Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA MIGREN (G43.

9)

No. Dokumen :
/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : Maret 2018
Halaman : 1 dari 2
UPT
PUSKESMAS Dr. Fitria Oriza
PAMULANG NIP.198401082009022001

1. Pengertian Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala
primer dengan kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang
diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam melakukan


tatalaksana terhadap migren

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. ………. Tentang Kebijakan Pelayanan


Klinis

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/514/2015


tentang Panduan Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur 1. Dokter melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan


nama, tanggal lahir, alamat pasien (minimal dua data) dan
mecocokkannya dengan data rekam medis
2. Dokter melakukan anamnesa dengan menanyakan :
a. Nyeri moderat sampai berat, biasanya merasakan nyeri
pada satu sisi
b. Sakit kepala berdenyut seperti ditusuk-tusuk
c. Nyeri diperparah dengan aktivitas fisik
d. Mual dengan atau tanpa muntah, fotofobia atau fonofobia
Faktor predisposisi :
a. Menstruasi
b. Puasa atau terlambat makan
c. Makanan seperti alcohol, coklat, susu, keju, buah-buahan
d. Cahaya kilap/ berkelip
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan
penyebab sekunder
4. Dokter menegakkan diagnosa. Kriteria migren yaitu nyeri
kepala episodik dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua
dari nyeri kepala unilateral, berdenyut, bertambah berat
dengan gerakan, intensitas sedang sampai berat, dtambah
mual, muntah, fonofobia atau fotofobia
5. Dokter dan menyusun rencana layanan medis dengan
memberikan
 Analgesik spesifik seperti ergotamine. Bermanfaat untuk
nyeri berat atau respon buruk dengan NSAID. Kombinasi
ergotamine dengan kafein bertujuan menambah absorbs
ergotamine sebagai analgesik. Hindari pada kehamilan,
hipertensi tak terkendali, penyakit vascular dan gagal
ginjal.
 Dihidroergotamin
 Golongan triptan seperti sumatriptan dengan dosis awal

1
50 mg dengan dosis maksimal 200 mg dalam 24 jam
 Aspirin 600-900 mg
 Asetaminofen 1000 mg
 Ibuprofen 200-400 m
 Domperidon atau metoklopramide
6. Dokter memberikan edukasi kepada pasien berupa :
 Pada saat serangan menghindari simulasi sensorik
berlebihan
 Istirahat di ruang gelap dan tenag dan kompres dingin
 Menghindari pemicu
 Olahraga teratur
Dokter juga memberi edukasi tentang efek samping
pengobatan dan rujukan bila perlu
7. Dokter mencatat tanggal pemeriksaan, anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa/ kode ICD10 yaitu G43.9
(Migraine, unspecified), rencana layanan medis, pengobatan
dan edukasi pasien di rekam medis
8. Dokter mencegah terjadinya pengulangan yang tidak perlu
dengan memeriksa kembali catatan pelayanan yang telah
diberikan
9. Dokter memasukkan kode tanda akhir pemeriksaan

6. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
7. Bagan Alir -
8. Unit Terkait Poli Umum, Poli Lansia
9. Dokumen
Rekam Medik
Terkait
10. Riwayat
Tanggal mulai
Perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Dokumen

Anda mungkin juga menyukai