Anda di halaman 1dari 15

PATOFISIOLOGI

KEJANG DEMAM

Disusun oleh : Rebekka Martina (11-257)


pembimbing : dr. Mas Wishnuwardhana, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 3 Oktober 2015-12 Desember 2015
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
Definisi
Kejang demam atau disebut juga febrile Convulsion adalah
bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium

Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam


adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara
umur antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam
tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab
tertentu.
Diagnosis(Manifestasi Klinis)
Kejang demam sederhana :
Kejang bersifat umum, Lamanya kejang berlangsung singkat
(kurang dari 15 menit)

Pemeriksaan EEG normal, Kejang berlangsung singkat < 15


menit

Kejang umum tonik dan atau klonik,Akan berhenti sendiri

Kejang demam kompleks:


Kejang demam yang tidak memenuhi kriteria di atas digolongkan
sebagai kejang demam kompleks. Kejang lama > 15 menit.

Kejang fokal atau parsial 1 sisi (kejang umum didahului kejang


parsial), Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Ditegakkan berdasarkan adanya kejang pada seorang
anak yang mengalami demam dan sebelumnya tidak ada
riwayat epilepsi.

Terdapat riwayat kejang demam pada anggota keluarga


lainnya (ayah, ibu, atau saudara kandung).

Suhu tubuh per rektal lebih besar dari 38,5oC.


Pada pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan
adanya kelainan.
Pemeriksaan Laboratorium untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam mis: darah perifer,gula
darah,elektrolit

Pungsi Lumbal untuk menyingkirkan kemungkinan


meningitis, adapun ketentuan untuk PL yaitu:
a. Bayi kurang dari 12: diharuskan.
b. Bayi antara 12-18 bulan: dianjurkan.
c. Bayi > 18 bulan: tidak rutin kecuali bila ada tanda-
tanda meningitis.
Elektroensefalografi.

PencitraanComputed tomography scan (CT-Scan) atau


magnetic resonance imaging (MRI).Atas indikasi :
a. Kelainan neurologi fokal yang menetap (hemiparesis).
b. Paresis nervus VI.
c. Papiledema.
TATALAKSANA KEJANG
Anti Piretik
Dapat diberikan paracetamol dengan dosis untuk anak
yang dianjurkan 10-15 mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam atau
ibuprofen 5-10 mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam.

Antibiotik untuk mengatasi infeksi yang menjadi


etiologi dasar demam yang terjadi.
Penanganan Kejang pada Neonatus dan
anak:
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah
tersumbat atau tidaknya jalan napas. Selanjutnya
dilakukan pemberian oksigen, dan
menghentikan kejang.
KEJANG
30 Menit Luminal IM 20 mg/kg/BB dalam
5 menit

KEJANG +
N
Ulangi luminal IM 10 mg/kg/BB.
E
Dapat diulangi lagi jarak 30 menit bila
O
masih kejang
N
A
T KEJANG +
U
S Fenitoin bolus IV 20 mg/kgBB dalam
15 ml NaCl, berikan dalam 30 menit
(kecepatan 0.5-1 mg/kgBB/menit)
KEJANG -

Bila kejang berulang dalam 2 hari, berikan luminal 5


mg/kg/hari per oral sampai bebas kejang 7 hari. Bila
kejang berulang setelah bebas kejang 2 hari, ulangi
pemberian luminal dari awal.
KEJANG
5 Menit Luminal IM 20 mg/kg/BB dalam
5 menit

KEJANG +
Ulangi diazepam rektal seperti
A sebelumnya.
N
A
DI RS Cari akses vena, Periksa laboratorium (darah tepi, Na, Ca,
K Mg, Ureum, Kreatinin)

KEJANG (+)
Diazepam IV dosis 0.3-0.5 mg/kgBB KEJANG +
KEJANG - (kecepatan 0.5-1 mg/menit)
Fenitoin bolus IV 10-20
Berikan terapi rumatan bila mg/kgBB (dengan kecepatan
penyebab kejang 0.5-1 mg/menit)
diperkirakan infeksi
intrakranial. Berikan
fenobarbital 8-10
mg/kgBB/hari, dibagi 2 KEJANG (-)
KEJANG (+)
dosis. Selama 2 hari
selanjutnya 4-5 Transfer ke Rumatan fenitoin IV
mg/kgBB/hari sampai 5-7 mg/kgBB/hari 12
ICU
resiko kejang tidak ada. jam kemudian
Edukasi pada orang tua
Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya
mempunyai prognosis baik.
Memberitahukan cara penanganan kejang.
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang
kembali.
Pemberian obat untuk pencegahan rekurensi memang
efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.
Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan
diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

Anak harus dibaringkan di tempat yang datar


dengan posisi menyamping, bukan terlentang,
untuk menghindari bahaya tersedak.

Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut


si anak seperti sendok atau penggaris, karena
justru benda tersebut dapat menyumbat jalan
napas.

Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.

Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan


tidak memerlukan penanganan khusus.
Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit,
anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan
terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk
dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih
berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang
menyatakan bahwa penanganan lebih baik
dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan
batasan menit.

Setelah kejang berakhir (jika < 10


menit), anak perlu dibawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam,
terutama jika ada kekakuan leher,
muntah-muntah yang berat, atau anak
terus tampak lemas.
Daftar Pustaka
1. S, Soetomenggolo; Taslim; Ismail,S. Buku Ajar Neurologis Anak.
Cetakan Kedua. BP. IDAI. Jakarta: 2000; hal 244-51.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah 2. Ilmu Kesehatan
Anak. Bagian IKA FK UI. Jakarta: 1985; hal 847-55.
3. Mansjoer, A; Suprohaita; Wardhan, W.I; Setiowulan, W. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 2. Edisi Ketiga. Media Aesculapius. FK UI. Jakarta:
2000; hal 434-7.
4. Rauf, Syarifuddin, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Makassar : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS : 2009. Hal. 103-
9.
5. Haslam Robert H.A Sistem Saraf, dalam ilmu kesehatan anak Nelson,
Vol.3, Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2000.
6. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak.
Bagian Kesehatan Anak FKUI Jakarta. 1985.

Anda mungkin juga menyukai