Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENANGANAN COVID 19 DAN UPAYA PENINGKATAN

MUTU KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA GUNA MENCAPAU


BANJARNEGARA BERMANTABAT DAN SEJAHTERA

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swata maupun
pemerintah.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan
Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah
ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesi nomor 72 tahun 2012. SKN tersebut
telah berperan besar sebagai acuan di bidang kesehatan, penyusunan Undang-undang nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan dan juga sebagai acuan dalam penyusunan berbagai
kebijakan,pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Keberadaan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara ditetapkan sengan Peraturan
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 63 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten
Banjarnegara.
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mendukung Visi dan Misi kepala
Daerah Kabupaten Banjarnegara “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”. Dinas Kesehatan
mempunyai peran dan berkontribusi dalam tercapainya misi kabupaten kelima yaitu
“Mewujudkan Kemartabatan Dan Kesejahteraan masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan dan
kualitas Pelayanan Dasar” maka Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional dan paripurna.
Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembanguan kesehatan
bertambah berat dan kompleks. Peran aktif masyarakat sangat penting dalam pembangunan
kesehatan. Wabah Pandemi Covid 19 masih melanda dunia. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO
menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Berkaitan dengan kebijakan wabah penyakit menular, Indonesia telah memiliki undang-
berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia telah memiliki
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan Pemerintah
Nomor 40 tahun 991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit menular tertentu yang
dapat menimbulkan wabah dan upaya Penanggulangan. Pemerintah Indonesia juga telah
menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahu 2020 tentang Penerapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat coronavirus disease-19 (COVID-19). Dalam upaya mempercepat
penanggulangan penyakit virus Covid 19 sudah diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/MENKES/2020 tentang Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Dinas kesehatan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
bidang kesehatan yang menjadi kewenangan daerah mempunya 35 puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan, 1 GFK (Gudang Farmasi Kesehatan), 1 LABKES (Laboratorium Kesehatan).
Sumber daya manusia keshatan terdiri dari : dokter umum 58 orang, dokter gigi 14 orang,
perawat 298 orang, bidan 563 orang, gizi 61 orang, ATLM 41 orang, sanitarian 58 orang,
struktural 66 orang dan tenaga penunjang lainnya sejumlah 600 orang/

B. PERUMUSAN MAKALAH
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cepat dan menyebar ke berbagai
negara di dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia penyebaran kasus sudah menjangkau semua
propinsi dengan jumlah kasus dan jumlah kematian semakin meningkat dan juga berdampak
pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, serta kesejahteraan
masyarakat, hal tersebut perlu segera bisa ditangani antara lain dengan cara peningkatan mutu
pelayanan kesehatan sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi dan kebijakan penanganan covid-19 di Kabupaten Banjarnegara?
2. Bagaimana upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Banjarnegara?

C. PEMBAHASAN
1. Strategi dan kebijakan penanganan Covid-19 di Kabupaten Banjarnegara
Dalam upaya menentukan strategi dalam penanganan covid-19 dan peningkatan mutu
kesehatan, kami mencoba dengan Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities dan
Treaths) sebagai berikut :

Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)


- Peran stake Holder - Kesadaran masyarakat menerapkan
- Kebijakan Pusat dan Daerah AKB masih rendah
- SDM kesehatan - Menganggap covid tidak berbahaya
- Anggaran - Social ekonomi rendah
- Kesiapan RS rujukan - Stigma dan diskriminasi
Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)
- Keterlibatan Lintas sektoral - Ekonomi lumpuh
- Insentif - Kasus Meningkat
- Jogo Tonggo - Kematian meningkat
- Belum ada obat

a. Kebijakan penanganan Covid-19


Dalam upaya penanganan kasus Covid-19, Pemerintah Daerah dalam hal ini
Bupati memiliki peran yang sangat penting baik dari segi anngaran maupun kebijakan,
Pemerintah Kabupaten Kabupaten Banjarnegara telah menerbitkan beberapa
peraturan, antara lain:
- Keputusan Bupati Banjarnegara No.360/364 Tahun 2020 tentang Penetapan Status
Siaga Darurat Bencana Non Alam
- Keputusan Bupati Banjarnegara No.360/365 Tahun 2020 tentang Pembentukan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
- Keputusan Bupati banjarnegara No.360/422 tahun 2020 tentang Penetapan Status
Tanggap Darurat Bencana Non Alam
- Maklumat Bupati banjarnegara No.440/164/Setda/2020 tentang Kepatuhan
terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona
(Covid-19).
- Peraturan Bupati No.44 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan
Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 19 (Covid-19)
- Peraturan Bupati No.360/642 Tahun 2020 tentang Pembentukan Satuan tugas
Covid-19 di Tingkat Kabupaten,Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
b. Strategi penanganan Covid-19
- Upaya Promotif
- Upaya Preventif
- Upaya Kuratif
c. Program Penanganan Covid-19
- Peran Stake Hoder
- Penyampaian Infomasi tentang Penyakit, Pencegahan dan Penanganan Covid-19
- Pembuatan sarana prasarana yang mendukung Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
- Menyiapkan RS tempat penanganan Covid-19 dan Rumah karantina
- Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan
d. Kegiatan penanganan Covid-19
- Pemanfaatan anggaran refocusing APBD untuk menanganan covid-19
- Pemanfaatan dana Insentif dari Kemenkes untuk reward para tenaga medis dan
para medis di puskesmas dan rumah sakit
- Sosialisasi dan Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) bagi perorangan
dan Institusi
- Sosialisasi tentang peningkatan imunisasi dengan perbaikan gizi karena belum
adanya Obat Covid-19
- Pemantauan penderita penyakit kronik yang berpotensi sebagai penyakit Comorbid
- Sosialisasi tentang AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru)
- Sosilasi tentang Perbup No. 44 Tahun 2020
- Sosialisasi dengan membawa Peti Mati dengan harapan Masyarakat akan semakin
sadar dengan bahaya Penyakit Covid-19
- Pembuatan leaflet dan film pendek tentang Covid-19 dan AKB
- Menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun di beberapa Institusi dan Fasilitas
Umum
- Melakukan desinfektan secara berkala di beberapa Institusi tempat-tempat umum
- Melakukan Operasi Masker di beberapa tempat oleh Tim satgas Kabupaten,
Kecamatam maupun Desa/Kelurahan
- Tidak memberikan ijin/rekomendasi kegiatan yang tidak menerapkan protocol
kesehatan
- Melakukan simulasi AKB di beberapa tempat wisata, arena Car Free Day dan
Sekolah-sekolah yang mau membuka pembelajaran secara Tatap Muka
- Melakukan tracing,trecking,pemeriksaan Rapid Tes dan pemeriksaan swab secara
masiv agresif di beberpa tempat-tempat umum
- Melakukan tracing,trecking,pemeriksaan Rapid Tes dan pemeriksaan swab bagi
pasien yang bergejala dan kontak eral
- Mengoptimalkan fungsi satgas JOGO TONGGO yang ada di setiap Desa/Kelurahan
- Pelatihan prosedur pemulasaran dan pemakaman pasien Positif Covid-19
- Mempersiapkan 3 RS rujukan sebagai tempat pelayanan pasien positip covid-19
yaitu RSUD,RSI dan RS Emanuel
- Menyiapkan Rumah Karantina di Sigaluh dengan daya tampung 28 orang
- Mulai membuka kegiatan sekctor ekonomi, pariwisata, tatap muka sekolah,
kegiatan masyarakat lainnya dengan melaksanakan protocol kesehatan agar
ekonomi masyarakat di banjarnegra berangsur pulih kembali.
- Mulai mengidentifikasi para tenaga kesehatan yang rencana akan melakukan
vaksinasi covid-19

2. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Banjarnegara


Peningkatan mutu pelayanan merupakan suatu proses pengukuran derajat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan standart atau prinsip dengan
tindakan perbaikan yang sistematik dan berkesinambungan untuk mencapai mutu
pelayanan yang optimum atau prima. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kami
mencoba menganalisa dengan Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities dan
Treaths) sebagai berikut :

Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


- Kebijakan - SDM
- SDM - Sarana dan Prasrana
- Sarana dan Prasarana - Cakupan PHBS masih rendah
- Anggaran - Anggapan Pelayanan tidak standar
- Manajemen - Ketersediaan obat terbatas
Opportunities (Peluang) Treaths (Ancaman)
- Stake Holder - Banyaknya muncul klinik swasta
- Infrastruktur membaik - Menganggap pelayanan spesialis
- Akreditasi Puskesmas lebih berkualitas
- BLUD
- BPJS
Dari hasil analisa SWOT tadi maka perlu ditindaklanjuti dengan membuat Kebijakan,
program dan kegiatan agar upaya peningkatan mutu pelayanan semakin meningkat dan
terstandar.
a. Kebijakan
- Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas
- Peraturan Menteri Kesehatan No 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasioanal.
- Peraturan daerah Kabupaten Banjarnegara No 2 Tahun 2016 tentang tarif layanan
kesehatan
- Peraturan daerah Kabupaten Banjarnegara No 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Struktur Organisasi Perangkat daerah Kabupaten Banjarnegara
- Peraturan daerah Kabupaten Banjarnegara No 63 Tahun 2016 tentang tugas Pokok
dan Fungsi Perangkat daerah Kabupaten Banjarnegara
- Keputusan Bupati Banjarnegara No 440/1229 Tahun 2018 tentang Penetapan Status
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelayanan Pusat
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2019

b. Strategi
- Perencanaan anggaran dengan selalu berkonsulatsi dengan Stake holder
- Akreditasi Puskesmas
- Upaya Peningkatan jumlah dan jenis SDM
- Upaya Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas
- Upaya Peningkatan Cakupan Program Kegiatan di puskesmas
- Upaya Peningkatan jenis dan jumlah obat

c. Program dan Kegiatan


- Membuat perencanaan yang matang sesuai dengan kebutuhan pelayanan di
masyarakat dan berpedoman pada renstra yang sudah di susun.
- Penilaian Akreditasi Puskesmas dilkasanakan secara berkala setiap 3 tahun sekali
sehingga puskesmas mempunyai standar pelayanan yang sesuai aturan dan
menimbulkan dampak pelayanan yang terstandar dan paripurna.
- Mengadakan evaluasi kebutuhan jumlah dan jenis SDM sehingga semua puskesmas
serta meotivasi agar selalu melakukan up date ilmu dengan harapan mempunyai
SDM yang profesional dan sesuai dengan jenis pelayanan yang menjadi tanggung
jawab puskesmas
- Mengadakan evaluasi tenyang sarana dan prasarana terutama alat kesehatan di
puskesmas agar pelayanan di puskesmas semakin optimal
- Mengadakan evaluasi cakupan kegiatan secara berkala agar memperoleh solusi
untuk meningkatkan cakupan kegiatan yang masih belum tercapai
- Melakukan survey ke puskesmas untuk memastikan kecukupan jumlah dan jenis
obat agar puskesmas bisa melayani masyarakat tanpa harus sering melakukan
rujukan
- Pengelolaan dana blud sesuai aturan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana, pemeliharaan gedung dan insentif nakes sehingga kejahteraan karyawan
meningkat dan berdampak memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional

D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI


1. Simpulan
- Sampai saat ini pandemi covid-19 di tingkat global maupun nasional masih ada dan
belum bisa dipastikan berapa lama virus ini bertahan di permukaan bumi, vaksin dan
obat belum ditemukan, berdampak pada semua sektor kehidupan.
- Kasus meninggal dunia biasanya diikuti dengan penyakit penyerta (komorbid)
seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal kronik dan lain-lain.
- Kesadaran masyarakat masih rendah dalam menggunakan protocol kesehatan yang
akan menambah resiko penularan
- Masih adanya stigma dan diskriminasi kepada pasien positip covid-19
- Pelayanan di puskesmas masih dianggap kurang bermutu dengan sarana prasarana
serta ketersediaan obat yang belum memadai

2. Rekomendasi
- Penerapan protocol kesehatan secara ketat yaitu 3M (mencuci tangan, Memakai
Masker dan Menjaga Jarak) di berbagai lini kegiatan sehingga di harapkan
pergerakan ekonomi mulai bangkit, sector pariwisata mulai tumbuh dan kegiatan
tatap muka anak sekolah bisa dimulai.
- Peranan lintas sektoral dan tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat diperlukan
untuk mermbantu mengedukasi masyarakat dalam mematuhi dan menerapkan
protolol kesehatan
- Edukasi secara terus menerus agar tidak ada stigmatisasi dan diskriminasi kepada
pasien positip covid-19 maupun pasien yang meninggal karena postip covid-19
- Memaksimalkan fungsi JOGO TONGGO dalam upaya pencegahan dan pengendalian
penularan Covid-19
- Kerjasama dengan lintas sektoral untuk mengadakan operasi masker secara rutin di
wilayah kecamatan maupun kabupaten
- Pemantauan pelaksanaan akreditasi puskesmas secara terus-menerus sehingga
pelayanan di puskesmas terstandar dan bermutu
- Memenuhi kebutuhan SDM, sarana dan prasaran serta obat-obatan secara bertahap
sehingga puskesmas bisa melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional
- Pelibatan seluruh unsur jajaran kesehatan di Kabupaten Banjarnegara dalam karya
nyata dalam rangka menjabarkan visi dan misi kepala daerah di bidang kesehatan
merupakan hal yang paling penting demi mewujudkan kemartabatan dan
kesejahteraan masyrakat melalui cakupan dan kualitan pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai