPIDEMIOLOGI
Insiden maupun prevalensi kejang demam umumnya hampir sama dari berbagai laporan penelitian mengenai kejang
demam yang sudah ada. Di Amerika Serikat dan Eropa Barat tercatat angka kejadian kejang demam 2 - 5% per tahunnya.
Kejang demam lebih sering mengenai populasi Asia, dimana angka kejadiannya dapat meningkat hingga dua kali lipat.
Berdasarkan lokasi geografis, terdapat sedikit variasi prevalensi yang lebih tinggi dari umumnya, seperti di Finlandia
(6,9%), India (5 - 10%), Jepang (8,8%) dan Guam (14%).

Di Indonesia sendiri belum ada studi epidemiologi besar yang merepresentasikan angka insiden dari anak Indonesia yang
menderita kejang demam.
KEJANG DEMAM
◦ Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

◦ Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang demam merupakan kejang selama masa kanak-
kanak setelah usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem saraf pusat,
tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan kejang simptomatik lainnya.
PENJELASAN
◦ Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.

◦ Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam
kejang demam

◦ Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.

◦ Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
KEJANG DEMAM SEDERHANA KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari ◦ Kejang lama > 15 menit
15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang ◦ Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan
didahului kejang parsial
fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
◦ Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara
seluruh kejang demam.
PENJELASAN
◦ Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara
bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam.

◦ Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial.

◦ Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang
berulang terjadi pada 16% di antara anak yang mengalami kejang demam.
Faktor Resiko
1. Demam, demam yang berperan dengan kejang demam adalah
◦ Infeksi saluran pernapasan
◦ Infeksi saluran kemih
◦ Infeksi saluran pencernaan
◦ Infeksi THT
◦ Roseola infantum atau infeksi virus akut yang lain
◦ Paska imunisasi.
2. Gen atau keturunan
◦ Meningkat 2-3x lipat resiko jika saudara kandung yang mengalami kejang demam
◦ Meningkat 5% jika orang tua yang memiliki riwayat kejang demam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Pemeriksaan laboratorium, yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah, digunakan untuk
mengevaluais sumber infeksi.

◦ Pungsi lumbal, Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis.

◦ Elektroensefalografi (EEG), Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat mem­prediksi berulangnya kejang, atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam, oleh karenanya tidak direkomendasikan
PEMBERIAN OBAT SAAT DEMAM

ANTIPIRETIK ANTIKONVULSAN

◦ tidak terbukti mengurangi risiko kejang demam, namun para ◦ Diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB tiap 8 jam saat demam

ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30-60% kasus,
diberikan. Dosis paracetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali juga dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB tiap 8 jam
diberikan 4 kali sehari dan tidak boleh lebih dari 5 kali. Dosis pada suhu >38,5C. Dosis tersebut dapat menyebabkan
ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali sehari. Meskipun ataksia, iritabel, dan sedasi cukup berat pada 25-39% kasus.
jarang, acetylsalicylic acid dapat menyebabkan sindrom Reye, Phenobarbital, carbamazepine, dan phenytoin saat demam
terutama pada anak kurang dari 18 bulan, sehingga tidak tidak berguna untuk mencegah kejang demam.
dianjurkan.
PENGOBATAN RUMATAN

Obat rumatan diberikan hanya jika kejang Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila:
demam menunjukkan salah satu ciri sebagai
◦ Kejang berulang dua kali atau lebih dalam kurun
berikut:
waktu 24 jam.
◦ Kejang lama dengan durasi >15 menit.
◦ Kejang demam terjadi pada bayi usia kurang dari 12
◦ Ada kelainan neurologis nyata sebelum atau bulan.
sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd,
◦ Kejang demam dengan frekuensi >4 kali per tahun.
cerebral palsy, retardasi mental, dan hidrosefalus.

◦ Kejang fokal.
PENGOBATAN RUMATAN
◦ PHENOBARBITAL 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis
PHENOBARBITAL dapat menyebabkan gangguan perilaku dan kesulitan pada belajar

◦ VALPROIC ACID 15-40 mg/ kgBB/hari dalam 2-3 dosis


VALPROIC ACID dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-
2 bulan.
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang
Edukasi pada orang tua

1. Tetap tenang dan tidak panik


1. Menyakinkanbahwakejangdemamumumnyamem-
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar le- her
punyai prognosis baik.
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang Bersihkan muntahan atau lendir di mu- lut atau hidung. Walaupun

3. Memberikaninformasimengenaikemungkinankejang kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam


mulut.
kembali
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk ke- jang.
4. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang
5. Tetap bersama pasien selama kejang
efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti.

7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlang- sung 5 menit atau
lebih
Diagnosa Banding
◦ Meningitis
◦ Epilepsi
◦ Gangguan metabolik (gangguan elektrolit)
PROGNOSIS
◦ DUBIA AD BONAM

◦ Kejang demam sederhana suatu kondisi yang tidak berbahaya, tidak menyebabkan kematian. Sebagian
besar kasus akan menghilan setelah usia 5-6 tahun. Resiko epilepsi dikemudian hari bisa terjadi pada
pasien kejang demam kompleks, riwayat epilepsi pada keluarga, dan didapati defisit neurologis
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

◦ NAMA : Vincent Yovi Silalahi

◦ Tanggal Lahir : 03 – 10 – 2019

◦ Jenis Kelamin : Laki-Laki

◦ Tanggal Dirawat : 11 – 01 – 2021

◦ Ruangan : Melati 7
ANAMNESA
◦ Seorang pasien dating dibawa oleh ibunya ke IGD RS Bhayangkara dengan keluhan demam yang dialami sejak kurang
lebih 3 hari ini, Riwayat kejang saat berada dirumah 1 kali, kejang dialami os selama kurang lebih 5 menit, os terlihat
seperti melamun dan pandangan keatas, setelah kejang os Kembali menangis, ibu pasien mengaku sebelumnya os
belum pernah kejang, selain itu ibu pasien juga mengeluhkan os tidak mau makan dan tidak mau minum.
◦ T : 39,5, HR : 100x/I, RR : 24x/i,
◦ RPT : Paracetamol
◦ RPK : tidak ada, tidak pernah ada jatuh atau trauma kepala sebelumnya, kejang belum pernah sebelumnya
Riwayat kelahiran
◦ BBL : 4,6 kg
◦ PBL : 46 cm
◦ Ibu melahirkan di tolong oleh bidan
◦ Lahir normal, bayi lahir langsung menangis
◦ Anak ke 2 dari 2 bersaudara
Riwayat Imunisasi

◦ Hepatitis B usia 1 hari, bulan ke 2,3,4


◦ Polio usia baru lahir, bulan 2,3,4
◦ BCG usia 1 bulan
◦ DTP dan hib usia bulan ke 2,3,4
PEMERIKSAAN UMUM
◦ Keadaan Umum : Tampak sakit sedang ◦ BERAT BADAN : 11,5 KG
◦ BBI : 10
Tanda Vital
◦ TB : 100 CM
◦ Kesadaran : CM ◦ STARUS GIZI : GIZI CUKUP
◦ Tekanan Darah : 120/80

◦ Nadi : 82

◦ Respirasi : 22

◦ Suhu : 37,0 C

◦ SpO2 : 98%
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Kepala : dbn

◦ Mata : dbn

◦ Leher : dbn

◦ Paru : dbn

◦ Jantung : dbn

◦ Abdomen : dbn

◦ Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah terdapat bintik-bintik merah


PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH LENGKAP – 11 JANUARI 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Haemoglobin 12,2 P :13 – 18    W : 12 - 16

Leukosit 11,9 4,0 – 11,0

Laju Endap Darah 18 P : 0-10    W: 0-20

Trombosit 169 150 - 450

Haemotokrit 35,7 36 - 47

Eritrosit 4,32 4,10 – 5,10

MCV 82,7 77,0 – 96,0

MCH 28,2 27,0 – 32,0 

MCHC 34,1 32,0 – 36,0


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

RDW 12,9 11,5 – 14,5

MPV 8,1 6,5 – 9,5

Hitung Jenis Leukosit

Eosinofil 2 1,0 – 3,0

Basofil 0 0 – 1,0

Neotrofil 81 50,0 – 70,0

Limfosit 10 20,0 – 40,0

Monosit 7 2,0 – 8,0
Hasil Pemeriksaan RAPID TEST ANTIBODI SARS COV-2

PARAMETER INTERPRETASI NILAI RUJUKAN

ANTIBODI ANTI SARS – COV 2 Positif Negatif


IGM

ANTIBODI ANTI SARS – COV 2 IGG Positif Negatif

PEMERIKSAAN METABOLISME KARBOHIDRAT

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

GULA DARAH ADRANDOM 96 mg/dl <200

DIAGNOSA : KEJANG DEMAM SEDERHANA


PENATALAKSANAAN
◦ IVFD ASERING 30gtt/I

◦ Cefotaxim 500mg inj/12jam

◦ Norages ½ amp

◦ Cetrizin syrup 3x1/2


Tanggal S O A P

11 – Januari 2021 Sensorium : CM KDS


Demam tinggi, muntah +, tidak • Tirah baring
mau makan, dan minum, lemas HR: 22 x/i • IVFD Asering 30gtt/i (mikro)
RR: 88 x/i
• Inj Cefotaxime 650mg/12jam
T: 38,1  C
• Inj Neurages
• Diazepam 2x3 mg pulv

12 JANUARI 2021 Sensorium : CM KDS+VARISELA


Bintik-bitnik merah pada • Tirah baring
ekstremitas atas, bawah, dan HR: 22 x/i • IVFD Asering 30gtt/i (mikro)
RR: 88 x/i
punggung, muntah +, selera • Inj paracetamol 200mg
T: 37,3 C
makan menurun, os merasa • Asiklofir 4x20mg
lemas, dan pusing, gatal di badan
+
Tanggal S O A P
13 januari 2021 Sensorium : CM
Lemas +, penurunan nafsu makan +, • Tirah baring
KDS + VARISELLA
bintik-bintik merah di badan +, gatal di HR: 22 x/i • IVFD Asering 30gtt/i
RR: 88 x/i
badan (mikro)
T: 36,8 C
• Inj paracetamol 200mg
• Asiklofir 4x20mg

14 januari 2021 Bintik – bintik merah di tubuh, gatal di Sensorium : CM


• Tirah baring
badan KDS + VARISELLA
HR: 22 x/i • IVFD Asering 30gtt/i
RR: 88 x/i
(mikro)
T: 36,8 C
• Inj paracetamol 200mg
• Asiklofir

• Paracetamol 200mg,
diazepam 3mg (PULV)
diberikan 3x1
Rencana PBJ hari ini, dan melanjutkan
• Asiklofir 4x20mg
pengobatan kontrol rawat jalan di poli
DOKUMENTASI
KESIMPULAN
◦ Seorang anak usia 1 tahun di bawa oleh ibunya dengan keluhan demam tinggi dan Riwayat kejang 1 x
dirumah, kejang berlangusng kurang dari 5 menit, pada tanggal 11 Januari 2021, dan di diagnose kejang
demam sederhana, setelah di anamnesis lebih lanjut ada keluhan bintik bintik merah di tubuh, dan terasa
gatal, pada tanggal 12 Januari 2021 os di dagnosa varisella + kejang demam sederhana.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai