Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PELACAKAN IBU NIFAS RESIKO TINGGI


DI MASA PANDEMI COVID-19
TAHUN 2021
I. PENDAHULUAN
Coronavirus disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau yang kini dinamakan SARS-CoV-2 yang
merupakan virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi,
kemudian Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional pada tanggal
14 Maret 2020.

Kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan sehingga memerlukan


upaya komprehensif dalam penatalaksanaan kasus dan upaya memutus rantai penularan.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan garda terdepan dalam
memutus mata rantai penularan COVID-19. Puskesmas harus mampu mengelola,
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien dalam memutus
mata rantai penularan baik dilevel individu, keluarga dan masyarakat. Puskesmas
melakukan pemberdayaan masyarakat diwilayah kerjanya pada berbagai aspek baik pada
sisi prevensi, deteksi dan respon.

Meskipun COVID-19 saat ini merupakan prioritas utama di Puskesmas, bukan


berarti Puskesmas dapat meninggalkan pelayanan lain yang menjadi fungsi puskesmas
yaitu melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) salah satunya yaitu pelayanan
di luar gedung.

Covid-19 telah dinyatakan sebagai pandemik dunia oleh WHO ( WHO,2020 ).


Dimana angka peningkatan kasus yang menunjukan jumlah kasus penyakit yang tinggi.
Namun jika dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang lebih dari
267 juta jiwa , maka perbandingan jumlah masyarakat yang tidak terinfeksi masih lebih
tinggi

Pelayanan Nifas adalah Pelayanan kesehatan sesuai standart pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas di periode ini
karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya diperkirakan bahwa 10 %
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama masa neonates merupakan masa krisis dari kehidupan bayi
dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian
bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir

1
II. LATAR BELAKANG
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari ke enam minggu kedua dan
minggu keenam setelah persalinaan . untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu
dan memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusart atau rujukan komplikasi
yang mungkin terjadi pada masa nifas serta memberikan penjelasan mengenai masalah
kesehatan secara umum kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
lahir, pemberian asi, imunisasi dan KB, dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu
dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.
Di masa Pandemi Covid-19 pelaksanaan kegiatan pelacakan ibu nifas resiko tinggi
harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang sudah berlaku dan harus mengikuti
pedoman Juknis Pelayanan Puskesmas di Masa Pandemi Covid-19 khususnya Pelayanan
Ibu Nifas di Era Pandemi covid-19.
III. TATA NILAI PUSKESMAS
Agar kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dapat tercapai dengan baik sesuai
dengan Visi, Misi Bupati Lampung Timur. Adapun yang menjadi Visi Bupati Lampung
Timur adalah :“Terwujudnya masyarakat lampung timur yang aman, mandiri, sejahtera,
berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian berbasis agribisnis/pertanian
berkelanjutan dan kualitas sdm yg berpihak kepada kepentingan rakyat”. Pelayanan
kepada masyarakat merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Untuk itu pola-pola
pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
dimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus bermutu, merata dan
terjangkau dan dilaksnanakan melalui Misi Bupati Lampung Timur:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi dan social.
2. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dan berkelanjutan berbasis kearifan lokal.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi sumber daya daerah
berbasis pemberdayaan masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
4. Mewujudkan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.
5. Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, dan
kebutuhan dasar lainnya
6. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean govermen).
Untuk mencapai Visi Misi Bupati Lampung Timur semua kegiatan dituangkan
melalui tata nilai yang sudah dibentuk yaitu “PRIMA”
P : PROFESIONAL
Memiliki Kemampuan dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Terbaik

R : RAMAH

2
Memiliki Sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan
sekerja
I : INISIATIF & INOVATIF
Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif dan
memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan
M : MALU
Memiliki Budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
A : AKUNTABEL
Memberikan Pelayanan Kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan
yang ditetapkan
IV. LANDASAN HUKUM
1. Dasar Hukum
a. Undang undang Nomor 17 tahun 2017: Tentang rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
b. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
c. Peraturan Mentri Kesehatan No 43 tahun 2016 Tentang Standart Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan
d. Peraturan Mentri Kesehatan No 97 tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual
e. Peraturan Pemerintah No 61 Tentang Kesehatan Reproduksi
f. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No 03 tahun 2017 Tentang
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir Dan Anak
g. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No 08 tahun 2016 Tentang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 ( Lembaran
Daerah Kabupaten Lampung Timur tahun 2015 No 08 )
h. Peraturan Bupati Lampung Timur No B. 56 Tahun 2017 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun
Anggaran 2015
i. Peraturan Mentri Kesehatan No 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas Pentunjuk
Teknis Pelayanan Puskesmas Di Masa Pandemi Covid-19
2. Dasar Hukum
a. Undang undang Nomor 17 tahun 2017: Tentang rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005 – 2025
b. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
c. Peraturan Mentri Kesehatan No 43 tahun 2016 Tentang Standart Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan

3
d. Peraturan Mentri Kesehatan No 97 tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual
e. Peraturan Pemerintah No 61 Tentang Kesehatan Reproduksi
f. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No 03 tahun 2017 Tentang
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir Dan Anak
g. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No 08 tahun 2016 Tentang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 ( Lembaran
Daerah Kabupaten Lampung Timur tahun 2015 No 08 )
h. Peraturan Bupati Lampung Timur No B. 56 Tahun 2017 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun
Anggaran 2015
i. Peraturan Mentri Kesehatan No 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas Pentunjuk
Teknis Pelayanan Puskesmas Di Masa Pandemi Covid-19
V. TUJUAN
a. Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan agar dapat mengetahuai secara dini tanda-tanda
bahaya pada ibu nifas dan mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan
mengenai protocol kesehatan pada masa pandemic Covid-19.
b. Tujuan khusus
 Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku kehidupan sehari hari
 Mengenali secara dini factor resiko dan resiko tinggi
 Memotifasi ibu agar memeriksakan kesehatannya ditenaga kesehatan.

VI. PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Persiapan
1. Tetap melakukan pencegahan penularan COVID-19
2. Petugas mengidentifikasi ibu nifas dengan resiko tinggi yang ada di desa.
3. Petugas merencanakan jadwal melakukan kunjungan rumah ibu nifas resiko
tinggi.
b. Pelaksanaan
1. Tetap melakukan pencegahan penularan COVID-19
2. Gunakan level APD yang sesuai
3. Petugas melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas dengan resiko tinggi
yang menjadi sasaran di desa.
4. Jaga jarak minimal 1 meter jika tidak perlu tindakan
5. Jika ada tindakan membuka mulut atau yang menimbulkan aerosol,
gunakan

4
masker N95
6. Petugas melakukan pemeriksaan ibu nifas resiko tinggi.
7. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA dan register nifas
8. Petugas melakukan konseling kepada ibu nifas dan keluarga tentang hasil
pemeriksaanya
9. Petugas melakukan dokumentasi hasil kegiatan
10. Petugas melaporkan hasil kegitan kepada kepala Puskesmas

VII. METODE DAN MEDIA KEGIATAN


1. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
a. Kunjungan Rumah
b. Pemeriksaan
c. Wawancara / Tanya Jawab
d. Konseling
2. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
a. Buku KIA
VIII. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
1. Pelaksana : Bidan Desa Puskesmas dan Pemegang Program KIA
2. Peserta : Ibu Nifas Resiko Tinggi
3. Nara sumber : Bidan Desa Puskesmas dan Pemegang Program KIA
4. Penanggung jawab : Bidan Kordinator Puskesmas

IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dimulai dari bulan Januari s/d Desember 2021
Tahun 2021
N Kegiatan Fe Mar Ap Me Ju Ju Agu Sep Ok No De
o b t r i n l s t t v s
1 Pemantaua
n Ibu Nifas
Resti X X X X X X X X X X X

X. SASARAN KEGIATAN
a. Ibu Nifas Resiko Tinggi
XI. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini dibiayai oleh dana BOK tahun 2021.

5
XII.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanana kegiatan dilaksanakan setiap 1bulan setelah pelaksanan,
Pelaksanaan evaluasi kegiatan adalah penanggung jawab UKM, Pelaporan dibuat
setelah kegiatan selesai di laksanakan.

XIII. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan Pelaporan Progaram Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas
Trimulyo dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Trimulyo

Siti Rokhaniyah,S.ST
NIP. 19680603 198803 2 003

Anda mungkin juga menyukai