Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DINAS KESEHATAN KOTA


UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN
JL. KAPTEN TENDEAN 156 TELP. 688231 KEDIRI
Email : Puskesmaskota_wilayahselatan@yahoo.co.id

Dalam rangka : Workshop Indikator Mutu di FKTP


Pada Hari / Tanggal : Jumat – Sabtu / 12-13 MEI 2023
Pukul : 08.00 s/d Selesai
Di : Ruang Pertemuan Puskesmas Kota Wilayah Selatan

FORM HASIL PELATIHAN / WORKSHOP

Rangkuman Materi  IDENTIFIKASI DAN PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA PRIORITAS &


Pelatihan INM DI PUSKESMAS

o PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN PRIMER


PENGERTIAN INDIKATOR
Pengertian KPI (Key Performance Indicator) menurut wikipedia.org (2020), Key
Performance Indicator adalah metrik finansial ataupun non-finansial yang
digunakan untuk membantu suatu organisasi menentukan dan mengukur kemajuan
terhadap sasaran organisasi.
o INDIKATOR KINERJA DAN INDIKATOR MUTU
a) INDIKATOR KINERJA
DEFINISI INDIKATOR KINERJA :
indikator kinerja adalah alat untuk mengukur sajauh mana
pencapain kinerja karyawan /Organisasi (Robbins (2016).
beberapa indikator untuk mengukur kinerja karyawan adalah :
(1) Kualitas Kerja;
(2) Kuantitas;
(3) Ketepatan Waktu;
(4) Efektifitas;
(5) Kemandirian.
b) INDIKATOR MUTU
Indikator Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan Kesehatan
( RPMK INM ).
 INDIKATOR NASIONAL MUTU
TUJUAN: - Untuk menilai apakah upaya yang telah dilakukan dapat
meningkatkan keluaran pelayanan kesehatan;
- Untuk pembelajaran menggunakan praktik terbaik yang
diperoleh melalui proses kaji banding
- kepentingan transparansi publik
- Memberikan umpan balik kepada fasyankes
KRITERIA INDIKATOR DENGAN SMART
SPECIFIC : Penggunaan Kata Kerja ; Misal Menurunkan , Mengilangkan,
Meningkatkan
MEASURABLE : Dapat Diukur (Terukur)
ACHIEVABLE : Harus Dapat Dicapai
RELEVANT DGN VISI-MISI : Harus Terkait Dengan Visi-Misi Dan
Tujuan
Organisasi
TIME BOUND/TIMELY : Menetapkan Batas Waktu Pencapaian

KRITERIA INDIKATOR YANG BAIK :


Pemetaan INDIKATOR MUTU DI PUSKESMAS
 Indikator Mutu:
 Indikator Mutu Prioritas Puskesmas
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan
yang ada di wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan
 upaya perbaikannya didukung KMP, UKM, UKP
 Indikator Mutu yang menjadi representasi mutu Puskesmas:
Indikator Nasional Mutu Puskesmas (indikator terpilih yang
mewakili mutu pelayanan puskesmas secara keseluruhan)
(Indikator dari PISPK, Indikator dari SPM)
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) pada level
puskesmas
Indikator Mutu terkait PPI pada level puskesmas
 Indikator Mutu untuk masing-masing pelayanan
Indikator Mutu yang merupakan representasi mutu unit
kerja/pelayanan tsb
Indikator Mutu masing-masing unit kerja/program yang capaiannya
tidak tercapai (atau berpeluang untuk ditingkatkan)

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang sesuai untuk


pelayanan tsb
Indikator Mutu terkait PPI yang sesuai dengan pelayanan tsb
 Tiap indikator harus dilengkapi kamus indikator
Kamus Indikator :
 judul indikator,
 dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator,
 dimensi mutu,
 tujuan,
 definisi operasional,
 tipe indikator,
 satuan pengukuran,
 numerator,
 denominator,
 target pencapaian,
 kriteria inklusi dan eksklusi,
 formula pengukuran,
 Desain/metoda pengumpulan data,
 sumber data,
 populasi atau sampel,
 frekuensi pengumpulan data,
 periode waktu pelaporan data,
 periode analisis data,
 penyajian data,
 instrumen pengambilan data
 penanggung jawab indikator
INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN
 Indikator untuk menunjukkan capaian sasaran-sasaran keselamatan
pasien:
 Contoh:
 Sasaran Keselamatan Pasien: Tidak terjadinya salah
identifikasi pasien
 Indikator:
 Kepatuhan melakukan identifikasi pasien pada
saat akan melakukan tindakan medis
 Kepatuhan melakukan pemasangan gelang
identitas pada pasien rawat inap
 Indikator untuk menunjukkan kejadian insiden keselamatan pasien
Indikator untuk menilai pelaksanaan dan capaian program
keselamatan pasien

Analisis kinerja/mutu dengan menggunakan data indikator :


 Data harus digabungkan, dianalisis, untuk menghasilkan informasi
 Analisis data dilakukan:
 Perbandingan dengan Puskesmas tersebut sendiri dari waktu ke
waktu, misalnya dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun;
 Perbandingan dengan Puskesmas sejenis seperti melalui database
referensi (kajibanding);
 Perbandingan dengan standar-standar seperti yang ditentukan oleh
organisasi profesional ataupun standar-standar yang ditentukan oleh
undang - undang atau peraturan;
 Jika memungkinkan, dengan praktik-praktik yang diinginkan yang
dalam literatur digolongkan sebagai best practice (praktik terbaik)
atau better practice (praktik yang lebih baik) atau practice guidelines
(panduan praktik klinik)
 Penggunaan Metoda/Tehnik Statistik untuk analisis data
 Teknik statistik dapat berguna dalam proses analisis data, khususnya dalam
menafsirkan variasi dan memutuskan area yang paling membutuhkan
perbaikan.
 Bar charts/histograms, Run charts, diagram kontrol (control charts),
dan diagram Pareto adalah contoh metode statistik yang sangat berguna
untuk memahami pola dan variasi dalam pelayanan kesehatan
Bar Charts(Diagram batang)

Run chart

AUDIT
 Audit internal: dilakukan di dalam suatu organisasi oleh auditor internal yang
juga karyawan organisasi sendiri, untuk kepentingan internal organisasi
sendiri.
 Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hukum kepada publik
atas apa yang dilakukan dan dilaporkannya sebagai termuan, dsebut
juga sebagai: audit pihak pertama
 Auditor internal bisa berbentuk unit, orang, atau panitia
 Audit eksternal: audit yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi,
 Audit pihak kedua (oleh pelanggan: misalnya audit yang dilakukan
oleh BPJS terhadap Faskes yang menjadi mitra kerja sama BPJS)
dan
 Audit pihak ketiga (oleh institusi independen: survei akreditasi, audit
Bawas)
10 Esensi dari audit:
1. Adalah proses interaktif antara auditor dan auditee (pihak yang diaudit)
2. Adalah kegiatan sistematis: direncanakan, dikoordinasikan, dilaksanakan
dan dikendalikan secara efisien
3. Dilakukan dengan azas manfaat
4. Dilakukan secara objektif
5. Berpijak pada fakta dan kebenaran
6. Melibatkan proses penilaian/pengujian, evaluasi, analisis
7. Bermuara pada pengambilan keputusan
8. Dilaksanakan berdasar standar/ kriteria tertentu
9. Merupakan kegiatan berulang
10. Menghasilkan laporan
Tujuan audit
Mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan berupa data ,
hasil analisa, hasil penilaian, rekomendasi auditor sebagai dasar
pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan
atau perubahan
Tujuan audit internal
 Objective
Membantu menyelesaikan permasalahan organisasi, dalam
rangka meningkatkan mutu dan kinerja organisasi
Dasar penetapan tujuan audit internal
 Prioritas permasalahan yang dihadapi organisasi
 Rencana pengembangan pelayanan
 Persyaratan suatu sistem manajemen (misal: standar akreditasi, standar
ISO) yang digunakan sebagai acuan
 Persyaratan regulasi atau persyaratan kontrak
 Evaluasi terhadap rekanan
 Adanya potensi risiko kegiatan organisasi
Aktifitas audit
 Memastikan (konfirmasi dan verifikasi)
 Menilai (mengevaluasi dan mengukur)
 Merekomendasi (memberikan saran/masukan)
Kegiatan yang biasa dilakukan auditor
 Telaah dokumen
 Observasi
 Meminta penjelasan dari auditee
 Meminta peragaan dilakukan oleh auditee
 Membandingkan kenyataan dengan standar/kriteria
 Meminta bukti atas suatu kegiatan/transaksi
 Pemeriksaan fisik terhadap fasilitas
 Pemeriksaan silang (cross-check)
 Mengakses catatan yang disimpan auditee
 Mewawancarai auditee
 Menyampaikan angket survey
 Menganalisis data
Manfaat audit internal
 Bagi pucuk pimpinan
Referensi dalam membuat keputusan: mengambil atau merubah
kebijakan agar lebih sesuai dengan perencanaan organisasi jangka panjang
 Bagi unit operasional
Mengidentifikasi dan memahami permasalahan yang ada dalam organisasi
secara keseluruhan ataupun secara spesifik pada unit operasional sehingga
dapat mengambil langkah langkah perbaikan
 Bagi unit pengelola mutu
Membatu pengendalian mekanisme jaminan mutu baik pada tahap input,
proses, maupun hasil
 Bagi karyawan
Proses pembelajaran dan pertumbuhan serta pembangunan budaya
organisasi: budaya mutu, budaya taat prosedur, budaya perbaikan, budaya
kerja sistematis
 Bagi auditor
Proses pembelajaran dan pertumbuhan
 Bagi pelanggan
Audit internal merupakan proses pendeteksian segala kemungkinan yang
dapat menciptakan ketidak puasan pelanggan (dan juga risiko) dan
dilanjutkan dengan tindakan perbaikan dan pencegahan sehingga komitmen
untuk memberikan kepuasan dan keamanan pada pelanggan benar-benar
tercapai
 Bagi rekanan
Memberi umpan balik terhadap kinerja rekanan
Tahapan audit internal
 Tahap I : penyusunan rencana audit: menentukan unit-unit kerja yang
akan diaudit, tujuan audit, jadual audit, dan menyiapkan instrumen
audit
Perencanaan audit internal
 TUJUAN audit internal:
Contoh: melakukan penilaian kinerja dibandingkan strandar kinerja
 LINGKUP audit: menjelaskan unit kerja yang akan diaudit
 OBJEK audit: apa saja yang perlu diaudit
 Menetapkan KRITERIA yang akan digunakan
 ALOKASI WAKTU: berapa lama akan dilakukan
 METODA audit: komunikasi interaksi secara langsung, metoda survei, dsb
 PERSIAPAN audit: persiapan auditor, penetapan kriteria audit, penyusunan
instrumen audit
 LAPORAN hasil audit: perhatikan format laporan
 Tahap II: pengumpulan data dengan menggunakan instrumen audit
yang disusun berdasar standar/kriteria tertentu
1) Instrumen audit
 Perangkat pengumpulkan data/informasi/fakta untuk memperoleh bukti-bukti
audit
 Disusun memperhatikan:
 Kriteria yang digunakan
 Metoda pengumpulan data
2) Assessment tools
Instrumen audit (alat melakukan asesmen):
 Alat bantu untuk melakukan asesmen
 Alat bantu untuk mendapatkan evidens (bukti audit)
 Termasuk alat audit adalah: Kriteria/persyaratan yang
digunakan untuk melakukan asesmen
Daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh auditor untuk
melakukan wawancara atau berdiskusi dengan auditee
Panduan untuk melakukan observasi atau meminta peragaan.
Perhatikan kapan perlu menggunakan pertanyaan “Ya” dan
“tidak”
 Tahap III: analisis data audit, perumusan masalah, prioritas masalah
dan rencana tindak lanjut audit
 Tahap IV: Pelaporan dan diseminasi hasil

PENYUSUNAN LAPORAN
 Menyusun laporan temuan dan tindak lanjut
 Menyampaikan laporan temuan dan tindak lanjut kepada Kepala
Puskesmas, Penanggung jawab mutu, dan unit kerja yang diaudit

Pelaksana

drg. Tri Agustin Retnoningtiyas


NIP 19750806 200902 2002

Anda mungkin juga menyukai