Anda di halaman 1dari 44

Efek Analgetik Ekstrak Biji Anggur Merah (Vitis Vinefera L)

terhadap Tikus putih (Rattus Novergicus) strain Wistar

Anni sufiya Amalina


201110330311055
Penguji
: dr Bambang widianto Sp.OT
Pembimbing 1
: dr Fathiyah safithri, M.kes
Pembimbing 2
: dr Andhika maharani

LATAR BELAKANG
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik
ringan maupun berat dan suatu keadaan yang
mengganggu seseorang dan menurunkan kualitas
hidupnya (Tamsuri, 2007)

Dalam studi dilakukan di Perancis, proporsi pasien


yang datang ke bagian gawat darurat dengan keluhan
nyeri akut adalah> 80% (Sogut, 2015). Nyeri
akut1,89 kali nyeri kronis (Sogut,2015).

Mekanisme enzim cyclooxygenase (COX) asam


arakhidonat prostaglandin nyeri (Athicumkulchai et
al., 2005, Sulaiman et al, 2007)

Obat

NSAID

ES : iritasi
lambung,
mual,
muntah

Fitofarmaka

Pronthocyanidin
(OPC)

Biji 60-70%

Anggur
merah

daging 10%

Kulit 28-35%

Penelitian terdahulu menunjukkan


proanthocyanidin yang terkandung dalam
rhizoma dan akar pakis mempunyai efek
analgetik dan antiinflamasi (Fu,2013).

Rumus
Apakah ekstrak biji anggur merah
an
dapat memberikan efek analgetik
pada tikus putih (Rattus novergicus)
Masala strain Wistar?
h

Tujuan Penelitian

Tujua
n
Umu
m

Untuk membuktikan apakah


ekstrak biji anggur merah
memiliki efek analgetik pada
tikus putih (Rattus
novergicus) strain Wistar.

Mengetahui dosis yang efektif


dari ekstrak biji anggur merah
Tujuan
dalam menurunkan respon
Khusus nyeri pada tikus putih (Rattus
novergicus) strain Wistar

Manfaat penelitian
Akademis
Klinis
Masyara
kat

Menambah informasi ilmiah tentang


efek analgetik ekstrak biji anggur
merah.
Dapat digunakan untuk menjadi dasar
penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan ekstrak biji anggur merah
Terapi adjuvan untuk menurunkan
respon nyeri.

Memberikan informasi kepada


masyarakat bahwa ekstrak biji anggur
merah dapat digunakan sebagai terapi
adjuvan dalam menurunkan respon
nyeri.

TINJAUAN PUSTAKA

Definis
i
Etiolog
i

Nyeri dapat digambarkan


sebagai suatu pengalaman
sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan
yang berkaitan kerusakan
jaringan. (Hartwig & Wilson,
2006; ONeil C.K., 2008).
infeksi , keadaan inflamasi,
trauma, keadaan
degenerasi, keadaan toksik
metabolik dan neoplasma
distorsi ujung ujung syaraf
misalnya karena
meningkatnya tekanan di
dinding viscus /organ.

MEKANISME NYERI
Transduksi : rangsang noksius dapat berasal dari
bahan kimia, seperti yang terjadi pada proses
inflamasi menimbulkan sensitisasi dan
mengaktifasi reseptor nyeri (Soenarjo et al,
2013).
Transmisi : penyaluran impuls saraf sensorik dilakukan
oleh serabut A delta bermyelin dan serabut C tak
bermyelin sebagai neuron pertama, traktus
spinothalamikus sebagai neuron kedua dan di
thalamus disalurkan sebagai neuron ketiga sensorik
pada area somatik primer di korteks serebri (Soenarjo
et al, 2013).

Modulasi terjadi pada sistem saraf sentral ketika


aktivasi nyeri dapat dihambat oleh analgesik
endogen seperti endorphine, sistem inhibisi
sentral serotonin dan noradrenalin, dan aktivitas
serabut A beta (Soenarjo et al, 2013)

Proses persepsi merupakan hasil akhir proses interaksi


yang kompleks, menghasilkan suatu perasaan
subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri
(Soenarjo et al, 2013).

Mekanisme nosisepsi

FISIOLOGI NYERI
- Nosiseptor
Tipe : Mechanonosiseptor , Silent
nociceptor, Polymodal mechanoheat
nociceptor.
Nosiseptor :nosiseptor kutaneus, somatic
dalam, dan viscera.
Mediator : Bradikinin ,Katekolamin,
Sitokin,Histamin, Prostaglandin

TEORI PENGONTROLAN NYERI


Teori

ini mengatakan bahwa impuls nyeri


dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat
pertahanan ditutup. Upaya menutup
pertahanan tersebut merupakan dasar teori
menghilangkan nyeri (Tamsuri, 2007)

Ambang dan Toleransi Nyeri


Ambang

nyeri adalah tingkat stimulus


yang pertama kali dipersepsikan
sebagai nyeri(Corwin, 2009)
Toleransi nyeri adalah kemampuan
individu untuk menahan stimulus nyeri
tanpa memperlihatkan tanda fisik nyeri.
Faktor yang menurunkan toleransi nyeri
antara lain adalah pajanan berulang
nyeri, kelelahan, kekurangan tidur, rasa
cemas, dan ketakutan

PENGOBATAN NYERI

Metode uji analgetik


Tail

flick

Metode

hot plate

Paw

Pressure Test

Writhing

test: menggunakan
bahan kimia

Anggur merah

-tanaman yang hidup pada daerah dataran rendah

Morfologi
anggur

Ciri-ciri tanaman anggur adalah sebagai berikut


(Depkes RI, 2013):
a) Batang : tegak, silindris, berkayu, coklat
kehijauan.
b) Daun : tunggal, lonjong, berseling, tepi bergigi,
berambut, panjang 10-16 cm, lebar 5-8 cm,
bertangkai coklat, panjang 10 cm, hijau.
c) Bunga : hijau, majemuk, berbentuk malai,
berhadapan, kelopak berbentuk mangkok, ujung
rompang, mahkota lima, panjang 2mm, ujung
berlekatan.
d) Buah : bulat.
e) Biji : lonjong, coklat muda.
f) Akar : tunggang, putih kotor

Kandung
an
anggur

Buah anggur mengandung banyak sekali elemen


nutrisi, yaitu vitamin, mineral, karbohidrat,
protein, serat pangan, serta
phytochemicals(Polifenol ). Kandungan polifenol
pada anggur yang terutama adalah anthocyanin,
proanthocyanidin, flavanol, flavonol, stilbene
(resveratrol), serta asam fenol

Biji anggur merah


Bentuknya

adalah bulat
lonjong, pada sisi
ujungnya lancip
Kandungan biji anggur
merah: kalsium, kalium,
Vitamin A, C, B6, K, B1,
tiamin, proanthocyanidin,
saponin, niasin dan
antocyanin
( Dalimarta, 2009).

Sumber

Polifenol

Biji

Gallic

acid,

(+)-catechin,

epicatechin,

dimeric

procyanidin,

proanthocyanidin
Kulit

Proanthocyanidin, Gallic acid, myricetin, quarcetin, kaemprefol, transresveratrol

Daun

Myricetin, ellagic acid, kaempferol, quercetin, gallic acid

Batang

Rutin, quercetin 3-O-glucoronide, trans-resveratrol, astilbin

Kismis

Hydroxycinnamic acid, hydroxymethylfurfural

Red

Malvidin-3-glucoside, peonidine-3-glucoside, cyanidin-3-glucoside, petunidin-3-

Wine

glucoside, catechin, quercetin, resveratrol, hydroxycinnamic acid

polifenol

flavonoid

Non flavonoid

Proanthocyani
din
Anthocyanin
Isoflavon

Resveratrol

anti-kanker,
anti-alergi,
kardioprotektif
(Bagchi et al.,
2000), analgesik
(Fu, 2013) dan
anti-inflamasi
(Terraet al.,

MEKANISME BIJI ANGGUR MERAH


SEBAGAI ANALGETIK
Biji anggur merah proanthocyanidin dan
anthocyaninmenghambat enzim
sikloogsikgenase dan lipoogksigenase
konversi asam arachidonat menjadi
prostaglandin dan leukotrien terhambat efek
analgetik

KERANGKA KONSEP DAN


HIPOTESIS

Kerangka konsep

Hipotesis
Ekstrak biji anggur merah
(Vitis vinifera L) memiliki
efek analgetik pada tikus
putih (Rattus novergicus)
strain Wistar .

Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Experimental dengan menggunakan Pretest-Posttest
Control Group Design
- Lokasi dan Waktu Penelitian
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan april 2015.
- Populasi dan Sampel
Populasi : tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar.
Sampel : tikus putih (Rattus novergicus) strain
Wistar dengan kelamin jantan, umur 2-3 bulan, BB 150250 g sebanyak 24 ekor yang terbagi dalam 4
kelompok.

Karakteristik Sampel Penelitian


Kriteria Inklusi
Tikus jantan
Usia 2-3 bulan
Berat badan 150-250 g
Sehat

Kriteria Eksklusi
Tikus mati saat
perlakuan
Tikus yang pernah
digunakan saat
penelitian

DEFINISI OPERASIONAL
Ekstrak
biji
anggur
merah

Dilakukan secara maserasi kinetik


dengan menggunakan pelarut etanol
80%
Ditandai dengan menarik kaki yang ditusuk
Respon nyeri awal: mengukur berat beban
minimal yang menyebabkan nyeri sebelum
pemberian ekstrak biji anggur merah

Respon
nyeri

Respon nyeri akhir: mengukur berat beban


minimal yang menyebabkan nyeri setelah
pemberian ekstrak biji anggur merah
Penilaian efek analgetik diukur secara
kuantitatif ( analgesy meter)

PROSEDUR PENELITIAN
Adaptasi

hewan percobaan 7 hari


Tikus dibagi menjadi 4 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 6
tikus.
- Kelompok 1: kelompok control(normal), yaitu kelompok yang
tidak diberi ekstrak biji anggur merah (Vitis vinifera L).
- Kelompok II: kelompok yang diberi ekstrak biji anggur merah
(Vitis vinifera L) sebesar 32,5 mg/kg BB.
- Kelompok III:kelompok yang diberi ekstrak biji anggur merah
(Vitis vinifera L) sebesar 65 mg/kg BB
.
- Kelompok IV:kelompok yang diberi ekstrak biji anggur merah
(Vitis vinifera L) 130 mg/kg BB

Proses

sonde :Ektrak biji anggur merah jarum


disposable syringedisposable syringe dilepas
dan jarum sonde dipasang dimasukkan ke
dalam mulut tikus sampai ke lambung tikus
Prosedur Pengukuran Respon Nyeri Pada Tikus
Putih

ALUR PENELITIAN

Tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar


jantan

Kelompok
1(control)

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Diukur berat beban minimal yang menimbullkan respon nyeri pada tikus
putih (Rattus novergicus) strain Wistar sebelum pemberian ekstrak biji
anggur merah (Vitis vinifera L).

Tanpa diberi ekstrak


biji anggur merah

Diberi ekstrak biji anggur


merah 32,5 mg/kgBB

Diberi ekstrak biji anggur


merah sebesar 65 mg/kgBB

Diberi ekstrak biji anggur


merah sebesar
130mg/kgBB

30 menit

Diukur beban minimal yang menimbulkan respon nyeri tiap 30 menit setelah pemberian ektrak biji anggur
merah (Vitis vinifera L) sampai tercapai beban maksimal

ANALISA DATA
Uji
normalita
s dan
homogeni
tas

Uji one
way
anova

Uji tukey

Uji regresi
linier

Uji
korelasi

DAFTAR PUSTAKA
Alice

catanzaro, Alessandra Di Salvo ,Giorgia della Rocca, Neuropharmacology of


Animal Pain: A Mechanism-Based Therapeutic Approach. J Vet Sci Med Diagn 2014,
3:1.
B, Sumariyono, Yoga I.Kasjmir, et al 2009. Nyeri . Dalam:Aru W Sudoyo(Ed).Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. Pp. 2483-2494.
Brune K, Patrignani P.2015.New insight into the use of currently available non
steroidal anti inflammatory drug. Journal of pain research.8 105-118
Chang, E.J.; Lee, W.J.; Cho, S.H.; Choi, S.W. Proliferative effects of flavan-3-ols and
propelargonidins from rhizomes of Drynaria fortunei on MCF-7 and osteoblastic
cells. Arch. Pharm. Res. 2003, 26, 620630.
Corwin, Elizabeth J, 2009 Nyeri dalam Buku Patofifiologi Edisi 3, Penerbit Buku
kedokteran EGC, Jakarta , hal 387-392
Christian, Dan .pain management process in physical activities.2014 .Vol. VI nr. 2
Dalimarta S, 2009, Atlas Tumbuhan obat Indonesia jilid 6, Pustaka Bunda, Jakarta
hal 76-82Departemen Kesehatan RI. 2013. Vitis vinifera l. Available at:
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/3159.pdf Accessed 19 April 2013.
Darmansjah.2004. Dasar Toksikologi : Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta: FKUI.
Hal: 762-780
Dewi, P.N.K. 2008. Penetapan Kadar Trans-Resveratrol dalam Ekstrak Anggur Bali
(Vitis vinifera L.) dengan metode KCKT (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga

Dewoto,

H.R. 2011. Analgesik Opioid Dan Antagonis. Dalam: Sulistiana Gun


Gunawan Ed. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5, Jakarta: Department Faramakologi
Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pp 210-229
Dominic Wu. Pain management [Internet]. c2012 [updated 2012 May 1; cited
2014 Feb 17]. Available from: http://www.fastbleep.com/medicalnotes/
other/15/31/511.
Edward GM Jr, Maged SM, Michael JM. Clinical Anesthesiology. New York: Mc Grow
Hill; 2006. Farris,Edmond J.1971. Breeding of the Rat: The Rat In Laboratory
Investigation. New York: Hafner Publishing Company. Hal : 1-7
Federer, W. Y., 1963. Experimental Design, Theory and Application. New York:
Mac. Millan. h: 544
Fine, A.M,. 2000. Oligomeric Proanthocyanidin Complexes: History, Structure,
and Phytopharmaceutical Applications. Altern Med Rev. 5(2):144-51
Fu, C. ,Hongyu Wang Wei Ling Ng ,Lixia Song and Dejian Huang. 2013.
Antioxidant Activity and Proanthocyanidin Profile of Selliguea feei Rhizomes.
Journal Molecules 18, 4282-4292; doi:10.3390/molecules18044282
Gosh, MN.1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific Book
Agency. Calculatta
Gu, L., Kelm, M.A., Hammerstone, J.F., Beecher, G., Holden, J., Haytowitz, D.,
Gebhardt, S., Prior, R.L. 2004. Concentration of Proanthocyanidins in common
foods and estimations of normal consumption. Journal of Nutrition; 134: 613-617.

Guyton

ACC, Hall JE 2008, Sensasi somatic: sensasi nyeri, nyeri kepala dan sensasi suhu
dalam buku ajar fisilogi kedokteran, edisi 11, EGC, Jakarta hal.625-631
Handoko P, 2008, Pengobatan Alternatif , PT Elek Media Komputindo, Jakarta Hal 109-110
Harmanto, N.S., Subroto, M.A. 2007. Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek Samping. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Hartwig,Wilson, Lorraine M et al 2006, Nyeri dalam patofisiologi klinis pproses proses
penyakit, Terjemahan Huriawati hartanio edisi 6 , EGC, Jakarta,pp 1063-1103
Isbagio H, Soeroso S, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi IV. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2006.p.1195-1201.
Kim, H.P, Kun Ho Son, Hyeun Wook Chang, et al, 2004. Anti- Inflammatory Plant Flavonoid
And Celluler Action Mechanism. Journal Pharmacological Sciences Volume 96.Pp 229-244.
Karcoglu O. Management of pain and practice of analgesia in the emergency setting. Trk
Aile Hek Derg 2010; 14: 53-63
Kumalaningsih S. 2007. Antioksidan Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana. Hal 65.
Lang F, 2007. Nyeri. Dalam : Silbernagl, S. Dan Florian lamng(ed). Teks dan atlas berwarna
patofisiologi. Jakarta: EGC.pp.320-321.
Latief AL, Suryadi KA, Dzchlan MR et al,2010, Petunjuk praktis anastesiologi edisi 2 FKUI,
Jakarta , hal 1234-1345
Lucia, 2011, Experimen farmakologik, Sandiwara, Surabaya hal 167-244.
Marazzitil D., Mungail F., Vivarellil L., Prestal S., Osso, B.D. 2006. Pain and psychiatry : a
critical analysis and pharmacological review. http://www. Cpementalhealth. Com /content /2
/1/31. January 25th, 2007.

Meliala,

L.KRT. 2004. Nyeri : Keluhan yang terbaikan konsep dahulu, sekarang


dan yang akan datang, Phd tessis. Universitas Gajah Mada, Jogjakarta
Meliala, L.KRT dan Rizaldy Pinzon.2007. Breakthrough in management of
acute pain. Dexa Media. Volume 20(4). Pp.151-155.
Notoatmodjo S,2000.Metodologi Penelitian Kesehatan, Asdi Mahasatya,
Jakarta
Nurcahyo, Jalu. 2010. Awas bahaya kanker rahim dan kanker payudara.
Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
ONeil, C. K. (2008). Pain Management. Pharmacotherapy Principle & Practice.
New York: The McGraw-Hill companies, 487 & 494.
Pierik et all 2014. Does an acute pain management protocol improve pain
treatment in patients with acute musculoskeletal pain? University Twente.
Potter PA,Perry AG, 2005, Buku Ajar Kedokteran Fundamental Edisi 4, EGC,
Jakarta, hal 1502-1533Rukmana, Rahmat,2009, Anggur Budidaya Dan
Penanganan Pasca Panen, Kanasius Yogyakarta.
Rushman, Davies, Cashman. Lees synopsis of anesthesia. Oxford:
Butterworth-Heinemann International Editions; 2005.
Setiadi. 2008. Bertanam Anggur. 25th ed. Jakarta : Penebar Swadaya, pp: 115

Shi,

J., Yu, J., Pohorly, J.E., Kakuda, Y. 2003. Polyphenolics in Grape Seeds-Biochemistry and
Functionality. Journal of Medicinal Food; 6(4): 291-299.
Soenarjo, Marwoto, Witjaksono, Hariyo S, Uripno B, Abdul L, et al. Anestesiologi. Semarang:
Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif Cabang Jawa Tengah; 2013.
Sogut ,O. Solduk, L. Gokdemir ,MT. Kaya, H. Impact of single-dose intravenous paracetamol
on lymphocyte DNA damage and oxidative stress in trauma patients. Biomedical Research
2015; 26 (1): 23-30 ISSN 0970
Sudjari, 1996.Tikus wistar sebagai hewan coba untuk penelitian dengan toksoid tetanus.
Malang: Majalah kedokteran UNIBRAW Vol: XII No.3
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. A., & Kusnandar. (2009).
ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI Penerbitan.
Sulaiman, M.R., Zakaria, Z.A., Daud, I.A., Hidayat, M.T. 2007. Anti nociceptive and antiinflammatory activities of the aq. Extract of Kaempferia galanga leaves in animal models.
Nat. Med. (Tokyo), 62(2), hal. 221-227.
Shi, John et al, 2003 Polyphenolic In Grape Seed Biochemistry and fungtionality University
of Guelph Ontario , Canada journal of medial food Vol, 6pp: 291-299
Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan nyeri, EGC, Jakarta, hal 1-63
Terra, X., Valls, J., Vitrac, X., Merrillon, J. M., Arola, L., Ardevol, A., Blade, C., FernandezLarrea, J., Pujadas, G., Salvado, J., Blay, M. 2007. Grape-seed procyanidins act as
antiinflammatory agents in endotoxin-stimulated RAW 264.7 macrophages by inhibiting
NFkB signalling pathway. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 55: 4357-4365.
Tsao, R. Chemistry and biochemistry of dietary polyphenols. Nutrients 2010, 2, 12311246.

Vasil

Georgiev , Anthony Ananga and Violeta Tsolova. Recent Advances and Uses of
Grape Flavonoids as Nutraceuticals. Nutrients 2014, 6, 391-415;
doi:10.3390/nu6010391
Weldimira V, Susantiningsih T, Aprilliana E, Sutiyarso.2011.The Influence Of Giving
Ethanolic Extract Of Red Ginger (Zingiber Officinale Roxb Var Rubrum) To The White
Rat (Rattus Norvegicus) SpragueDawley Spermatogenic Cell Count Exposed To
Cigarette Smoke, Faculty Medicine of Lampung University
Wilmana PF, Gan S, 2008, Farmakologi Dan Terapi,Edisi 6, FKUI, Jakarta, hal 230-246
Wilmana P.F, dan Sulistiana Gun, 2011. Analgesik-antipiretik, Analgesik-Antiinflamasi
Non Steroid Dan Obat Gangguan Sendi lainnya. Dalam: Sulistiana Gun Gunawan Ed.
Farmakologi Dan Terapi Edisi 5, Jakarta: Department Faramakologi Dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pp 230-246
Wiryanta B.T.W. 2007. Membuahkan Anggur di Dalam Pot dan Pekarangan. 5th ed.
Jakarta:Agromedia Pustaka, pp: 1-20.
Xia, E.Q., Deng, G.F., Guo, Y.J, Li, H.B. 2010. Biological Activities of Polyphenols from
Grapes. International Journal of Molecular Sciences; 11: 622-646.
Yamakoshi.J., Kataoka S., Ariga. 1999. Proanthocyanidin-rich Extract from Grape
Seeds Attenuates the Development of Aortic Atherosclerosis in Cholesterol-fed
Rabbits. JapanScience and Technology Agency. 43:81-89
Yuliawaty, E. 2011. Pemberian ekstrak etanol anggur (Vitis vinifera) memperbaiki
profil lipid darah tikus jantan wistar dislipidemia (tesis). Denpasar: Universitas
Udayana.

Wassalamualaikum wr.
wb

Anda mungkin juga menyukai