Kecubung
Kelompok 7 :
1. Ulfa Aulia R. (135010911)
2. Naviga Rafsanjani F. (135010921)
3. Eka Yuliani (135010923)
4. Prita Rizky N. (135010931)
5. Muhamad Barik U.F (135010933)
6. Fitria Dwi K. (135010955)
7. Kiki Sani Untari (135010957)
8. Dewin Marasmita (135010958)
9. Ulfa Risalatul M. (135010960)
10. Azmi Latifah (135011002)
1
DEFINISI
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
KERACUNAN
KERACUNAN
Atropin
Mekanisme kerja Atropine memblok aksi
kolinomimetik pada reseptor muskarinik
secara reversible (tergantung jumlahnya)
yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis
kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis
muskarinik yang setara dalam dosis besar. Hal
ini menunjukan adanya kompetisi untuk
memperebutkan tempat ikatan.
Atropin
Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah
mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan
hambatan adenilil siklase yang di akibatkan
oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik
lainnya. Antropin bekerja pada sistem saraf
perifer, senyawa ini mempunyai kerja
merangsang dan menghambat sistem saraf
pusat.
10
11
Skopolamin
Skopolamin (hyoscin) merupakan - hiosiamin
yang terepoksida (atom O membentuk
segitiga dengan atom C) pada tropanol.
12
Struktur kimia
13
14
15
Penanganan keracunan
Apabila sesorang keracunan kecubung,
usahakan jangan sampai tertidur. Dan untuk
melawan keracunan tersebut adalah dengan
minum kopi yang keras dan usahakan supaya
menghirup udara segar sebanyak-banyaknya
ataupun minum air jahe yang digodog dengan
air kelapa muda sebagai penawar.
Terapinya adalah mencegah absorbsi dan
menurunkan suhu, pernafasan buatan pada
lumpuhnya pernafasan yang membahayakan
dan pemberian intramuskular 2mg piridostigmin.
16
KESIMPULAN
1. Buah kecubung merupakan jenis buah
beracun karena mengandung senyawa
alkaloid berbahaya seperti atropine,
hiosiamin, dan skopolamin.
2. Efek toksik dari atropin kebanyakan terjadi
akibat makan buah atau biji kecubung (Datura
metel). ingan.
17
KESIMPULAN
3. Efek toksik dari Skopolamin, alkaloid, dapat
menimbulkan
efek tepi yang sama dengan efek atropin. Tetapi
efek
skopolamin lebih nyata pada SSP dan masa
kerjanya lebih
lama dibandingkan atropin.
4. Terapinya dengan mencegah absorbsi dan
menurunkan suhu, pernafasan buatan pada
lumpuhnya pernafasan yang membahayakan dan
pemberian intramuskular 2mg piridostigmin.
18
19