Bab 1. Pendahuluan
1.2 Tujuan
1.2.1 mengetahui pegertian dari virus ebola;
1.2.2 mengetahui mengakanisme penangan virus ebola di Etoumbi;
1.2.3 mengetahui efektifitas penanganan wabah ebola di Etoumbi;
1.2.4 mengetahui efek samping dan efektifitas keamanan wabah ebola di
Etoumbi.
3
2.1 Pengertian
Virus Ebola atau lebih dikenal dengan nama Ebola Virus Disease
(EVD) merupakan salah satu dari penyakit demam berdarah virus,
disebabkan oleh virus genus Ebolavirus. Penyakit ini pertama kali ditemukan
tahun 1976 di Kongo dekat Sungai Ebola. Sejak saat itu wabah ebola terus
bermunculan namun penyebarannya masih belum merata. Virus ini dapat
berakibat fatal jika tekena pada manusia, karena dapat menyebabkan
kematian. Ada lima jenis virus ebola yakni: Bundibugyo ebolavirus, Zaire
ebolavirus, Reston ebolavirus, Sudan ebolavirus, dan Tai Forest ebolavirus.
Namun hanya tiga virus yang dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit
pada manusia yakni Bundibugyo ebolavirus, Zaire ebolavirus, dan Sudan
ebolavirus. Sedangkan dua virus yang lain Reston ebolavirus dan Tai Forest
ebolavirus hanya menyebabkan penyakit pada binatang seperti primata.
Kelelawar buah, gorila dan simpanse diyakini sebagai reservoir
pembawa virus ebola ini. Penularan dapat terjadi melalui penanganan
bangkai hewan yang terkena virus ebola. Transmisi langsung virus ini diduga
ditularkan melalui kelelawar buah ke manusia. Penyakit ini dapat menyebar
melalui orang ke orang melalui kontak langsung dengan darah dan cairan
tubuh penderita yang terinfeksi, perawatan medis dan proses penguburan
tradisonal. Masa inkubasi penyakit ini 2 21 hari, pasien akan mengalami
sindroom seperti influenza. Gejala terjangkitnya virus ebola ini ditandai
dengan demam, sakit kepala, nyeri sendi, diare, muntah, muntah dan
dehidrasi. Kematian terjadi dengan kegagalan multi organ. Tidak ada vaksin
yang dapat mencegah penyebaran virus ini, karena itulah pasien yang terkena
virus ebola diberikan perawatan pendukung dan melakukan isolasi pada
pasien. Cairan tubuh pasien penderita ebola yang telah meninggal tetap dapat
menularkan virus ini, sehingga proses peenguburan tradisonal harus
ditinggalkan guna mencegah penularan virus lebih luas.
4
2.2 Mekanisme
Penanganan wabah ebola di banyak negara saat ini berfokus pada
pencegahan menyebarnya virus tersebut kepada masyarakat sekitar. Indonesia
lebih memfokuskan melakukan pencegahan dengan melakukan skrining di
bandara terhadap wisatawan manca negara maupun warga Negara Indonesia
yang pernah melakukan kunjungan ke daerah yang terjangkit wabah.
Pemerintah juga membuat selebaran tentang ebola, penyebab, gejala serta
pencegahan dan apa yang harus dilakukan jika kita jatuh sakit.
5
3. Comparator (C)
Penanganan wabah di Etoumbi hanya berfokus setelah terjadinya bencana.
Pemerintah membentuk tim koordinasi yang bergabung dengan anggota
WHO untuk menanggulangi wabah ebola yang melanda daerah Kongo,
terutama lima daerah di Etoumbi. Tim melakukan interaksi dengan
penduduk baik secara langsung selama pertemuan publik atau melalui
tokoh masyarakat setempat. Masyarakat perempuan diidentifikasi dan
diberdayakan untuk meningkatkan kesadaran. Sebuah pencanang
tradisional dengan megafon juga digunakan untuk menyebarkan pesan
tentang penyakit dan pencegahannya.
4. Outcome (O)
Petugas kesehatan dari rumah sakit ini dan relawan Palang Merah dilatih
dalam teknik dilindungi perawatan, pemakaman aman, dan desinfeksi.
Tim yang sama bertanggung jawab untuk kebersihan di ruang isolasi,
penguburan aman, dan desinfeksi rumah kasus dan kematian. Tidak ada
kasus infeksi nosokomial terjadi. Korban yang meninggal dikuburkan oleh
relawan Palang Merah dalam kondisi aman.
pada tahun 2014, hal ini dikarenakan penderita dan penyebaran virus ini
terjadi begitu cepat dan tingkat kematian yang begitu tinggi.
3.3.2 Mekanisme
Didalam jurnal dijelaskan mekanisme penelitian mulai dari menentukan
lokasi wabah, konfirmasi siaga, investigasi, pengawasan dan pelacakan
kontak pasien yang terkena wabah. Penjabarannya ialah sebagai berikut:
a. Lokasi wabah
Pertama kali yang dilakukan pemerintah Kongo untuk mengurangi
penyebaran infeksi dengan menetukan daerah yang sekiranya lokasi
berkembangnya wabah. Wabah ini diduga berasal dari kelelawar
yang terinfeksi dan sebagian besar penduduk sana mencari nafkah
dengan cara berburu di hutan setempat dan mengolah makanan hasil
buruan mereka, jadi besar kemungkinan penduduk yang bekerja
sebagai pemburu dapat dicurigai terinfeksi virus ini. Selain itu,
pelayanan kesehatan disana juga tidak berfungsi optimal, penduduk
lebih memilih berkonsultasi dengan dukun setempat. Puskesmas
Kongo daerah Etoumbi tidak memiliki dokter dan tidak mempunyai
ambulan. Pengelola puskesmas ini adalah perawat.
b. Siaga dan konfirmasi
Pemerintah mengirimkan tim teknis untuk menyelidiki wabah dan
untuk mengatur langkah-langkah pengendalian, jika tindakan
pengendalian diperlukan. Mereka bergabung dengan para ahli dari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Kantor Regional untuk Afrika
dan dari CIRMF Gabon (Centre International de Recherches
Mdicales de Franceville). Mereka mengambil sampel darah pasien
yang dicurigai terjangkit virus ebola.
c. Investigasi, pengawasan dan pelacakan kontak
Tim teknis mencari kasus wabah dan kasus kematian karena wabah.
Tiga jenis penyelidikan epidemiologi dilakukan: pencarian untuk
asal epidemi, melaporkan kasus dan kematian, dan pengawasan,
deteksi dan tindak lanjut dari kontak. Informasi yang dikumpulkan
10
Bab 4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Penanganan wabah di Etoumbi hanya berfokus setelah terjadinya
bencana. Pemerintah membentuk tim koordinasi yang bergabung dengan
anggota WHO untuk menanggulangi wabah ebola yang melanda daerah
Kongo, terutama lima daerah di Etoumbi. Tim melakukan interaksi dengan
penduduk baik secara langsung selama pertemuan publik atau melalui tokoh
masyarakat setempat. Masyarakat perempuan diidentifikasi dan diberdayakan
untuk meningkatkan kesadaran. Sebuah pencanang tradisional dengan
megafon juga digunakan untuk menyebarkan pesan tentang penyakit dan
pencegahannya. Sedangkan penanganan wabah ebola di banyak negara saat ini
berfokus pada pencegahan menyebarnya virus tersebut kepada masyarakat
sekitar. Indonesia lebih memfokuskan melakukan pencegahan dengan
melakukan skrining di bandara terhadap wisatawan manca negara maupun
warga Negara Indonesia yang pernah melakukan kunjungan ke daerah yang
terjangkit wabah. Pemerintah juga membuat selebaran tentang ebola,
penyebab, gejala serta pencegahan dan apa yang harus dilakukan jika kita
jatuh sakit.
4.2 Saran
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep kompleksitas manajemen
bencana wabah ebola utamanya dalam membuat perencanaan prabencana pada
populasi dengan risiko tinggi sebagai usaha untuk memupuk pengetahuan dan
keterampilan dalam manajemen bencana sehingga nantinya dapat mengurangi
dampak terjadinya bencana.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan diharapkan memiliki
keterampilan, kemampuan dan pengetahuan untuk mengimbangi kompleksitas
dampak dari bencana, dan diharapkan memiliki kompetensi yang mumpuni
untuk terlibat dalam manajemen wabah ebola.
15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN