PERCOBAAN 5
ANTIINFLAMASI
DISUSUN OLEH :
NUR FADILAH FEBRIANI
200106135
1.2 PRINSIP
Mengetahui daya anti inflamasi yang digunakan pada hewan uji coba untuk diinduksi
radang buatan.
NSAIDs bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX), dan dengan
melakukan hal ini, NSAIDs juga bekerja untuk menurunkan produksi prostaglandin dan
Leukotriena. Prostaglandin COX-1 merangsang fungsi fisiologis tubuh, seperti produksi
mukus lambung yang bersifat protektif dan maturasi trombosit.
Sebaliknya, lintasan COX-2 diinduksi oleh kerusakan jaringan/ inflamasi, dan prostaglandin
yang dihasilkan merupakan substansi proinflamasi, inhibisi lintasan COX-2 akan mengurangi
respon inflamasi, mengurangi udema dan meredahkan nyeri.
Obat kortikosteroid anti-inflamasi, seperti kortisol dan prednisone menghambat pengaktifan
fosfolipase A2 dengan menyebabkan sintesis protein inhibitor yang disebut lipokortin.
Lipokortin menghambat aktifitas fosfolipase sehingga membatasi produksi PG. Preparat
steroid juga mengganggu fungsi limfosit sehingga produksi IL menjadi lebih sedikit. Keadaan
ini mengurangi komunikasi antar limfosit dan proliferasi limfosit. Oleh karena itu, pasien
uang menggunakan steroid dalam jangka pnjang lebih rentang terkena infeksi. (Chang dan
Daly, 2009).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 ALAT
ALAT FUNGSI
Stopwatch Sebagai alat penghitung waktu
Spuit injeksi dan jarum Sebagai alat menyuntikkan kepada mencit
Sarung tangan Sebagai alat pelindung diri
Timbangan hewan Sebagai alat penimbang berat hewan
3.1.2 BAHAN
BAHAN
Vaksin DTP (induktor, per IM)
Asam Asetat 1% (induktor, per IP)
Na CMC 1% (control)
Analsik (diazepam 2 mg + metampiron 500 mg)
(obat, per oral)
Hewan Coba (mencit)
Kapas
Alcohol
3.2 PROSEDUR
Pertama- tama yang dilakukan yaitu Mencit ditimbang dan diberi tanda sebatas lutut
pada kaki belakang lalu, di Bagi dalam 3 kelompok pada 3 ekor mencit: kelompok
sakit/positif, kelompok negative dan kelompok kontrol/pembanding, Kel. Sakit/positif
(diberikan induktor tapi tidak diberikan obat), Kel. Negatif (tidak diberikan induktor/obat
kecuali CMC 0,5 mL/20 g mencit), Kel. Pembanding (diinduksi dengan induktor dan diberikan
obat 0,2 mL/20 g mencit). Lalu Diamati dan catat volume udem yang terjadi setiap 15 menit
selama 1 jam. Dan data dapat Analisis.
diinduk
si
Kelompok 0.3 0.3 0.31 0.3 0.32 0.30 0.33 0.3 0.32 0.32 0.31
kontrol (-)
Kelompok 0.3 0.35 0.42 0.42 0.42 0.4 0.02 0.07 0.07 0.07 0.05
kontrol (+)
Kelompok 0.35 0.47 0.47 0.40 0.44 0.51 0.09 0.09 0.025 0.06 0.15
Uji
0 15 30 45 60
control (-)
Kelompok 0.05 0.12 0.12 0.12 0.1 0.102 -1600% 100%
control (+)
Kelompok 0.12 0.12 0.05 0.09 0.16 0.108 -1700% 105.88%
Uji
control (-)
Kelompok -0.28 -0.23 -0.23 -0.23 -0.25 -0,244 405% 100%
control (+)
Kelompok -0.26 -0.26 -0.325 -0.29 -0.2 -0.267 433.75% 109.426%
Uji
% Hambatan =
[(rata-rata volume udem kelompok kontrol (-) – rata-rata volume udem kelompok
= 719,28%
% Efektivitas =
x 100%
= -718,18%
4.2 PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anti inflamasi atau yang berarti radang yaitu ganguan iritasi yang di sebabkan oleh
berbagai rangsang atau luka-luka fisik. Dari data percobaan diatas semakin besarnya nilai %
efektifitasnya, maka suatu sediaan yang diujikan mampu menghambat udem. volume udem
kontrol positif mempunyai nilai paling kecil kemudian hasil menunjukan zat yang disuntikan
mempunyai kemampuan mengurangi udem.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, E., Daly, J., & Elliot, D. (2009). Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Houglum, J.E., Harrelson, G.L., Leaver-Dunn, D., 2005. Principles of Pharmacology for
Athletic Trainers, Slack incorporated, United State, 143.
Kee, J.L. dan Hayes, E.R.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, hal 140-
145, 435-443, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Mycek, M. J, Harvey, R.A. dan Champe, P.C., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar 2nd
ed. H. Hartanto, ed., Jakarta, Widya Medika.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta