Anda di halaman 1dari 38

Ta n t a n g a n M e w u j u d k a n

K e p a t u h a n Te n a g a
K e s e h a t a n Te r h a d a p
Protokol Kesehatan
Covid-19

Lalu R. Dody Setiawan


Sekretaris DPW PPNI NTB
Curriculum Vitae
1. Nama : Lalu R. Dody Setiawan
2. Tempat tanggal lahir: Mataram, 06 Maret 1989
3. Riwayat Pendidikan :
• D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
• S1 Keperawatan STIKES Mataram
• Profesi Ners STIKES Mataram
• S1 Ilmu Hukum Universitas Islam Al-Azhar Mataram
• S2 Ilmu Hukum Universitas Mataram

4. Riwayat Pekerjaan :
• Kepala Divisi Intrahospital IGD RSUD Provinsi NTB

5. Riwayat Organisasi :
• Sekretaris DPW PPNI Provinsi NTB
• Wk. Ketua III Palang Merah Indonesia (PMI) NTB Bidang Kesos dan UDD
• Ketua DPW Forum Indonesia Anti Narkoba (FIAN) NTB
• Wakil Ketua III Asosiasi Kesehatan Haji (AKHI) Wilayah NTB
• Wakil Ketua III Bidang Hukum dan Advokasi HIPGABI NTB
UUDNRI 1945
Indonesia adalah negara hukum, Psl 1 ayat (3) UUD 1945. salah satu unsur pokok negara
hukum adalah memberikan perlindungan atas hak-hak asasi manusia. (Julius Stahl)

Salah satu elemen pokok hak asasi manusia adalah kesehatan, kesehatan merupakan salah satu unsur penting
dalam mewujudkan kesejahteraan sebagai cita-cita bangsa Indonesia. Tujuan filosofis tersebut direalisasikan
melalui pembentukan peraturan perUUan bidang kesehatan diantaranya adalah UU RI No. 36 Th 2009 Tentang
Kesehatan.

UUD NRI 1945 menjamin hak asasi manusia terhadap kesehatan melalui norma dasar
Pasal 28H ayat (1), bahwa: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Perangkat penting dalam pembangunan kesehatan tersebut diwujudkan pula dengan
pelayanan Kesehatan, UUD NRI 1945 setelah Amandemen mengamanatkan pada
Pasal 34 ayat (3) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum  yang layak”,
Pelayanan Kesehatan dalam penanganan wabah Covid-19 ini menjadi prioritas dari semua
layanan yang diberikan oleh Pemerintah, termasuk pelayanan Keperawatan di dalamnya
Dasar Hukum
1. UU RI No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. UU RI No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
3. UU RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
4. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. UU RI No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
7. UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
8. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
9. UU RI No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Masyarakat
10. UU RI No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
11. UU RI No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
12. UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
13. UU RI No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
14. PP No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
15. Kepres No. 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19)
16. Permenkes RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat menimbulkan
wabah dan upaya penanggulangan
17. Permenkes RI No. 75 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan
18. Kepmenkes RI No. 104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Corona Virus sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
19. Kepmenkes RI No. 413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
20. PERDA ATAU PERATURAN KEPALA DAERAH (PERGUB, PERBUP, PERWAL) Tentang PSBB
Dampak Regulasi

INDONESIA TIDAK MENGENAL


ISTILAH LOCK DOWN, HANYA
DIKENAL PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) di Beberapa Provinsi
dan Kabupaten Kota tertentu melalui
PERDA dan/atau PERKADA masing-
masing Kepala Daerah
Dampak Regulasi
DAERAH (Provinsi, Kabupaten Kota)
berlomba-lomba untuk membuat Inovasi
Pencegahan dan Penanggulangan
COVID-19 Melalui Gugus Tugas
Percepatan Penanggulangan Covid-19
di Daerah.
HUBUNGAN TIMBAL BALIK KESEHATAN (amanat UUDNRI)
DENGAN UNSUR SOSIAL LAINNYA

Pemerintah sangat
BUDAYA SOSIAL berhati-hati dalam
mengambil kebijakan
administratif maupun
KESEHATAN teknis, hal ini menjadi
tantangan bagi Tenaga
Kesehatan dalam
upaya pencegahan
EKONOMI POLITIK dan pengendalian
Covid-19 .
Beberapa isu dan tantangan Tenaga Kesehatan
dalam pengendalian COVID-19

Balancing Regulasi Multi Unsur


(kesehatan, sosio-politik-ekonomi-
kultural DLL)

Update penyebaran dan penularan Covid-19


(WHO), disesuaikan dengan Evidence Based
di Indonesia
Update Kebijakan Pemerintah Daerah yang
harus segera diselaraskan dengan kebijakan
pusat
Varian Pemahaman masyarakat tentang
covid-19, bbrp masy. Tidak percaya
dampak dari isu tersebut :
Kepatuhan masyarakat Kepatuhan tenaga kesehatan thd prokes
terhadap protokol kesehatan umum Covid-19, maupun penggunaan APD
Covid-19 standar di FASYANKES

Resiko tidak terkendalinya a. Berkurangnya Semangat Tenaga Kesehatan dalam


penyebaran Covid-19 di penanggulangan Covid-19*#
b. Berkurangnya perhatian tenaga kesehatan terhadap
masyarakat penggunaan APD Standar dalam penanganan COVID-
19*#

Resiko Peningkatan Terpapar Covid-19 Masyarakat dan Tenaga


Kesehatan
Data perawat di Indonesia terdampak Covid-19, oktober 2020
sumber : satgas covid-19 dpp ppni
Data perawat di NTB terdampak Covid-19, JUNI 2020
sumber : satgas covid-19 dpw ppni ntb
Tantangan Perawat dalam Kepatuhan thd
Prokes dan APD

1. Penyesuaian penggunaan APD (3 kali revisi)


2. Area pelayanan kesehatan (puskesmas, Klinik, Praktek
Mandiri Perawat, RS)
3. Kondisi Pasien sehari-hari yang dilayani, misalnya di IGD
dalam kondisi True Emergency, area Triase, Rawat Inap isol
dan non isolasi, rawat jalan, BP Puskesmas

4. Tuntutan Layanan Publik masa kini (UU25/2009, UU14/2008)


5. Isu kesejahteraan perawat
6. Asuhan Keperawatan 24 jam baik RANAP NON ISOLASI
maupun ISOLASI maupun Asuhan Keperawatan di Komunitas
7. 11.961 Anggota PPNI NTB
Situasi terkini
Peningkatan jumlah pasien terkonfirmasi dan meninggal

Peningkatan tuntutan terhadap layanan kesehatan yang


cepat
Perilaku masyarakat yang masih kurang melek kesehatan

Penyakit kronis, dan penyakit lain yang menjadi


comorbid
Peningkatan masalah psikososial
Sarpras terbatas
Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang
Daya Emban ekonomi masyarakat menurut, dampak dari
pembatasan segala aktivitas
Strategi-strategi untuk mencegah atau membatasi
penyebaran COVID-19
1. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua
pasien
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan
pengendalian sumber
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris
atas kasus- kasus suspek infeksi COVID-19;
4. Menerapkan pengendalian administratif; dan

5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.


Triase
IGD • Pastikan Sistem Prehospital berjalan
Triase dan
Masukkan
pengendalian
pasien ke • Cegah area terlalu penuh (overcrowding).
infeksi yang
area • Lakukan triase cepat (sense of triase)
tepat waktu
khusus • Modivikasi sistem triase dan resusitasi
dan efektif
• Modivikasi alur masuk dan keluar IGD
Pemindahan Kasus • Pastiken pasien saling berjarak setidaknya
dan khusus dan
protokol 1m
pemulangan
secara aman tatalaksana
klinis
Area rawat Jalan
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perlu diambil (lanjutan):
• Jika memungkinkan – tempatkan pasien di ruangan terpisah atau jauh dari pasien lain di
ruang tunggu, dan kenakan masker, sarung tangan dan jubah jika mungkin saat
menemui pasien di klinik (sebanyak mungkin langkah pencegahan kontak dan
percikan)
• Lakukan triase mendalam saat keluarga di curigai tidak jujur dalam menjawab
pertanyaan (tidak menjawab spontan, ragu ragu dan menutupi sesuatu)
• Menjaga jarak aman antar pasien kurang lebih 1 (satu) meter pada saat menunggu dan
Pasien yang berusia lebih dari 65 tahun atau mempunyai penyakit penyerta diberikan
ruang tunggu terpisah
• Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang identifikasi awal atas gejala-gejala,
langkah-langkah pencegahan dasar yang akan digunakan dan fasilitas layanan kesehatan
mana yang harus dirujuk.
RAWAT INAP ISOLASI
Ruang Perawatan isolasi
RUANG ISOLASI YANG IDEAL :

• Ruang ganti umum


• Ruang bersih dalam
• Nurse Station
• Ruang rawat pasien
• Ruang dekontaminasi
• Kamar mandi petugas
RUANG GANTI UMUM
RUANG BERSIH DALAM
NURSE STATION
RUANG PASIEN
SUSPEK/CONFIRM/ICU
RUANG DEKONTAMINASI
KAMAR MANDI PETUGAS
PERAWAT ISOLASI

• MPKP : MODIFIKASI TIM -


PRIMER
• SISTEM JADWAL SHIFT SAMA
• ADANYA LEADER SETIAP SHIF
• VITAMIN / EXTRA FOODING
LEADER

FUNGSI :
1. MENENTUKAN PETUGAS MASUK SESUAI BEBAN
KERJA
2. MEMBAGI POLA KETENAGAAN DENGAN
MEMPERHATIKAN KONDISI PETUGAS JAGA & BEBAN
PASIEN
3. MENENTUKAN TIM MASUK (MAX 2 JAM ) / SIRKULER /
DARURAT
4. MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN
DOKTER/PASIEN/KELUARGA
5. PERTANGGUNGJAWABAN LANGSUNG KE
KOORDINATOR RUANGAN
6. BRIEFING PETUGAS JAGA SEBELUM MASUK
Pemantauan Kesehatan Petugas
• Pemantauan petugas terhadap gejala
panas dilakukan selama 1 minggu
setelah kontak
dengan pasien PIE
• Petugas dengan gejala demam harus
segera berobat dan harus tinggal
dirumah sampai 24jam setelah panas
hilang.
• Apabila disertai batuk dan pilek, yang
bersangkutan harus menerapkan
kebersihan.
pernapasan dan etiket batuk
• Perlunya vaksinasi bagi petugas RS
MODIVIKASI ASKEP PERI
Operatif
Penundaan operasi sangat tergantung dari SDM dan fasilitas serta apakah
rumah sakit tersebut terlibat dalam penanganan pasien COVID-19

Operasi yang disarankan untuk dibatalkan atau ditunda selama masa pandemi
COVID-19 adalah operasi yang bersifat elektif.13 Penundaan operasi elektif
ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan jumlah tenaga medis, alat pelindung
diri, ventilator, ruang rawat inap, dan ICU, bagi penderita COVID-19.14

Sebelum tindakan operasi dilakukan, disarankan untuk melakukan evaluasi/deteksi


dini untuk menyingkirkan kemungkinan adanya COVID-19 pada pasien.

Lakukan hand over melalui telepon / rekam medik elektronik


Rekomendasi Alur
Operasi Elektif
# Prosedur dengan risiko tinggi:

tindakan yang berpotensi


menghasilkan aerosol, seperti laparaskopi,
intubasi/ekstubasi,
operasi robotik, dan elektrokauter. 18 Beberapa
tindakan lain, seperti pemasangan kateter dan
sistoskopi, perlu diwaspadai karena dapat
menyebabkan pasien batuk.18,19 Dibutuhkan alat
pelindung diri (APD) level 3 dalam tindakan risiko
tinggi.20
STRATEGI ORGANISASI PROFESI PPNI
Membentuk dan optimalisasi SATGAS COVID-
19 DPP PPNI, DPW PPNI PROVINSI dan
DPLN

MEMBUAT PANDUAN INTERNAL DALAM


KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19

PEMANTAUAN SECARA UP TO DATE SDM


PERAWAT YANG TERLIBAT DAN TERPAPAR
COVID-19

SUMBANGAN DAN SUPPORT MENTAL


KEPADA SEJAWAT YANG MENANGANI
PASIEN COVID-19
Pemberdayaan Badan Keelengkapan PPNI
IKATAN/HIMPUNAN

IPKJI, HIPKABI, HIPGABI, HPMI,


INWOCNA, HIPERCCI, IKPAMI, IPANI,
HPHI, IPOTI, HIPMEBI
Beberapa Kegiatan DPW PPN NTB dan DPD
PPNI KABUPATEN/KOTA se-NTB
PENYERAHAN SANTUNAN
DAN PENGHARGAAN
KEPADA AHLI WARIS BAGI
PERAWAT YANG GUGUR
OLEH MENTERI
KESEHATAN DI DAMPINGI
OLEH PPNI
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫‪TERIMA KASIH‬‬

‫‪38‬‬
‫‪38‬‬

Anda mungkin juga menyukai