Anda di halaman 1dari 6

Bogordaily.

net – COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh


WHO (WHO, 2020). Secara nasional melalui Keputusan Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9A Tahun 2020 yang
diperbarui melalui Keputusan nomor 13 A Tahun 2020, telah ditetapkan
Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus
Corona di Indonesia.

Selanjutnya, dengan memperhatikan eskalasi kasus dan perluasan wilayah


terdampak, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam
Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, serta Keputusan Presiden
Nomor  11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat COVID-19,kemudian diperbaharui dengan Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020, tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran COVID-19 Sebagai Bencana Nasional.
ADVERTISEMENT

Penambahan dan penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung


cukup cepat. Pada tanggal 28 Maret 2020, WHO risk assessment
memasukkannya dalam kategori Very High dimana pada saat itu telah
dilaporkan total temuan kasus infeksi sebesar 571.678 kasus dengan total
26.494 kematian.

Kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada 2


Maret 2020, kasus ini terus bertambah hingga pada hari ke 62, yaitu
tanggal 3 Mei 2020, total kasus positif sebanyak 11.192 kasus, 1.876 kasus
sembuh dan 845 kasus meninggal. Angka tersebut memang menunjukkan
jumlah kasus penyakit yang tinggi.
Namun jika dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk Indonesia
yang lebih dari 267 juta jiwa, maka perbandingan jumlah masyarakat yang
tidak terinfeksi masih lebiht inggi. Ini berarti selain penanganan kasus
terinfeksi COVID-19, upaya pelayanan kesehatan lain seperti promotif dan
preventif perlu tetap menjadi perhatian bagi petugas pelayanan kesehatan
terutama di Puskesmas.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat danu paya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki
prinsip dalam penyelenggaraannya sehingga Puskesmas
bertanggungjawab:
1. mendorong seluruh pemangkuke pentingan berpartisipasi dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat

2. dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

3. mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,keluarga, kelompok, dan


masyarakat

4. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau


oleh seluruh masyarakat diwilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan
status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan
5. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan

6. mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP


lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan SistemRujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas

Oleh karena itu, peran FKTP pada pandemi COVID-19 sangat penting
khususnya Puskesmas terutama dalam melakukan prevensi, deteksi dan
respon di dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19. Hal ini
merupakan bagian yang akan dilakukan bersama agar dapat
mengendalikan jumlah kasus.

Puskesmas harus mampu mengelola, memanfaatkan sumber daya yang


dimilikinya secara efektif dan efisien dalam memutus mata rantai
penularan, baik di level individu, keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan melalui kegiatan komunikasi risiko dan KIE, pemberdayaan
masyarakat, dan penggerakan peran serta lintas sektor.

Puskesmas melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjanya


pada berbagai aspek baik pada sisi prevensi, deteksi dan respon.

Puskesmas merupakan garda terdepan dalam memutus mata rantai


penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan memiliki
konsep wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, Puskesmas perlu
melakukan berbagai upaya dalam penanganan pencegahan dan pembatasan
penularan infeksi. Meskipun saat ini hal tersebut menjadi prioritas, bukan
berarti Puskesmas dapat meninggalkan pelayanan lain yang menjadi fungsi
Puskesmas itu melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama seperti yang
ditetapkan dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Berdasarkan teori H.L BLUM, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor


yang saling terkai tyaitu lingkungan (40%), perilaku kesehatan (30%),
pelayanan kesehatan(20%) dan genetik (10%).

Dari keempat faktor tersebut, perilaku dan lingkungan memiliki pengaruh


yang besar. Faktor ini sangat dipengaruhi oleh perilaku dari masyarakat
sendiri, oleh karenanya implementasi Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat(Germas) dalam memasyarakatkan budaya hidup sehat serta
keterlibatan lintas sektor perlu didorong. Dorongan ini dilakukan
pemerintah daerah mulai dari tingkat RT/RW sampai nanti ketingkat
pusat.
Peran Puskes mas dalam melakukan prevensi, deteksi dan respon dila
ksanakan secara terintegrasi dalam memberikan pelayanan kesehatan 
lainnya pada masa pandemi COVID-19.

Fokus penanganan pandemi COVID-19 tidak hanya bertumbuh pada


penanganan kasus,tetapi perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya pemutusan rantaip enularan agar secara sukarela dan patuh
menjalankan anjuran pemerintah untuk menggunakan masker, rajin
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan tetap diam di rumah.

Peran Puskesmas sangat penting dalam mewujudkan kemandirian


masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam mengubah perilaku
dan lingkungan yang sejalan dengan teori H.L Blum, yakni masyarakat
didorong untuk memiliki perilaku hidup sehat yang memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat serta hidup dalam lingkungan sehat.

Berdasarkan kajian yang ada, hanya 20% pasien terinfeksi yang


memerlukan perawatan di rumah sakit, sedangkan 80% yang karantina
mandiri dan isolasidiri dirumah yang hal ini merupakan tugas Puskesmas
bersama lintas sektor yang terlibat sebagai Tim Satgas COVID-19
Kecamatan/Desa/Kelurahan untuk melakukan pengawasan.

Upaya puskesmas dalam melakukan pencegahan dan pengendalian Covid-


19 adalah
1. Prevensi

2. Melakukan komunikasi risiko termasuk penyebarluasan media KIE COVID-


19 kepada

3. Pemantauan ketempat-tempat umum bersama lintas sector dan tokoh

4. Deteksi

5. Surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia melalui Sistem


Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
6. Surveilan saktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari
wilayah/Negara

7. Membangun dan memperkuat jejaring kerja survey lans dengan


pemangkukewenangan, lintas sector dan tokoh

8. Surveilans contact tracing pada orang dekat kasus, PDP dan pelaku
perjalanan serta

9. Respon

10.Tata laksana klinis sesuai kondisi pasien

11.Melakukan rujukan ke RS sesuai indikasi medis

12.Memperhatikan prinsip PPI

13.Notifikasi kasus 1×24 jam secara berjenjang

14.Melakukan penyelidikan epidemiologi berkoordinasi dengan dinas


kesehatan daerah kabupaten/kota

15.Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat dan petugas


kesehatan

16.Melakukan pemantauan Kesehatan PDP ringan, ODP dan OTG


menggunakan formulir sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) padarevisi 4/terakhir

17.Mencatat dan melaporkan hasil pemantauan secara rutin

18.Edukasi pasien untuk isolasi diri di rumah

19.Melakukan komunikas irisiko kepada keluarga dan masyarakat

20.Pengambilan specimen dan berkooordinasi dengan dinas kesehatan setempat


terkait pengiriman specimen

Selain 3 kegiatan di atas Puskesmas juga giat melakukan kegiatan


vaksinasi kepada seluruh sasaran di wilayah kerjanya dengan berbagai
inovasi agar seluruh warga mendapatkan vaksin sampai dengan 2 dosis
full.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya selain kegiatan pencegahan dan
pengendalian COVID-19 yang menjadi prioritas Puskesmas saat ini,
Puskesmas juga tetap harus menjalankan pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Pelayanan Puskesmas terdiri dari Pelayanan Dalam Gedung
dan Pelayanan Kesehatan Luar Gedung.

Namun pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas dilaksanakan


dengan petunjuk teknis pelayanan kesehatan di Puskesmas selama masa
pandemi yang dikeluarkan oleh Kementerian.

Anda mungkin juga menyukai