Anda di halaman 1dari 15

Teknik Mikrobiologi Lanjut

Cara Pemberian Obat dan


Pemusnahan Hewan Uji
SITI KUSMARYENI
1806241444
Cara Pemberian Obat Pada Hewan
1. Mencit

a) Oral: b) Sub kutan:


Cairan obat diberikan dengan Kulit di daerah tengkuk diangkat dan ke
menggunakan sonde oral. Sonde oral bagian bawah kulit dimasukkan obat
ditempelkan pada langit-langit mulut dengan menggunakan alat suntik 1 ml &
atas mencit, kemudian perlahanlahan jarum ukuran 27G/ 0,4 mm. Selain itu
dimasukkan sampai ke esofagus dan juga bisa di daerah belakang tikus.
cairan obat dimasukkan.
Cara Pemberian Obat Pada Hewan

c) Intra vena
Mencit dimasukkan ke dalam kandang d) Intramuskular
restriksi mencit, dengan ekornya Obat disuntikkan pada paha posterior
menjulur keluar. Ekornya dicelupkan ke
dalam air hangat (28-30 ºC) agar
pembuluh vena ekor mengalami dilatasi,
sehingga memudahkan pemberian obat
ke dalam pembuluh vena.

e) Intra peritonial:
Pada saat penyuntikan, posisi kepala
lebih rendah dari abdomen.
Cara Pemberian Obat Pada Hewan
2. Tikus

Pemberian secara oral, intra muscular,


Pemberian secara sub kutan dilakukan di
intra peritonial dan intravena dilakukan
atas kulit tengkuk atau kulit abdomen.
dengan cara yang sama seperti pada
mencit.
Cara Pemberian Obat Pada Hewan
3. Kelinci

b) Sub kutan
a) Oral
Pemberian obat secara sub kutan
Pemberian obat dengan cara oral pada
dilakukan pada sisi sebelah pinggang atau
kelinci dilakukan dengan menggunakan
tengkuk dengan cara kulit diangkat dan jarum
alat penahan rahang dan feeding tube.
ditusukkan dengan arah anterior. Dengan
volume pemberian maksimal 1% BB.
Cara Pemberian Obat Pada Hewan
c) Intra vena
d) Intra muskular
Penyuntikan dilakukan pada vena
Pemberian intramuscular dapat dilakukan
marginalis di daerah dekat ujung
pada otot paha belakang. Hindari otot
telinga. Sebelum penyuntikan, telinga
posterior femur karena risiko kerusakan
dibasahi terlebih dahulu dengan alkohol
saraf siatik.
atau air hangat.

e) Intra peritoneal
Posisi diatur sedemikian rupa sehingga letak
kepala lebih rendah dari pada perut.
Penyuntikan dilakukan pada garis tengah di
muka kandung kencing .
Pemusnahan Hewan
Percobaan dengan hewan biasanya akan berakhir dengan mematikan hewan tersebut,
baik karena akan diambil organ in vitro nya selama atau pada akhir percobaan (misalnya
pengamatan histologi paru)

Untuk menilai bagaimana efek obat (misalnya efek toksik obat), atau karena hewan
tersebut mengalami penderitaan atau sakit dan cacat yang tidak mungkin sembuh lagi.

Istilah mematikan hewan uji dikenal sebagai euthanasia, yaitu suatu proses dengan cara
bagaimana seekor hewan di bunuh dengan menggunakan teknis yang dapat diterima
secara manusiawi.

Hal ini berarti hewan mati dengan mudah, cepat, tenang dengan rasa sakit yang sedikit
mungkin.
EUTHANASIA PADA HEWAN

Istilah “euthanasia” dipergunakan untuk menggambarkan proses bagaimana seekor hewan


dibunuh dengan menggunakan teknis yang dapat diterima secara manusiawi.

Hal ini berarti bahwa hewan dapat mati dengan perasaan tenang, tanpa adanya rasa sakit atau
pun rasa takut dan gelisah.

Dalam melakukan euthanasia, perlu diketahui dan dipertimbangkan bagaimana pemilihan


euthanasi yang tepat, penilaian kesakitan dan ketegangan, cara euthanasianya, dan bagaimana
pengaruh cara eutahanasia terhadap jaringan.
PEMILIHAN CARA EUTHANASIA
Pemilihan cara eutahanasia tergantung dari sifat penelitiiannya, spesies dari hewannya, dan juga dari
jumlah hewan yang akan dimatikan. Kriteria yang harus dipenuhi baik itu euthanasia secara
individual atau massal adalah sebagai berikut:

a) Hewan mati tanpa memperlihatkan kepanikan, kesakitan, dan kesukaran.


b) Hilangnya kesadaran dalam jangka waktu yang singkat.
c) Dapat diandalkan dan diulag kembali.
d) Aman untuk orang yang mengerjakannya.
e) Efek fisiologis sedikit mungkin.
f) Sesuai dengan syarat dan tujuan penelitian.
g) Efek yang sesedikit mungkin untuk observtor dan operator.
h) Pengaruh lingkungan seminimal mungkin.
i) Mudah, murah, relative bebas biaya dan peralatan mekanik.
j) Lokasi cukup jauh dan terpisah dari ruangan tempat pemeliharaan.
CARA EUTHANASIA

• Penting untuk diketahuii bahwa beberapa cara euthanasia secara estetika tidak
menyenangkan, seperti dekapitasi (pemenggalan kepala), stunning (dibuat
pingsan), dan eksanguinasi.
• Pada dasarnya eutahanasia dapat dilakukan secara fisik, dengan pemakaian zat
farmakologis yang non-inhalan, secara anestesi perinhalasi, dengan pemberian gas
yang non- anestetik, zat-zat transkuilisier, zat-zat bentuk kurare, striknin, dan
nikotin sulfat.
METODE EUTHANASIA
Euthanasia fisik

a) Cervical dislocation(pemutaran leher)


merupakan metode euthanasia untuk burung, hewan dengan bobot <125 gr, kelinci
dan rodensia dengan BB 125 gr – 1 kg.
b) Decapitation (perusakan otak lewat leher).
Decapitation dilakukan dengan jalan memotong kepala hewan dengan menggunakan
peralatan tajam dengan tujuan untuk memutus kepekaan saraf tulang belakang.
c) Stunning & exsanguinations (removal blood).
Merusak bagian tengah tengkorak agar hewan menjadi tidak sadar diikuti penyembelihan untuk
mengeluarkan darah dengan memotong pembuluh darah utama di bagian leher.
d) Captive bolt atau gunshot.
Metode yang umum dipergunakan di rumah potong hewan utamanya kuda, ruminansia dan babi.
METODE EUTHANASIA
Euthanasia Kimia

Agen inhalasi yang diperbolehkan adalah halothane, enflurane, methoxyflurane, nitrous


oxide karena nonflammable dan nonexplosive, carbondioxide, derivat barbiturat,
magnesium sulfat, KCl.

Agen inhalassi yang tidak boleh dipergunakan adalah Chloroform, gas hydrogen sianida,
CO, Chloral hidrat, striknin.

Eutanasia kimia umum dilakukan untuk euthanasia burung, mencit atau tikus dalam jumlah
banyak dengan cara meletakkan hewan pada kotak yang tertutup plastik yang dialiri gas
CO2 secara bertahap.

Agen inhalasi juga bisa dicelupkan dan diletakkan di dalam kotak sampai
hewan tidak sadar dan mati apabila fasilitas di bawah ini tidak tersedia.
EFEK EUTHANASIA TERHADAP JARIGAN

Efek Langsung terhadap Jaringan Efek tak Langsung terhadap Jaringan

 Secara umum, efek langsung euthanasi terhadap


jaringan tidak jelas, terutama pada zat-zat
Efek ini terutama disebabkan karena jaringan
farmakologis yang bersifat non-inhalasi.
menderita hipoksia, oleh karena itu perlu
 Perubahan yang terjadi pada euthanasi yang
penanganan hewan dengan selayaknya sebelum
menyebabkan anoksia tergantung dari
hewan mati dan dilakukan pengolahan secepatnya
kecepatan induksinyay dan terjadinya
dari jaringan setelah hewan mati, untuk memperoleh
perubahan gas di dalam darah.
gambaran histologis/ elektronmikroskop yang
 Pada keadaan anoksisa⇾ terlihat bendungan
optimal dengan perubahan yang minimal.
pulmoner dan udema, yang tingkatannya
tergantung dari kecepatan kematian.
DAFTAR ACUAN

1. Ansella.2008. animal Euthanasia.


2. Dworkin, R. M. Life’s Dominion: An Argument About Abortion, Euthanasia, and Individual
Freedom. Newyork: Knopf, 1993
3. Enny, T.S. 2004. Euthanasia: Tinjauan Etik pada Hewan. Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.
4. The Guide for the Care and Use of Laboratory Animals (National Research Council, National
Academy of Sciences, 2010)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai