Oleh:
MAGISTER MANAJEMEN
2021
1
BAB 1
PENDAHULUAN
layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang baik, tepat
pendukung lainnya yang semoga saja menjadi suatu yang efektif serta efisien untuk
Pelayanan kesehatan adalah Setiap upaya yang di selenggarakan secara sendiri atau
standar keluaran yang menilai kualitas dari layanan kesehatan, di antaranya baik
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Indikator
Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan, maka digunakan
indikator (tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar
yang ditetapkan. Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator, makin sesuai pula
keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan. Sesuai dengan jenis standar dalam
Kinerja berasal dari kata job performance yang memiliki arti prestasi kerja atau
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Selain itu
beberapa ahli berpendapat bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan
antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Selain itu kinerja
disebut sebagai hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
(Mangkunagara, 2002:22).
Performa atau kinerja ialah hasil kerja atau prestasi kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang
3
bersangkutan tanpa melanggar hukum, legal, dan sesuai dengan moral maupun etika.”
kinerja karyawan adalah alat yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
pelaksanaan kegiatan atau kebijaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
mendekati pencapaian kinerja yang telah direncanakan. Oleh karena itu, jika
kegiatan.
4
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
obyektif.
indikator kinerja. Syarat-syarat indikator kinerja adalah relevan, layak dan valid, wajar,
obyektif, bebas dari bias, jelas, dapat dikuantifikasi, dapat diverifikasi, telah
kinerja tugas
dan fungsi sektor publik yang dapat menjamin hasil/outcome yang dihasilkan.
• Wajar (Fair):Indikator yang dipilih harus wajar dan mencerminkan faktor yang
lain yang kompeten akan menghasilkan simpulan yang samaBebas dari Biasa
5
Informasi kinerja seharusnya diperoleh secara independen, tanpa memihak,
kinerja yang telah dicapai. Pemakai harus yakin bahwa informasinya akurat dan
andal.
• Jelas:Indikator harus jelas dan mudah dipahami. Indikator yang terlalu rumit,
pengambil keputusan.
yang diukur, sehingga dapat menunjukkan seberapa jauh hasil yang diinginkan
telah dicapai.
dan tersedia dari sumber data yang mempunyai reputasi. Indikator harus dapat
sama bila situasinya sama. Informasi yang menjadi dasar indikator harus
independen.
6
• Jumlah indikator kinerja terbatas:Sekumpulan indikator kinerja yang
tapi jumlah indikator harus dibatasi hanya pada indikator yang penting saja.
keberhasilan.
7
2.2.3 Jenis-jenis Indikator Kinerja
waktu menengah.
8
f) Indikator dampak, adalah pengaruh/ akibat yang ditimbulkan oleh
3 Indikator-Indikator Kinerja
yaitu:
• Kualitas
• Kuantitas
• Ketepatan waktu
lain.
• Efektivitas
9
Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
daya.
• Kemandirian
• Komitmen kerja
terhadap kantor.
antara lain:
2) Ketepatan Waktu
10
tanggung jawab seorang karyawan.
3) Kualitas Pekerjaan
6) Self Confifence
melaksanakan pekerjaan.
11
perusahaan.
9) Kerjasama Tim
12
12) Kepemimpinan
baik.
seorang karyawan.
atau tidaknya standar masukan, lingkungan dan proses. Apabila hasil pengukuran
berada di bawah indikator yang telah ditetapkan pasti akan besar pengaruhnya terhadap
penampilan minimal ini sering disebut indikator keluaran. Apabila hasil pengukuran
13
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tidak bermutu. Berdasarkan uraian di atas
indikator persyaratan minimal. Tetapi apabila yang ingin diketahui adalah mutu
(penampilan).
uraian di atas mutu pelayanan kesehatan suatu fasilitas pemberi jasa dapat diukur
dengan memantau dan menilai indikator, kriteria dan standar yang terbukti sahih dan
A. Mutu
2. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Danabedian, 1980).
3. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang
kebutuhan dari pelanggan dan oleh karena itu memberikan kepuasan (J.M Juran:
5. Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang
14
terkini (consist with current professional knowledge). Untuk itu mutu harus
diukur dengan derajat pencapaian tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir
B. Standar
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan
1. Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat,
2. Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu
3. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline,
1990).
15
C. Standar Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap klien. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik
positif maupun negatif. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan
tertentu atau prosedur tertentu. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan
yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam
sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
2. Melindungi masyarakat
praktek sehari-hari.
16
Dasar hukum penerapan SPK adalah:
kesehatan adalah mematuhi standar profesi tenaga kesehatan, menghormati hak pasien,
medik.
Standar profesi tenaga kesehatan adalah pedoman yang harus dipergunakan oleh
Pada pertemuan ini disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan
kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar memenuhi standar
tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO SEARO
acuan pelayanan di tingkat masyarakat. Standar ini diberlakukan bagi semua pelaksana
kebidanan.
17
kehamilan seharusnya sesuai dengan prosedur standar pelayanan kebidanan yang telah
ada yang telah tertulis dan ditetapkan sesuai dengan kondisi di Propinsi Daerah
Pada BAB I yaitu tentang KETENTUAN UMUM pasal 1 ayat 6 yang berbunyi
Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
kode etik dan standar pelayanan pofesi yang telah ditetapkan. Standar profesi pada
dasarnya merupakan kesepakatan antar anggota profesi sendiri, sehingga bersifat wajib
menjadi pedoman dalam pelaksanaan setiap kegiatan profesi (Heni dan Asmar,
2005:29)
Kepuasan Pelanggan
produk atau jasa dan bertindak atas dasar itu. Apakah pembeli puas setelah
18
pemampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya denagn
harapan seseorang”.
Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang
1. pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya, dalam
2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh para petugas kesehatan, kemudahan
para pelanggan. Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan
3. Biaya (cost), tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral
mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi yang ditawarkan petugas
dimiliki pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi
sumber keluhan pasien. Sistem asuransi kesehatan dapat mengatasi masalah biaya
kesehatan.
19
4. Bukti langsung penampilan fisik (tangibility); meliputi fasilitas fisik,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya,
risiko dan keragu-raguan, ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter dsb
pasien (responsiveness); keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan
Efisiensi mutu pelayanan kesehatan merupakan dimensi penting dari mutu karena
pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan
sumber daya yang dimiliki. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak
efektif atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan, dengan cara ini
Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak perlu terjadi
dan kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan waktu yang lama untuk
20
memperbaiki. Peningkatan kualitas memerlukan tambahan sumber daya, tetapi dengan
menganilis efisiensi, manajer program kesehatan dapat memilih intervensi yang paling
cost – effective. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk
membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Sebagai contoh untuk
membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain
tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa
pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam
Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang
melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu
21
juga sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang sangat besar
sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu yang lama. Sehingga sebisa
mungkin efektivitas dan efisiensi bisa mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya.
1. Kepuasan Yang Mengacu Hanya Pada Penerapan Kode Etik Serta Standar
Pelayanan Profesi Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang bermutu apabila penerapan kode etik serta standar pelayanan
profesi dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini, maka ukuran-ukuran
pelayanan kesehatan yang bermutu hanya mengacu pada penerapan kode etik
serta standar pelayanan profesi yang baik saja.
22
Ukuran-ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap
kepuasan pasienmengenai:
1. Hubungan bidan-pasien (midwife-petient relationship)
2. Kenyamanan pelayanan (amenities)
3. Kebebasan melakukan pilhan (choice)
4. Pengetahuan dan kompetensi teknis (scientific knowledge and technical skill)
5. Efektifitas pelayanan (effectivess)
6. Keamanan tindakan (safety).
7. Kepuasan yang Mengacu pada Penerapan Semua Persyaratan Pelayanan
Kesehatan
8. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu
apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan dapat memuaskan
pasien.
9. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan lebih bersifat luas, karena di dalamnya
tercakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai.
10. Ketersediaan pelayanan kesehatan (available), yaitu pelayanan yang bermutu,
apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.
11. Kewajaran pelayanan kesehatan (appropriate), yaitu pelayanan kesehatan
bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
12. Kesinambungan pelayanan kesehatan (continue), yaitu pelayanan kesehatan
tersedia setiap saat, baik menurut waktu ataupun kebutuhan pemakai jasa
pelayanan kesehatan.
13. Penerimaan pelayanan kesehatan (acceptable), yaitu pelayanan kesehatan
dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan
14. Keterca paian pelayanan kesehatan (accesible) yaitu lokasi dapat dicapai oleh
pemakai jasa pelayanan kesehatan.
15. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (affordable), yaitu biaya pelayanan
kesehatan dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.
16. Efisiensi pelayanan kesehatan (Efficient), yaitu pelayanan kesehatan dapat
diselenggarakan secara efisien.
23
17. Mutu pelayanan kesehatan (Quality), yaitu dapat menyembuhkan pasien serta
tindakan yang diberikan adalah aman.
Jika dibandingkan kedua kelompok dimensi kepuasan pasien ini, dapat terlihat
bahwa dimensi kepuasan yang kedua bersifat ideal. Karena sesungguhnya
menyelenggarakan semua persyaratan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
pasien tidaklah semudah yang diperkirakan. Untuk mengatasi masalah ini, lazimnya
diterapkan prinsip kepuasan yang terkombinasi secara selektif, dalam arti: penerapan
dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan secara optimal, sedangkan penerapan
dimensi kepuasan kelompok kedua dilakukan secara selektif, yakni hanya yang sesuai
dengan kebutuhan serta kemampuan saja.
3.2.2 Ketetapan
Ketepatan yaitu tingkat layanan yang diberikan kepada pasien adalah yang
Profesi bidan merupakan profesi yang diatur melalui beberapa ketentuan dan
kelengkapan administrasi.
yang diatur. Ketidakpatuhan terhadap aturan pada praktiknya mungkin tidak terasa,
tetapi sangat berisiko, terutama bila terjadi masalah dalam pelayanan terhadap pasien
dan pasien mempermasalahkan dengan mengajukan tuntutan hukum. Bila hal ini
24
terjadi, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang, terutama dari segi reputasi dan
nama baik.
1. Etika Profesi
Setiap pelayanan kebidanan umumnya dilandasi dengan etika profesi dengan
untuk memastikan standar pelayanan yang diberikan secara optimal dan menghindari
malpraktik. Oleh karenanya bidan perlu memegang teguh etika profesi sebagai
landasan dalam menjalankan pelayanan.
2. Profesionalisme dan Keahlian
Jasa pelayanan kebidanan sangat mengandalkan pada keahlian dan keterampilan
bidan dalam memberikan pelayanan terutama karena sifat pelayanan mengandung
risiko sangat tinggi (menyangkut jiwa manusia). Oleh karenanya langkah awal bagi
seorang bidan adalah memastikan keahliannya sudah memenuhi syarat dan standar
yang telah ditetapkan dan telah memenuhi kebutuhan pasien.
25
2. Ketetapan
Waktu yang tepat (timeliness) yaitu waktu yang tepat terhadap tes,
prosedur, perlakuan, atau pelayanan yang diberikan kepada pasien.
3. Efisiensi dan Efektivits
Efisien adalah cara mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana
yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin. Efisien
dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang disediakan berh
ubungan antara hasil layanan dan sumber daya yang digunakan untuk
memberikan layanan kepada pasien.
Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah
tercapai. Efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh
manajemen. Efektivitas dalam pelayanan kesehatan adalah perlakuan dan
pelayanan yang diberikan dalam konteks yang benar, diberikan sesuai
dengan keilmuan saat ini untuk mencapai hasil yang diinginkan.
26
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Muninjaya, A. A. G. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
27
2. Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Askeptabilitasnya. Jakarta : Erlangga
Buchbinder, Sharon B.
3. 2014. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC Darmawansyah at al.
4. 2013. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di
Puskesmas Aeng Towa Kabupaten Takalar. Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan FKM
Universitas HasanuddinMuninjaya, A.A Gde. 2015.
5. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC Fahrozy, A. 2017.
6. Hubungan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Dengan Kepuasan Pasien Pengguna BPJS Kesehatan
Di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Universitas mulawarman.
7. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/pelayanan-kesehatan-health-service.html
8. http://drsuparyanto.blogspot.com/search/label/Kuliah%20Manajemen%20dan%20Orga
nisas
9. http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/pelayanan-kesehatan-dan-mutu-
pelayanan.html
10. http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-pelayanan-kesehatan.html
BUKTI GOOGLEMEETING
28