Anda di halaman 1dari 7

Tugas analgesik 2 dan Menjawab Pertanyaan Protokol

1. Pendahuluan
Analgesik adalah suatu senyawa yang dapat menghilangkan rasa nyeri.
Pembebasan mediator kimia pada waktu terjadinya stimulus nyeri seperti
bradikinin dapat merangsang ujung ujung syaraf nyeri menimbulkan rasa
nyeri. Respon terhadap nyeri dan kesadaran akan nyeri dapat dipengaruhi oleh
komponen psikologik. Dalam hal ini meskipun nilai ambang nyeri relatif
konstan pada orang normal tetapi sensasi nyeri sendiri sebagai respon terhadap
stimulus nyeri dapat bervariasi. Berdasarkan tempat kerjanya analgesik dapat
digolongkan kedalam analgesik yang bekerja secara sentral seperti morfin dan
analgesik yang bekerja perifer yang dapat melibatkan komponen sental pula.
Prinsip pengujian efek analgesik secara eksperimental adalah mengukur
kemampuan obat untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi
nyeri dengan cara fisik atau kimiawi.

2. Bahan dan Alat Tikus putih jantan, larutan antalgin 10 % , Ketoprofen,


penangas air suhu 50oC, stopwatch, alat penahan tikus, alat suntik 1 mL

Metodologi 1. Metoda dengan panas


1. Masukkan ekor tikus pada penangas air, lamanya respon yang muncul
dicatat dengan cara mengamati waktu dari mulai ekor tikus dimasukkan
kedalam penangas sampai dengan munculnya jentikan ekor tikus dari
penangas air .
2. Ulangi prosedur ini 3 kali dengan selang waktu 2 menit untuk memperoleh
respon normal dari tikus
3. Data kedua dan ketiga diratakan dan dicatat sebagai respon normal masing
masing tikus terhadap stimulus nyeri (normal antara 3-5 detik)
4. Suntikan obat yang akan dievaluasi efeknya secara intraperitoneum
a. 1. Antalgin dosis 300 mg/kg bb
b. 2. Ketoprofene 5 mg/kg bb
5. Diamkan selama 10 menit
6. Masukan ekor tikus kedalam penangas air dan catat waktu respon yang
muncul. Ekor tikus tidak boleh dibiarkan berada dalam air pada lebih dari 10
detik. Bila hal ini terjadi harus diangkat dan dinyatakan sebagai kehilangan
rasa nyeri atau analgesia
7. Pengamatan dilakukan pada selang waktu 20, 30, 60, 90 dan 120 menit
8. Tabelkan dan buat kurva yang menggambarkan hubungan natara waktu
stimulus nyeri dan respon 1 grup 4 orang

Metoda 2. Analgesik
1. Berikan obat peroral 1 jam sebelum induksi dengan asetilkolin 0, 62.5,
250, 1000 mg/kg bb
2. Injeksikan asetilkolin dosis 0.25 mg/mencit
3. Hitung banyaknya geliat mencit selama 15 menit dengan interval
pengamatan 5 menit

Suatu eksperimen dilakukan sebagai berikut untuk mengetahui potensi analgesic


ekstrak teki
Metode induksi nyeri cara kimiawi. Induksi rasa nyeri secara kimiawi digunakan
asam asetat 3% yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% dengan cara disuntikkan secara
intraperitoneal yang diberikan 30 menit setelah pemberian bahan uji secara oral
(Turner, 1965). Nyeri ditandai dengan timbulnya writhing atau geliat yang
ditunjukkan dengan bagian abdomen menyentuh dasar tempat berpijak dan kedua
pasang kaki ditarik ke belakang (Astuti dan Pudjiastuti, 1996). Tiap kelompok
mendapat perlakuan sebagai berikut Kelompok I diberi ekstrak umbi teki dosis 0
mg/20 g bb; Kelompok II diberi ekstrak umbi teki dosis 1 mg/20g bb; Kelompok III
diberi ekstrak umbi teki dosis 3 mg/20 g bb; Kelompok IV diberi ekstrak umbi teki
dosis 5 mg/20g bb; Kelompok V diberi ekstrak umbi teki dosis 7 mg/20 g bb;
Kelompok VI diberi asetosal 200 mg/kg bb; semua kelompok sebanyak 0,5 ml/20 g
bb.
Daya analgetik dan efektifitas analgetik. Bahan uji diberikan secara oral, 30 menit
sebelum disuntikkan asam asetat. Pengamatan dilakukan pada mencit dengan melihat
jumlah geliat yang timbul langsung setelah pemberian asam asetat selama 30 menit
dengan selang waktu 5 menit. Efek analgetik bahan yang diuji dapat dilihat dengan
adanya penekanan jumlah geliat yang timbul selama 30 menit dibandingkan dengan
asetosal (Astuti dan Pudjiastuti, 1996).

Hasil pengujian
Tabel 1. Rata rata waktu geliat tiap eklompok perlakuan

Table 2. Waktu reaksi rata-rata mencit terhadap pelat panas dengan suhu 55oC yang
diukur 15 menit setelah perlakuan.
a. Hitung daya analgesic
b. Hitung prosen efektivitasnya
c. Bandingkan data hasil pengujian pada table 1 dengan table 2

Jawab
A. Daya analgesik
% Daya analgetik perlakuan 2

 Rata - rata jumlah geliat kelompok perlakuan 


100   x 100% 
=  Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol 
 13,49 
 100   x 100% 
 15,79 
 14,57%

% Daya analgetik perlakuan 3

 Rata - rata jumlah geliat kelompok perlakuan 


100   x 100% 
=  Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol 

 11,06 
 100 -  x 100% 
 15,79 
 29, 96%

% Daya analgetik perlakuan 4

 Rata - rata jumlah geliat kelompok perlakuan 


100   x 100% 
=  Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol 

 9,12 
 100 -  x 100% 
 15,79 
 42, 24%

% Daya analgetik perlakuan 5


 Rata - rata jumlah geliat kelompok perlakuan 
100   x 100% 
=  Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol 

 5,93 
 100 -  x 100% 
 15,79 
 62, 44%

% Daya analgetik perlakuan 6

 Rata - rata jumlah geliat kelompok perlakuan 


100   x 100% 
=  Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol 

 2,29 
 100 -  x 100% 
 15,79 
 85, 50%

B. Persen efektivitasnya
% Ekfektivitas perlakuan 2

 Rata - rata daya analgetik kelompok perlakuan 


 x 100% 
=  Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal 

 14, 57 
 x 100% 
 85, 50 
 17, 04%

% Efektivitas perlakuan 3

 Rata - rata daya analgetik kelompok perlakuan 


100   x 100% 
=  Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal 

 29, 96 
 x 100% 
 85, 50 
 35, 04%

% Efektivitas perlakuan 4

 Rata - rata daya analgetik kelompok perlakuan 


 x 100% 
=  Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal 

 42, 24 
 x 100% 
 85, 50 
 49, 40%

% Efektivitas perlakuan 5
 Rata - rata daya analgetik kelompok perlakuan 
100   x 100% 
=  Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal 

 62, 44 
 100 -  x 100% 
 85, 50 
 73, 03%

C. Bandingkan data tabel 1 dan tabel 2


Tabel 1. menunjukkan adanya pengurangan jumlah geliat setelah pemberian ekstrak
umbi teki dengan dosis yang meningkat, sedang kelompok asetosal mempunyai rata-
rata jumlah geliat terendah dibanding kelompok bahan uji lainnya. Jadi semakin tinggi
dosis ekstrak umbi teki yang diberikan, cenderung mengurangi jumlah geliat,
sehingga dapat menghambat rasa nyeri dan mempunyai efek analgetik.

Tugas analgesik 2
Metode Geliat
Bahan uji diberikan secara oral, 30 menit sebelum disuntikkan asam asetat.
Pengamatan dilakukan pada mencit dengan melihat jumlah geliat yang timbul
langsung setelah pemberian asam asetat selama 30 menit dengan selang waktu 5
menit. Efek analgetik bahan yang diuji dapat dilihat dengan adanya geliatan.
Perlakuan pada masing-masing kelompok mencit adalah sebagai berikut kelompok
I (kontrol) diberi perlakuan suspensi CMC Na 0,5% secara oral. Kelompok II diberi
suspensi Asetosal 65 mg/kgBB secara oral. Kelompok III, IV dan V berturut-turut
diberikan perlakuan ekstrak etanol buah cabai merah (10, 25 dan 50) mg/kgBB
(Sartika et al 2019). Metode ini tidak hanya sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga
memberikanevaluasi yang cepat terhadap jenis analgesik perifer (Gupta et al, 2003).

Metode Randall-Selitto
Metode Paw Pressure Test (Randall Selitto) menggunakan rangsangan tekanan
mekanis sebagai penginduksi nyeri. Prinsip metode ini adalah telapak kaki tikus
dijepit dan diberi tekanan (gram) dengan bobot tertentu yang akan terus meningkat
dalam waktu singkat. Respon yang dihasilkan berupa penarikan kaki atau
mengeluarkan suara secara tiba-tiba (Wong 2009) . Sebelum perlakuan hewan uji
diuji dengan alat UGO BASILE 37215 ITALY analgesy-meter terlebih dahulu,
dicatat waktunya sebagai T0. Tikus diberikan perlakuan sesuai kelompoknya secara
peroral. 30 menit kemudian tikus diberi rangsangan nyeri berupa tekanan dengan alat
ugo basile analgesy meter dengan tekanan beban tertentu. Pemegangan tikus harus
benar dan pastikan tikus dalam keadaan tenang agar tikus bisa beradaptasi dengan alat
uji. Kemudian beban dijalankan dan dihentikan jika tikus sudah memberikan respon
dengan penarikan kaki. Berat beban dicatat dalam gram. Pengujian ini dilakukan
selama 4 jam dengan rentang waktu tercatat, yaitu 30 menit, 60 menit, 120 menit, 180
menit dan 240 menit ( Dila dan Rejeki 2019).

Metode formalin
Metode ini merupakan suatu metode untuk mengetahui efek analgesik obat pada nyeri
kronik formalin digunakan sebagai penginduksi yang diinjeksikan secara subkutan
pada permukaan kanann/ kaki tikus yang menimbulkan respon berupa menjinjitkan
kaki. Respon ini dinilai dari skala 0 sampai 3 (Parmar & Prakash 2006; Heidari et al
2009)

Metode induksi nyeri cara panas


Pada metode ini hewan percobaan ditempatkan diatas plat panas dengan suhu tetap
sebagai stimulus nyeri, memberikan respon dalam bentuk mengangkat atau menjilat
telapak kaki depan, atau meloncat. Selang waktu antara pemberian stimulus nyeri dan
terjadinya respon, yang disebut waktu reaksi, dapat diperpanjang oleh pengaruh obat-
obat analgesika. Perpanjangan waktu reaksi ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai
ukuran dalam mengevaluasi aktivitas analgesika (Kelompok Kerja Ilmiah 1993).

Metode penapisan analgesik untuk nyeri sendi


Obat analgesik tertentu dapat mengurangi atau meniadakan rasa nyeri sendi, tipe nyeri
arthritis pada hewan percobaan yang ditimbulkan oleh suntikan intramuskular laruta
AgNO3 1%. Setelah diinduksi, terhadap tiap tikus dilakukan gerakan fleksi pada
sendi sebanyak 3 kali dengan interval 10 detik. Sedian uji dinyatakan bersifat
analgesik untuk nyeri sendi, jika hewan tidak mencicit kesakitan oleh gerakan fleksi
yang dipaksakan, pada waktu-waktu setelah pemberian sedian uji (Kelompok Kerja
Ilmiah 1993).

Daftar Pustaka
Dila KY, Rejeki HS. 2019. Uji aktivitas analgetik ektrak etanol daun inggu (Ruta
angustifolia) pada tikus putih jantan. Journal Syifa Sciences and Clinical
Research. 1(2): 57-69.
Heidari MR, Foroumadi A, Noroozi H, Kermani AS dan Azimzadeh. 2009. Study of
the anti-inflammatory and analgesic effect of novel rigid benzofuran-3, 4-
dihidroxy chalcone by formalin, hot plate and carrageenan test in the mice.
Pak.J.Pharm. 22(3): 395-401.
Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan
Pengujian Klinik. Jakarta (ID): Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan
Alam
Parmar NS & Prakash S. 2006. Screening Methods in Pharmacology. Oxford (UK):
Apha Science Internasional.
Sartika D, Aria M dan Susandra M. 2019. Uji efek analgetik ekstrak etanol buah cabai
merah (Capsicumannum L) terhadap mencit putih jantan. SCIENTIA. 9(1) :
36-43.
Wong CE. 2009. Uji Analgesik Kombinasi Tapak Liman dan Patikan Kebo Dengan
Metode Paw Pressure Test pada Tikus Putih. [Skripsi]. Universitas Surabaya,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai