Anda di halaman 1dari 26

614.

58
Ind
p

PANDUAN PELAYANAN KESEHATAN

BAGI KORBAN KEKERASAN


TERHADAP PEREMPUAN & ANAK
DALAM SITUASI PANDEMI COVID-19

DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

614.58
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Kesehatan Masyarakat
Panduan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dalam
Situasi Pandemi COVID-19.—
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2020

ISBN 978-623-301-024-5

1. Judul I. MENTAL HEALTH SERVICE


II. VIOLENCE III. PSYCHIATRIC NURSING
IV.CORONAVIRUS
V. CORONAVIRUS INFECTIONS

2
PANDUAN PELAYANAN KESEHATAN

BAGI KORBAN KEKERASAN


TERHADAP PEREMPUAN & ANAK
DALAM SITUASI PANDEMI COVID-19

DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020
3
PANDUAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN & ANAK
DALAM SITUASI PANDEMI COVID-19

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktorat Kesehatan Keluarga
Jakarta, 2020

Penasehat:
dr. Erna Mulati, MSc., CMFM

Penanggung Jawab:
dr. Lovely Daisy, MKM

Tim Penyusun:
Subdit Kesehatan Usia Reproduksi

Diterbitkan oleh:
Kementerian Kesehatan RI

© HakKATA PENGANTAR
Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya
dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara
mekanis maupun elektronik termasuk fotocopy rekaman dan
lain-lain tanpa seijin4tertulis dari penerbit.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, sehingga pedoman singkat mengenai pelayanan
kesehatan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan
anak dalam situasi pandemi COVID-19 ini dapat diselesaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kami
sampaikan kepada semua pihak yang turut memberikan
masukan dan dukungan dalam penyusunan pedoman ini.

Pada situasi pandemi COVID-19, kita sadari bahwa


kerentanan perempuan dan anak sebagai korban kekerasan
semakin meningkat. Sebagai dampak keterpurukan ekonomi,
isolasi di rumah, dan keterbatasan akses untuk mendapatkan
bantuan, mengakibatkan KDRT termasuk incest semakin
meningkat, utamanya dalam rumah tangga yang sebelum
terjadinya pandemi sudah pernah mengalami KDRT. Oleh
karena itu tenaga kesehatan tidak boleh lengah, dan
pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak tidak boleh terputus.

Kami berharap jejaring yang sudah terbentuk


sebelum situasi pandemi ini dapat terus berjalan meskipun
dengan berbagai penyesuaian. Kami juga berharap Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

iii
dapat mensosialisasikan pedoman ini kepada seluruh
Puskesmas khususnya yang mampu tatalaksana kekerasan
terhadap perempuan dan anak serta menguatkan jejaring di
wilayahnya masing-masing. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melindungi dan meridhoi kerja keras kita semua.

Jakarta, 29 April 2020


Direktur Kesehatan Keluarga

dr. Erna Mulati, MSc., CMFM

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar Direktur Kesehatan Keluarga iii


Daftar Isi v
BAB I. Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan dan Sasaran 4

BAB II. Panduan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan 7


Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan
Anak Dalam Situasi Pandemi COVID-19
A. Pesan Bagi Masyarakat Terkait Pencegahan 7
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pada
Situasi Pandemi COVID-19
B. Rekomendasi Bagi Petugas Kesehatan 11
Terkait Pelayanan Kesehatan Kekerasan Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Pada Situasi Pandemi COVID-19
C. Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Jejaring 13
Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak dalam Pelaksanaan
Pelayanan

BAB III. Penutup 15

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi


dunia oleh WHO (WHO, 2020). Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana melalui Keputusan nomor 9 A
Tahun 2020 diperpanjang melalui Keputusan nomor 13 A
tahun 2020 telah menetapkan Status Keadaan Tertentu
Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di
Indonesia. Lebih lanjut, dengan melihat perkembangan
situasi dan kondisi, keputusan ini diperbaharui dengan
Keputusan Presiden No. 12 tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran COVID-19
sebagai Bencana Nasional.
Dalam situasi krisis termasuk epidemi, kekerasan
terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat.
Meskipun adanya kelangkaan data, namun Cina, Inggris
dan Amerika Serikat melaporkan peningkatan kasus
kekerasan dalam rumah tangga sejak timbulnya pandemi

1
COVID-19. Hal ini tentunya mempunyai dampak yang
besar bagi perempuan dan anak-anak mereka.
Dalam menghadapi wabah bencana non alam
COVID-19 ini dilakukan kebijakan social distancing,
physical distancing sampai Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dan semua orang diharapkan untuk tetap
tinggal di rumah untuk pencegahan penularan COVID-19.
Saat anggota keluarga lebih banyak menghabiskan waktu
bersama, dengan adanya tekanan masalah keuangan
akibat gangguan mata pencaharian dan kemampuan
untuk mencari nafkah terkait adanya pembatasan sosial,
berpotensi terhadap meningkatnya ketegangan rumah
tangga yang menimbulkan dan memperburuk konflik
serta kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini juga
diperberat dengan adanya keterbatasan dalam kontak
dengan anggota keluarga lain dan teman yang dapat
memberikan dukungan dan perlindungan dari kekerasan.
Pada keluarga yang pernah mengalami kekerasan dalam
rumah tangga sebelum era pandemi, risiko terjadinya
kekerasan bahkan lebih besar lagi, karena dengan adanya
pembatasan sosial ini ruang gerak korban menjadi

2
semakin terbatas dan akses pelaku terhadap korban
semakin besar.
Integrasi sektor kesehatan bersama dengan unit
layanan penanganan yang ada memiliki peran penting
dalam memastikan layanan bagi perempuan dan anak
yang mengalami kekerasan tetap aman dan dapat diakses
selama wabah COVID-19.
Pada kondisi pandemi ini diharapkan petugas
kesehatan lebih jeli dalam mendeteksi dini adanya kasus
kekerasan dalam rumah tangga dengan lebih
meningkatkan perhatian pada risiko terjadinya kasus
incest dan juga bagi keluarga yang dulunya pernah
mengalami kekerasan dalam rumah tangga sebelum
terjadi pandemi, tanpa mengesampingkan adanya
kemungkinan munculnya kasus baru. Pelayanan
kesehatan terhadap korban kekerasan harus tetap
dilaksanakan dengan menerapkan prinsip pencegahan
pengendalian infeksi dan jaga jarak aman.
Dalam rangka memberikan panduan pelayanan
kesehatan bagi korban kekerasan terhadap perempuan
dan anak pada pada situasi pandemi COVID-19,
disusunlah Panduan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban

3
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Dalam Situasi
Pandemi COVID-19.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan
a. Sebagai acuan bagi Pengelola Program Kesehatan
Reproduksi di Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Puskesmas dalam
melaksanakan program pencegahan dan
penanganan kekerasan terhadap perempuan dan
anak dalam situasi pandemi COVID-19.
b. Sebagai panduan bagi tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak dalam situasi
pandemi COVID-19.
c. Sebagai rujukan bagi jejaring penanganan kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam
melaksanakan pelayanan bagi korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak dalam situasi
pandemi COVID-19.
d. Sebagai rujukan pesan bagi masyarakat terkait
pencegahan kekerasan dalam rumah tangga pada
situasi pandemi COVID-19.

4
2. Sasaran
a. Pengelola Program Kesehatan Reproduksi di Dinas
Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota dan
Puskesmas
b. Tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan,
utamanya fasilitas pelayanan kesehatan mampu
tatalaksana kekerasan terhadap perempuan dan
anak
c. Lintas program dan lintas sektor terkait jejaring
penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak

5
6
BAB II
PANDUAN PELAKSANAAN
PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM
SITUASI PANDEMI COVID-19

A. Pesan Bagi Masyarakat Terkait Pencegahan Kekerasan


Dalam Rumah Tangga Pada Situasi Pandemi COVID-
19

1. Menyadari bahwa situasi pandemi COVID-19 dan


pembatasan sosial mempunyai dampak terhadap
kesehatan psikis dan sosial Anda dan keluarga.
Anggota di keluarga Anda dapat mengalami stres,
cemas, panik, sedih, takut tertular, takut mati, rasa
bosan, mudah emosi dan sebagainya. Oleh karena itu
tunjukkan sikap tenang dan perkataan yang baik.
Saling mengerti/memahami dan memberikan
dukungan bagi setiap anggota keluarga merupakan
hal yang sangat penting dalam menghadapi akibat
pandemi COVID-19 ini. Untuk menghilangkan
kebosanan, stres dan mengalihkan perhatian agar
tidak selalu tertuju pada peristiwa COVID-19, Anda

7
dan anggota keluarga dapat menciptakan suasana
belajar, bermain, bernyanyi, bercakap-cakap dan
berkreasi bersama dengan aman dan nyaman.
2. Ajak anak untuk berbicara dengan tenang dan penuh
kasih sayang, serta beri kesempatan untuk bertanya
dan mengeskpresikan perasaan serta
mengungkapkan isi pikiran serta memberikan rasa
tenang dan tentram.
3. Kurangi sumber stres dengan mencari informasi
terkait pandemi COVID-19 yang dapat dipercaya.
Kurangi frekuensi dan waktu untuk mengkonsumsi
berita terkait pandemi COVID-19 jika malah membuat
stress.
4. Berpikir positif dan berperilaku positif dengan
mengucapkan pernyataan positif tentang diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan.
5. Tetap kontak dan jaga hubungan sosial dengan
keluarga dan teman-teman melalui telepon ataupun
media sosial lainnya.
6. Buat jadwal harian dan pertahankan kegiatan rutinitas
harian, tetap lakukan aktivitas fisik sesuai kondisi dan
istirahat yang cukup.

8
7. Kelola stres Anda dengan baik. Jika Anda merasa
marah atau kesal, melangkahlah ke ruangan lain, atau
keluar untuk menarik napas panjang. Hitung sampai
sepuluh dan hirup masuk dan keluar sampai Anda
merasa lebih tenang. Hitung mundur mulai dari 10,
atau lakukan hal lain yang dapat membantu Anda
tetap tenang.
8. Perbanyak ibadah sesuai dengan agama masing-
masing yang dapat dilakukan bersama keluarga
dengan memperhatikan jarak sosial dan jarak fisik.
9. Membangun jejaring sosial dalam mempermudah
akses untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
pangan, sandang dan papan.
10. Bila mengalami gangguan psikologis seperti cemas,
reaksi stres akut, depresi, psikosomatis atau pikiran
bunuh diri dapat mengakses konsultasi psikologis
yang sudah disediakan secara online oleh pemerintah
maupun organisasi profesi seperti Sehatpedia,
konsultasi psikologis online HIMPSI, atau Hotline 119
ext 8 sesuai dengan fasilitas yang dimiliki di daerah
masing masing.

9
11. Simpan nomor emergency dan hotline pengaduan
kekerasan terhadap perempuan dan anak jika
sewaktu-waktu dibutuhkan apabila terjadi kekerasan
di dalam rumah tangga yang semakin memburuk.

10
B. Rekomendasi Bagi Petugas Kesehatan Terkait
Pelayanan Kesehatan Kekerasan Bagi Perempuan dan
Anak Korban Kekerasan Pada Situasi Pandemi COVID-
19

1. Petugas kesehatan harus memperhatikan pencegahan


penularan COVID-19 dan menggunakan APD sesuai
standar.
2. Pelayanan kesehatan dan Visum et Repertum bagi
korban KtP/A diarahkan ke RS Non Rujukan COVID-
19.
3. Petugas Kesehatan harus lebih jeli dalam mendeteksi
secara dini adanya kasus kekerasan dalam rumah
tangga pada pasien/klien yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
4. Berikanlah perhatian lebih terutama pada klien atau
pasien yang pernah mendapatkan kekerasan dalam
rumah tangga sebelum terjadinya pandemi COVID-
19, karena kekerasan dalam rumah tangga sangat
mungkin terulang kembali.
5. Tingkatkan koordinasi dengan jejaring penanganan
kasus kekerasan, seperti P2TP2A/UPTD PPA, Dinas

11
Sosial, Kepolisian, dan LSM untuk dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada korban.
6. Dalam memberikan pelayanan tetap memperhatikan
kerahasiaan identitas klien dan pencegahan
penularan COVID-19. Petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien harus
menggunakan APD lengkap sesuai standar.
7. Dalam pemberian pelayanan kesehatan untuk kasus
kekerasan baik darurat maupun tidak darurat,
pelayanan kesehatan dilakukan dengan tetap
melakukan pemilahan pasien terduga COVID-19 dan
non COVID-19.
8. Pelayanan kesehatan dan layanan Visum et Repertum
dilakukan di ruangan terpisah dari pasien sakit
ataupun IGD.
9. Untuk kasus yang merupakan rujukan dari jejaring
penanganan (rujukan dari Kepolisian, P2TP2A, dll)
sebaiknya sudah membuat janji terlebih dahulu.
10. Dukungan psikososial dan konseling lanjutan dapat
dilakukan secara online lewat telepon atau media
sosial lainnya.

12
C. Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Jejaring
Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak dalam Pelaksanaan Pelayanan

1. Pelayanan diberikan dengan tetap memperhatikan


pencegahan penularan COVID-19 dengan menjaga
jarak aman dan menggunakan masker baik klien
maupun pemberi layanan.
2. Tingkatkan koordinasi dengan jejaring penanganan
kasus. Dalam merujuk kasus sebaiknya dilakukan
dengan perjanjian terlebih dahulu.
3. Untuk instansi yang menyediakan rumah aman atau
rumah perlindungan bagi perempuan dan anak
korban kekerasan melakukan karantina selama 14 hari
bagi klien yang baru masuk untuk mencegah
penularan COVID-19.

13
14
BAB III
PENUTUP

Situasi pandemi yang berkepanjangan tidak hanya


berisiko terhadap meningkatnya kekerasan terhadap
perempuan, namun juga kekerasan terhadap anak akibat
faktor stress yang dialami oleh orangtuanya. Beban
tambahan ketika anak harus belajar dari rumah, tekanan
ekonomi yang semakin berat, serta kejenuhan yang semakin
bertambah seiring dengan semakin lamanya pembatasan
untuk beraktifitas di luar rumah menyebabkan banyak
orangtua melampiaskan kemarahan kepada anaknya.

Berbeda dengan pelayanan kesehatan lainnya yang


dapat ditunda atau dibatasi berdasarkan pembagian zona
wilayah penyebaran COVID-19, pelayanan kesehatan bagi
korban kekerasan perempuan dan anak tidak dapat dibatasi
ataupun ditunda. Tentunya pelaksanaan pelayanan tetap
harus mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi
penyebaran COVID-19.

Peran serta semua sektor dalam mencegah


penyebaran COVID-19 dan memberikan perlindungan bagi
perempuan dan anak dari tindak kekerasan sangat
dibutuhkan saat ini. Dengan kerjasama yang baik, kita

15
wujudkan Indonesia sehat sejahtera yang terbebas dari
kekerasan dan COVID-19.

16
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
JL. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta 12950
www.kesga.kemkes.go.id

17

Anda mungkin juga menyukai