Kejang Demam
Disusun oleh :
Rebekka Martina
1161050257
Pembimbing
dr. Mas Wishnuwardhana, Sp.A
0
I. DEFINISI
Kejang demam atau disebut juga febrile Convulsion adalah bangkitan
kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 oC) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium1,3. Definisi ini menyingkirkan kejang
yang disebabkan penyakit saraf seperti meningitis, ensefalitis dan ensefalopati.
Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam adalah
suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur antara umur 3
bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya
infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.1,2
II. PATOFISIOLOGI
Sel dan organ otak memerlukan suatu energi yang didapat dari
metabolisme untuk mempertahankan hidupnya. Bahan baku terpenting untuk
metabolisme otak adalah glukosa. Sumber energi otak adalah glukosa yang
1
melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sifat proses ini adalah
oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantaraan fungsi paru-paru dan
diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.2
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Dan pada
kondisi demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolism
basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Jadi pada kenaikan
suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion
Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.
Lepas muatanlistrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmitter dan terjadilah kejang.2
2
Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, ini tergantung dari
tinggi rendahnya ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan
suhu tubuh tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, dapat terjadi
kejang pada suhu 38ºC, sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi
kejang baru terjadi pada suhu 40 ºC atau lebih. Dari kenyataan ini dapatlah
disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang
kejang yang rendah; sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada
tingkat suhu berapa penderita kejang. 2
3
didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga lainnya (ayah, ibu, atau
saudara kandung). Sedangkan dari pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan
adanya kelainan.(1,2)
Manifestasi Klinis:
kejang demam sederhana :
Kejang bersifat umum,Lamanya kejang berlangsung singkat (kurang dari
15 menit), Pemeriksaan EEG normal, Kejang berlangsung singkat < 15
menit, Kejang umum tonik dan atau klonik, Akan berhenti sendiri
kejang demam kompleks:
Kejang demam yang tidak memenuhi kriteria di atas digolongkan sebagai
kejang demam kompleks, Kejang lama > 15 menit, Kejang fokal atau
parsial 1 sisi (kejang umum didahului kejang parsial),Berulang atau lebih
dari 1 kali dalam 24 jam.
2. Pungsi Lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil sering kali sulit
untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena
manifestasi klinisnya tidak jelas. Maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bayi kurang dari 12, diharuskan
b. Bayi antara 12-18 bulan, dianjurkan
c. Bayi > 18 bulan, tidak rutin kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.
3. Elektroensefalografi
4. Pencitraan
Foto X-ray kepala, Computed tomography scan (CT-Scan) atau magnetic
resonance imaging (MRI) hanya atas indikasi, seperti:
a. Kelainan neurologi fokal yang menetap (hemiparesis)
b. Paresis nervus VI
c. Papiledema
4
IV. PENGELOLAAN DAN TATALAKSANA
a. Antipiretik dan Antibiotik
Antipiretik: paracetamol dengan dosis untuk anak yang dianjurkan 10-15
mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam.
Antibiotik untuk mengatasi infeksi yang menjadi etiologi dasar demam yang
terjadi.
b. Penanganan Kejang pada Neonatus
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tersumbat atau tidaknya jalan
napas. Selanjutnya dilakukan pemberian oksigen, dan menghentikan kejang
dengan cara:
KEJANG
30 menit Luminal IM 20 mg/kg/BB dalam 5
menit
KEJANG (+)
Ulangi luminal IM 10 mg/kg/BB.
Dapat diulangi lagi jarak 30 menit
bila masih kejang.
KEJANG (+)
Fenitoin bolus IV 20 mg/kgBB
dalam 15 ml NaCl, berikan dalam 30
menit (kecepatan 0.5-1
mg/kgBB/menit)
KEJANG (-)
Bila kejang berulang dalam 2 hari, berikan luminal 5 mg/kg/hari per oral
sampai bebas kejang 7 hari. Bila kejang berulang setelah bebas kejang 2 hari,
ulangi pemberian luminal dari awal.
c. Penanganan Kejang pada Anak
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tersumbat atau tidaknya jalan
napas. Selanjutnya dilakukan pemberian oksigen, dan menghentikan kejang
dengan cara:
KEJANG
5 menit Diazepam rectal 0.5 mg/kgBB atau:
Berat badan ≤ 10 kg: 5 mg
Berat badan > 10 kg: 10 mg
5
KEJANG (+)
Ulangi diazepam rektal sepertisebelumnya.
DI RS
Cari akses vena
Periksa laboratorium (darah tepi, Na, Ca, Mg, Ureum, Kreatinin)
KEJANG (+)
Diazepam IV dosis 0.3-0.5 mg/kgBB
(kecepatan 0.5-1 mg/menit)
6
Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan
diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut: (1,2)
Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi
menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak,
Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok
atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan
napas.
Jangan memegangi anak untuk melawan kejang, Sebagian besar
kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus,
Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa
ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk
dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5
menit. Ada pula sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih
baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit.3
Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan
leher, muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas.
7
DAFTAR PUSTAKA