Anda di halaman 1dari 85

VIRUS EBOLA DAN PENYAKIT YANG DI TIMBULKANNYA

Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang
disebabkan oleh virus tersebut. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan
dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 80% sampai 100%. Asal kata adalah
dari sungai Ebola di Kongo.
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa
inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin
untuk Ebola yang 90% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.

Penyebab Gejala Penyakit Ebola :


 - Virus Ebola
 - Pola Hidup tidak Sehat
 - Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
 - Kontak Langsung dengan Penderita Penyakit

Gejala Penyakit Ebola :


 - Diare  - Sakit Punggung
 - Mual  - Sakit Tenggorokan
 - Pusing  - Pembengkakan Pada Mata
 - Demam  - Pembengkakan Pada Alat Kelamin
 - Muntah  - Pendarahan Pada Mulut dan Dubur
 - Kelelahan  - Pendarahan dari Mata, Telinga, dan Hidung
 - Sakit Kepala  - Bintik Merah Pada Seluruh Tubuh yang
 - Panas Dingin Mengandung darah
 - Radang Sendi

Masa inkubasi :
Dengan masa inkubasi sekitar 8-21 hari, penderita yang terjangkit Ebola biasanya akan merasakan gejala
awal berupa demam, kelemahan otot, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Lebih lanjut, virus ini dapat
mengganggu fungsi ginjal dan hati, serta menyebabkan pendarahan di dalam maupun di luar tubuh.

Pengobatan Pada Gejala Penyakit Ebola


Dalam pengobatan pada gejala penyakit ebola ini sebenarnya belum ada obat yang 100% dapat
menyembuhkan dengan total, pengobatan yang dilakukan biasanya hanya dengan antivirus untuk
melawan virus menyerang semakin banyak. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit secara intensif
dengan obat-obatan yang membantunya untuk menjaga kondisi tubuh agar masih bisa bertahan dalam
melawan virus tersebut. Pendarahan yang sering terjadi pada penyakit ini, biasanya penderita akan
memerlukan tranfusi darah untuk mengganti darah yang sudah keluar. Karena penyebaran yang cukup
cepat seperti hanya dengan sentuhan kulit, maka pencegahan yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin
untuk tidak kontak secara langsung dengan penderita, dan jika ada keluarga menderita penyakit ini
sebaiknya dilakukan perawatan di rumah sakit untuk meminimalisir angka penularan yang terjadi. Dan
jika menemukan korban yang meninggal akibat penyakit ini, diusahakan untuk tidak terjadi kontak secara
langsung. Dan selalu menjaga kesehatan untuk meningkatan selalu sistem kekebalan tubuh untuk menjaga
tubuh dari serangan virus dan bakteri akibat penyakit. Semoga postingan saya bermanfaat dan wawasan
anda bertambah terutama mengenai gejala penyakit ebola.

TBC
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M.
bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri
Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu
penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif,
batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu
selama 2 minggu atau lebih.
Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam perspektif
epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host),
penyebab (agent), dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul tersebut.
Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS atau orang dengan status gizi yang buruk lebih
mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TBC.
Upaya dan Pengendalian Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:
Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat; Membudayakan perilaku etika berbatuk; Melakukan
pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat;
Peningkatan daya tahan tubuh; Penanganan penyakit penyerta TBC; Penerapan pencegahan dan
pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Proses Diagnosis Tuberkulosis
Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk terdeteksi. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara
untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:

 Rontgen dada.
 Tes Mantoux.
 Tes darah.
 Tes dahak.
HIV DAN AIDS – PENYEBAB, GEJALA, DAN PENGOBATAN

Penyakit HIV adalah penyakit yang menjadi momok menakutkan untuk banyak orang. Human
Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menjadi penyebab penyakit HIV ini. Virus HIV ini
menyerang kekebalan tubuh seseorang dan menyebabkan tubuh menjadi lemah.
Seseorang yang menderita penyakit HIV tidak selalu berarti dia juga menderita Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS). Perlu bertahun-tahun untuk pengidap virus ini dapat berkembang menjadi
AIDS. HIV/AIDS adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Namun, dengan obat yang tersedia saat ini seperti obat antiretroviral, sangat mungkin untuk
seseorang yang mengidap penyakit HIV atau penyakit AIDS ini memiliki hidup normal dengan kualitas
hidup optimal.
Penyakit HIV pertama kali timbul di Afrika, Haiti, dan Amerika Serikat pada 1978. Sementara
pada 1979 Amerika Serikat melaporkan kasus-kasus infeksi yang jarang terjadi. Namun, pada saat itu
para ilmuwan belum paham bahwa infeksi-infeksi langka itu didasari oleh suatu penyakit yang disebut
AIDS. Menurut Ditjen PPM dan PL Depkes RI, statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia secara kumulatif
sejak 1987 sampai 2010 berjumlah 20.564 orang dengan data orang meninggal dunia sebesar 3.936 orang.
 Penyebab Penyakit HIV
Penyebab HIV adalah virus jenis retrovirus yang menyebabkan sindrom defisiensi imun yang didapat
(AIDS). Virus HIV yang menjadi penyebab HIV/AIDS adalah virus yang mampu melemahkan
kemampuan seseorang untuk melawan infeksi dan kanker.
Ada 2 tipe virus HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih ganas daripada HIV-2. Masing-
masing ketegangan menyerang di daerah geografis yang berbeda namun gejala yang ditampilkan memang
sama. Orang dengan virus HIV yang dikatakan memiliki AIDS ketika mereka terdapat infeksi
atau kanker tertentu atau ketika jumlah CD4 (sel T) dalam tubuh kurang dari 200. Jumlah CD4 ditentukan
oleh tes darah di laboratorium.
 Penularan HIV
Setelah Anda sudah mengetahui penyebab penyakit HIV/AIDS, Anda juga perlu tahu bagaimana
penularan HIV. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui hubungan seksual atau melalui
transmisi antar jarum suntik yang umumnya dilakukan para pengguna narkoba hingga dari plasenta ibu
pada janinnya.
Apakah bersentuhan kulit dengan penderita akan menularkan HIV/AIDS. Jawabannya adalah tidak.
Maka dari itu, menjauhi pasien dengan gejala HIV seperti tidak mau berjabat tangan adalah sesuatu yang
tidak perlu dilakukan.
 Penyakit AIDS
Setelah Anda mengetahui penyakit HIV, hal lanjutan yang juga harus Anda ketahui adalah penyakit
AIDS. AIDS adalah tahap yang lebih maju dari infeksi HIV. Ketika sel-sel CD4 yang merupakan bagian
dari sistem kekebalan tubuh turun ke tingkat yang sangat rendah sehingga kemampuan seseorang untuk
melawan infeksi menjadi hilang.
Terdapat beberapa kondisi yang terjadi pada orang dengan infeksi HIV memiliki gejala adanya
kegagalan sistem kekebalan tubuh yang seperti penyakit AIDS. Lantas, siapa yang harus menjalani tes
HIV?
Orang yang dianggap berisiko tinggi untuk terpapar virus HIV, misalnya pengguna narkoba jarum
suntik dan pasangan seks lebih dari satu hingga wanita yang sedang hamil. Siapapun yang telah
terpapar jarum suntik atau paparan darah yang signifikan dari orang diketahui memiliki HIV atau dari
sumber yang tidak dikenal harus diuji juga.
Pada penyakit HIV ada yang disebut dengan ‘window period’ atau periode jendela, yaitu ketika
seseorang baru terinfeksi HIV. Gejala HIV tersebut sangat samar atau malah belum muncul.
Bahkan, ketika sebenarnya penyakit ini sudah ada dalam dirinya, namun ketika dites laboratorium,
darahnya memberikan hasil yang negatif. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena virus HIV belum cukup
kuat dan besar jumlahnya untuk menampakkan dirinya sebagai positif.
Justru hal ini yang berbahaya, dan bila seseorang tersebut memang berisiko, disarankan sebaiknya
memeriksakan lagi status HIV-nya 6 bulan selanjutnya sambil menunggu periode jendela selesai.
 Gejala HIV
Beberapa orang mendapatkan gejala HIV seperti flu dalam waktu satu bulan setelah terinfeksi. Gejala
ini biasanya hilang dalam seminggu sampai satu bulan. Seseorang dapat memiliki penyakit HIV selama
bertahun-tahun sebelum merasa sakit dan tampak seperti orang sehat pada umumnya, tanpa menujukkan
gejala HIV yang terlalu jelas.
Selama penyakit berlangsung, orang bisa mengalami infeksi jamur di lidah dan pada perempuan bisa
dengan mudah terkena infeksi jamur vagina berat atau penyakit radang panggul. Herpes zoster sering
terlihat sejak awal, sering sebelum seseorang didiagnosis dengan penyakit HIV.

Tanda-tanda bahwa penyakit HIV berubah menjadi AIDS meliputi:

 Demam yang tidak kunjung sembuh.


 Keringat malam.
 Merasa lelah sepanjang waktu (bukan dari stres atau kurang tidur).
 Merasa sakit sepanjang waktu.
 Kehilangan berat badan drastis.
 Pembengkakan kelenjar getah bening yang seperti benjolan bulat di leher, pangkal paha, atau
ketiak).
 Sariawan yang tidak kunjung sembuh.

Infeksi khas yang jarang terjadi pada orang sehat namun dapat terjadi pada pengidap AIDS:

 Sarkoma kaposi, tumor kulit yang terlihat seperti bercak gelap atau ungu pada kulit atau di
dalam mulut.

 Perubahan mental dan sakit kepala yang disebabkan oleh infeksi jamur atau tumor di otak dan
sumsum tulang belakang.
 Sesak napas dan kesulitan bernapas karena infeksi paru-paru.
 Demensia.
 Gizi buruk.
 Diare kronis.

 Diagnosis HIV
Apabila hasil skrining menunjukkan pasien terinfeksi HIV, maka pasien perlu menjalani tes
selanjutnya. Selain untuk memastikan hasil skrining, tes berikut dapat membantu dokter mengetahui
tahap infeksi yang diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat. Sama seperti skrining, tes
ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien, untuk diteliti di laboratorium.
Salah satu tes itu adalah hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh
HIV. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah CD4, semakin besar pula kemungkinan seseorang terserang
AIDS.
Pada kondisi normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500-1400 sel per milimeter kubik darah.
Infeksi HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik
darah.
Sementara itu, guna memastikan apakah pasien terinfeksi HIV, maka harus dilakukan tes HIV seperti:

 Tes antigen

Tes antigen bertujuan mendeteksi p24, suatu protein yang menjadi bagian dari virus HIV. Tes antigen
dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pasien terinfeksi.

 Tes antibodi
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat,
perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat
pemeriksaan.

Pengobatan HIV/AIDS
Pengobatan HIV/AIDS diharapkan mampu menolong penderita HIV. Sayangnya, hingga kini belum ada
obatnya untuk menyembuhkan penyakit HIV/AIDS secara total. Namun, dengan pengobatan HIV/AIDS
yang ada sekarang, maka penyebaran dan pertumbuhan penyakit ini dalam tubuh dapat ditekan dan
diperlambat dengan obat antiretroviral (ARV).
Tanpa pengobatan, hampir semua orang dengan HIV akan jatuh ke dalam kondisi AIDS. Ketika
seseorang menemukan bahwa dirinya mengidap penyakit HIV, kemungkinan orang tersebut tidak mulai
memutuskan untuk mengonsumsi obat segera padahal pengobatan HIV/AIDS harus dimulai sesegera
mungkin.
Keputusan untuk memulai antiretroviral dilihat riwayat medis masa lalu seseorang, lamanya waktu
mereka telah terinfeksi, jumlah sel-T CD4, dan kondisi kesehatan saat ini, serta komitmen untuk
mematuhi prosedur meminum obat untuk menekan perkembangan virus penyebab HIV/AIDS dalam
tubuhnya.
Kepatuhan pasien sangatlah penting mengingat pengobatan HIV/AIDS dengan ARV ini diminum seumur
hidup dan sekalinya tidak patuh, maka ditakutkan akan timbul suatu reaksi resistensi atau kebalnya virus
terhadap obat ARV sementara untuk menemukan obat ini membutuhkan penelitian bertahun-tahun
lamanya.
Saat ini para ilmuwan tengah meneliti dan mengembangkan vaksin HIV. Dua jenis utama dari vaksin HIV
yang saat ini sedang diteliti adalah vaksin untuk pencegahan dan terapi. Dengan adanya vaksin, infeksi
virus HIV sebagai penyebab HIV/AIDS diharapkan bisa ditekan.
Dengan mengonsumsi ARV, seorang ibu pengidap HIV yang sedang hamil tidak akan menularkan kepada
bayi yang dikandungnya. Namun, sebaiknya, pengidap HIV perlu berkonsultasi khusus kepada dokter
untuk merencanakan persalinan sampai dengan metode yang tepat untuk melahirkan dan memberikan ASI
lantaran virus penyebab HIV/AIDS ada di dalam tubuhnya.

Flu Burung / H5N1


Penulis :Felix Chikita FredyTanggal : 2017-09-21
Daftar isi
 Definisi
 Penyebab
 Gejala
 Pengobatan

DEFINISI
Flu burung (Avian influenza) atau H5N1 merupakan penyakit infeksi virus yang pernah menggemparkan
dunia, termasuk Indonesia. Flu burung sejak tahun 2009 ditetapkan organisasi dunia WHO berada pada
fase pandemik atau penularan yang cukup luas. Kasus pertama flu burung ditemukan di Hongkong tahun
1997.
Awalnya, flu burung merupakan penyakit pada hewan dan dengan penularan terbatas antarhewan. Sejak
ditemukannya kasus pada manusia, muncul dugaan dapat terjadi penularan flu burung pada hewan ke
manusia.

PENYEBAB
Flu burung diakibatkan oleh virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae. Subtipe dari virus
influenza tipe A tersebut ditunjukkan dengan huruf H (Hemaglutinin) dan N (Neuramidase). Subtipe
virus dengan kombinasi kode dari H1-H5 dan N1-N9 ditemukan pada binatang, sedangkan pada manusia
hanya ditemukan jenis H1N1, H1N2, H2N2, H3N3, H5N1, H7N7, dan H9N2. Strain virus tersebut yang
menyebabkan penyakit flu burung ialah subtipe H5N1.
Secara umum mekanisme infeksi virus H5N1 sama dengan infeksi virus lainnya. Infeksi diawali dengan
penempelan virus di permukaan spesifik yang berada pada permukaan sel di dalam tubuh. Selanjutnya,
suatu materi virus masuk ke dalam sel dan ikut berkembang biak dan bertambah banyak bersama sel.

GEJALA
Hampir semua kasus yang berakhir dengan kematian berhubungan dengan keterlambatan diagnosis flu
burung. Oleh karena itu, megetahui tanda dan gejala flu burung merupakan hal penting yang harus
diketahui. Gejala seseorang yang terinfeksi flu burung mirip dengan gejala infeksi saluran napas atas,
yakni:
1. demam tinggi (> 38o celcius);
2. sakit kepala;
3. sakit tenggorokan yang tiba-tiba;
4. batuk;
5. keluarnya ingus;
6. nyeri otot;
7. lemas;
8. timbulnya radang paru, pneumonia, yang jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat
menimbulkan kematian.

PENGOBATAN
Pengobatan flu burung harus cepat tanpa menunggu konfirmasi laboratorium. Obat yang dapat digunakan
sebagai antivirus oseltamivir, zanavir. Dosis obat yang diberikan adalah:
1. orang dewasa >13 tahun 2 x 75mg/hari selama 5 hari;
2. anak berumur >1 tahun dengan berat <15kg diberikan 2 x 30mg/hari; 15-23kg diberikan 2 x 45 mg/hari;
23-40 kg diberikan 2 x 60 mg/hari; dan berat badan >40 kg diberikan 2 x 75 mg/hari selama 5 hari.

Pnemonia, Penyakit Infeksi Paru yang Bisa Berakibat Fatal

Oleh Nimas Mita Etika MInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri
- Dokter Umum.
 268Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)268

Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang paru dan cukup sering terjadi di Indonesia.
Sebenarnya apa itu penyakit pneumonia? Apakah penyakit ini berbahaya? Apa penyebabnya dan
bagaimana mengobatinya?
Apa itu penumonia?

Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam
paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah,
sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir.

Kondisi paru-paru basah ini dapat dialami oleh siapa pun. Namun pneumonia pada anak bisa sangat
berbahaya dan menyebabkan kematian. Bahkan, badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan jika
penyakit pneumonia adalah penyebab 16% kematian balita di dunia pada tahun 2015. Sementara, di
Indonesia sendiri, dilansir dari CNN, penyakit pneumonia pada anak menyebabkan 2-3 balita yang
meninggal setiap jamnya.
Apa saja tanda dan gejala penyakit penumonia?

Bila Anda menderita paru-paru basah, maka berikut gejala dan tanda yang umumnya terjadi yaitu:

 Batuk terus-terusan, dengan disertai dahak


 Demam
 Berkeringat
 Menggigil
 Susah bernapas
 Dada sakit
 Nafsu makan menurun
 Detak jantung terasa cepat

Sementara, gejala yang cukup jarang terjadi tetapi bisa tetap muncul seperti:

 Kepala sakit
 Lemas dan lelah
 Mual dan muntah
 Nyeri sendi dan otot
 Batuk disertai dengan darah
Beberapa gejala tersebut umum dan sering terjadi pada orang yang mengalami penyakit pneumonia dan
akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini tergantung juga dengan kondisi masing-masing
individu. Bahkan penyakit pneumonia pada anak juga dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Berikut
adalah gejala yang akan muncul saat penyakit pneumonia pada anak terjadi:

 Anak di bawah usia 5 tahun, bisa mengalami nafas yang cepat dan tidak teratur.
 Bayi akan menunjukkan gejala muntah-muntah, lemas, tidak berenergi, dan sulit makan serta minum
Apa saja penyebab penyakit pnemonia?

Faktanya, pneumonia adalah penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Jadi,
penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika
seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.

Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin
dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah
saat seseorang bernapas.

Peluang Anda semakin besar untuk terkena penyakit pneumonia ini, bila Anda memiliki beberapa faktor
risiko tertentu. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit pneumonia adalah:

 Bayi yang berusia 0-2 tahun


 Lansia yang memasuki usia di atas 65 tahun
 Pernah memiliki riwayat penyakit stroke sebelumnya
 Cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, akibat penyakit atau penggunaan obat-obatan
tertentu seperti steroid.
 Memiliki kebiasaan merokok. merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru,
sehingga menyebabkan paru-paru basah.
 Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu, seperti asma, diabetes, gagal jantung, cystic fibrosis, HIV
dan AIDS.
 Sedang menjalani pengobatan kanker. Pengobatan kanker seperti kemoterapi dapat menurunkan
kekebalan tubuh, sehingga bakteri atau virus penyebab paru-paru basah ini dapat masuk.
 Sedang dirawat di rumah sakit. Bila Anda sedang dirawat di rumah sakit – meski bukan dirawat akibat
infeksi paru – maka Anda berisiko tinggi untuk terkena pneumonia. Pasalnya, virus dan bakteri penyakit
ini cukup banyak ditemukan di area rumah sakit.
Jenis-jenis pneumonia

Penyakit pneumonia dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, yaitu berdasarkan dengan penyebab, di
mana penyakit ini didapatkan, serta bagaimana paru-paru basah tersebut ditularkan.

Jenis pneumonia berdasarkan penyebabnya

 Pneumonia bakterial. Bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi paru-paru basah ini terjadi
yaitu Streptococcus pneumoniae. Sementara, Chlamydophlla pneumonia dan Legionella
pneumophila juga bakteri penyebab paru-paru basah.
 Pneumonia viral. Virus sering kali menjadi penyebab dari penyakit pneumonia pada anak. Biasanya,
gangguan yang disebabkan oleh virus ini, tidak terlalu serius dan hanya terjadi dalam waktu yang sebentar
saja ketimbang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri.
 Pneumonia mycoplasma. Mycoplasma adalah organisme yang bukan berasal dari jenis virus maupun
bakteri, tetapi dapat mengakibatkan gangguan yang sama. Biasanya, paru-paru basah jenis ini dialami
oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja serta dewasa muda.
 Pneumonia jamur. Penyakit jenis ini sering kali menyerang pasien yang mengalami penyakit kronis atau
orang yang memiliki sistem imun yang rendah. Jamur yang jadi penyebab pneumonia biasanya berasal
dari tanah.
Pneumonia berdasarkan lokasi terjangkitnya

 Pneumonia nosokomial. Jika Anda mengalami jenis gangguan ini, maka artinya Anda mendapatkan
penyakit tersebut ketika di rumah sakit. Penyakit ini dianggap lebih serius ketimbang kondisi paru-paru
basah lainnya, sebab biasanya bakteri yang menginfeksi cenderung sudah kebal dengan antibiotik.
 Pneumonia komuniti. Artinya, penyakit infeksi ini didapatkan dari lingkungan sekitar.

Pneumonia berdasarkan cara penularannya

 Pneumonia aspirasi. Penyakit ini terjadi ketika makanan, air, air liur, bahkan asam lambung masuk ke
dalam saluran paru-paru. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami gangguan mengunyah,
memiliki gangguan sistem saraf, atau sedang berada di bawah pengaruh alkohol.
 Pneumonia akibat ventilator. Infeksi penyakit pneumonia didapatkan setelah menggunakan ventilator.
Bagaimana cara dokter mendiagnosis penyakit pneumonia ?

Selain melihat gejala yang muncul, kondisi paru-paru basah ini dapat diketahui jika Anda melakukan
beberapa pemeriksaan kesehatan khusus, seperti:

 Rontgen dada. Dengan menggunakan sinar X, dokter dapat melihat bagian paru-paru yang terkena
penyakit pneumonia.
 Tes darah. pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui tipe virus atau bakteri yang menyebabkan
paru-paru basah ini terjadi.
 Tes dahak. Jika benar Anda mengalami paru-paru basah, maka virus atau bakteri yang menyebabkan
gangguan kesehatan ini akan terlihat pada dahak.
 Memeriksa kadar oksigen darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak oksigen yang
ada di dalam darah Anda. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan oksigen tidak bisa masuk ke dalam
aliran darah.
Bila Anda menunjukkan beberapa gejala yang parah, maka dokter biasanya akan meminta Anda untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut, seperti:

 CT scan. Bila penyakit infeksi paru yang Anda derita tak kunjung sembuh, maka dokter akan meminta
Anda untuk melakukan ct scan agar dapat dilihat kondisi paru Anda saat itu.
 Kultur cairan paru. Pemeriksaan ini mengharuskan dokter mengambil cairan di dalam paru dan
kemudian diperiksa kandungannya. Pemeriksaan ini membantu dokter untuk menetukan tipe infeksi yang
terjadi.
Apa saja obat pneumonia yang sering digunakan?

Penyakit pneumonia adalah penyakit yang disebabkan infeksi, sehingga pengobatan yang dilakukan
bertujuan untuk menghentikan infeksi dan mencegahnya datang di kemudian hari. Pengobatan yang
diberikan akan disesuaikan dengan tipe, keparahan dari infeksi paru yang terjadi, usia pasien, serta
kondisi pasien secara keseluruhan. Macam-macam opsi pengobatan pneumonia adalah:

Antibiotik

Obat antibiotik akan diberikan pada orang yang terserang penyakit pneumonia bakterial. Biasanya, tim
medis Anda akan memeriksa dulu jenis bakteri apa yang menyebabkan infeksi di organ paru, kemudian
akan disesuaikan dengan jenis antibiotik yang akan diberikan. Ketika pemberian antibiotik tidak dapat
mengatasi gejala infeksi yang dialami, maka bisa jadi bakteri telah kebal terhadap obat tersebut, sehingga
dokter akan menggantinya dengan jenis obat yang baru.

Obat antivirus

Obat ini digunakan untuk pasien yang mengalami infeksi akibat virus. Virus tidak bisa dilawan dengan
antibiotik, jadi kalau ada pasien yang mengalami infeksi paru setelah flu maka sebaiknya diberikan obat
antivirus, seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (relenza).

Obat batuk

Obat ini digunakan untuk meredakan gejala batuk yang biasanya dialami ketika infeksi paru menyerang.
Biasanya akan diberikan untuk membuat Anda lebih nyaman dan supaya Anda tidak merasakan sakit
akibat batuk terus menerus.

Obat penghilang rasa sakit

Bila Anda mengalami nyeri sendi atau otot, kepala pusing, atau demam, maka dokter akan memberikan
obat penghilang rasa sakit untuk meredakan gejala yang Anda alami,
seperti ibuprofen dan acetaminophen.

Apakah saya perlu dirawat di rumah sakit? Bila gejala infeksi yang Anda alami ringan dan tidak terlalu
parah, maka Anda hanya akan diberikan obat-obatan yang telah disebutkan sebelumnya. Anda akan
dirawat di rumah sakit karena paru-paru basah yang Anda miliki jika:

 Berusia lebih dari 65 tahun


 Memiliki gangguan fungsi ginjal
 Memiliki tekanan darah kurang dari 90/60 mm Hg. Selain itu, mengalami tekanan diastol kurang dari 90
mmHg atau memiliki tekanan darah sistol kurang dari 60 mmHg.
 Pernapasan terasa cepat, bernapas 30 kali atau lebih dalam satu menit
 Suhu tubuh di bawah normal
 Detak jantung di bawah 50 atau di atas 100

Bila hal ini terjadi pada Anda, sebaiknya Anda segera pergi ke IGD untuk mendapatkan pertolongan
pertama. Sementara pneumonia pada anak harus dirawat intensif di rumah sakit bila:

 Kurang dari 2 tahun


 Mengalami letargi atau penurunan kesadaran
 Sulit bernapas
 Mengalami dehidrasi
 Memiliki kadar oksigen yang rendah pada darah
Apakah pneumonia bisa disembuhkan hanya dengan minum obat?

Umumnya memang kondisi infeksi ini dapat disembuhkan hanya dengan konsumsi obat saja dan gejala
akan hilang dalam waktu yang sebentar. Setelah pengobatan diberikan, biasanya tubuh akan kembali
pulih hanya dalam waktu beberapa minggu saja.

Tapi hal ini tergantung dengan seberapa parah infeksi paru yang terjadi. Semakin parah gejala yang
dialami, maka waktu pengobatan yang dibutuhkan semakin lama. Pada beberapa kasus, penyakit infeksi
paru ini dapat datang kembali dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang kronis.

Gangguan kesehatan ini juga dapat memperparah penyakit yang sebelumnya telah Anda derita, seperti
contohnya memperparah gejala penyakit jantung.
Berbagai komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit pneumonia

Bila infeksi tidak ditangani dengan baik, maka akan ada komplikasi atau masalah kesehatan lain yang
timbul. Komplikasi yang akan timbul akibat pneumonia adalah:

 Bakterimia. Hal ini terjadi ketika bakteri penyebab infeksi masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan
penurunan tekanan darah, peradangan di dalam darah, bahkan dalam beberapa kasus mengakibatkan
kegagalan organ.
 Luka pada organ paru. Infeksi yang ditimbulkan membuat paru semakin banyak mengalami luka.
 Efusi pleura. Jika infeksi tidak ditangani dengan baik, maka cairan akan berkumpul pada bagian selaput
paru dan menyebabkan pasien semakin sulit bernapas.
 Infeksi pada salah satu bagian jantung. Bakteri dapat menginfeksi jantung juga meskipun tadinya
berada di organ paru. Kondisi ini disebut dengan endokarditis. Penyebaran infeksi ke jantung ini harus
segera ditangani, karena jika tidak pasien akan berisiko mengalami gagal jantung.
Apa yang harus saya lakukan saat sedang terkena pneumonia?

Perawatan di rumah juga harus diperhatikan untuk mencegah infeksi datang menyerang paru kembali.
Berikut adalah tips jika Anda sedang menjalani masa pemulihan dari infeksi paru di rumah:

 Istirahat yang cukup. Jangan kembali beraktivitas normal dulu jika gejala-gejala infeksi Anda belum
sembuh betul, apalagi suhu badan masih tinggi. Meskipun Anda sudah merasa lebih baik, sebaiknya
jangan terlalu lelah dan memaksakan diri. Hal ini dapat membuat kekebalan tubuh Anda kembali lemah
dan infeksi dapat kembali di kemudian hari.
 Minum air yang cukup. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dapat menolong Anda untuk
mengurangi jumlah lendir atau dahak di dalam paru.
 Mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran. Sebaiknya Anda konsumsi obat sesuai dengan anjuran yang
diberikan. Bila Anda diminta untuk mengonsumsi antibiotik, maka lebih baik Anda habiskan obat
tersebut. Pasalnya, jika tidak dihabiskan, bakteri penyebab infeksi dapat kebal terhadap obat yang Anda
konsumsi.
Apakah pneumonia dapat dicegah? Bagaimana cara pencegahannya?

Dalam banyak kasus, infeksi ini sebenarnya dapat dicegah. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan
agar tak terkena pneumonia adalah dengan pemberian vaksin serta menghindari berbagai faktor risiko dari
penyakit ini.

 Vaksinasi. Vaksin dianggap sebagai cara yang cukup ampuh untuk menghindari infeksi paru ini terjadi.
biasanya, ada vaksin yang memang khusus pneumonia dan ada vaksin untuk menangkal flu – karena
infeksi sering terjadi setelah flu. untuk mengetahui mana yang tepat untuk Anda dapatkan, sebaiknya
konsultasikan hal ini pada dokter Anda.
 Pastikan kalau anak-anak juga mendapatkan vaksin. Pneumonia pada anak juga dapat dicegah
dengan cara vaksin. Biasanya vaksin yang diberikan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun dengan
anak yang berusia 2-5 tahun berbeda. Karena pneumonia pada anak cukup berbahaya, sebaiknya segera
berikan vaksin pada si kecil dan diskusikan hal ini pada dokter anak Anda.
 Menerapkan pola hidup yang bersih. Karena penyakit pneumonia adalah penyakit infeksi, maka untuk
mengurangi risiko, Anda harus menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan. Sering-sering lah
untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir agar bakteri dan virus tak menempel di
permukaan kulit.
 Jauhi rokok. Kebiasaan ini hanya akan membuat saluran pernapasan Anda terinfeksi, termasuk organ
paru.
 Melakukan pola hidup yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan Anda secara
menyeluruh. Selain itu, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga rutin, Anda akan
memiliki sistem kekebalan yang kuat dan mampu menangkal berbagai zat asing masuk ke dalam tubuh.
 Pengertian Malaria


 Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit.
Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar,
penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
 Malaria jarang sekali menular secara langusng dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa
menular jika terjadi kontak langsung dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan juga bisa
terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu.


 Penderita Malaria di Indonesia
 Indonesia bersama negara-negara lain di seluruh dunia bergabung dalam sebuah komitmen global
yakni Millenium Development Goals (MDGs) untuk memberantas sejumlah penyakit, salah
satunya malaria.
 Angka kejadian malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API)
per tahun. API sendiri merupakan jumlah kasus positif malaria per 1.000 penduduk setiap
tahunnya.
 Program MDGs ini terus menunjukkan keberhasilan, yang ditunjukkan dengan API malaria di
Indonesia yang terus mengalami penurunan sejak 2011 hingga 2015. Pada tahun 2011, terdapat
1.75 kasus malaria per 1.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2015, angka menurun menjadi
0.85 kasus malaria per 1.000 penduduk.
 Meskipun telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, Indonesia masih belum bebas dari
malaria, terutama di Indonesia bagian Timur. Wilayah seperti Papua, NTT, Maluku, dan
Bengkulu merupakan penyumbang terbanyak angka kejadian malaria di Indonesia.
 Gejala Malaria
 Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi.
Gejala juga bisa muncul setahun setelah gigitan nyamuk, namun kasus ini jarang terjadi. Gejala-
gejala malaria umumnya terdiri dari demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-
muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.
 Jika Anda sudah terlanjur mengalami gejala-gejala malaria, segera temui dokter agar bisa
dilakukan diagnosis dan penanganan secepatnya. Malaria dapat didiagnosis dengan mudah
melalui tes darah yang sederhana.
 Parasit Penyebab Malaria
 Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Sebetulnya ada banyak jenis parasit Plasmodium,
tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya
disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia
adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
 Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit
akan masuk ke dalam aliran darah.
 Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau melalui pemakaian
jarum suntik secara bergantian. Meski kasus ini jarang sekali terjadi, Anda tetap harus berhati-
hati.
 Pengobatan Malaria
 Penderita malaria bisa sembuh total jika diobati dan dirawat dengan benar. Berbagai jenis obat-
obatan antimalaria dipakai untuk mengobati sekaligus mencegah penularan malaria.
 Obat-obatan yang diberikan tergantung pada beberapa hal, yaitu tingkat keparahan gejala-
gejalanya, jenis parasit yang menjadi penyebabnya, lokasi penularan malaria, serta kondisi
pasien. Jika pasien sedang hamil, pengobatannya akan dibedakan dengan penderita yang sedang
tidak hamil.
 Komplikasi Malaria
 Penyakit malaria akan memiliki dampak lebih buruk jika terjadi pada wanita hamil, bayi, anak
kecil, dan orang tua. Malaria berpotensi membuat ketahanan tubuh menurun secara drastis dalam
waktu yang singkat. Karena itu, penanganannya perlu dilakukan dengan cepat.
 Jika malaria tidak segera ditangani sejak awal, penyakit ini bisa menimbulkan beberapa
komplikasi seperti dehidrasi, anemia parah, gagalnya organ tubuh, dan beberapa kondisi lainnya.
 Pencegahan Malaria
 Pada dasarnya, malaria bisa dihindari. Untuk mencegah penularan malaria, pemerintah Indonesia
telah menjalankan berbagai program, misalnya tes darah massal dan memberikan obat antimalaria
secara gratis di daerah endemik malaria seperti di wilayah perdesaan di Papua dan Nusa
Tenggara.
 Menghindari diri dari gigitan nyamuk adalah cara yang paling penting untuk mencegah penularan
malaria. Anda bisa memakai kelambu untuk menutupi ranjang saat tidur, menyingkirkan
genangan air di sekitar rumah, memakai losion anti serangga, dan menggunakan pakaian atau
selimut yang menutupi kulit tubuh.
Kusta

Kusta, yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen, adalah penyakit yang menyerang
kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Kusta bisa
menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa.
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan hingga 40
tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1 hingga 20 tahun
setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita.

Penemuan kasus baru untuk penyakit kusta di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia menempati uratan
ketiga, setelah India dan Brasil, untuk penemuan kasus baru penyakit kusta pada tahun 2015. Sebenarnya
kusta adalah penyakit yang dapat diobati, namun adanya stigma negatif di masyarakat seringkali
menyebabkan munculnya diskriminasi terhadap penderitanya. Stigma negatif dan diskriminasi ini
berakibat kepada penemuan kasus baru dan pengobatan yang tertunda.

Gejala Kusta
Gejala dan tanda kusta tidak nampak jelas dan berjalan sangat lambat. Bahkan, gejala kusta bisa muncul
20 tahun setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh penderita. Beberapa di antaranya adalah:
 Mati rasa, baik sensasi terhadap perubahan suhu, sentuhan, tekanan ataupun rasa sakit.
 Muncul lesi pucat dan menebal pada kulit.
 Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
 Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
 Kelemahan otot sampai kelumpuhan, terutama otot kaki dan tangan.
 Kehilangan alis dan bulu mata.
 Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat menimbulkan kebutaan.
 Hilangnya jari jemari.
 Kerusakan pada hidung yang dapat menimbulkan mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan
tulang hidung.
Berdasarkan tingkat keparahan gejala, kusta dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu:

 Intermediate leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang sembuh
dengan sendirinya, namun dapat berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
 Tuberculoid leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang di antaranya
berukuran besar dan mati rasa. Selain itu, beberapa saraf juga dapat terkena. Tuberculoid
leprosy dapat sembuh dengan sendirinya, namun bisa berlangsung cukup lama atau bahkan
berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
 Borderline tuberculoid leprosy. Lesi yang muncul pada kusta jenis ini serupa dengan lesi yang
ada pada tuberculoid leprosy, namun berukuran lebih kecil dan lebih banyak. Kusta
jenis borderline tuberculoid leprosy dapat bertahan lama atau berubah menjadi
jenis tuberculoid, bahkan berisiko menjadi jenis kusta yang lebih parah lagi. Pembesaran saraf
yang terjadi pada jenis ini hanya minimal.
 Mid-borderline leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan plak kemerahan, kadar mati rasa sedang,
serta membengkaknya kelenjar getah bening. Mid-borderline leprosy dapat sembuh, bertahan,
atau berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
 Borderline lepromatous leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak
(termasuk lesi datar), benjolan, plak, nodul, dan terkadang mati rasa. Sama seperti mid-borderline
leprosy, borderline lepromatous leprosy dapat sembuh, bertahan, atau berkembang menjadi jenis
kusta yang lebih parah.
 Lepromatous leprosy. Ini merupakan jenis kusta paling parah yang ditandai dengan lesi yang
mengandung bakteri dan berjumlah banyak, rambut rontok, gangguan saraf, anggota badan
melemah, serta tubuh yang berubah bentuk. Kerusakan yang terjadi pada lepromatous
leprosy tidak dapat kembali seperti semula.

Penyebab Kusta dan Faktor Risiko


Kusta disebakan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini tumbuh pesat pada bagian tubuh yang
bersuhu lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki, dan lutut.
M. leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa berkembang di dalam beberapa sel manusia dan hewan
tertentu. Cara penularan bakteri ini diduga melalui cairan dari hidung yang biasanya menyebar ke udara
ketika penderita batuk atau bersin, dan dihirup oleh orang lain. Namun penyakit ini tidak mudah untuk
ditularkan, perlu beberapa bulan kontak yang sering dengan penderita kusta, sehingga penyakit ini dapat
ditularkan.
Sebelum ditemukan pada tahun 1873 bahwa kusta disebabkan oleh kuman, penyakit ini sangat erat
dengan stigma negatif, yaitu suatu hukuman atau kutukan yang diberikan kepada penderita karena dosa
atau kesalahan yang diperbuat oleh orang tersebut. Dampak stigma tersebut berlanjut hingga saat ini,
sehingga penderita seringkali mengalami diskriminasi dan dikucilkan dari kehidupan sosial.
Perlu ditekankan bahwa kusta adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan seseorang
tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman dengan penderita, duduk bersebelahan dengan
penderita, duduk bersama di meja makan, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga
tidak ditularkan dari ibu ke janin.
Ada beberapa faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.
Beberapa faktor risiko tersebut di antaranya adalah:

 Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan. Hewan
perantara tersebut di antaranya adalah armadillo dan simpanse.
 Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.
 Memiliki kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis Kusta
Kebanyakan kasus kusta dapat didiagnosis berdasarkan temuan klinis berupa kelainan bercak pucat atau
merah pada kulit yang mati rasa dan penebalan saraf. Setelah itu dapat dilakukan kerokan kulit (skin
smear). Pada daerah dengan angka kejadian tinggi, diagnosis dapat ditegakan walaupun pemeriksaan
kerokan kulit menunjukkan hasil negatif, sesuai dengan klasifikasi WHO terhadap penyakit kusta, yaitu:

 Paucibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit negatif.


 Multibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit postif.
Kerokan kulit yang positif maksudnya adalah ditemukan bakteri saat diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Kusta
Penderita kusta akan diberi kombinasi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi
penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan jenis kusta. Beberapa contoh antibiotik yang digunakan
untuk pengobatan kusta adalah rifampicin, dapsone, dan clofazimine.
Pembedahan umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan antibiotik. Tujuan prosedur
pembedahan bagi penderita kusta adalah untuk:

 Menormalkan fungsi saraf yang rusak.


 Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat.
 Mengembalikan fungsi anggota tubuh.
WHO berusaha keras untuk mengurangi banyaknya penderita kusta. Hal tersebut dilakukan mulai dari
memastikan setiap negara ikut andil dalam usaha ini, secara aktif mendeteksi penderita kusta dan
mengobatinya, hingga turut serta dalam meluruskan stigma dan mencegah diskriminasi terhadap
penderita. Tanpa adanya stigma dan diskriminasi, diagnosis akan ditegakkan secara cepat, sehingga
pengobatan tidak tertunda dan kecacatan akibat kusta juga dapat dicegah.

Komplikasi Kusta
Risiko komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat penyakit tersebut didiagnosis dan
diobati secara efektif. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati adalah:

 Mati rasa.
 Kebutaan atau glaukoma.
 Gagal ginjal.
 Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.
 Perubahan bentuk wajah.
 Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung.
 Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang, termasuk pada lengan, tungkai
kaki, dan telapak kaki.
 Kelemahan otot.
 Cacat progresif, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan, dan hidung.
Selain itu, diskriminasi yang dialami penderita dapat mengakibatkan gangguan mental seperti depresi dan
dapat berujung pada percobaan bunuh diri.

Pencegahan Kusta
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta terhadap masyarakat, terutama di
daerah endemik, merupakan langkah yang penting dalam mendorong para penderita untuk mau
memeriksakan diri, mendapatkan pengobatan, dan agar mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat. Sampai
dengan saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat
merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah kecacatan dan mencegah penularan lebih luas.

APA ITU DOTS


FEBRUARY 12, 2013 BY CHICIWIDIARTIS

DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)

Merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit melalui pengobatan jangka pendek
dengan pengawasan langsung. DOTs adalah tempat untuk konsultasi pasien TB.

Penanggulangan Tuberkulosis merupakan program nasional yang harus dilaksanakan di seluruh Unit
Pelayanan Kesehatan termasuk Rumah Sakit. Khusus bagi pelayanan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit
dilakukan dengan strategi DOTS. Hal ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik, karena dibutuhkan
kedisplinan dalam penerapan semua standar prosedur operasional yang ditetapkan, disamping itu perlu
adanya koordinasi antar unit pelayanan dalam bentuk jejaring serta penerapan standar diagnosa dan terapi
yang benar, dan dukungan yang kuat dari jajaran direksi rumah sakit berupa komitmen dalam pengelolaan
penanggulangan TB.

Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien TB
tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB
di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan
penularan TB.

Upaya penanggulangan TB dimulai pada awal tahun 1990-an WHO dan IUALTD (International Union
Against Tb and Lung Diseases) telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai
strategi DOTS, dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling
efektif (cost efective).

WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun
1995. Bank dunia menyatakan strategi DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif.
Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. Satu
studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di indonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan
strategi DOTS, setiap dolar yang digunakan untuk membiayai program penanggulangan TB akan
menghemat sebesar US$ 55 selama 20 tahun.

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci:


1. Komitmen politis
2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang
tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan
pasien dan kinerja program secara keseluruhan.

Strategi DOTS di atas telah dikembangkan oleh kemitraan global dalam penanggulangan TB (stop TB
partnership) dengan memperluas strategi DOTS sebagai berikut:
1. Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu DOTS
2. Merespon masalah TB-HIV, MDR-TB dan tantangan lainnya
3. Berkontribusi dalam penguatan siten kesehatan
4. Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
5. Memberdayakan pasien dan masyarakat
6. Melaksanakan dan mengembangkan riset.

Tim DOTS di Rumah Sakit


Adanya pengorganisasian kelompok SMF (staf medis fungsional) berasal dari unit terkait dengan
pasien TB dalam wadah fungsional yaitu Tim DOTS. Yang terdiri dari:
1. Ketua Tim DOTS rumah sakit

Ketua tim adalah seorang dokter spesial paru atau penyakit dalam atau dokter umum yang bersertifikat
Pelatihan Pelayanan Tuberkulosis dengan Atrategi DOTS di Rumah Sakit (PPTSDOTS).
2. Anggota

Terdiri dari:

◦ SMF Paru

◦ SMF Penyakit Dalam

◦ SMF Kesehatan Anak

◦ SMF lainnya bila ada (Bedah, Obgyn, Kulit dan Kelamin, Saraf, dll)

◦ Instalasi Laboratorium (PA, PK, Mikro)

◦ Instalasi Farmasi

◦ Perawat Rawat Inap dan Perawat Rawat Jalan terlatih


◦ Petugas pencatatan dan pelaporan, serta

◦ Petugas PKMRS

Tugas Tim DOTS di Rumah Sakit adalah:

Menjamin terselenggaranya pelayanan TB dengan membentuk unit DOTS di rumah sakit sesuai dengan
strategi DOTS termasuk sisitem jejaring internal dan eksternal. Dimana Tim DOTS di rumah sakit
melakukan:
1. Perencanaan terhadap semua kebutuhan bagi terselenggaranya pelayanan TB di rumah sakit,
meliputi diantaranya: tenaga terlatih, pencatatan dan pelaporan.
2. Pelaksanaan termasuk mengadakan rapat rutin untuk membicarakan semua hal temuan terkait
dengan pelaksanaan pelayanan terhadap pasien TB di RS.
3. Monitoring dan Evaluasi terhadap pelayanan DOTS di RS dan dalam pelaksanaannya
berkoordinasi dengan setiap SMF dan unit DOTS.

Tatalaksana Pasien TB di DOTS yaitu:


1. Penemuan tersangka TB

◦ Pasien dengan gejala utama pasien TB paru: batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih dianggap
sebagai seorang tersangka pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung.

◦ Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak
yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.

2. Diagnosis TB

◦ Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu-pagi-sewaktu
(SPS).

◦ Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB melalui
pemeriksaan dahak :BTA. Pemeriksaan lain seperti foto thoraks, biakan dan uji kepekaan dapat juga
sebagai penunjang diagnosis.

3. Pengobatan TB

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,


memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (obat anti
tuberkulosis).

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan lanjutan.

◦ Tahap Awal

pada tahap awal ini pasien mendapatkan obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat, bila pengobatan tahap awal ini diberikan secara tepat biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu, sebagian besar pasien TB BTA positif
menjadi BTA negatif dalam 2 bulan.

◦ Tahap Lanjutan
Pasien mendapat obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama (kurang lebih4 -6 bulan),
tahap lanjutan ini penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah kekambuhan.

4. Rujukan

◦ Melakukan rujukan ke UPK lain bagi pasien yang ingin pindah dengan menggunakan formulir
rujukan yang ada.

Formulir Pencatatan dan Pelaporan TB di DOTS


1. Formulir TB.01 : Kartu Pengobatan Pasien TB
2. Formulir TB.02 : Kartu Identitas Pasien
3. Formulir TB.03 : Register TB Kabupaten
4. Formulir TB.04 : Register Laboratorium TBC
5. Formulir TB.05 : Formulir Permohonan Laboratorium TBC Untuk Pemeriksaan Dahak
6. Formulir TB.06 : Daftar Suspek Yang Diperiksa Dahak SPS
7. Formulir TB.09 : Formulir Rujukan/Pindah pasien TB
8. Formulir TB.10 : Formulir Hasil Akhir Pengobatan Dari Pasien TB Pindahan

Melalui strategi DOTS ini diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB,
memutuskan rantai penularan, serta mencegah MDR-TB, dengan target program penanggulanga TB
adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70 % dari perkiraan dan
menyembuhkan 85 % dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat
menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya dan mencapai tujuan
MDGs (millenium development goals) pada tahun 2015. (sumber dari buku Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis : Depkes RI, 2011).
Apa itu TB yang resistan terhadap beberapa obat (MDR-TB) dan bagaimana kita
mengendalikannya?
Tanya Jawab Daring
Diulas pada Januari 2018
T: Apa itu TB yang resistan terhadap berbagai obat dan bagaimana kita mengendalikannya?
A: Bakteri yang menyebabkan tuberculosis (TB) dapat mengembangkan resistensi terhadap obat
antimikroba yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Multidrug-resistant TB (MDR-TB)
adalah TB yang tidak merespon setidaknya isoniazid dan rifampisin, 2 obat anti-TB yang paling kuat.
Dua alasan mengapa resistensi multi-obat terus bermunculan dan menyebar adalah salah penanganan
pengobatan TB dan penularan dari orang ke orang. Kebanyakan orang dengan TB disembuhkan
dengan rejimen obat 6 bulan yang ketat yang diberikan kepada pasien dengan dukungan dan
pengawasan.Penggunaan obat antimikroba yang tidak tepat atau salah, atau penggunaan formulasi
obat yang tidak efektif (seperti penggunaan obat tunggal, obat-obatan berkualitas rendah atau kondisi
penyimpanan yang buruk), dan penghentian pengobatan dini dapat menyebabkan resistansi obat, yang
kemudian dapat ditularkan, terutama di tempat yang ramai. pengaturan seperti penjara dan rumah
sakit.
Di beberapa negara, semakin sulit untuk mengobati MDR-TB. Pilihan pengobatan terbatas dan mahal,
obat-obatan yang direkomendasikan tidak selalu tersedia, dan pasien mengalami banyak efek samping
dari obat-obatan. Dalam beberapa kasus, bahkan TB yang resistan terhadap obat yang lebih parah
dapat berkembang.TB yang resistan terhadap obat secara luas, XDR-TB, adalah bentuk TB yang
resistan terhadap obat dengan resistansi tambahan terhadap lebih banyak obat anti-TB yang oleh
karena itu merespon lebih sedikit obat-obatan yang tersedia. Telah dilaporkan di 117 negara di seluruh
dunia.
Resistensi obat dapat dideteksi menggunakan tes laboratorium khusus yang menguji bakteri untuk
kepekaan terhadap obat-obatan atau mendeteksi pola resistensi. Tes-tes ini dapat berupa tipe
molekuler (seperti Xpert MTB / RIF) atau berdasarkan budaya lainnya. Teknik molekuler dapat
memberikan hasil dalam beberapa jam dan telah berhasil diimplementasikan bahkan dalam pengaturan
sumber daya yang rendah.
Rekomendasi WHO baru bertujuan untuk mempercepat deteksi dan meningkatkan hasil pengobatan
untuk MDR-TB melalui penggunaan tes diagnostik cepat baru dan rejimen pengobatan yang lebih
pendek dan lebih murah. Kurang dari US $ 1000 per pasien, rejimen pengobatan baru dapat
diselesaikan dalam 9-12 bulan.Tidak hanya itu lebih murah daripada rejimen saat ini, tetapi juga
diharapkan untuk meningkatkan hasil dan berpotensi menurunkan kematian karena kepatuhan yang
lebih baik terhadap pengobatan dan mengurangi mangkir.
Solusi untuk mengendalikan TB yang resistan terhadap obat adalah untuk:
 menyembuhkan pasien TB pertama kali
 menyediakan akses ke diagnosis
 memastikan pengendalian infeksi yang memadai di fasilitas di mana pasien dirawat
 memastikan penggunaan yang tepat dari obat lini kedua yang direkomendasikan.
Pada tahun 2016, diperkirakan 490.000 orang di seluruh dunia mengembangkan TB-MDR, dan
tambahan 110.000 orang dengan TB resisten-rifampisin juga memenuhi syarat untuk pengobatan TB-
MDR. Negara-negara dengan jumlah kasus MDR / RR-TB terbesar (47% dari total global) adalah
Cina, India dan Federasi Rusia. Diperkirakan sekitar 6,2% dari kasus-kasus ini adalah XDR-TB.
Kenali Diare pada Anak dan Cara Pencegahannya
0
OLEH ROKOM PADA 3 APRIL 2017TIPS SEHAT

Hampir semua orang mungkin pernah menderita diare. WHO mendefinisikan bahwa diare adalah suatu
kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari.
Perlu diketahui jika menderita diare kurang dari 14 hari, penderita mengalami diare akut, dan jika lebih
dari 14 hari, sudah dipastikan penderita mengalami diare kronis/persisten. Selain itu ada 3 derajat
dehidrasi diare yang tak kalah pentingnya untuk diketahui;
1. Diare Tanpa Dehidrasi, ciri-cirinya jika pada Balita, ia tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum
seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor kembali segera. Namun, Balita akan kehilangan cairan
<5% dari berat badan.
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang, biasanya Balita mengalami gelisah atau rewel, mata cekung, rasa
haus meningkat, turgor kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.
3. Diare Dehidrasi Berat, ditandai dengan lesu/lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali
sangat lambat > 2 detik, dan kehilangan cairan >10% dari berat badan.

Secara umum, penyebaran diare biasa terjadi melalui infeksi (kuman-kuman penyakit) seperti bakteri,
virus, dan parasite. Biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang tercemar atau kontak langsung
dengan tinja penderita. Penyebaran bisa juga terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh yang
disebabkan kurangnya asupan ASI kepada bayi sampai 2 tahun atau lebih. Di dalam ASI terdapat antibodi
yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit. Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang gizi buruk
akan mudah terkena diare.
Yang paling penting soal penyebaran diare adalah tergantung pada perilaku dan faktor lingkungan.
Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor utamanya dari kontaminasi air atau
tinja yang berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat.
Untuk mengatasi penyakit diare, berikut tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat
rumah tangga jika balita mengalami diare;
1. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya.
2. Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti.
3. Memberikan obat Zinc yang tersedia di apotek, Puskesmas, dan rumah sakit. Diberikan sekali sehari
selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti. Zinc dapat mengurangi parahnya diare,
mengurangi dursi dan mencegah berulangnya diare 2 sampai 3 bulan ke depan.
4. Memberikan cairan rumah tangga, seperti sayur, kuah sup, dan air mineral.
5. Segera membawa Balita diare ke sarana kesehatan.
6. Pemberian makanan sesuai umur :
7. Bayi berusia 0-6 bulan : hanya diberikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari
(pagi, siang, maupun malam hari). Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI.
8. Bayi berusia 6-24 bulan: Teruskan pemberian ASI, mulai memberikan Makanan Pendamping ASI
(MP ASI) yang teksturnya lembut seperti bubur, susu, dan pisang.
9. Balita umur 9 sampai 12 bulan: Teruskan pemberian ASI, berikan MP ASI lebih padat dan kasar
seperti nasi tim, bubur nasi, tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/wortel/kacang hijau.
10. Balita umur 12 sampai 24 bulan: teruskan pemberian ASI, berikan makanan keluarga secara
bertahap sesuai dengan kemampuan anak.
11. Balita umur 2 tahun lebih: berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi makan
orang dewasa. Berikan pula makanan selingan kaya gizi 2x sehari di antara waktu makan.
Anjuran Makan untuk Diare Persisten
1. Jika anak masih mendapat ASI: berikan lebih sering dan lebih lama, pagi, siang, dan malam
2. Jika anak mendapat susu selain ASI: kurangi pemberian susu tersebut dan tingkatkan pemberian
ASI. Gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah tempe, jangan beri susu kental
manis. Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan sesuai dengan kelompok umur.

Terdapat beberapa istilah pda penyakit diare, yakni:


 Diare akut bila berlangsung kurang dari 1 minggu;
 Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan disebabkan oleh infeksi, misalnya
diare akibat virus karena pelaksanaan yang kurang baik sehingga berlanjut hingga lebih dari 14 hari,
disentri yang tidak mendapat obat sehingga berlangsung lebih dari 14 hari, atau diare akibat bakteri yang
telah resisten terhadap sejumlah antibiotika sehingga berlangsung lebih dari 14 hari;
 Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan disebabkan oleh virus, misal
akibat gangguan fungsi usus dalam mencerna makanan, adanya suatu zat makanan yang tidak dapat
diserap tubuh, dan sebagainya;
 Disentri adalah diare yang disertai lendir dan darah. Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella atau
parasit Entamoeba histolotica;
 Kolera adalah diare cair yang hampir tidak dapat ditemukan ampas tinja sama sekali (watery diarrhea).
Kolera sering kali menimbulkan wabah dan sangat cepat menimbulkan dehidrasi sehingga menyebabkan
penderitanya meninggal. Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.
5.1. Anak dengan diare
Anamnesis
Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak dengan diare.
Tanyakan juga hal-hal berikut:

 Diare
o frekuensi buang air besar (BAB) anak
o lamanya diare terjadi (berapa hari)
o apakah ada darah dalam tinja
o apakah ada muntah
 Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
 Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya
 Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).
Pemeriksaan fisis
Cari:

 Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:


o rewel atau gelisah
o letargis/kesadaran berkurang
o mata cekung
o cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat
o haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.
 Darah dalam tinja
 Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan darah)
 Tanda-tanda gizi buruk
 Perut kembung.
Tidak perlu dilakukan kultur tinja rutin pada anak dengan diare.
Tabel 16. Bentuk klinis diare

DIAGNOSIS DIDASARKAN PADA KEADAAN

 Diare lebih dari 3 kali sehari


berlangsung kurang dari 14 hari
Diare cair akut
 Tidak mengandung darah

Kolera  Diare air cucian beras yang sering


dan banyak dan cepat menimbulkan
dehidrasi berat, atau
 Diare dengan dehidrasi berat selama
terjadi KLB kolera, atau
 Diare dengan hasil kultur tinja positif
untuk V. cholerae O1 atau O139

Disenteri  Diare berdarah (terlihat atau


dilaporkan)

Diare persisten  Diare berlangsung selama 14 hari


atau lebih

Diare dengan gizi buruk  Diare jenis apapun yang disertai


tanda gizi buruk (lihat Bab 7)

Diare terkait antibiotik  Mendapat pengobatan antibiotik oral


(antibiotic associated spektrum luas
diarrhea)

Invaginasi  Dominan darah dan lendir dalam


tinja
 Massa intra abdominal (abdominal
mass)
 Tangisan keras dan kepucatan pada
bayi.

10 Cara Mencegah Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit


Apakah Anda pernah mendengar tentang infeksi nosokomial? Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang
menyebar dan hinggap pada tubuh seseorang yang berada di lingkungan rumah sakit. Rumah sakit
memang termasuk salah satu fasilitas kesehatan umum yang digunakan untuk mengobati penyakit untuk
manusia. Rumah sakit menjadi lingkungan yang sangat rentan untuk penyebaran dan penularan sumber
penyakit termasuk virus, bakteri, kuman maupun jenis sumber penyakit lain. Penularan penyakit atau
infeksi nosokomial disebabkan oleh penyebaran dari orang yang ada di rumah sakit, termasuk pasien,
dokter, staf dan semua orang yang masuk di lingkungan rumah sakit. (baca juga: jenis penyakit menular,
penyebab dan pencegahannya)
Penyebab Infeksi Nosokomial

1. Para pasien yang dirawat atau para pengunjung rumah sakit dapat terinfeksi nokokomial karena tertular
oleh para dokter dan asistennya.
2. Para pasien terinfeksi nosokomial justru oleh para pasien lain yang berada dalam ruangan yang sama.
3. Pasien dalam satu rungan yang menggunakan toilet bersama.
4. Para pasien dirumah sakit terinfeksi nosokomial karena pengunjung atau famili yang sedang
menjenguknya
5. Para pasien dapat terinfeksi nosokomial karena peralatan medis yang tidak steril atau pernah dipakai
untuk merawat pasien lain tetapi belum disterilkan kembali.
6. Para pasien yang terinfeksi nosokomial melalui makanan yang terkontiminasi dengan virus atau bakteri
yang dibawa oleh para pengunjungnya.
Cara Mencegah Infeksi Nosokomial

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar dari ruangan pasien yang sedang mendapat perawatan
intensif dari dokter dan tim kesehatan lain (baca juga: bahaya akibat tidak mencuci tangan sebelum
makan – cara mencuci tangan yang benar dan steril)
2. Memakai perlindungan berupa masker mulut, sapu tangan, baju pelindung atau sarung tangan, topi ,
kacamata jika ingin berinteraksi dengan pasien atau para dokter yang terkait.
3. Melakukan suntik vaksin untuk mencegah kemungkinan penularan virus dan bakteri dalam ruangan
tertutup dan ber-AC, karena pada dasarnya ruangan AC adalah arus bolak balik yang seluruh partikel dan
udara dalam ruangan didalamnya tidak akan keluar kemana mana, sehingga mudah untuk menularkan
infeksi virus pada orang lain dalam ruangan yang sama. (baca juga: vaksin rabies pada manusia –
vaksinasi meningitis – manfaat dan efek samping – bahaya AC untuk kesehatan tubuh – efek penggunaan
AC bagi kesehatan dan lingkungan)
4. Mengkonsumsi suplemmen Vitamin C dosis tinggi atau multivitamin lain jika perlukan untuk
mempertahanakan kebugaran tubuh. (baca juga: penyakit akibat kekurangan vitamin C – akibat kelebihan
multivitamin (# sangat mengerikan))
5. Rajin mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C paling tinggi dan buah yang mengandung
vitamin C super tinggi dan manfaatnya.
6. Meningkatkan kekebalan tubuh agar kebal terhadap serangan berbagai macam virus terutama infeksi
nosokomial dengan cara : cara meningkatkan daya tahan tubuh – makanan, gaya hidup dan aktivitas –
vitamin untuk daya tahan tubuh dan sumbernya – cara meningkatkan antibodi dalam tubuh agar tidak
mudah sakit – cara meningkatkan stamina – aktivitas, mindset dan makanan)

7. Sedapat mungkin tidak memakai toilet yang telah dipergunakan oleh para pasien yang sedang menjalani
perawatan intensif, dikhawatirkan segala virus masih ada dilantai toilet yang belum mendapatkan
sterilisasi oleh pihak kebersihan rumah sakit.
8. Menjauhi segala peralatan medis yang telah dibuang ditempat sampah yang sebelumnya telah digunakan
untuk pengobatan misalnya jarum suntik, kapas, cairan obat obatan, cairan darah dan lain lain.
9. Mengkonsumsi banyak air putih selama berada di dalam ruangan pasien agar kondisi kesehatan tubuh
tetap kuat dan daya tahan tubuh tetap prima (baca juga: bahaya akibat kurang minum air putih – terapi air
putih – cara kerja dan manfaat – akibat kelebihan air putih dalam tubuh – efek kekurangan air putih bagi
tubuh)
10. Setelah Anda sampai dirumah dari rumah sakit sebaiknya segera mandi dan bersihkan diri dari segala
efek yang buruk yang kemungkinan bisa terjadi misaalnya penularan infeksi nosokomial. (baca
juga: akibat jarang mandi pagi dan sore – dampak bahaya mandi malam hari bagi kesehatan tubuh)
Penyakit Berhubungan dengan Infeksi Nosokomial
Kebersihan toilet dan fasilitas lain didalam rumah sakit sangat berperan besar dalam penularan penyakit
atau peertumbuhan segala bakeri dan virus dari beberapa pasien dengan penyakit yang berbeda. Penyakit
yang berhububungan dengan infeksi nosokomial , mencakup :

1. Adanya infeksi luka pasca bedah operasi yang belum kering


2. Adanya infeksi pada saluran pernafasan (penyakit asma – sesak nafas – penyebab gejala, penyakit,
pengobatan dan pencegahan – ISPA – TBC – jenis penyakit paru paru – ciri dan gejalanya)
3. Adanya infeksi pada kandung kemih atau seputar kemih (infeksi saluran kencing – jenis jenis penyakit
ginjal)
4. Adanya infeksi pada luka bakar yang parah (baca juga: penanganan luka bakar : ringan, sedang, berat –
pertolongan pertama pada luka bakar – ringan – sedang – berat – pertolongan pertama kena minyak
goreng panas)
5. Adanya infeksi saluran pencernaan (diare, disentri, hepatitis, maag, usus buntu, penyakit tifus,
dan penyebab cacingan – pencegahan dan pengobatan)
6. Adanya infeksi dan peradangan pada aliran darah
7. Adanya infeksi luka dan peradangan pada paru paru (baca juga: infeksi paru-paru – penyebab – gejala –
cara mencegah – makanan sehat)
Pihak yang Bertanggungjawab Atas Kebersihan Fasilitas Rumah Sakit?
Pencegahan infeksi nosokomial dapat dilakukan dengan penggunaan fasilitas rumah sakit dengan bersama
sama menjaga kebersihannya. Menjaga tempat agar tetap bersih dan tertata rapi sebenarnya bukan tugas
dari pihak kebersihan rumah sakit saja tetapi berlaku bagi seluruh yang ada didalam rumah sakit,
misalnya para pengunjung pasien, pasien rumah sakit dan para staf kesehatan yang terdiri dari dokter,
perawat, assisten perawat, pihak keamanan rumah sakit dan lain lain.
Siapakah yang Mudah Terserang Infeksi Nosokomial?
Pada dasarnya jika seseorang mempunyai kekebalan tubuh yang tinggi maka tubuh kuat melawan virus.
Orang yang mudah menerima infeksi nosokomial, adalah:

1. Pasien dirawat di ICU tetapi lebih dari 3 atau 5 hari.


2. Para manula atau orang orang yang berusia diatas 60 tahun
3. Seseorang yang mengalami gagal ginjal akut (baca juga: penyebab gagal ginjal akut dan kronik–
penyebab penyakit ginjal kronis wajib di ketahui)
4. Seorang pasien yang mengalami koma dan syok yang cukup lama seperti penderita stroke dan kecelakaan
dengan trauma kepala.
5. Seseorang yang pernah menjalani perawatan intensif dengan memakai antibiotik. (baca juga: jenis-jenis
antibiotik dan manfaatnya – efek samping antibiotik, obat berbahaya jangka panjang – bahaya antibiotik
untuk anak dan usia lanjut)
6. Orang yang sedang mengalami penyakit flu atau masuk angin.
7. Seseorang yang baru saja sembuh dari penyakit dan baru melewati masa pemulihannya didalam
pengawasan dokter yang terkait.
Faktor Penyebab Utama Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit
1. Faktor Eksogen

 Peralatan medis yang dipakai untuk perawatan kesehatan pasien yang tidak higienis
 Para dokter dan tim kesehatan lain yang merawat pasien
 Waktu (lama tidaknya ) pasien dirawat dirumah sakit
 Ruangan dan toilet yang tidak terjaga dengan baik.
2. Faktor Endogen

 Daya tahan tubuh yang buruk.


 Usia pasien.
 Jenis kelamin pasien.
 Penyakit yang pernah dialami pasien sebelumnya.
 Faktor kebiasaan buruk atau gaya hidup tidak sehat dari pasien.
Gejala Awal Infeksi Nosokomial adalah :

1. Keluar darah segar bersama air kencing dan perut terasa nyeri (baca juga: penyebab sakit pada saat buang
air kecil)
2. Tekanan darah menurun (baca juga: bahaya akibat darah rendah – penyebab darah rendah dan cara
mengatasinya – cara mengatasi darah rendah)
3. Gelisah dan stres. (baca juga: cara menghindari stres dan penyebabnya – cara menghilangkan stres berat
dengan cepat)
4. Sakit kepala. (baca juga: cara mengatasi sakit kepala tanpa obat secara alami – cara menghilangkan sakit
kepala sebelah dan menahun)
5. Proses urin yang sulit dan nyeri (baca juga: penyebab kencing sedikit sedikit dan terasa sakit – penyebab
anyang anyangan pada wanita dan pria)
6. Terserang demam. (baca juga: penyebab demam tinggi dan cara mengobatinya)
7. Terjadi pembengkakan dan peradangan didaerah luka sayatan pasca operasi
8. Kesulitan bernafas karena saluran pernafasan terganggu.
9. Paru paru membengkak dan menimbulkan sesak nafas daan nyeri dada.
Meningkatan kekebalan tubuh adalah jalan yang terbaik untuk pencegahan penularan penyakit yang
disebabkan virus. Anda bisa memulai dengan mengkonsumsi vitamin C, olahraga yang teratur, hidup
dengan gaya hidup yang sehat, mengkonsumsi makanan yang sehat dan membiasakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan aktifitas didalam dan diluar rumah.
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa
patogen dari satu inang ke yang lainnya. Vektor juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan
dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia
kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor dapat merugikan kehidupan manusia
karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit seperti yang
sudah di jelaskan di atas (Nurmaini,2001). Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi
penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor
tersebut (Menkes, 2010).
1. Definisi Vektor Penyakit
Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan arthropoda yang dapat
menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut
Nurmaini (2001), vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent
dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga dikenal sebagai
arthropod – borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases yang merupakan
penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan sampai kematian.
Di Indonesia, penyakit – penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada
daerah tertentu, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah, Chikungunya yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Disamping itu, ada penyakit saluran pencernaan seperti
dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.
1. Jenis-jenis Vektor Penyakit
Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas,
dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh
jumlah binatang (Nurmaini,2001). Berikut jenis dan klasifikasi vektor yang dapat menularkan penyakit :

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :


1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang
2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu
3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau
4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .
Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu
diperhatikan dalam pengendalian adalah :
1. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat
 Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
 Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
 Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
1. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
 Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
1. Ordo Anophera yaitu kutu kepala
Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.
Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai binatang pengganggu
antara lain:
 Ordo hemiptera, contoh kutu busuk
 Ordo isoptera, contoh rayap
 Ordo orthoptera, contoh belalang
 Ordo coleoptera, contoh kecoak
Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus yang dapat dikatakan sebagai binatang pengganggu, dapat
dibagi menjadi 2 golongan :
1. Tikus besar, (Rat) Contoh :
 Rattus norvigicus (tikus riol )
 Rattus-rattus diardiil (tikus atap)
 Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan)
1. Tikus kecil (mice),Contoh:Mussculus (tikus rumah)
Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari organ yang mempunyai
lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan termasuk di dalamnya kelas Insecta, kelas
Arachinida serta kelas Crustacea, yang kebanyakan speciesnya penting secara medis, sebagai parasit, atau
vektor organisme yang dapat menularkan penyakit pada manusia (Chandra,2003). Arthropoda yang
Penting dalam dunia Kedokteran adalah arthropoda yang berperan penting sebagai vektor penyebaran
penyakit (arthropods borne disease) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Peranan Vektor Penyakit
Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular penyakit. Vektor yang
berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut, lipan, kumbang, kutu kepala, kutu
busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal
sebagai arthropod – borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. Agen
penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu :
1. Dari orang ke orang
2. Melalui udara
3. Melalui makanan dan air
4. Melalui hewan
5. Melalui vektor arthropoda (Chandra,2003).
Vektor penyakit dari arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai arthropod –
borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases.
1. Arthropods Borne Disease
Istilah ini mengandung pengertian bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung jawab untuk
terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain. Paul A. Ketchum, membuat klasifikasi
arthropods borne diseases pada kejadian penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada tabel
dibawah ini :
1. Vektor penyakit merupakan vector yang berperan sebagai penular penyakit. Vektor penyakit
akibat serangga dikenal dengan arthropod – borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector
– borne diseases
2. Jenis-jenis dan klasifikasi vector penyakit yaitu phylum Arthropoda yang terdiri dari crustacea
Kelas Myriapoda Kelas Arachinodea Kelas hexapoda dan phylum chodata yaitu berupa tikus.
3. Peranan vektor penyakit adalah sebagai pengganggu dan penular penyakit dari host ke pejamu
(manusia)
4. Pengendalian yang dapat dilakukan dalam mengendalikan vector penyakit adalah Pengendalian
Vektor secara Terpadu (PVT), Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) dan
Pengendalian terapan (applied control)

PTM
Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak
menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam
banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual.
Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah
memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat
berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di
rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker
payudara. Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian
pada wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena
kanker serviks. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus
kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia.

Jenis Kanker Serviks


Deteksi jenis kanker serviks yang diderita pasien akan membantu dokter dalam memberikan penanganan
yang tepat. Jenis kanker serviks terbagi dua, yaitu:

 Karsinoma sel skuamosa (KSS). KSS adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi.
KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
 Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada saluran leher rahim.
Pada kasus yang jarang, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan.

Stadium Kanker Serviks


Tahap atau stadium digunakan untuk menjelaskan tingkat penyebaran kanker. Semakin tinggi stadium
kanker, maka semakin luas penyebarannya. Berikut ini adalah stadium kanker serviks berdasarkan
penyebarannya:
Stadium 1

 Sel kanker tumbuh di permukaan leher rahim, tetapi belum menyebar ke luar rahim.
 Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun
belum menyerang organ di sekitarnya.
 Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.
Stadium 2

 Kanker sudah menyebar ke rahim, namun belum menyebar hingga ke bagian bawah vagina atau
dinding panggul.
 Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun
belum menyerang organ di sekitarnya.
 Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.
Stadium 3

 Kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, serta menekan saluran kemih dan
menyebabkan hidronefrosis.
 Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun
belum menyerang organ di sekitarnya.
Stadium 4

 Kanker telah menyebar ke organ lain, seperti kandung kemih, hati, paru-paru, usus, atau tulang.
Penelitian mengungkapkan bahwa angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung stadium
yang dialami. Meskipun demikian, angka harapan hidup hanya hitungan persentase penderita yang masih
hidup, lima tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks.
Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup 5 tahun setelah
terdiagnosis kanker serviks. Perlu diketahui, banyak penderita yang hidup lebih dari 5 tahun setelah
didiagnosis kanker serviks. Berikut adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks
berdasarkan stadium yang dialami:

 Stadium 1 – 80-93%
 Stadium 2 – 58-63%
 Stadium 3 – 32-35%
 Stadium 4 – 15-16%

Pap smear

Pap smear adalah pemeriksaan kesehatan yang mampu mendeteksi kanker serviks. Bahkan para ahli
menyatakan bahwa tes ini juga bisa mendeteksi tahapan pre-kanker – satu tahap sebelum kanker serviks
terjadi.

Pap smear sebaiknya mulai dilakukan secara rutin dalam tiga tahun sekali ketika Anda telah menikah
ataupun telah melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan ini memeriksa jaringan sel serviks atau leher
rahim Anda. Pemeriksaan dilakukan ketika Anda tidak sedang mengalami menstruasi. Jadi, ketika
pemeriksaan dilakukan, dokter akan mengambil sedikit bagian dari leher rahim dan kemudian dilanjutkan
dengan pengecekan laboratorium.

Dari jaringan tersebut, akan ketahuan, apakah sel-sel leher rahim Anda normal atau tidak. Waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan tes pap smear tak lama , hanya sekitar 10-20 menit. Ketika akan melakukan
pap smear, perhatikan dulu aturan berikut ini:

 Jangan berhubungan seks dua hari sebelum tes.


 Jangan membersihkan vagina dengan douche dua hari sebelum tes. Bilas vagina cukup dengan air hangat.
 Jangan menggunakan kontrasepsi vagina, seperti busa, krim, atau jeli.
 Jangan menggunakan obat-obatan untuk vagina.

Biasanya, Anda juga diminta untuk mengosongkan kandung kemih Anda sesaat sebelum melakukan tes.
Selain itu, Anda juga harus memberitahukan dokter apabila sedang mengonsumsi pil KB atau pun sedang
keadaan hamil.

Tes IVA

Tidak seperti pap smear yang mungkin lebih dikenal, tes IVA (inspeksi visual asam asetat) adalah
pemeriksaan leher rahim yang juga bisa digunakan sebagai pendeteksi pertama. Jika dibandingkan dengan
pap smear, tes IVA cenderung lebih murah karena pemeriksaan dan hasil diolah langsung, tanpa harus
menunggu hasil laboratorium.

Jadi, tes IVA menggunakan asam asetat atau asam cuka dengan kadar 3-5 persen, yang kemudian
diusapkan pada leher rahim. Setelah itu, hasilnya akan langsung ketahuan, apakah Anda dicurigai
memiliki kanker serviks atau tidak.

Meskipun terdengar menyeramkan, sebenarnya pemeriksaan ini tidak menyakitkan dan hanya
membutuhkan waktu beberapa menit saja.

Ketika jaringan leher rahim memiliki sel kanker, maka biasanya jaringan akan terlihat luka, berubah
menjadi putih, atau bahkan mengeluarkan darah ketika diberikan asam asetat. Sementara, jaringan leher
rahim yang normal, tidak akan menunjukkan perubahan apapun.

Pemeriksaan ini dianggap pemeriksaan awal yang efektif dan murah untuk mendeteksi kanker serviks.
Pasalnya, tidak dibutuhkan waktu dan pengamatan laboratorium lagi untuk tahu hasilnya. Selain itu,
kelebihan tes IVA lainnya adalah pemeriksaan ini aman dilakukan kapan pun.

KANKER
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya
sehingga dapat menyebabkan kematian.

Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor
adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak
dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.
Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun
lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya
keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau
tidaknya kanker, yaitu:

1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
7. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
Pencegahan Faktor Risiko Jenis - Jenis
 KANKER DARAH ATAU LEUKEMIA

Kanker darah atau leukemia merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk sel
darah dalam sumsum tulang. Dalam kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang secara teratur di
saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul
Selengkapnya

 KANKER HATI

Kanker hati adalah tipe kanker paling umum kelima di antara laki-laki dan ketujuh di antara wanita.
Sekitar 85% kasus kanker hati di dunia terjadi di negara-negara yang masih berkembang.
Selengkapnya

 KANKER PAYUDARA

Kanker Payudara adalah kanker yang menyerang organ payudara. Payudara terbentuk dari lemak,
jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu). Saat seorang wanita melahirkan, Air
Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui saluran kecil saat menyusui.
Selengkapnya

 KANKER KULIT MELANOMA

Kanker kulit melanoma merupakan jenis kanker yang dimulai dari kulit manusia dan bisa menyebar ke
organ lain dalam tubuh. Kemunculan tahi lalat baru atau perubahan pada tahi lalat yang sudah ada
biasanya menjadi pertanda umum atau gejala melanoma. Hal ini bisa terjadi di seluruh tubuh, tapi
beberapa bagian tubuh yang sering terkena kemunculannya adalah, wajah, tangan, punggung dan kaki.
Selengkapnya

 KANKER LAMBUNG

Kanker lambung merupakan jenis kanker yang menggerogoti lambung, yaitu organ di dalam rongga perut
manusia yang menjadi salah satu bagian dari sistem pencernaan. Penyakit ini dapat diidap oleh orang-
orang pada segala usia, meski sebagian besar penderitanya berusia 55 tahun ke atas.
Selengkapnya

 KANKER LIDAH

Kanker lidah merupakan jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel lidah. Kanker lidah paling sering tumbuh
dan berkembang pada sel-sel skuamosa yang ada di permukaan lidah. Jenis kanker lidah ini dikenal
dengan istilah karsinoma sel skuamosa.
Selengkapnya

 KANKER MULUT

Kanker mulut merupakan jenis kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam mulut. Misalnya pada
lidah, gusi, bibir, dinding mulut, serta langit-langit mulut. Kanker ini dapat menyebar secara langsung ke
jaringan-jaringan di sekitar mulut atau melalui kelenjar getah bening.
Selengkapnya

 KANKER MATA

Kanker mata merupakan jenis kanker yang jarang terjadi dan bisa menyerang bagian luar mata (misalnya,
kelopak mata) atau bagian dalam mata (kanker intraokular). Selain itu, kanker ini juga bisa terjadi akibat
penyebaran dari kanker pada organ lain.
Selengkapnya

 KANKER OTAK

Tumor otak adalah hasil dari pertumbuhan sel-sel di otak secara tidak wajar dan tidak terkendali. Tidak
semua tumor otak bersifat ganas sehingga bisa dikategorikan sebagai kanker. Kanker otak ganas adalah
tumor yang cepat menyebar ke bagian lain otak dan tulang belakang.
Selengkapnya

 KANKER TIROID

Tumor otak adalah hasil dari pertumbuhan sel-sel di otak secara tidak wajar dan tidak terkendali. Tidak
semua tumor otak bersifat ganas sehingga bisa dikategorikan sebagai kanker. Kanker otak ganas adalah
tumor yang cepat menyebar ke bagian lain otak dan tulang belakang.
Selengkapnya

 KANKER SERVIKS

Kanker Serviks merupakan kanker leher rahim. Kanker ini menempati urutan ke 2 dari 10 kanker
terbanyak pada wanita. Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus
(HPV).
Selengkapnya

 KANKER PARU

Kanker Paru adalah tumor ganas yang menyerang organ paru. Rokok risiko utama Kanker Paru. Lebih
dari 80% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau perokok pasif

Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat sejak usia muda dan
menghindari faktor-faktor penyebab kanker. Meskipun penyebab kanker secara pasti belum diketahui,
setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan menghindari penyebab
kanker:
1. Mengenai makanan:
 Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan
 Lebih banyak makan makanan berserat.
 Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa kali sehari
 Lebih banyak makan makanan segar
 Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama
 Membatasi minuman alkohol
2. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual
3. Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok: berhenti merokok.
4. Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress
5. Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur.
6. Kenali Fakto-Faktor Risiko Sebagai Usaha Pencegahan Kanker
Setiap orang mempunyai risiko untuk terkenal kanker. Risiko akan meningkat pada setiap orang
yang mempunyai factor risiko kanker. Masing masing jenis kanker dapat dikenali.
Pencegahan dapat dilakukan karena kanker merupakan penyakit yang membutuhkan waktu lama
sebelum ditemukan. Mengenali factor risiko dan melakukan usaha penanggulangannya sejak dini
merupakan usaha pencegahan terjadinya kanker. Lakukan skrining dan deteksi dini jika
mempunyai factor risiko.

Apa itu penyakit stroke?

Penyakit stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu atau sama
sekali berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Dalam beberapa menit, sel-sel
otak mulai mati. Penyakit ini merupakan kondisi yang dapat mengancam hidup seseorang dan dapat
menimbulkan kerusakan permanen.

Ada 3 jenis kondisi

1. Stroke iskemik

Penyakit stroke iskemik adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area
otak terhalang oleh bekuan darah. Jenis penyakit ini bertanggung jawab atas 87 persen dari total kasus
penyakit ini

Bekuan darah sering diakibatkan oleh aterosklerosis, yang merupakan penumpukan timbunan lemak di
lapisan dalam pembuluh darah. Sebagian dari timbunan lemak ini bisa lepas dan memblokir aliran darah
di otak Anda. Konsepnya mirip dengan serangan jantung, di mana gumpalan darah menghalangi aliran
darah ke sebagian jantung Anda.

Kondisi ini bersifat embolik, yang berarti bekuan darah berasal dari bagian lain di tubuh Anda dan
kemudian berpindah menuju ke otak, lalu biasanya dari jantung dan arteri besar di dada bagian atas dan
leher.

Diperkirakan 15 persen kasus embolik ini disebabkan oleh kondisi yang disebut fibrilasi atrial In adalah
sebuah kondisi yang membuat jantung Anda berdetak tidak teratur. Ini menciptakan kondisi di mana
gumpalan bisa terbentuk di jantung, terlepas, dan berjalan ke otak. Bekuan darah yang menyebabkan
kondisi ini tidak akan hilang tanpa pengobatan.

2. Stroke hemoragik

Penyakit stroke hemoragik terjadi saat pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah. Stroke
hemoragik menyumbang sekitar 13 persen dari total kasus penyakit ini

Kondisi ini berawal dari pembuluh darah yang melemah, kemudian pecah dan menumpahkan darah ke
sekitarnya. Darah yang bocor jadi menumpuk dan menghambat jaringan otak di sekitarnya. Kematian
atau komapanjang akan terjadi jika pendarahan berlanjut.
Ada dua jenis stroke hemoragik. Pertama adalah aneurisma, yang menyebabkan sebagian pembuluh darah
melemah hingga mengembang layaknya balon dan kadang pecah. Lalu lainnya adalah malformasi
arteriovenosa, yaitu kondisi pembuluh darah yang terbentuk secara abnormal. Jika pembuluh darah
semacam itu pecah, bisa menyebabkan stroke hemoragik.

3. Stroke ringan

Transient ischemic attack (TIA) atau sering disebut stroke ringan adalah kekurangan darah pada sistem
saraf yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 24 jam atau bahkan hanya dalam beberapa menit.
Kondisi ini terjadi saat bagian otak tidak mendapat pasokan darah yang cukup. Anda memiliki risiko
stroke ringan yang lebih tinggi apabila Anda pernah mengalami transient ischemic attack.

Seberapa umumkah penyakit stroke?

Penyakit stroke dapat terjadi pada golongan usia berapapun. Anda dapat meminimalisir terkena penyakit
ini dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih
lanjut.
Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala stroke?

Gejala stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba dan hanya selalu menyerang satu sisi bagian tubuh. Hal
ini semakin memburuk dalam jangka waktu 24 sampai 72 jam. Gejala yang biasa terjadi termasuk:

 Sakit kepala tiba-tiba


 Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan
 Kelelahan
 Kehilangan kesadaran atau koma
 Vertigo dan pusing
 Penglihatan yang buram dan menghitam
 Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki
 Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala stroke yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala stroke berikut ini:

 Mati rasa, tidak berdaya, atau perasaan seperti kesemutan yang muncul tiba-tiba atau kehilangan
kemampuan untuk menggerakan wajah, lengan, atau kaki terutama jika terjadi hanya pada satu sisi tubuh
 Perubahan penglihatan secara tiba-tiba
 Susah bahkan tidak dapat berbicara
 Pusing secara tiba-tiba dan mengalami kesulitan dalam memahami kalimat sederhana.
 Bermasalah dengan berjalan dan menyeimbangkan badan.
 Rasa sakit kepala yang parah dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
 Anda mengonsumsi aspirin atau obat-obatan yang menghambat pembekuan darah namun
 Anda melihat adanya tanda-tanda pendarahan.
 Tersedak, dikarenakan makanan yang jatuh ke dalam tenggorokan.
 Memiliki tanda-tanda pembekuan darah di pembuluh dalam seperti: merah, panas, dan sakit pada daerah
tertentu di lengan atau kaki Anda.
 Lengan dan kaki semakin menjadi kaku dan tidak bisa diregangkan (spastisitas)

Jika seseorang memiliki kecenderungan untuk terkena gejala stroke, Anda sebaiknya memperhatikan
aktivitasnya untuk menjaga dan membawa mereka ke dokter segera mungkin;

 Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Periksa apakah satu sisi dari wajahnya tidak bereaksi
 Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangannya. Perhatikan apabila ada satu tangan yang
menggeluyur ke bawah.
 Mintalah orang tersebut untuk mengulangi kalimat sederhana. Periksa apakah ada kata-kata yang tidak
jelas dan apakah kalimat dapat diulang dengan benar.
Penyebab

Apa penyebab stroke?

Penyebab stroke dapat terjadi akibat:

 Penyebab stroke iskemik: Kondisi ini terjadi ketika darah yang membeku menyumbat pembuluh darah.
Jenis ini merupakan jenis yang biasa terjadi pada orang lanjut usia.
 Penyebab stroke hemoragik: Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak bocor atau pecah
sehingga darah mengalir ke dalam otak atau ke permukaan otak. Jenis stroke ini tidak seumum iskemik
namun lebih mematikan.
 Penyebab stroke ringan: Kondisi ini terjadi ketika plak atau darah yang beku pada pembuluh arteri
menghambat pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke
otak menjadi tersumbat dan menimbulkan kondisi ini terjadi.
Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan saya untuk berisiko terkena kondisi ini?

Ada banyak faktor risiko penyebab stroke :

 Faktor risiko gaya hidup:


 Berat badan berlebihan atau obesitas
 Tubuh yang tidak aktif bergerak
 Sering dan banyak mengonsumsi alkohol
 Pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin.

 Faktor risiko medis:


 Tekanan darah yang tinggi – risiko pada kondisi ini dapat memicu tingginya tekanan darah melebihi
120/80 mm Hg. Dokter Anda akan membantu menentukan berapa tekanan darah yang sesuai dengan
umur Anda baik Anda memiliki diabetes atau tidak
 Perokok aktif maupun yang terpapar asap rokok
 Kolesterol yang tinggi
 Diabetes
 Sleep apnea. Gangguan tidur di mana tingkat oksigen secara perlahan berkurang jumlahnya selama
malam hari ;
 Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, atau ritme jantung yang
tidak normal;
 Faktor lainnya yang berhubungan dengan risiko yang tinggi yaitu :
 Memiliki sejarah pribadi atau keluarga yang mengalami kondisi ini, serangan jantung, atau stroke
ringan
 Berumur di atas 55 tahun;
 Jenis kelamin. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan. Perempuan biasanya
terkena kondisi ini pada usia lanjut, dan lebih rentan terhadap kematian akibat penyakit ini
dibandingkan laki-laki. Selain itu, perempuan juga, memiliki risiko dari penggunaan pil KB atau
terapi hormon yang termasuk estrogen, juga dalam kondisi kehamilan dan melahirkan .

Tidak memiliki faktor-faktor risiko seperti di atas bukan berarti Anda tidak dapat terkena penyakit ini.
Faktor-faktor ini hanya sebagai referensi. Anda sebaiknya konsultasi dengan dokter Anda untuk
penjelasan yang lebih rinci.

Apa saja pilihan obat stroke?

Obat stroke umumnya dapat dilakukan dengan beberapa metode pengobatan. Namun, penderita dapat
bertahan jika sesegera mungkin dibawa ke ruang gawat darurat di rumah sakit.

Jika gejala stroke yang terjadi dialami disebabkan oleh gumpalan darah, obat stroke yang dapat
digunakan adalah obat untuk mencairkan darah. Agar efektif, perawatan obat stroke ini harus segera
dilakukan dalam jangka waktu 3 sampai 4 ½ jam setelah adanya gejala pertama yang muncul. Selain itu,
dokter juga bisa memberikan obat stroke lainnya yang dapat mencairkan darah
seperti Heparin, Warfarin (Coumadin), Aspirin atau Klopidogrel (Plavix).

Penyakit stroke dapat menyebabkan tidak bekerjanya beberapa fungsi tubuh. Seberapa besar
kemungkinan seseorang bisa pulih belum bisa diketahui. Banyak orang membutuhkan rehabilitasi seperti
terapi bicara, terapi fisik, dan terapi kerja.

Pengobatan juga harus dilakukan pada sejarah kondisi medis penderita seperti tekanan darah tinggi,
diabetes, perokok, gaya hidup, dan tingkat kolesterol yang tinggi.

Kondisi lainnya juga harus dicegah dengan cara mengurangi atau menghilangkan penyebab stroke awal
pada penderita. Banyak orang dapat melakukan ini dengan penggunaan obat-obatan untuk mencegah
penggumpalan darah.

Sering kali, mengonsumsi takaran kecil aspirin setiap hari dapat membantu. Selain itu, kita juga harus
mengendalikan tekanan darah yang tinggi dan mengurangi risiko komplikasi lainnya seperti diabetes,
tingkat kolesterol yang tinggi, merokok, dan berat badan yang berlebihan.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini?

Dokter akan mendeteksi dan memberikan obat stroke berdasarkan sejarah medis dan pemeriksaan fisik.
CT scan atau MRI scan pada otak dapat dilakukan lebih lanjut untuk mengevaluasi bagian otak mana
yang terkena gejala stroke dan juga untuk menentukan apakah kondisi yang Anda alami diakibatkan oleh
penggumpalan darah atau pecahnya pembuluh darah.

Pemeriksaan aktivitas elektrik pada jantung (elektrokardiogram atau ECG) akan dilakukan untuk
mengetahui detak jantung yang tidak beraturan (fibilasi atrium) yang dapat menyebabkan stroke dengan
mempermudah penggumpalan darah di jantung dan menyebabkan kondisi ini terjadi.
Terapi stroke

Setelah mengalami stroke, tak jarang beberapa orang akan melakukan terapi stroke. Ini adalah salah satu
cara untuk membantu Anda mempelajari kembali keterampilan yang hilang ketika penyakit ini
menyerang bagian otak Anda. Terapi stroke dapat membantu Anda mendapatkan kembali kemandirian
dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Hasil penyembuhan atau pemulihan tergantung dengan tingkat keparahan penyakit yang dialami masing-
masing pasien. Para peneliti telah menemukan fakta bahwa orang yang menjalani program terapi stroke
bisa sembuh dan kembali normal lebih cepat daripada orang yang tidak melakukan terapi stroke.

Bagaimana cara terapi dilakukan?

Ada beberapa cara untuk melakukan terapi stroke. Rencana atau perawatan terapi bisa dilakukan
tergantung pada bagian tubuh atau jenis kemampuan apa yang melemah karena kondisi ini terjadi. Terapi
fisik antara lain:

 Latihan keterampilan motorik. Latihan-latihan ini dapat membantu meningkatkan kekuatan dan
koordinasi otot Anda kembali. Biasanya orang yang melakukan terapi ini adalah orang yang otot lidahnya
melemah. Terapi ini bisa memperkuat otot Anda untuk berbicara ataupun menelan.
 Terapi mobilitas. Anda mungkin perlu belajar menggunakan alat bantu mobilitas, seperti alat bantu
berjalan, tongkat, kursi roda atau penahan pergelangan kaki. Penyangga pergelangan kaki dapat
menstabilkan dan memperkuat pergelangan kaki Anda untuk membantu mendukung berat badan Anda
saat Anda belajar kembali berjalan.
 Terapi Constraint-induced. Terapi ini dilakukan oleh anggota tubuh lain yang tidak terkena dampak dari
kondisi ini. Anggota tubuh yang tidak terkena ini harus membantu anggota tubuh lain untuk
meningkatkan fungsinya. Terapi stroke ini kadang-kadang disebut terapi penggunaan paksa.
 Terapi Range-of-motion. Latihan dan perawatan ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan otot
(kelenturan) dan membantu Anda mendapatkan kembali gerak tubuh yang lentur.

Terapi pikiran dan emosional juga mungkin dilakukan dengan beberapa jenis berikut:

 Terapi gangguan kognitif. Terapi okupatif dan terapi wicara ini dapat membantu Anda dengan
kemampuan kognitif yang hilang, seperti memori, pemrosesan, pemecahan masalah, keterampilan sosial,
penilaian, dan kesadaran diri Anda Terapi untuk gangguan komunikasi. Terapi wicara dapat membantu
Anda mendapatkan kembali kemampuan yang hilang dalam berbicara, mendengar, menulis, dan
memahami perkataan lawan bicara.
 Pengobatan psikologis. Emosional Anda mungkin akan diuji. Anda mungkin juga memiliki konseling
atau berpartisipasi dalam kelompok pendukung yang juga pernah mengalami kondisi ini. Dokter Anda
mungkin merekomendasikan antidepresan atau obat yang memengaruhi kewaspadaan, rasa gelisah atau
gerakan.
 Obat alternatif. Perawatan seperti pijat, akupunktur, dan terapi oksigen mungkin bisa menjadi salah satu
terapi pada penderita kondisi ini.

Kapan terapi mulai bisa dilakukan?

Semakin cepat Anda memulai terapi, semakin besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan kembali
kemampuan dan keterampilan yang hilang.
Makanan untuk penderita stroke

Umumnya, pasien dengan kondisi ini tidak mampu mengunyah atau menelan makanan dengan baik. Oleh
karena itu, perencanaan diet bagi pasien harus sangat diperhatikan.

Ketika seseorang terkena kondisis dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit, biasanya makanan
yang harus dikonsumsi akan diatur oleh ahli gizi yang termasuk dalam tim medisnya.

Pasien yang mengalami kondisi ini, harus menjalani prinsip diet tertentu yang sesuai dengan kondisinya.
Ada beberapa jenis kondisi ini dari stroke ringan hingga berat. Tentunya, setiap jenis kondisi ini akan
membutuhkan makanan yang berbeda-beda. Berikut tips aturannya:

1. Batasi konsumsi garam

Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit ini, maka sebaiknya hindari penggunaan garam yang
berlebihan serta konsumsi makanan atau minuman yang mengandung natrium tinggi. Jumlah natrium
yang tinggi yang ada di dalam garam serta makanan kemasan merupakan salah satu pemicu munculnya
gangguan pembuluh darah yang terjadi pada Anda.

2. Pilih makanan dengan lemak sehat

Lemak jenuh yang tinggi di dalam tubuh, hanya akan membuat kadar kolesterol naik. Hal ini yang
kemudian membuat seseorang rentan terkena kondisi ini atau serangan jantung mendadak.

Oleh karena itu, mulai sekarang hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, contohnya
makanan yang digoreng deep frying, gajih pada daging, jeroan, serta kulit ayam. Sebagai gantinya,
makanan untuk kondisi ini yang baik dikonsumsi yaitu kacang-kacangan yang mengandung lemak baik,
seperti kacang almond.

3. Atur porsi makan sesuai

Jika memang Anda mengalami masalah sulit makan, maka sebaiknya kurangi porsi namun perbanyak
frekuensi makan Anda dalam satu hari. sesuaikan makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan kalori
yang Anda miliki. Bila bingung, Anda dapat berkonsultasi pada ahli gizi dalam membuat perencanaan
diet yang benar selama dan setelah terapi.
Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau obat stroke yang bisa dilakukan di rumah?

Berikut adalah gaya hidup dan perawatan obat stroke di rumah yang dapat membantu Anda mengatasi
penyakit stroke:

 Berhenti merokok
 Minumlah obat-obatan yang diberikan oleh dokter Anda
 Olahraga sesuai dengan petunjuk dokter Anda
 Makanlah makanan yang mengandung sedikit lemak dan kurangi meminum minuman beralkohol minimal
satu kali sehari
 Kendalikan tekanan darah, tingkat kolesterol dan diabetes Anda.
Pengertian Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan itu sendiri bisa
bermacam-macam. Ada gangguan pada pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau
gangguan akibat bawaan lahir.
Jantung adalah otot yang terbagi menjadi empat ruang. Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium
(serambi) kanan dan kiri. Sedangkan dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik) kanan
dan kiri. Antara ruang kanan dan kiri dipisahkan oleh dinding otot (septum) yang berfungsi mencegah
tercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang miskin oksigen.

Fungsi utama jantung adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Setelah seluruh
organ tubuh menggunakan oksigen dalam darah, darah yang miskin oksigen tersebut kembali ke jantung
(atrium kanan), untuk diteruskan ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Sesudah darah memenuhi
ventrikel kanan, katup trikuspid akan menutup guna mencegah darah kembali ke atrium kanan.
Kemudian, saat ventrikel kanan berkontraksi, darah miskin oksigen akan keluar dari jantung melalui
katup pulmonal dan arteri pulmonal, lalu dibawa ke paru-paru untuk diisi dengan oksigen.
Darah yang telah diperkaya oksigen tadi, kemudian dibawa ke atrium kiri melalui vena pulmonal. Saat
atrium kiri berkontraksi, darah akan diteruskan ke ventrikel kiri melalui katup mitral. Setelah ventrikel
kiri dipenuhi darah, katup mitral akan menutup untuk mencegah darah kembali ke atrium kiri. Kemudian,
ventrikel kiri akan berkontraksi, dan darah akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Siklus
peredaran darah tersebut akan terus berulang.
Jenis Penyakit Jantung
Istilah penyakit jantung meliputi beragam gangguan pada jantung, antara lain:

 Penyakit arteri koroner (penyakit jantung koroner) – penyempitan pembuluh darah jantung.
 Aritmia – gangguan pada irama jantung.
 Penyakit jantung bawaan – kelainan jantung sejak lahir.
 Kardiomiopati – gangguan pada otot jantung.
 Infeksi jantung – infeksi pada jantung akibat bakteri, virus, atau parasit.
 Penyakit katup jantung – gangguan pada salah satu atau keempat katup jantung.
Infark Miokard : Gejala, Penyebab, Pengobatan

Penulis: dr. Heidy


Review medis: dr. Ahmad Muhlisin
Infark Miokard adalah kerusakan otot jantung pada bagian tertentu yang menetap akibat
kurangnya pasokan aliran darah yang kaya oksigen. Otot-otot jantung yang sudah mati tersebut
tidak dapat berfungsi seperti semula.
Dalam istilah sehari-hari, Infark Miokard (Myocard Infarction) sering disebut juga serangan jantung.
Infark miokard sendiri dalam istilah medis berarti ada kerusakan jaringan otot jantung menetap karena
kurangnya pasokan oksigen. Ketika otot-otot jantung rusak maka tidak dapat kembali ke fungsi semula,
dan kemampuan jantung untuk memompa darah menjadi berkurang.

Apa Penyebab Infark Miokard?


Penyebab utama dari terjadinya infark miokard adalah ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan
oksigen di jaringan otot jantung. Kebutuhan oksigen di jaringan otot jantung yang tinggi, tetapi pasokan
(supply) oksigen ke daerah tersebut kurang.
Otot-otot jantung membutuhkan pasokan oksigen agar dapat terus memompa darah ke seluruh tubuh.
Apabila aktivitas otot jantung meningkat, maka kebutuhan akan oksigen juga meningkat. Jika tidak
mendapatkan oksigen dalam waktu yang cukup lama, lama kelamaan jaringan otot jantung dapat rusak
dan bersifat menetap.
Pembuluh darah jantung yang memasok darah ke otot-otot jantung disebut dengan arteri koroner.
Merurunnya pasokan oksigen ke jaringan otot jantung dapat disebabkan oleh sumbatan pada arteri
coroner yang disebut atherosclerosis, yaitu adanya plaque di dalam lubang pembuluh darah jantung.
Sehingga darah yang membawa oksigen tidak dapat mencapai otot jantung. Infark miokard yang lebih
sering terjadi karena disebabkan sumbatan pembuluh darah jantung atau ischemia.
Siapa yang lebih beresiko terkena penyakit jantung ini?
Ada faktor resiko yang tidak dapat diubah dan dapat meningkatkan terjadinya infark miokard seperti usia
lanjut, jenis kelamin laki-laki lebih beresiko, dan juga faktor keturunan.
Akan tetapi ada banyak faktor resiko lain yang masih dapat dikontrol agar terhindar dari infark miokard,
seperti :
 Merokok
 Hiperkolessterolemia (kadar kolesterol darah diatas normal)
 Penyakit diabetes mellitus
 Hipertensi
 Obesitas
 Stress
 Kurang berolahraga
 Kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran
 Kecanduan alcohol
 Dan sebagainya
Apa Ciri-ciri dan Gejala Infark Miokard yang bisa diamati?
Pasien yang mengalami serangan jantung biasanya mendadak tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Akan
tetapi pada beberapa kasus, pasien dapat saja merasakan gejala pendahuluan sebelum terjadinya serangan,
seperti :
 Lemas
 Rasa tidak nyaman di dada
 Gelisah
 Nafas pendek-pendek
 Mual
 Pusing
Pada saat terjadi serangan jantung, rasa nyeri di dada sangat khas dengan karakteristik sebagai berikut :
 Nyeri dada yang hebat dan tidak berkurang selama 30 – 60 menit
 Lokasi nyeri dirasakan di belakang tulang dada dan seringkali menjalar ke daerah leher, bahu, rahang dan
juga lengan kiri.
 Sensasi dada seperti tertekan, sakit, panas atau terbakar, dan tertusuk-tusuk
 Pada beberapa pasien dapat timbul keluhan pada ulu hati, seperti kembung dan banyak gas di dalam
lambung.
Kondisi umum pasien pada saat serangan, dapat ditemukan pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai berikut
:
 Denyut nadi meningkat dengan irama yang tidak teratur
 Tekanan darah meningkat
 Frekuensi nafas meningkat
 Batuk-batuk, terdengar suara mengi, terdapat produksi sputum
Penegakan Diagnosis
Pada saat pasien mengalami serangan jantung, pasien akan merasa sangat kesakitan sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan anamnesa untuk mengetahui riwayat penyakitnya. Dokter dapat
melakukan anamnesis singkat ke keluarga pasien, kemudian melakukan pertolongan pertama untuk
menstabilkan kondisi pasien.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakan diagnose antara lain :
 Pemeriksaan laboratorium darah. Komponen yang diperiksa antara lain kadar troponin, creatinine
kinase (CK), myoglobin, kadar lemak darah, penanda inflamasi, dan juga pemeriksaan darah lengkap.
 Elektrokardiografi (EKG). EKG berfungsi merekam aktivitas listrik di jantung. Merupakan
pemeriksaan utama yang penting dilakukan untuk menegakan diagnosis serangan jantung.
 Cardiac imaging. Pemeriksaan rontgen atau CT scan jantung dapat dilakukan setelah kondisi pasien
stabil.
Pengobatan Infark Miokard
Setiap pasien yang mengalami infark miokard harus segera ditolong oleh tenaga kesehatan yang sudah
terlatih dan memiliki sertifikat pelatihan ACLS (Advanced Cardiac Life Support) atau dibawa ke IGD
untuk mendapatkan pertolongan kegawatdaruratan. Pertolongan pertama yang dapat diberikan bertujuan
untuk menstabilkan kondisi pasien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain :
 Memberikan bantuan oksigen tambahan dan pantau saturasi oksigen dengan bantuan alat pulse
oximetry. Kadar oksigen yang rendah apabila saturasi oksigen kurang dari 90%.
 Pemberian obat aspirin dengan cara dikunyah.
Pasien yang memiliki riwayat alergi aspirin, harus tetap diberikan aspirin sebagai pertolongan pertama.
Karena aspirin berguna untuk mengencerkan darah.
 Pemberian obat nitrogliserin yang diletakan dibawah lidah (sublingual) untuk mengatasi nyeri.
Nitrogliserin berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga kebutuhan
oksigen di jaringan otot berkurang. Nitrogliserin tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki tekanan
darah rendah atau denyut nadi lemah.
 Memberikan obat penahan sakit golongan morfin. Obat penahan sakit biasa yang dijual bebas, tidak
mampu untuk mengatasi nyeri dada akibat serangan jantung.
 Pemeriksaan rekam jantung EKG. Untuk mengetahui jenis-jenis infark miokard.
Tindakan-tindakan pengobatan infark miokard tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh orang awam,
harus diberikan oleh dokter dengan pengawasan ketat.
Setelah kondisi pasien stabil, dapat dilakukan tindakan reperfusi aliran darah. Prinsip utama dari
pertolongan yang diberikan adalah mengembalikan aliran darah pembuluh darah ke jantung sesegera
mungkin, agar jangan sampai terjadi nekrosis atau kerusakan otot jantung yang menetap. Tindakan
intervensi yang dapat dilakukan adalah Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau dengan
operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG).
Prognosis
Prognosis dari infark miokard pada setiap orang bervariasi, tergantung dari seberapa luas jaringan otot
jantung yang rusak dan juga seberapa cepat penanganan yang diberikan. Pada serangan jantung yang
hebat, pasien dapat meninggal seketika. Akan tetapi dalam kasus lain, penanganan yang cepat sebelum 6
jam dari gejala yang muncul pertama kali dapat memberikan prognosis yang baik

THALASEMIA Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik atau kondisi kelainan genetika
dimana tubuh tidak mampu memproduksi globin, suatu protein pembentuk hemoglobin.
Kalaupun penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih
singkat dan lebih rapuh atau lebih mudah rusak. Penyakit ini bersipat genetis, artinya diturunkan
dari kedua orang tua kepada anak-anaknya,secara resesif. Gb.11. kondisi eritrosit pada
orang sehat (kiri) dan Pada penderita thalasemia (kanan). Secara klinis thalasemia dibedakan
menjadi 3 tingkatan sesuai beratnya gejala klinis, yaitu thalasemai mayor, thalasemia intermedia,
thalasemia minor atau troit (pembawa sifat). Batas di antara tingkatan tersebut sering kurang
jelas. Namun gejala dari ketiga tingkatan thalasemia tersebut dapat diperkirakan.yaitu sebagai
berikut: Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot) Penderita thalasemia ini mengalami anemia
berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa di tranfusi. Ini dapat
berakibat fatal, karena efek samping dari tranfusi darah yang terus menerus yaitu berupa
kelebihan zat desi (Fe). Hati dan limpa mengalami pembesaran akibat penangkapan dan
penghancuran sel darah merah yang rusak secara berlebihan. Bahkan limpa yang membesar
tersebut dapat menghancurkan sel darah merah yang belum rusak. Salah satu ciri fisik dari
penderita thalasemia adalah kelainan tulang yang berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang
hidung menonjol(disebut gacies cooley), penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih
jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. Pertumbuhan gigi pun biasanya buruk. Gejala lain
yang tampak ialah anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai umur atau berat badan
kurang. Dan perut membuncit. Jika penderita tidak sering mendapat tranfusi darah, kulit akan
menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam jarinagn kulit. Gb.12.
penderita thalasemia mayor. Thalasemia intermedia. Penderita thalasemia tingkat ini kedaan
klinisnya lebih baik atau gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan penderita thalasemia
mayor. Gejala anemia tergolong sedang. Gejala perubahan bentuk wajah seperti pada thalesemia
mayor dan gambaran kelebiahan beban besi, baru nampak pada masa dewasa. Thalasemia minor
atau troit (pembawa sifat). Penderita thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang
khas, hanya ditandai oleh anemia mikrositin atau anemia ringan. Dapatkah thalasemia dicegah
atau diobati? Untuk mencegah terjadinya thalasemia pada keturunan atau anak, pasangan wanita
dan pria yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya
maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya. Peluang untuk sembuh dari thalasemia
memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi kondisi fisik, ketersediaan darah donor dan
biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita thalasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti
melakukan tranfusi darah teratur untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya normal yaitu
12gr/dL (gram per desiliter), dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar
zat besi di dalam tubuh. Penderita thalasemia juga diharuskan menghindari makanan yang
diasinkan atau diasamkan dan produk fermentasi. Karena makanan tersebut dapat meningkatkan
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Salah satu cara untuk mengobati thalasemia adalah dengan
transflantasisumsum tulang dan teknologi sel punca (stem cell). Pada tahun 2009, seorang
penderita thalasemia dari india berhasil sembuh setelah memperoleh ekstrak sel punca dari
adiknya yang baru lahir. LEUKIMIA (KANKER DARAH) Leukimia (kanker darah) adalah
gangguan pada sistem peredaran darah dimana jumlah sel darah putih (leukosit) jauh diatas
jumlah normal, akibat pembelahan sel leukosit yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah puti
akan menjadi ‘ganas’ karena memakan sel-sel darah merah (eritrosit), sehingga orang tersebut
menjadi anemia berat. Gb.13. fotomikrograf sel kanker penyebab leukimia Penderita leukimia
menunjukan gejala seperti mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan pendarahan. Ada 2
tingkatan leukimia, yaitu leukimia akut dan leukimia kronis. Perbedaan di antara keduanya
adalah; pada leukimia akut di tandai oleh suatu ‘perjalanan’ penyakit yang sangat cepat,
memburuk, dan mematikan. Apabila penderita penyakit ini tidak segera mendapat perawatan atau
di obati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu atau hari. Sedangkan pada
leukimia kronis ditandai dengan suatu ‘perjalanan’ penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga
memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari satu tahun. Leukimia dibedakan
menjadi 2 jenis berdasarkan jenis selnya yaitu leukimia limfositik, dan leukimia mielositik.
Apabila pada saat pemeriksaan diketahui leukimia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid maka
maka disebut leukimia limfositik. Sedangkan apabila leukimia mempengaruhi sel mieloid seperti
neutrofil, basofil, dan eosinofil maka disebut leukimia mielositik. Gb.14.sel kanker:
(a)leukimia limfositik,(b) leukimia mielositik. HEMOFILIA Hemofilia adalah penyakit pada
darah dimana darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja dapat menyebabkan darah akan
mengucur terus sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyak ini bersifat menurun, diwariskan oleh orang tua kepada
keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini karena gen
hemofilia menampakkan pengruhnya pada laki-laki. Sebaliknya, hemofilia bersifat mematikan
sehingga anak perempuan penderita akan mati sebelum dewasa. Karena menurun penyakit ini
tidak bisa disembuhkan. Untuk mencegahnya, hindari perkawinan dengan orang yang memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat dengan penderita hemofilia.
Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 umumnya disebabkan oleh adanya kerusakan pada pankreas yang tidak dapat
menghasilkan insulin, sehingga untuk bisa bertahan hidup, penderita akan bergantung pada
pemberian insulin dari luar tubuh dengan cara disuntik. Meskipun begitu, jumlah pender ita diabetes
melitus tipe satu masih jarang ditemui, hanya sekitar 10 persen dari total penderita diabetes di dunia
dan di Indonesia hanya ada 1 persen saja.

Gejala yang akan muncul biasanya pasien akan merasa lemah dan pusing yang disertai dengan wajah
yang pucat. Kemudian, tubuh akan terasa gemetar dan mengeluarkan keringat berlebih. Pada saat
yang bersamaan, perut akan terasa nyeri dan jantung berdebar, serta sulit untuk berkonsentrasi.
Diabetes tipe 1 biasanya menyerang anak-anak dan remaja. Penyebabnya biasanya karena virus atau
rusaknya sistem kekebalan tubuh seseorang yang menyebabkan kerusakan pada sel -sel penghasil
insulin.
Baca juga: Tips untuk Orang Tua dengan Anak Penderita Diabetes Tipe 1

Diabetes Melitus Tipe 2


Sedangkan pada diabetes tipe 2 lebih banyak ditemui dari pada diabetes tipe 1. Usia pengidapnya pun
lebih banyak pada usia tua, di atas 35 tahun. Jenis diabetes ini tercatat diderita oleh 90 persen
penderita diabetes di seluruh dunia. Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe ini lebih banyak
disebabkan karena gaya hidup yang buruk. Selain itu, bisa juga disebabkan karena resistensi insulin
sehingga tidak dapat bekerja dengan baik untuk mengontol kadar gula darah.

Diabetes tipe 2 ini relatif berkembang sangat lambat, bahkan hingga bertahun-tahun, tergantung pada
pola hidup yang dilakukan oleh penderita. Selain itu, pengobatannya pun tidak mutlak memerlukan
suntikan insulin, karena umumnya pankreas masih bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh,
meski tidak sempurna. Pada tipe 2 ini biasanya dapat dikendalikan melalui pola makan yang sehat
dan memantau glukosa dalam darah. Jika tidak segera diperbaiki, pankreas bisa ‘ kelelahan’ dan
menurunkan kemampuannya dalam menghasilkan insulin. Akibatnya, gula darah pun akan
menumpuk di dalam darah.

Faktor yang dapat memicu resistensi insulin pada diabetes tipe 2 adalah kegemukan, terutama
kegemukan pada perut. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak makan, dan kurang gizi
seimbang juga bisa menjadi faktor lain yang dapat memicu diabetes melitus tipe 2.

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan salah satu penyakit yang menyerang organ ginjal dimana
keadaan organ ginjal menurun secara progresif, kronik, maupun metetap dan berlangsung. Kriteria yang
terdapat pada penyakit ginjal kronik ini adalah timbulnya kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dengan kata
lain terjadinya kelainan structural maupun fungsional (Faradilla, 2009). Adapun tanda dan gejala penyakit
Chronic Kidney Disease (CKD) antara lain terjadinya kelainan pada urin terdapat dalam protein, sel darah
putih/lekosit, darah/eritrosit, bakteri, creatine darah naik, hemoglobin turun, protein yang selalu positif
(Warianto, 2011). Penyakit CKD ini dapat menyerang siapapun dari mulai balita hingga usia lanjut.
Seiring pertumbuhannya penduduk juga salah satu faktor timbulnya penyakit CKD ini.
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalens dan
insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK
meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus
serta hipertensi. Sekitar 1 dari 10 populasi global mengalami PGK pada stadium tertentu. Hasil systematic
review dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi global PGK
sebesar 13,4%. Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010, PGK merupakan penyebab kematian
peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan di
Indonesia, perawatan penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan
setelah penyakit jantung. Penyakit ginjal kronis awalnya tidak menunjukkan tanda dan gejala namun
dapat berjalan progresif menjadi gagal ginjal. Penyakit ginjal bisa dicegah dan ditanggulangi dan
kemungkinan untuk mendapatkan terapi yang efektif akan lebih besar jika diketahui lebih awal. Untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya ginjal untuk kesehatan secara menyeluruh dan menurunkan
frekuensi dan dampak penyakit ginjal dan problem kesehatan terkait, diperingati World Kidney Day
(WKD) atau Hari Ginjal Sedunia setiap hari Kamis pada minggu kedua di bulan Maret. Peringatan ini
dimulai sejak tahun 2006 dan tahun ini Hari Ginjal Sedunia jatuh pada tanggal 9 Maret 2017 dengan tema
“Penyakit Ginjal dan Obesitas, Gaya Hidup Sehat untuk Ginjal yang Sehat (Kidney disease and obesity,
healthy lifestyle for healthy kidneys)”. B. PENYAKIT GINJAL KRONIK Setiap hari kedua ginjal
menyaring sekitar 120-150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urin. Tiap ginjal tersusun dari
sekitar sejuta unit penyaring yang disebun nefron. Nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus
menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar
yang sebagian besar berupa protein. Selanjutnya melewati tubulus yang mengambil kembali mineral yang
dibutuhkan tubuh dan membuang limbahnya. Ginjal juga menghasilkan enzim renin yang menjaga
tekanan darah dan kadar garam, hormon erythropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi
sel darah merah, serta menghasilkan bentuk aktif vitamin D yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang.
Gangguan pada ginjal dapat berupa penyakit ginjal kronis (PGK) atau dahulu disebut gagal ginjal kronis,
gangguan ginjal akut (acute kidney injury) atau sebelumnya disebut gagal ginjal akut. Penyakit ginjal
kronis adalah penurunan progresif fungsi ginjal dalam beberapa bulan atau tahun. penyakit ginjal kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari
2 60mL/min/1,73 m selama minimal 3 bulan (Kidney Disease 02 Improving Global Outcomes, KDIGO
2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management). Kerusakan ginjal adalah setiap
kelainan patologis atau penanda keruasakan ginjal, termasuk kelainan darah, urin atau studi pencitraan.
Derajat PGK dan risiko progresivitasnya diklasifikasikan sebagai berikut: Keterangan: GFR dan
albuminuria menggambarkan risiko progresivitas sesuai warna (hijau, kuning, oranye, merah, merah tua).
Angka di dalam kotak menunjukkan frekuensi monitoring/tahun yang dianjurkan. Sumber: KDIGO 2012
Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management Gambar 1. Derajat dan Progresivitas PGK
Pada derajat awal, PGK belum menimbulkan gejala dan tanda, bahkan hingga laju filtrasi glomerulus
sebesar 60% pasien masih asimtomatik namun sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Kelainan secara klinis dan laboratorium baru terlihat dengan jelas pada derajat 3 dan 4. Saat laju filtrasi
glomerulus sebesar 30%, keluhan seperti badan lemah, mual, nafsu makan berkurang dan penurunan berat
badan mulai dirasakan pasien. Pasien mulai merasakan gejala dan tanda uremia yang nyata saat laju
filtrasi glomelurus kurang dari 30%. Penyakit ginjal kronik dapat disebabkan oleh: - Diabetes mellitus -
Hipertensi - Glomerulonefritis kronis - Nefritis intersisial kronis - Penyakit ginjal polikistik - Obstruksi -
infeksi saluran kemih - Obesitas - Tidak diketahui A1 A2 A3 Normal to mildly increased Moderately
increased Severely increased 300 mg/g >30 mg/mmol G1 Normal or high ?90 1 if CKD 1 2 G2 Mildly
decreased 60-89 1 if CKD 1 2 G3a Mildly to moderately decreased 45-59 1 2 3 G3b Moderately to
severely decreased 30-44 2 3 3 G4 Severely decreased 15-29 3 3 4+ G5 Kidney failure

Apa itu transplantasi organ?

Transplantasi organ adalah operasi untuk memindahkan organ yang sehat dari seseorang untuk
ditransplantasikan ke orang lain yang organnya bermasalah atau rusak. Hal ini biasanya dapat
menyelamatkan hidup orang yang menerima transplantasi organ.

Transplantasi organ yang biasa dilakukan saat ini termasuk organ ginjal, pankreas, liver, jantung, paru-
paru, dan usus halus. Terkadang, transplantasi “double” juga dijalankan, misalnya ginjal/pankreas atau
jantung/paru-paru. Transplantasi ginjal adalah transplantasi yang paling sering dilakukan saat ini,
sedangkan transplantasi usus halus adalah yang paling jarang dilakukan.

Syarat-syarat untuk transplantasi organ berbeda-beda bergantung pada jenis organ yang akan
ditransplantasikan. Untuk mencari organ yang pas sesuai tubuh pasien, biasanya dilakukan tes golongan
darah dan ukuran organ. Hal lain yang akan dicek adalah seberapa lama Anda sudah terdaftar di waiting
list orang-orang yang butuh organ, seberapa sakit pasien, dan seberapa jauh tempat pendonor organ dan
orang yang akan menerima organ. Regulasi untuk transplantasi organ di Indonesia diatur dalam undang-
undang.

Transplantasi Ginjal

Oleh Lika Aprilia SamiadiInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri
- Dokter Umum.
 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
Definisi

Apa itu transplantasi ginjal?

Transplantasi ginjal adalah operasi untuk mentransfer ginjal yang sehat dari pendonor kepada penerima
(recipient). Penerima biasanya adalah pasien yang mengalami gagal ginjal kronis. Ginjal adalah organ
yang berfungsi untuk membuang kotoran dari darah. Jika ginjal tidak berfungsi dengan benar, kotoran
akan menumpuk pada darah dan dapat mengakibatkan komplikasi pada tubuh.

Ada beberapa penyebab gagal ginjal kronis. Penyebab dapat meliputi:

 diabetes tipe 1 atau tipe 2


 tekanan darah tinggi
 glomerulonephritis, peradangan pada unit penyaring pada ginjal (glomeruli)
 interstitial nephritis, peradangan pada tubulus ginjal dan struktur di sekitarnya
 penyakit ginjal polikistik
 permasalahan pada saluran kencing, seperti pembesaran prostat, batu ginjal dan kanker
 vesicoureteral reflux, kondisi yang menyebabkan urin naik ke ginjal
 infeksi ginjal atau pyelonephritis

Pada umumnya, transplantasi ginjal dapat memperpanjang usia seseorang dan menjadikan hidup lebih
sehat.

Kapan saya perlu menjalani transplantasi ginjal?

Dokter akan mengevaluasi kondisi Anda. Anda dapat menerima transplantasi ginjal, dengan ketentuan
berikut:

 anda sedang berada dalam kondisi sehat untuk operasi


 keuntungan dari transplantasi ginjal lebih besar daripada risiko
 anda telah mencoba penanganan lain dan gagal
 anda memahami risiko dari komplikasi
 anda paham akan mengkonsumsi obat immunosuppressant dan melakukan pertemuan tindak lanjut
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan pada dokter untuk informasi lebih lanjut. Penting untuk
Anda diskusikan semua kemungkinan pilihan penanganan.
Pencegahan & peringatan

Apa yang perlu saya ketahui sebelum menerima transplantasi ginjal?

Ada beberapa penyebab mengapa transplantasi ginjal mungkin bukan pilihan tepat untuk Anda.
Informasikan pada dokter Anda jika Anda memiliki:

 infeksi yang sedang berlanjut (infeksi harus ditangani terlebih dahulu)


 penyakit jantung
 gagal liver
 kanker yang telah menyebar pada tubuh (kanker metastatik)
 AIDS (tahap paling serius dari infeksi HIV)

Anda harus memahami bahwa transplantasi ginjal memerlukan waktu cukup lama. Anda mungkin harus
menunggu ginjal donor tersedia untuk Anda. Ginjal tersebut juga harus cocok pada Anda. Pendonor harus
memiliki tipe jaringan dan golongan darah yang sama dengan Anda. Hal-hal tersebut dapat mengurangi
risiko tubuh Anda menolak ginjal tersebut.

Transplantasi ginjal adalah prosedur operasi besar dengan berbagai risiko. Dikarenakan risiko akan
masalah di masa mendatang, penerima donor diwajibkan untuk melakukan check-up rutin untuk beberapa
waktu.

Penting untuk Anda pahami peringatan di atas sebelum menjalankan tes ini. Jika Anda memiliki
pertanyaan, konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi dan instruksi lebih lanjut.

Proses

Apa yang harus saya lakukan sebelum menjalani transplantasi ginjal?

Sebelum menjalani transplantasi ginjal, Anda akan dievaluasi dengan spesialis transplantasi. Spesialis
Anda akan memastikan Anda adalah kandidat yang cocok untuk transplantasi ginjal. Anda perlu
melakukan kunjungan beberapa kali dalam beberapa minggu atau bulan. Anda juga perlu mengambil
darah dan x-ray.

Tes yang diperlukan sebelum prosedur meliputi:

 tes jaringan dan golongan darah untuk memastikan tubuh tidak menolak ginjal
 tes darah atau kulit untuk memeriksa infeksi
 tes hati seperti EKG, echocardiogram atau cardiac catheterization
 tes untuk mendeteksi adanya kanker

Anda dapat mempertimbangkan beberapa rumah sakit dengan spesialisasi pada transplantasi untuk
memilih rumah sakit yang terbaik untuk Anda.

Tanyakan pada spesialis berapa transplantasi yang telah dilakukan per tahun dan tingkat bertahan
hidupnya. Bandingkan dengan beberapa spesialis lain.
Tanyakan tentang kelompok dukungan (support group) yang mereka sediakan.

Jika spesialis Anda melihat Anda merupakan kandidat yang cocok untuk transplantasi ginjal, nama Anda
akan dimasukkan pada daftar tunggu.

Urutan Anda pada daftar tunggu tergantung pada beberapa faktor, seperti tipe permasalahan ginjal Anda,
seberapa parah penyakit ginjal Anda, dan kemungkinan transplantasi akan berhasil.

Untuk orang dewasa, seberapa lama Anda berada pada daftar tunggu tidak menentukan berapa cepat
Anda akan mendapat ginjal. Jika donor cocok, Anda dapat menerima transplantasi lebih cepat.

Selama Anda menunggu donor ginjal, Anda direkomendasikan untuk:

 mengikuti pola makan yang telah direkomendasikan


 tidak mengkonsumsi alkohol
 tidak merokok
 menjaga berat badan yang direkomendasikan
 mengkonsumsi obat-obatan yang telah ditetapkan untuk Anda. Laporkan perubahan pada tim medis jika
Anda mengalami perubahan atau permasalahan setelah mengkonsumsi obat
 melakukan kunjungan rutin ke rumah sakit. Pastikan tim transplantasi memiliki nomor telepon Anda agar
dapat segera menghubungi Anda jika ginjal donor tersedia. Pastikan Anda dapat dihubungi dengan
mudah.
 menyiapkan keperluan untuk dibawa ke rumah sakit

Bagaimana proses transplantasi ginjal?

Penerima transplantasi ginjal akan diberi obat bius sebelum operasi dijalankan.

Ahli bedah akan membuat sayatan pada bagian bawah perut. Kemudian ia akan memasang ginjal baru di
bagian bawah perut. Pembuluh arteri dan vena ginjal yang baru terhubung dengan pembuluh arteri dan
vena pada panggul. Darah mengalir ke ginjal yang baru, yang akan memproses urin seperti bagaimana
ginjal lama Anda bekerja. Saluran urin (ureter) kemudian dipasang pada kantung kemih Anda.

Ginjal lama Anda akan dibiarkan kecuali menyebabkan masalah lain seperti tekanan darah tinggi, infeksi,
atau terlalu besar untuk tubuh Anda. Sayatan kemudian akan ditutup.

Operasi transplantasi ginjal biasanya berlangsung selama 3 jam.

Apa yang harus saya lakukan setelah menjalani transplantasi ginjal?

Setelah proses transplantasi, Anda biasanya akan tinggal di rumah sakit selama 3 sampai 4 hari untuk
pemulihan. Dokter akan menindaklanjuti proses pemulihan Anda.

Setelah keluar dari rumah sakit, Anda direkomendasikan untuk tinggal dekat dengan rumah sakit selama 2
sampai 3 minggu agar ahli transplantasi Anda dapat memantau fungsi ginjal baru dan proses pemulihan
Anda.

Ahli transplantasi Anda akan menginformasikan pada dokter Anda tentang perkembangan dan
rekomendasi penanganan Anda di rumah. Anda dianjurkan untuk melakukan pertemuan rutin dengan
dokter.
Anda perlu mengkonsumsi obat-obatan immunosuppressant untuk menjaga tubuh dari menolak ginjal.
Tim transplantasi akan menjelaskan obat-obatan secara detil kepada Anda.

Ahli transplantasi Anda akan memberikan beberapa petunjuk untuk masa pemulihan Anda, seperti
perencanaan olahraga dan nutrisi. Dokter akan membantu Anda dalam memilih gaya hidup sehat agar
hasil transplantasi optimal.

Setelah transplantasi ginjal berhasil, Anda perlu melakukan tindakan lanjut dengan dokter dan obat-
obatan sesuai anjuran dokter.

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter atau ahli untuk memahami lebih lanjut.
Komplikasi

Komplikasi apa yang bisa terjadi?

Walau angka komplikasi serius telah menurun drastis pada beberapa kurun waktu terakhir, transplantasi
ginjal – dan jenis operasi lainnya – bukan berarti tanpa risiko.

Risiko pada transplantasi ginjal, dapat muncul dari faktor berikut:

 risiko terkait prosedur operasi


 risiko terkait penggunaan obat-obatan immunosuppressant (obat-obatan yang menurunkan aktivitas
sistem imun)
 risiko terkait masalah pada ginjal yang ditransplantasi

Beberapa komplikasi terjadi pada beberapa bulan awal setelah transplantasi, namun komplikasi dapat
tetap terjadi setelah beberapa tahun.

Komplikasi jangka pendek dan jangka panjang dari transplantasi ginjal akan adalah sebagai berikut.

Komplikasi jangka pendek:

 penyumbatan pada pembuluh darah


 penyumbatan atau kebocoran pada ureter
 keterlambatan kerja pada ginjal
 penolakan akut terhadap ginjal
 infeksi
 pengumpulan cairan
 kerusakan sementara pada saraf
 perpindahan kanker atau infeksi.

Komplikasi jangka panjang:

 gagal ginjal
 penyumbatan pada ureter
 penyempitan arteri yang mensuplai ginjal

Anda dapat meminimalisir risiko komplikasi dengan mengikuti instruksi dari dokter sebelum operasi,
seperti berpuasa dan berhenti mengkonsumsi obat tertentu.

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang kemungkinan komplikasi, konsultasikan dengan dokter Anda
untuk informasi lebih lanjut.

Apa itu transplantasi hati?

Transplantasi hati adalah prosedur medis yang digunakan untuk menggantikan hati Anda yang gagal
dengan hati yang baru dan sehat dari orang lain yang disebut donor. Hati dapat ditransfer secara
keseluruhan atau sebagian dari orang yang sudah meninggal atau hidup.

Ada tiga operasi yang terlibat dalam transplantasi hati: operasi donor, operasi back table, dan operasi
penerima. Tim medis Anda akan mengkoordinasikan operasi ini.

Operasi donor

Operasi donor adalah operasi untuk mengangkat hati yang sehat dari pendonor. Operasi akan
mendapatkan donor hati dari dua sumber yang memungkinkan.

 Hati mungkin berasal dari donor yang baru saja meninggal. Keluarga dari donor yang telah meninggal
membuat keputusan untuk menyumbangkan semua organ yang masih bekerja. Dalam hal ini, penting
untuk menjaga fungsi organ sampai diangkat. Donor diletakkan pada mesin pernapasan untuk terus
memasok oksigen ke organ-organ yang sehat. Operasi ini akan menjadi operasi multi-organ di mana
ginjal, jantung dan paru-paru dan, pada kesempatan tertentu, pankreas, usus kecil, kornea mata, kulit dan
tulang juga diangkat.
 Hati juga bisa berasal dari donor hidup. Operasi ini melibatkan transplantasi organ yang melibatkan
bagian dari hati yang diangkat dari donor hidup dan ditransplantasikan ke pasien. Karena hati memiliki
kemampuan untuk regenerasi, bagian yang ditransplantasikan dan bagian yang tersisa dari hati donor
dapat tumbuh kembali menjadi hati yang normal.

Operasi back table

Operasi back table dilakukan di rumah sakit penerima untuk membuat modifikasi yang diperlukan untuk
hati donor seperti mengurangi ukuran hati. Hal ini biasanya dilakukan tepat sebelum operasi resipien.

Operasi resipien

Operasi resipien atau operasi pada pasien yang akan menerima hati adalah langkah terakhir untuk
transplantasi hati. Ini adalah ketika hati gagal diganti dengan hati yang sehat dari donor. Anda akan
berada di bawah bius untuk mengurangi rasa sakit dan diberi obat untuk mencegah kehilangan darah
terlalu banyak. Dokter bedah akan membuat luka di perut Anda untuk menggantikan hati. Mereka juga
akan menaruh beberapa tabung untuk membantu Anda melaksanakan fungsi tubuh tertentu setelah
operasi.
Siapa yang perlu transplantasi hati?

Transplantasi hati diperlukan bila hati tidak mampu untuk melakukan fungsi penting. Fungsi ini meliputi
penyaringan darah dari racun, memproduksi empedu untuk membantu pencernaan, dan menyimpan
energi sebagai gula untuk digunakan nanti. Gagal hati dapat terjadi pada setiap orang pada usia berapa
pun. Gagal hati memiliki banyak penyebab seperti penggunaan alkohol yang berlebih, hepatitis, sirosis,
overdosis paracetamol, dan penyakit hati lainnya.

Selama dua dekade terakhir, jumlah orang yang membutuhkan transplantasi hati telah meningkat sebesar
90%, namun jumlah donasi yang tersedia tetap sama.
Apa saja syarat transplantasi hati?

Seperti pada banyak transplantasi, permintaan lebih besar dari pasokan. Anda perlu memenuhi banyak
persyaratan untuk melakukan transplantasi hati. Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda perkirakan:

 Anda harus mengalami gejala yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Anda.
 Anda harus memiliki penilaian tingkat kelangsungan hidup yang tinggi setelah transplantasi.
 Anda harus lulus semua tes fisik dan mental.
 Anda perlu secara finansial siap transplantasi.
 Ada donor tersedia.
Bagaimana persiapan untuk transplantasi hati?

Sebelum melakukan transplantasi, Anda perlu mempersiapkan pikiran dan tubuh Anda. Anda bisa
berpikir apa yang mungkin terjadi setelah transplantasi. Pikirkan tentang hidup Anda sebelum
transplantasi dan bagaimana hal itu akan berubah.

Sementara Anda berada di daftar tunggu, Anda perlu memilah dokumen dan masalah keuangan sebelum
transplantasi. Mempertahankan gaya hidup sehat dengan makan sehat dan berolahraga secara teratur.

Merupakan ide yang baik untuk membiarkan keluarga Anda tahu kapan operasi terjadi sehingga mereka
dapat meluangkan waktu untuk merawat Anda setelah transplantasi selesai.
Apa yang terjadi setelah transplantasi hati?

Diperkirakan bahwa setelah operasi, sekitar 85 dari 100 orang hidup setidaknya satu tahun dan 65 dari
100 hidup selama lima tahun atau lebih.

Setelah hati ditransplantasikan, tubuh sering memperlakukannya sebagai jaringan asing dan akan
menyerang hati yang baru. Ini disebut penolakan graft dan dapat menyebabkan organ yang baru
ditransplantasikan rusak. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa obat yang disebut immunosuppressant.
Seorang pasien transplantasi hati perlu mengonsumsi obat ini seumur hidup untuk mencegah penolakan
dari hati baru mereka.

Selain penolakan, ada beberapa masalah lain yang harus Anda ketahui setelah transplantasi hati.

 Infeksi. Seperti pada banyak operasi, ada risiko tinggi infeksi setelah operasi. Dokter Anda mungkin akan
memberikan antibiotik dan/atau obat antijamur untuk mencegah infeksi.
 Kondisi bilier. Hal ini mengacu pada kondisi yang berhubungan dengan saluran empedu, seperti obstruksi
atau kebocoran cairan empedu.
 Gagal ginjal. Ada kemungkinan bahwa imunosupresan yang Anda gunakan dapat menyebabkan gagal
ginjal. Dokter akan memantau fungsi ginjal Anda dengan ketat setelah operasi.
 Kegagalan graft. Hati baru mungkin tidak bekerja dengan benar setelah transplantasi. Jika hal ini terjadi,
Anda mungkin perlu hati yang baru sesegera mungkin. Sementara itu, dokter akan memberikan obat
untuk mengontrol masalah tersebut.
 Kanker kulit. Kulit Anda akan lebih sensitif terhadap matahari. Penting untuk selalu menggunakan tabir
surya dan pakaian pelindung sebelum pergi ke luar ruangan.

Selain itu, ada juga risiko tinggi penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner setelah
transplantasi. Diet sehat dan olahraga teratur dapat membantu menormalkan kehidupan setelah
transplantasi hati.

Operasi Transplantasi Kornea

Oleh Lika Aprilia SamiadiInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri
- Dokter Umum.
 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
Definisi

Apa itu kornea?

Mata Anda memiliki beberapa lapisan. Kornea adalah bagian yang tembus cahaya, dengan bentuk cekung
di lapisan terluar pada mata Anda. Kadang-kadang kornea bisa terkena penyakit, memengaruhi
penglihatan Anda.

Bagaimana kornea bisa terserang penyakit?

Ada banyak penyebab kornea bisa terserang penyakit. Tiga penyebab umum yang memerlukan operasi
adalah keratoconus (di mana permukaan kornea menjadi berbentuk kerucut, menyebabkan penglihatan
kabur), dekompensasi endothelial (di mana kornea bengkak dan kabur), dan tergores.

Apa itu transplantasi kornea?

Transplantasi kornea adalah operasi yang digunakan untuk menghilangkan semua bagian kornea yang
rusak dan menggantinya dengan jaringan kornea yang sehat dari mata pendonor yang sesuai.

Kapan saya harus menjalani transplantasi kornea?

Anda akan memerlukan transplantasi kornea untuk memperbaiki penglihatan Anda jika Anda mengalami:

 kornea yang menonjol keluar (keratoconus)


 Fuchs’ dystrophy
 penipisan kornea
 kornea tergores, disebabkan infeksi atau cedera
 kornea buram
 kornea bengkak
 kornea borok, termasuk disebabkan infeksi
 komplikasi disebabkan operasi mata sebelumnya
Pencegahan & peringatan

Apa yang harus saya ketahui sebelum menjalani operasi transplantasi kornea?

Sebagian besar orang yang menerima transplantasi kornea akan memiliki penglihatan yang pulih
setidaknya separuhnya. Hasil transplantasi kornea tergantung pada alasan operasi dan kondisi kesehatan
Anda. Risiko komplikasi dan penolakan kornea dapat terjadi beberapa tahun setelah transplantasi kornea
dilakukan. Karena itu, pastikan check up ke dokter mata setiap tahun. Penolakan kornea biasanya bisa
diatasi dengan pengobatan.

Mencari donor kornea

Kebanyakan kornea yang digunakan dalam transplantasi kornea didapatkan dari pendonor yang sudah
meninggal. Tidak seperti organ lain, seperti hati atau ginjal, orang yang memerlukan transplantasi kornea
umumnya tidak perlu menunggu terlalu lama. Ini karena banyak orang secara spesifik mengizinkan
kornea mereka untuk didonorkan setelah mereka meninggal, kecuali jika mereka memiliki beberapa
kondisi tertentu. Jadi ada cukup banyak kornea tersedia untuk transplantasi dibandingkan organ lain.
Kornea bisa tidak digunakan dari pendonor yang memiliki beberapa kondisi, seperti kondisi sistem saraf
sentral tertentu, infeksi, operasi mata sebelumnya, atau penyakit mata, atau dari orang-orang yang
meninggal karena sebab yang tidak diketahui.

Apakah ada alternatif selain transplantasi kornea?

Berbagai jenis kacamat dan lensa kontak mungkin bisa membantu. Beberapa jenis keratoconus bisa
diatasi dengan operasi di mana cincin plastik kecil ditempatkan di dalam kornea. Jika Anda memiliki
dekompensasi endothelial, tetes mata bisa membantu. Semua metode ini akan menjadi kurang efektif jika
penyakit memburuk.
Proses

Apa yang harus saya lakukan sebelum melakukan operasi ini?

Sebelum operasi transplantasi kornea, Anda akan menjalani:

 pemeriksaan mata menyeluruh – dokter mata Anda mengecek kondisi yang bisa menyebabkan komplikasi
setelah operasi
 pengukuran mata – dokter mata Anda akan memeriksa berapa ukuran donor kornea yang Anda perlukan
 ulasan tentang ssemua obat dan suplemen yang edang Anda gunakan – Anda mungkin perlu berhenti
menggunakan obat atau suplemen tertentu sebelum atau sesudah transplantasi kornea
 pengobatan untuk masalah mata lainnya – masalah mata yang tidak berhubungan, seperti infeksi atau
peradangan, dapat mengurangi kesuksesan transplantasi kornea. Dokter mata Anda akan berusaha
mengatasi masalah ini sebelum operasi

Bagaimana proses operasi transplantasi kornea?

Beragam teknik obat bius dimungkinkan. Operasi biasanya memakan waktu 1-2 jam. Dokter bedah Anda
akan melepas bagian tengah kornea yang sakit, dan menggantinya dengan bagian kornea dari pendonor.
Dokter dapat mengganti semua kornea Anda, atau mengganti lapisan luarnya saja, atau hanya lapisan
dalamnya saja. Dokter akan menggunakan jahitan kecil untuk menahan kornea atau bagian kornea yang
baru pada tempatnya.

Apa yang harus saya lakukan setelah operasi?

Banyak orang harus bermalam di rumah sakit, tapi Anda juga mungkin bisa pulang ke rumah di hari yang
sama. Dokter akan memberikan Anda tetes mata dan kadang obat untuk dibawa pulang. Anda sebaiknya
tidak berenang atau mengangkat barang berat sampai Anda diperiksa kembali oleh dokter bedah Anda.
Sebelum berolahraga, mintalah nasihat dari dokter Anda untuk memastikan olahraga ini aman untuk
kondisi Anda. Banyak orang pulih dengan baik. Namun mungkin membutuhkan waktu satu tahun untuk
mata Anda sampai benar-benar membaik. Anda mungkin membutuhkan operasi lain untuk mengganti
bentuk kornea. Dokter Anda akan meminta Anda untuk kembali ke klinik secara rutin jadi mereka bisa
memeriksa apakah transplantasi pulih dengan baik dan mengecek tanda-tanda penolakan.

Komplikasi

Komplikasi apa yang bisa terjadi?

Transplantasi kornea secara keseluruhan adalah prosedur yang aman. Namun, transplantasi kornea juga
memiliki risiko kecil terjadinya komplikasi serius, seperti:

 infeksi mata
 meningkatnya risiko kabut dalam lensa mata (katarak)
 tekanan meningkat di dalam bola mata (glaukoma)
 masalah dengan jahitan yang digunakan untuk menempelkan kornea pendonor
 penolakan terhadap kornea pendonor
 bengkak pada kornea

Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh Anda bisa salah menyerang donor kornea. Ini disebut
penolakan, dan ini dapat memerlukan pengobatan medis atau transplantasi kornea lainnya.

Buat janji dengan dokter mata Anda jika Anda menyadari tanda-tanda atau gejala apapun dari penolakan
kornea, seperti:

 kehilangan penglihatan
 rasa sakit
 kemerahan
 sensitif terhadap cahaya

Penolakan terjadi sekitar 20 persen dari transplantasi kornea.

POSBINDU PTM
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh
Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu;
1. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang dilakukan dengan
wawancara terarah melalui penggunaan instrumen untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak
menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya
cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut,
Indeks massa tubuh (IMT), alat analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan dara, pemeriksaan uji
fungsi paru sederhana serta penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri
2. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah pemeriksaan gula
darah, kolesterol total dan trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi
Visual Asam Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok
pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat
kesehatan/tenaga analis laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat,
lembaga/institusi. Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat dipadukan dengan Pos
Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang
tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.

KONSEP DASAR EPIDEMOLOGI


Posted on October 25, 2013
Seperti pada ulasan sebelumnya yang sudah saya tuliskan disini, inti dari Epidemiologi adalah studi yang
mempelajari distribusi (penyebaran) dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit
(menular/tidak menular) yang terjadi pada individu, kelompok atau masyarakat.
Dalam prakteknya ada faktor yang dipelajari dari studi epidemiologi penyakit baik itu untuk penyakit
menular ataupun tidak menular. Ketiga faktor tersebut sering disebut Segitiga Epidemiologi
atau Epidemiological Triad, yaitu konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan
antara tiga faktor yang berperan dalam terjadinya sebuah penyakit.
Penyakit dari sudut epidemiologi digambarkan sebagai mal-adjusment atau ketidakmampuan manusia
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan merupakan fenomena sosial dimana penyakit dapat
timbul setiap saat pada seluruh bagian masyarakat di atas permukaan bumi ini tanpa ada pengecualian.
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses
kejadian penyakit, yaitu proses interaksi manusia (host), penyebab (agent), serta dengan lingkungan
(environment).

1. Faktor Host (tuan rumah/pejamu)


Host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbul dan
menyebarnya penyakit. faktor resiko penyebab sakit pada manusia bisa beragam entah itu umur, jenis
kelamin, ras, genetik, pekerjaan, nutrisi, status kekebalan, adat istiadat, gaya hidup, psikis dan yang
lainnya. Tetapi manusia juga mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit,
diantaranya berupa:
 Resistensi : kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
 Imunitas : kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara
alamiah maupun diperoleh sehingga kebal tetrhadap suatu penyakit.
 Infektiousness : potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman yang berada dalam tubuh
manusia yang dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
2. Faktor Agent (pembawa penyakit)
Agent penyakit adalah suatu substansi atau elemen-elemen tertentu yang keberadaannya bisa
menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi atau elemen yang dimaksud
banyak macamnya yang secara sederhana dibagi dalam 2 bagian yaitu:

1 Agent primer
 biologis: virus, bakteri, fungi, ricketsia, protozoa, mikroba.
 butrient: protein, lemak, karbohidrat.
 kimiawi: dapat bersifat endogenous seperti asidosis, hiperglikemia, uremia dan eksogenous
seperti zat kimia, allergen, gas, debu, dan lain-lain.
 fisika : panas, dingin, kelembaban, radiasi, tekanan
 mekanis : Gesekan, benturan, pukulan, dan lain-lain.
 psikis : faktor kehidupan sosial yang bersifat nonkausal dalam hubungannya dengan proses
kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan.
2. Agent sekunder
Ini merupakan unsur pembantu / penambah dalam proses terjadinya penyakit dan ikut dalam hubungan
sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, studi epidemiologi penyakit tidak bisa hanya berpusat
pada penyebab primer saja tapi harus dilihat apakah agent sekunder berpengaruh atau tidak terhadap
terjadinya penyakit. Yang dipelajari dari agent sekunder ini diantara sebagai berikut:
 Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host untuk
mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host
 Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit) pada Host
setelah infeksi
 Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang menyebabkan
kematian
 Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan Host
 Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
 Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk antibodi)
3. Lingkungan (Environment)

Secara umum faktor lingkungan ini dibagi tiga:


 Lingkungan fisik : Bersifat abiotik seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, panas, radiasi, dan
lain-lain.
 Lingkungan biologis : Bersifat biotik seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, mikroorganisme yang
dapat berfungsi sebagai agen penyakit dan hospes perantara
 Lingkungan sosial : Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standar
dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial politik.Timbulnya
penyakit berkaitan dengan gangguan interaksi antara ketiga faktor ini.
Faktor lingkungan adalah titik tumpu dari konsep segita epidemiologi yang disebutkan di atas.
Konsep Epidemiological Triad sangat sederhana, yaitu diibaratkan sebuah timbangan (equilibrium).
Dikatakan normal (sehat) apabila timbangan itu ada dalam keadaan seimbang, dan dikatakan tidak normal
(sakit) jika salah satu faktor dari host, agent atau environment lebih dominan. Ada 4 kemungkinan
gangguan keseimbangan, yakni:
1. Peningkatan kesanggupan agen penyakit, misalnya virulensi kuman bertambah, atau resistensi
meningkat.
2. Peningkatan kepekaan pejamu terhadap penyakit, misalnya karena gizi menurun.
3. Pergeseran lingkungan yang memungkinkan penyebaran penyakit, misalnya lingkungan yang
kotor.
4. Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host, misalnya kepadatan
penduduk di daerah kumuh.
Konsep dasar dari epidemiologi penyakit baik penyakit menular atau tidak menular semuanya
berdasarkan pada hal-hal yang disebutkan di atas.

Hubungan Host, Agent, dan Environment dengan Proses Terjadinya Penyakit


Diposting oleh Titis Marhening Tresnawaty di 15.20

Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan dalam menimbulkan suatu penyakit
amat komplek dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini saling mempengaruhi, pejamu dan bibit
penyakit saling berlomba untuk menarik keuntungan dari lingkungan.

Faktor utama yang mempengaruhi kemungkinan dan hasil dari munculnya penyakit adalah
patogen invasif, yaitu kemampuan patogen untuk muncul. Invasif tersebut ditentukan oleh kombinasi dari
ciri-ciri patogen, termasuk oportunisme dan evolvability. Khususnya virus RNA dengan tingkat mutasi
yang tinggi. Bakteri yang mampu memperoleh materi genetik dan patogen yang menginfeksi beberapa
host memungkinkan untuk berubah menjadi agent. Di sisi lain munculnya penyakit juga dipengaruhi oleh
invasibility dari lingkungan, tubuh individu, struktur populasi, komposisi komunitas dan mosaik, serta
ketahanan terhadap patogen invasinya. Suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi kemampuan bertahan
hidup patogen, distribusi vektor arthropoda, peran geografis, serta hambatan fisik atau kimia juga
mempengaruhi proses terjadinya penyakit (Engering et al, 2013).
Dalam usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit perlu di pelajari mekanisme
yang terjadi antara agent, host dan environment yaitu :
1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen
penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap sinar
matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan
bahan kimia beracun oleh proses pemanasan bumi global.
2. Interaksi antara manusia dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungan dan terjadi pada saat
prapatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan.
3. Interaksi antara host dengan agen penyakit
Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembangbiak dan dapat merangsang manusia untuk
menimbulkan respon berupa tanda-tanda dan gejala penyakit berupa demam, perubahan fisiologi jaringan
tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat
berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematian.
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan ini diibaratkan seperti timbangan. Di sini
pejamu dan bibit penyakit berada di ujung masing-masing tua, sedangkan lingkungan sebagai
penumpunya. Seseorang disebut berada dalam keadaan sehat, jika tuas pejamu berada dalam keadaan
seimbang dengan tuas bibit penyakit. Sebaliknya bila bibit penyakit lebih berhasil menarik keuntungan
dari lingkungan, maka orang tersebut berada dalam keadaan sakit.

Gambar 1. Hubungan host, agent, dan environment (Azwar, 1988).

Dalam mempengaruhi timbulnya penyakit tesebut, unsur-unsur yang terdapat pada tiap faktor
memegang peranan yang amat penting. Pengaruh unsur tersebut adalah sebagai penyebab timbulnya
penyakit, yang dalam kenyataan sehari-hari tidak hanya berasal dari satu unsur saja, melainkan dapat
sekaligus dari beberapa unsur.
Karena adanya pengaruh dari beberapa
unsur inilah sering disebutkan bahwa penyebab timbulnya suatu penyakit tidak bersifat tunggal ,
melainkan bersifat majemuk yang dikenal dengan istilahmultiplecausation of disease. Selanjutnya, dalam
menimbulkan penyakit, peranan unsur-unsur tersebut tidaklah secara sendiri-sendiri, melainkan saling
mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Hubungan yang diperlihatkan bagaikan jaringan jala penyebab
dan karena itu populer dengan sebutan web of causation(Azwar, 1988).
Selanjutnya dalam membahas penyebab penyakit, terutama jika berasal dari golongan biotis, perlu
diperhatikan sifat-sifat yang dimilikinya. Dari empat sifat yang dimiliki, yang terpenting adalah sifat
patogenisiti, karena memang sifat ini yang menentukan penyakit atau tidak.
Jika bibit penyakit ditinjau dari sifat patogenisiti ini dan kemudian dikaitkan dengan lingkungan
dan pejamu sebagai dua faktor lainnya yang mempengaruhi timbulnya suatu penyakit, maka ketiganya
terikat dalam suatu hubungan yang berbentuk segi tiga yang dikenal dengan sebutanepidemiological
triangle.

UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
21 Balasan

UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
1. UKURAN MORBIDITAS
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah
penduduk pertengahan tahun
Angka ini dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui
keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh
gambaran pengetahuan pendudukterhadap pelayanan kesehatan
Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan
pororsi

1. RATE
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dengan
penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut
dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diataranya adalah
.

Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak
sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus
baru.
Tujuan dari Insidence Rate adalah sebagai berikut
• Mengukur angka kejadian penyakit
• Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas
• Perbandinagan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda
• Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu
Rumus:
P= (d/n)k
Dimana:
P= Estimasi incidence rate
d= Jumlah incidence (kasus baru)
n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population at risk)

Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan penanggulangan masalah
kesehatan dengan melihat, Potret masalah kesehatan, angka dari beberapa periode dapat digunakan untuk
melihat trend dan fluktuasi, untuk pemantauan dan evaluasi upaya pencegahan maupun penanggulangan
serta sebagai dasar untuk membuat perbandingan angka insidens antar wilayah dan antar waktu

b) PR ( Prevalence)
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunkan
• Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
• Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga
kesehatan, dan ruangan
• Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa
• Digunakan untuk keperluan administratif lainnya
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu
periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh,
kronis, atau mati

c) PePR (Periode Prevalence Rate)


PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1
periode
Rumus:
PePR =(P/R)k
P = jumlah semua kasus yang dicatat
R = jumlah penduduk
k = pada saat tertentu

d) PoPR (Point Prevlene Rate)


Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah
semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu
Rumus:
PoPR =(Po/R)k
Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat
R =jumlah penduduk
k = selama 1 perode

Point prevalensi meningkat pada :


1. Imigrasi penderita
2. Emigrasi orang sehat
3. Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita
4. Meningkatnya masa sakit
5. Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada :


1. Imigrasi orang sehat
2. Emigrasi penderita
3. Meningkatnya angka kesembuhan
4. Meningkatnya angka kematian
5. Menurunnya jumlah penderita baru
6. Masa sakit jadi pendek

e) AR (Attack Rate)
Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau
dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi pada unit epidemi yaitu kelompok penduduk yang
terdapat pada ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau keluarga.
f) SAR
g) CI (AAIR)
h) ID
i) Specifik menurut karakteristik
.

2. RASIO
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif yang pembilangnya tidak
merupakan bagian dari penyebut
Contoh:
Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah. 10 diantaranya adalah jenis kelamn
pria. Maka rasio pria terhadap wanita
adalah R=10/20=1/2

3. PROPORSI
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut
Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-
peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok
itu.
Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah
P= 10/30=1/3

2. UKURAN FERTILITAS
a) Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah
penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus:
CBR = (B/P)k
B = semua kealhiaran hidup yang dicata
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
k = konstanta(1000)

Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam
waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk
• Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah
• Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk

b) Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu
yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda
tahun yang sama
Rumus:
ASFR = (F/R)k
F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicata
R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang
sama
Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka
kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran
kelahiran menjadi lebih teliti

c) Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total


Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat sealma 1 tahun
Rumus:
TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k

3. UKURAN MORTALITAS
a) Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun
dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama

perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi.
Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
lain-lain

b) Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar


Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-
beda.
Rumus:
CDR= (D/P)k
D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun
P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
Manfaat CDR
a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

c) Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang diacata
selama 1 tahun padas penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada
pertengaha n tahun
Rumus:
ASDR= (dx/px)k
dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x
px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan tahun yang sama
k = Konstanta
Manfaat ASDR sebagai berikut:
1. untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian
tertinggi pada golongan umur
2. untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah
3. untuk menghitung rata-rata harapan hidup

d) Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita


Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur
1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun
yang sama
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Penduduk balita pada tahun yang sama
` k = Konstanta
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini
merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak

e) Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal


Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah
kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;
1. untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
2. Untuk mengetahui program Imuninsasi
3. Untuk pertolongan persalina
4. untuk mengetahui penyakit infeksi

f) Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal


Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28
minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun
per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
• Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
• Status gizi ibu dan bayi
• Keadaan sosial ekonomi
• Penyakit infeksi terutama ISPA
• Pertolongan persalinan

g) Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang
diacat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
IMR = (d0 /B)k
d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama
k = Konstanta
Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikit:
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor
penyebab kematian bayi
2. Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal
3. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil
4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga
berencana (KB)
5. untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi

h) Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas
yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
MMR = (I/T)k
I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas
T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.
k = konstanta
Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:
• Sosial ekonomi
• Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
• Pelayanan terhadap ibu hamil
• Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
PENGUKURAN & STATISTIK DALAM EPIDEMIOLOGI

Sumber: http://berbagi.net/content/view/417/85/
Ditulis Oleh: Suhermin Ari P.S.Si
Perhitungan Sederhana
1. Pengukuran mengenai Prevalensi terjadinya penyakit dalam kurun waktu tertentu
Prevalensi = (Jumlah terjadinya penyakit ) / (Jumlah Populasi)
2. Insiden, mengukur penambahan kasus baru pada sebuah populasi yang beresiko terhadap satu penyakit
tertentu selama periode waktu tertentu. Cumulative incidence (CI) menggambarkan probabilitas
terjadinya satu penyakit pada seorang individu pada waktu dan populasi tertentu.
Cumulative incidence = (Jumlah kasus baru dari suatu penyakit selama kurun waktu tertentu) / (Jumlah
populasi yang beresiko)
3. Tingkat kematian (Mortality Rate) , diukur dari :
Mortality rate = (Jumlah kematian ) / (Jumlah Populasi )
4. Tingkat kematian per kasus (Case-fatality rate), diukur dari :
Case-fatality rate = (Jumlah kematian pada suatu penyakit ) / (Jumlah kasus pada suatu penyakit)
5. Attack Rate, diukur dari :
Attack rate = (Jumlah kasus pada suatu penyakit) / (Jumlah populasi yang beresiko pada suatu penyakit
pada periode tertentu)
6. Uji Sensitifitas dan Spesifisitas :
Pengukuran Sensitivitas bertujuan untuk menghitung banyaknya orang yang sungguh-sungguh
dinyatakan terkena penyakit dengan hasil tes positif.
Sensitivitas = (Nilai positif yang sebenarnya) / (Nilai positif yang sebenarnya + Nilai negatif palsu)
Pengukuran Spesifisitas ditujukan untuk menghitung banyaknya orang yang tidak mengidap suatu
penyakit dengan hasil tes negatif.
Spesifisitas = (Nilai negatif yang sebenarnya) / (Nilai negatif yang sebenarnya + nilai positif palsu)
Analisis terhadap pengukuran sensitivitas dan spesifisitas biasanya didukung oleh test laboratorium dan
dilengkapi dengan analisis kurva ROC. Kurva ROC bertujuan untuk menguji performance dari sebuah
test dalam suatu rentang nilai tertentu.
7. Positive Predictive Value (PPV) merupakan sebuah pengukuran untuk mengetahui probabilitas seorang
pasien benar-benar mengidap suatu penyakit.
PPV = (Nilai positif yang sebenarnya) / (Nilai positif yang sebenarnya + Nilai positif palsu)
Atau
PPV = (Prevalence )x (sensitivity ) / (Prevalensi x sensitivitas + (1 – prevalensi) x (1 – spesifisitas))
8.Negative Predictive Value (NPV) menggambarkan probabilitas seorang pasien benar-benar tidak
mengidap suatu penyakit.
NPV = (Nilai negatif yang sebenarnya) / (Nilai negatif yang sebenarnya + Nilai negatif palsu)
Atau :
NPV = (1 – prevalence) x (specificity) / ((1 – prevalence) x specificity + prevalence x (1 – sensitivity))
Deskriptif Statistik
Deskriptif statistik membantu peneliti untuk melihat rangkuman dari sekumpulan data. Pada dasarnya ada
dua pengukuran dalam deskriptif statistik, yaitu : ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran.
9. Ukuran pemusatan, diantaranya :
– mean : yaitu rata-rata dari data
– median : yaitu nilai tengah dari data
– modus : yaitu nilai yang paling sering muncul.
10. Sedangkan ukuran penyebaran, diantaranya :
– Range (R) = Nilai tertinggi – Nilai terendah
– Varian adalah rata-rata jarak kuadrat dari masing masing data terhadap rata-ratanya.
– Standar deviasi adalah akar dari varian
Statistik Inferensia
11. Uji hipotesa
Hipotesa adlaah pernyataan tentang populasi. Uji hipotesis ditujukan untuk menguji apakah suatu
hipotesa dapat dibenarrkan secara statistik.
Uji hipotesis selalu menggunakan dua kondisi yang bertolak belakang,
Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
antara nilai-nilai sampel dna parameter popoulasi yang diuji, sedangkan hipotesis alternatif menyatakan
bahwa terdapat perbedaan antara nilai-nilai sampel dan parameter populasi yang diuji. Dalam melakukan
uji hipotesis, terdapat dua jenis kesalahan, yaitu:
a. Kesalahan tipe I adalah kesalahan yang terjadi karena menolak hipotesa nol (H0) padahal H0 benar
atau dengan kata lain, adalah kesalhaan menyimpulkan terjadinya suatu perbedaan yang signifikan
padahal secara aktual tidak ada perbedaan dalam data. Probabilitas terjadinya kesalhan tipe I ini
dinyatakan dengan alpha.
b. Kesalahan tipe II adalah kesalahan yang terjadi karena tidak menolak H0 padahal H0 salah.
Probabilitas terjadinya kesalahan tipe II ini dinyatakan dengan beta
Berikut ini adalah beberapa uji hipotesis yang sering dipakai:
– Z-test, digunakan untuk membandingkan rata-rata sampel
– Uji chi-square, digunakan untuk menilai apakah perbedaan antara dua kelompok data yang berskala
nominal
– F-test, digunakan untuk membandingkan uda varian sampel yang berbeda
12. ANOVA, seringkali digunkaan untuk menganalisis adanya perbedaan antar kelompok oleh beberapa
variabel terkait
Pengertian masa inkubasi

1. Dalam medis, masa inkubasi adalah waktu dari saat paparan agen menular sampai tanda-tanda dan
gejala penyakit muncul. Contohnya masa inkubasi cacar air adalah 14-16 hari.

2. Dalam biologi, masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya setiap proses
pertumbuhan tertentu. Misalnya, jangka waktu untuk telur ayam menetas adalah masa inkubasi.

Secara umum, masa inkubasi merupakan masa di mana proses pertumbuhan tertentu sedang berlangsung.
Dalam pengobatan atau kesehatan, masa inkubasi merupakan masa di mana masuknya penyebab penyakit
(patogen) ke dalam tubuh hingga gejala muncul untuk pertama kalinya. Proses masuknya patogen yang
berupa mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dikenal dengan istilah infeksi.

Pengertian Sehat Menurut Ahli WHO, Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak
hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa
udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran,
kebiasaan dan gaya hidup yang baik.

KONSEP SEHAT
Pengertian sehat menurut WHO adalah “Health is a state of complete physical, mental and social well-
being and not merely the absence of diseases or infirmity”. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang
merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan
lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup
yang baik.
Selama beberapa dekade terakhir, pengertian sehat masih dipertentangkan oleh para ahli dan belum ada
kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia.Akhirnya World Health
Organization (WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu
keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan. pengertian sehat WHO
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang
berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk,
nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno “Dalam jiwa yang
sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat “(Men Sana In Corpore Sano)”.
3. Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting
dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun
informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah
agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
KONSEP SEHAT MENURUT PARA AHLI
1. Sehat menurut WHO 1974, menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
2. Pepkins, mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-
fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung
menggangunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat
sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan.
3. Paune (1983), mengatakan sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care
resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care
resources : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan perilaku yang
sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
psikososial dan spiritual.
4. Pender (1982), sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
5. Konsep sehat, yang dikemukakan oleh Linda Ewles & Ina Simmet (1992), yang dikutip oleh A.E.
Dumatubun dalam Jurnal Antropologi Papua 2002, seperti berikut:
• Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada
fungsi mekanisme tubuh.
• Konsep sehat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan koheren. Istilah mental
dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada hubungan yang dekat di antara ketiganya.
• Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu kemampuan untuk mengenal emosi seperti takut,
kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk mengekspresikan emosi-emosi secara cepat.
• Sehat dilihat dari segi sosial, berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan
dengan orang lain.
• Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual, yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaan,
berkaitan dengan perbuatan baik secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai
kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian.
• Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan kesehatan pada tingkat individual yang
terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang melingkupi individu tersebut.
Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat yang “sakit” yang tidak dapat menyediakan
sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional. (Djekky,2001: 8)
6. Larry Green & para koleganya, menulis bahwa pendidikankesehatan adalah kombinasi pengalaman
belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan.
7. Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan,menyatakan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
8. Kesehatan mental menurut UU No.3/1961, adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang lain.
9. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983, merumuskan
kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia
Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta
mengembangkannya.
10.White (1977), sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
11.Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan
Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk kepada pengertian yang
terkandung dalam kata afiat. Dalam kamus bahasa Arab, sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi
segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala
macam bencana dan tipudaya. Perlindungan Allah itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara
sempurna kecuali bagi orang-orang yang mematuhi petunjuk-Nya. Dengan demikian makna afiat dapat
diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
12.Menurut Parson, Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya
secara efektif.
13.Menurut Neuman (1982), Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – kultural dan spiritual
pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.
Kesehatan bersifat menyeluruh dan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek
tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan
dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya
takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan
dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok
lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai
kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya
secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan),
dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah
produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya
berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan
lainnya bagi usia lanjut.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

Populasi adalah sekelompok individu dengan karakteristik serupa (spesies) yang hidup di tempat yang
sama dan memiliki kemampuan untuk mereproduksi antara mereka sendiri. Konsep ini banyak digunakan
dalam ekologi populasi dan genetika. Ekologi menganggap penduduk sebagai unsur dari sistem yang
lebih luas. Populasi spesies adalah bagian dari komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui
populasi. Genetika, di sisi lain, melihat penduduk sebagai sarana atau tempat untuk pertukaran alel yang
dimiliki oleh masing-masing anggota. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi merupakan perhatian
utama dalam studi genetika populasi.
Demografi (demography), merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos
yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu,
demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang kelahiran,
perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis,
komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini pertama
kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855 dalam karyanya yang berjudul “elements de
statistique humaine, ou demographie comparree” atau elements of human statistics or comparative
demography (dalam Iskandar,1994).

Teori Demografi Menurut Para Ahli :


1. Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum Ilahi dalam
perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
2. Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan
sikap manusia yang dapat diukur.
3. Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran menarik dari
penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan
bukan tingkah laku perorangan.
4. Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab
perubahan tersebut.
5. Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk mempelajari penduduk
yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu : fertilitas, mortalitas dan migrasi.
6. Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika dan
matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang
masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari
persoalan dam keadaan perubahan kependudukan manusia yang menyangkut kepadatan, lokasi, usia, jenis
kelamin, ras, lapangan kerja dan data statistik lain. Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan
komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses
demografi yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.
Transisi Demografi

Kali ini saya akan menshare tentang transisi demografi. Transisi demografi adalah sebuah teori yang
menjelaskan bahwa perubahan jumlah penduduk yang sebabkan oleh faktor fertilitas dan mortalitas
alamiah pada suatu penduduk. Selain faktor fertilitas (birth rate/kelahiran) dan mortalitas (death rate -
mortalitas), transisi demografi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat kesehatan, keadaan
geografis, kebijakan politis, kemajuan IPTEK dan perubahan pola pikir masyarakan dan laiinya. Kesemua
faktor-faktor tersebut secara tidak langsung mempengaruhi fertilitas dan mortalitas dan pada akhirnya
mempengaruhi pula transisi demografi.
Menurut Lee (2003), transisi demografi menjelaskan perubahan dari kondisi fertilitas dan mortalitas
tinggi pada pada masyarakat pra-industri atau pertanian perdesaan (rural agrarian) menjadi fertilitas dan
mortalitas rendah pada masyarakat industri atau industri perkotaan (urban industrial).

Teori transisi demografi terbagi menjadi 4 tahap dan dapat dilihat pada gambar berikut:

Transisi Demografi

Tahap I : Fertilitas Tinggi dan Mortalitas Tinggi

Pada jaman dahulu selama berabad-abad jumlah penduduk tidak tumbuh terlalu tinggi padahal saat itu
tingkat fertilitas juga sangat tinggi. Jumlah penduduk tetap pada level yang rendah walaupun tingkat
fetilitas yang rendah diakibatkan oleh tingkat mortalitas yang tinggi. Sehingga fertilitas tinggi dan juga
mortalitas tinggi akan mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk tidak besar.
Pertumbuhan Penduduk Dunia

Perhatikan gambar diatas, jumlah penduduk dunia baru mencapai jumlah 1 milyar pada tahun 1800 san.
Sementara itu untuk menjadi Milyar ke dua, ke tiga, dan seterusnya hanya memerlukan beberapa tahun
saja.

Pada tahapan ini tingkat teknologi digolongkan pada Pre Industrial atau kehidupan penduduk pada saat itu
masih mengandalkan sektor pertanian primer yang belum banyak menggunakan teknologi. Jumlah
penduduk tetap rendah karena fertilitas tinggi dan mortalitas juga tinggi.

Tahap II : Fertilitas Tinggi dan Mortalitas rendah


Seiring perkembangan teknologi dimotori dengan adanya revolusi Industri di Eropa antara tahun 1750-
1850, tingkat perekonomian meningkat diikuti dengan peningkatan teknologi kesehatan seperti penemuan
obat-obatan baru seperti antibiotik. Semua itu menyebabkan angka kematian/mortalitas menurun dengan
drastis. Kecepatan penurunan angka kematian ini tidak secara langsung diikuti dengan kebiasaan
masyarakat pada saat itu untuk menurunkan angka kelahiran sehingga teknologi untuk menghambat
kelahiran tidak secepat itu muncul dan diserap oleh masyarakat. Hal ini menimbulkan tingginya angka
fertilitas (kelahiran) dan rendahnya angka kematian, sehingga jumlah penduduk mulai meningkat dengan
pesat.

Tahap III : Fertilitas mulai menurun dan Mortalitas tetap menurun dengan kecepatan melambat

Ledakan penduduk akibat dari menurunnya tingkat mortalitas menyebabkan mulai munculnya teknologi
untuk menghambat kelahiran, alat/obat dan metode kontrasepsi mulai ditemukan. Hal ini menyebabkan
angka kelahiran perlahan mulai menurun. Ini menyebabkan percepatan jumlah penduduk melambat
walaupun jumlah penduduk tetap meningkat.

Tahap IV: Fertilitas rendah dan Mortalitas rendah

Pada saat ini tingkat fertilitas menjadi rendah sendangkan tingkat mortalitas juga rendah, ini
mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk menjadi sangat rendah.

Dampak Transisi Demografi terhadap Kependudukan

Transisi Demografi berdampak pada perubahan struktur umur suatu penduduk. Transisi demografi juga
terjadi di Indonesia. Indonesia pada awal tahun 1960an mengalami baby boom karena saat tersebut
kondisi sehabis perang mempertahankan kemerdekaan (kondisi damai, penduduk mulai kawin dan
berkembang biak) dan mulai masuknya obat-obatan antibiotik sehingga menyebabkan angka fertilitas
meningkat dan tingkat kematian yang menurun drastis. Kemudian pada awal 1970han Indonesia mulai
menerapkan program KB Nasional yang dalam 30 tahun angka fertilitas mulai menurun dari TFR (Total
Fertility Rate) dari 5,6 tahun 1971 menjadi 2,3 tahun 2000.

Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia mengalami perubahan struktur umur, yang tadinya penduduk
sebagian besar adalah penduduk muda (0-15 tahun), secara perlahan berubah dimana jumlah penduduk
sebagian besar kini mulai terpusat pada usia produktif yaitu (15-64 tahun) dan jika kondisi penurunan
TFR terus terjadi maka jumlah penduduk sebagian besar akan bergeser menjadi penduduk tua atau yang
disebut dengan aging population.

Perubahan struktur umur pada suatu penduduk berdampak pada jenis kebutuhan apa yang diperlukan oleh
penduduk tersebut. Misalkan jika penduduk sebagian besar adalah penduduk muda misalkan 0-5 tahunnya
besar maka kebutuhan kesehatan dasar sangat diperlukan, atau misalkan penduduk kebanyakan adalah
penduduk usia produktif 15-64 tahun maka penyediaan lapangan pekerjaan, pelatihan-pelatihan dan hal-
hal yang dapat menunjang produktifitas penduduk menjadi penting untuk disediakan.

Demikian pembahasan mengenai transisi demografi, mudah-mudahan dapat dimengerti dengan baik ya.
Seperti diuraikan tadi bahwa Indonesia sedang mengalami Transisi Demografi. Transisi Demografi di
Indonesia menyebabkan Indonesia berkesempatan mengalami Bonus Demografi. Bonus Demografi
adalah keuntungan ekonomi suatu negara yang diakibatkan karena jumlah penduduk produktif yang
besar pada suatu penduduk sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena Bonus Demografi hanya
terjadi 1 kali pada setiap penduduk. Mengapa demikian? Nah silakan menunggu Posting selanjutnya yang
berjudul Bonus Demografi. InsyaAllah akan saya jelaskan lebih mendetail disana.

POLA DAN TREN DEMOGRAFI INDONESIA


Penduduk dan pembangunan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses pembangunan. Informasi penduduk, baik jumlah, persebaran, struktur,
atau komposisi penduduk menurut berbagai kelompok sangat diperlukan untuk
berbagai perencanaan pembangunan. Informasi kependudukan yang harus tersedia
untuk perencanaan pembangunan tidak hanya berupa data pada saat perencanaan itu
dibuat, tetapi dibutuhkan juga informasi kependudukan pada masa yang akan datang
dan pada masa yang lalu (Historis).
Pembangunan indonesia yang sudah berjalan lebih dari 25 tahun, tampaknya
sudah banyak memperlihatkan kemajuan, seperti kemajuan dibidang perhubungan
(transportasi, informasi), peluang kerja dan berusaha antar wilayah mendorong
migrasi antar provinsi. Di sisi lain, gerakan keluarga berencana nasional telah berhasil
mengikutsertakan sebagian pasangan usia subur untuk memakai alat kontrasepsi.
Angka prevalensi kontrasepsi dari waktu ke waktu semakin meningkat dan
berpengaruh terhadap penurunan angka kematian dan peningkatan derajat kesehatan
penduduk sehingga angka harapan hidup cenderung terus meningkat. Perubahan-
perubahan fertilitas, mortalitas, dan migrasi tersebut pada akhirnya akan
mempengaruhi jumlah dan struktur penduduk masa mendatang.
Di indonesia sendiri terdapat tiga golongan besar masalah kependudukan
yang tidak sederhana dalam penanganannya, antara lain:

Tingkat pertambahan penduduk yang terlalu cepat

Persebaran penduduk yang tidak merata

Kualitas penduduk yang belum mencapai taraf
harapan
1.
Tingkat Pertambahan Penduduk Terlalu Cepat
Revolusi teknologi, revolusi pertanian, revolusi industri, revolusi dibidang
ilmu pengetahuan dan penemuan obat-obatan baru dan pemberantasan berbagai
penyakit yang terjadi pada abad ke 18 telah menyelamatkan berjuta-juta bayi dan
bahaya kematian. Lebih dari itu dikatakan bahwa adanya berbagai macam revolusi
tersebut menyebabkan “harapan hidup saat bayi dilahirkan” atau expectation of life at
birth menjadi lebih tinggi. Sebagai akibat dari semuanya, tingkat kematian semakin
menurun dan jumlah penduduk bertambah dengan pesat.
Perbedaan angka yang makin besar antara angka kelahiran dan angka
kematian menyebabkan cepatnya perkembangan jumlah penduduk. Akibatnya
timbullah gejala ledakan penduduk, yaitu suatu perubahan jumlah penduduk yang
mengejutkan dalam waktu singkat.
2.
Persebaran Penduduk Yang Tidak Merata
Disamping pertambahan penduduk yang besar, indonesia juga menghadapi
masalah persebaran penduduk yang tidak merata, baik persebaran antar pulau,
propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Persebaran Dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia Menurut Pulau
(Tahun 1971-1998)
No
Pulau
Luas
wilayah
(%)
Penduduk (x 1000.000)
1971
1980
1990
1998
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
1.
Jawa-Madura
6,9
76,1
63,8
91,3
61,9
107,6
60,0
119,6
58,5
2.
Sumatera
24,7
20,8
17,5
38,0
19,0
36,5
20,3
43,2
21,1
3.
Kalimantan
28,1
5,2
4,4
6,7
4,5
9,1
5,1
11,2
5,5
4.
Sulawesi
9,9
8,5
7,1
10,4
7,1
12,5
7,0
14,5
7,1
5.
Pulau-pulau
30,4
8,6
7,2
11,1
7,5
13,7
7,6
15,9
7,8
100,0
119,2
100,0
147,5
100,0
179,4
100,0
204,4
100,0
Sumber BPS 1981, 1993, dan 1999
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa, perkembangan penduduk di
pulau Jawa sdan Madura tergolong tinggi yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap
kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa
tiap kilometer persegi. Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan
pertanian di Jawa semakin sempit, lahan bagi petani sebagian dijadikan pemukiman
dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar pulau Jawa belum dimanfaatkan secara
optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar jawa
dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat
tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan peningkatan
keamanan negara.
3.
Kualitas Penduduk Yang Belum Mencapai Taraf Harapan
Masalah kualitas penduduk ini yang dimaksud adalah masalah tingkat
kehidupan penduduk itu sendiri terutama bila dilihat dari kemakmuran dan fasilitas
kehidupan yang ada. Seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana,
apabila fasilitas-fasilitas tersebut sulit terpenuhi maka dapat mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia.

Unsur - Unsur Demografi Sosial


Bonar Situmorang Agustus 17, 2016 ,Sosiologi

Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Dari berbagai sumber dinyatakan bahwa John Graunt (1662) merupakan tokoh utama
dibalik lahirnya demografi. Demografi mencakup beberapa aspek diantaranya

1. Populasi Penduduk.

Pada dasarnya demografi merupakan studi tentang populasi penduduk. Mempelajari populasi
penduduk berarti akan berurusan dengan aspek kuantitas atau jumlah penduduk. Setiap negara memiliki
kebijakan tersendiri mengenai perhitungan jumlah penduduk. Di Indonesia perhitungan jumlah penduduk
dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Data jumlah penduduk ini nantinya akan dianalisa oleh
pemerintah untuk menentukan arah kebijakan kependudukan di masa depan.

2. Pengelompokan Penduduk.
Pengelompokan penduduk merupakan upaya pemilahan/komposisi penduduk berdasarkan variabel-
variabel tertentu misalkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, agama, kasta dan lainnya.

3. Distribusi Penduduk

Distribusi penduduk pada dasarnya berkaitan dengan aspek geografi atau wilayah tempat bermukimnya
suatu penduduk. Perhitungan distribusi penduduk mencakup kepadatan penduduk dan persentase
penduduk per wilayah. Faktor yang memengaruhi distribusi populasi penduduk antara lain keadaan
geografis, ekonomi, sosial dan politik. Mengapa sekarang banyak terjadi urbanisasi?Mengapa penduduk
banyak bermukim di daerah dataran rendah? Hal tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor. Berbicara
distribusi penduduk berarti akan berkaitan pula dengan pola pemukiman penduduk tersebut.

4. Kelahiran

Salah satu aspek penting dari demografi adalah kelahiran. Beberapa hal yang berkaitan dengan kelahiran
antara lain angka kelahiran, kontrasepsi, angka perkawinan dan angka harapan hidup bayi. Tingkat
kelahiran yang sangat tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan taraf ekonomi akan berdampak pada
kesejahteraan penduduk itu sendiri.

5. Kematian

Kematian dapat diukur dengan angka kematian kasar dan angka kematian bayi. Kematian penduduk dapat
terjadi karena berbagai faktor seperti penyakit, kecelakaan, perang atau pembunuhan. Angka kematian di
wilayah negara maju dan berkembang dapat berbeda karena berbagai faktor.

6. Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dalam arti melewati batas teritorial wilayah. Migrasi dapat
bersifat internal maupun eksternal. Ahli demografi dapat menganalisa penyebaran migrasi penduduk,
rata-rata usia migrasi hingga faktor pendukungnya. Migrasi dapat terjadi salah satunya akibat dorongan
ekonomi.

7. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu bagai dari kependudukan karena pada dasarnya manusia memiliki
profesi tertentu dalam menjalankan kehidupannya. Ahli demografi dapat menganalisa tingkat partisipasi
kerja penduduk, angka pengangguran sampai tingkat rata-rata pendapatan penduduk. Dengan memantau
perkembangan kaum pekerja maka akan diketahui perkembangan suatu negara.

8. Kelembagaan Penduduk
Kelembagaan penduduk berkaitan dengan keluarga dan pernikahan. Studi tentang kelembagaan penduduk
meliputi status pernikahan, rata-rata usia pernikahan per area dan faktor perceraian.

9. Kebijakan Penduduk

Kebijakan kependudukan sangat erat dengan peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Pertumbuhan penduduk yang cepat di negara berkembang seperti Indonesia akan memicu lahirnya
kebijakan-kebijakan seperti pembatasan kelahiran, batasan umur perkawinan dan pemerataan penduduk
per wilayah. Kebijakan kependudukan akan berbeda tiap negara karena masalah penduduk yang dialami
negara-negara relatif berbeda sehingga memerlukan penanganan yang berbeda.

Dependency Ratio Merupakan salah satu pernyataan yang berupa perbandingan antara banyaknya
penduduk usia produktif dengan penduduk usia yang non produktif. Dalam Dependency Ratio yang
digolongkan sebagai usia yang produktif adalah penduduk yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun,
sedangkan usia yang tergolong sebagai penduduk non produktif bekisar antara 15 tahun- 65 tahun ke
atas.
Dependency ratio juga dapat digunakan sebagai alat ukur perekonomian suatu negara. Dengan kata lain
dependency ratio juga dijadikan suatu indikator pengukuran tingkat perekonomian suatu negara. Dalam
hal ini dependebcy ratio juga mmapu menentukan suatu negara tersebut sebagai negara maju atau negara
berkembang.
Mengapa demikian ? karena suatu negara yang memiliki usia yang lebih banyak tergolong sebagai usia
produktif akan lebih cenderung menghasilkan suatu keadaan yang seimbang dari pendapat nasional.
Dalam menghitung dependency ratio juga dibuthkan suatu rumus yang pada tahap awal akan
menjabarkan suatu keadaan dari negara tersenut. Adapun rumus dependency ratio meliputi:

Demikian artikel yang berjudul Pengertian Dependency Ratio dan Rumus Perhitungan. Semoga
artikel yang Kami sajikan ini mampu menambah luas wawasan Anda.

Statistik adalah sekumpulan angka yang digunakan untuk menerangkan sesuatu baik itu angka acak
mapun angka tersusun dalam suatu daftar grafik. Statistik berasal dari bahasa Latin yaitu status yang
berarti negara atau hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan.
Pengertian statistik lain yaitu, statistik adalah sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan,
penganalisaan, pengolahan dan penafsiran data dari angka-angka. Statistik adalah sekumpulan angka yang
menjelaskan sifat data ataupun hasil pengamatan.

Pengertian Statistik Menurut Para Ahli


Croxton dan Cowden
Menurut Croxton dan Cowden, Statistik adalah metode untuk mengumpulkan, mengelola, menyajikan
dan menginterpretasikan data yang berwujud angka.

Anderson Dan Bancroft


Menurut Anderson Dan Bancroft, Statistik adalah ilmu dan seni perkembangan dan metode yang paling
efektif untuk pengumpulan,pentabulasian serta dan penginterpretasikan data kuantitatif sedemikian rupa,
sehingga akan memungkin kesalahan dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan
penggunaan penalaran induktif yang didasarkan pada matematik probailitas(peluang).

PENGERTIAN BIOSTATISTIK
1.

Biostatistik merupakan ilmu statistika terapan yang mengenalkan perhitungan statistikkehidupan, baik
konsep dasarnya, penyajian data, pemusatan dan penyebaran data, kemiringandan distribusinya dalam
kurve normal serta konsep estimasi, sampling, uji hipotesis dan uji-ujistatistik deskriptif, korelasi maupun
komparasi. Hal-hal tersebut akan sangatlah berguna dalammelakukan analisis data penelitian
kuantitatif.Pada bahasan Konsep dasar statistik umum, kita akan banyak mengerti hal-hal
meliputi:Pengertian statistika, Ruang lingkup statistika, Pengertian dan jenis data serta Variabel dan
skalapengukuran variabel.Bahasan ukuran pemusatan data, secara khusus membahas nilai rata-rata
(mean), median,modus. Pembicaraan Nilai rata-rata akan memerinci uraian tentang Pengertian nilai rata-
rata,Sifat nilai rata-rata, cara menghitung nilai rata-rata, Interpretasi hasil perhitungan nilai rata-
rata.Bahasan tentang Nilai penyebaran akan menjelaskan Pengertian nilai penyebaran, Jenis dan sifatnilai
penyebaran, Cara perhitungan nilai penyebaran dan interpretasinya meliputi : Range,Minimum dan
maksimum, Mean deviasi, Standar deviasi, Koefisien variasi, Decile, kuartile, danpercentile, normalitas
data berdasarkan nilai Kurtosis dan skewnes.2.

Biostatistik adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Statistikkesehatan
sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif, seperti merencanakan programpelayanan kesehatan,
menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukananalisis tentang berbagai penyakit
selama periode waktu tertentu. Statistik kesehatan dikenal
dengan istilah “biostatistik”.
Biostatistik terdiri dari dua kata dasar yaitu bio dan statistik. Bioberarti hidup, sedangkan statistik adalah
kumpulan angka-angka. Sehingga secara harfiahbiostatistik adalah kumpulan angka-angka tentang
kehidupan.3.

Biostatistik adalah Alat untuk melakukan riset dan Biostatistik dapat dipandang sebagai ilmustatistik
terapan pada bidang Biologi, Farmasi & Kedokteran.Menurut Dr.Eko Budiarto,SKM :Ada 3 Statistik
yaitu :1. Statistik merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran atau penghitunganyang
disebut dengan data2. Statistik dapat pula diartikan sebagai statistik sample3. Statistik sebagai suatu
metode ilmiah yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalammengambil keputusan, mengadakan analisis
data hasil penelitian dll.

Anda mungkin juga menyukai