MUTU &
KESELAMATAN
PASIEN (PMKP)
KOMITE MUTU RSPIK
TAHUN 2022
FOKUS PMKP
PMKP 1 PMKP 8-9
Metode Pengumpulan Data Cara yang dilakukan untuk pengumpulan data (Retrospektif, Observasi, Survei harian)
Sumber data Asal data yang diukur
Instrumen pengambilan data Alat atau tools yang digunakan untuk mengumpulkan data
Populasi/Sampel (besar Metode sampling dan Jumlah data yang harus dikumpulkan dan cara memilih sampel dari
sampel dan cara pengambilan populasi
sampel).
Periode Pengumpulan data Waktu pengumpulan data (harian, bulanan, triwulan)
Periode Analisis dan Pelaporan Kurun waktu untuk analisa dan pelaporan data ( bulanan, triwulan, tahunan)
Data
Penyajian Data Cara menampilkan data (Tabel, grafik)
Penanggung jawab Petugas yang bertanggungjawab menentukan indikator yang akan diukur
Pilih Indikator Mutu Yang
Akan Dipantau Unit Kerja
ALUR
Direktur & Pimpinan
PELAKSANAAN Tetapkan Indikator Mutu Unit Kerja
INDIKATOR
MUTU
Pemantauan & Pengumpulan Unit Kerja
Data Indikator Mutu
Sesuai
profil
indikator
-Analisa Data METODE
- Validasi Data STATISTIK
- PDSA Unit
Kerja Komite Mutu
Direktur
Pelaporan
RS
Pemilik
RS
Departemen terkait
Perbaikan Mutu
Pelayanan
Data yang harus di validasi
a. Kejadian Sentinel
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan
cedera pada pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden keselamatan pasien yang sudah terpapar pada
pasien namun tidak menyebabkan cedera.
d. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah insiden keselamatan pasien yang belum terpapar pada
pasien.
e. Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS) adalah kondisi (Selain dari proses penyakit atau
kondisi pasien itu sendiri) yang berpotensi menyebabkan terjadinya kejadian sentinel.
KEJADIAN SENTINEL
Kejadian Sentinel suatu kejadian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien
atau penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada pasien.
Kejadian sentinel, salah satu jenis IKP yang harus dilaporkan yang menyebabkan terjadinya
hal-hal berikut ini:
a) Kematian.
b) Cedera Permanen : dampak yang dialami pasien yang bersifat ireversibel akibat insiden
yang dialaminya mis. Kecacatan, kelumpuhan, kebutaan, tulis
c) Cedera berat yang bersifat sementara / reversible:
• Cedera yang bersifat kritis dan dapat mengancam nyawa yang berlangsung dalam
suatu kurun waktu tanpa terjadi cedera permanen/gejala sisa, namun kondisi tersebut
mengharuskan pemindahan pasien ke tingkat perawatan yang lebih tinggi /
pengawasan pasien untuk jangka waktu yang lama. Pemindahan pasien ke tingkat
perawatan yang lebih tinggi karena adanya kondisi yang mengancam nyawa, atau
• Penambahan operasi besar, tindakan, atau tata laksana untuk menanggulangi kondisi
tersebut
Kejadian Sentinel,
Jika terjadi salah satu dari sbb:
a) Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat, ditatalaksana, menerima pelayanan di unit
yang selalu memiliki staf sepanjang hari atau dalam waktu 72 jam setelah pemulangan
pasien, termasuk dari Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit;
b) Kematian bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi;
c) Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah;
d) Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan, tata laksana, dan pelayanan;
e) Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) dari unit perawatan yang selalu dijaga oleh staf
sepanjang hari (termasuk UGD), yang menyebabkan kematian, cedera permanen, atau
cedera sementara derajat berat bagi pasien tersebut;
f) Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan pemberian darah atau produk darah dengan
inkompatibilitas golongan darah mayor (ABO, Rh, kelompok darah lainnya)*; reaksi
transfusi hemolitik, atau transfusi yang mengakibatkan cedera sementara/reversibel,
cedera permanen, atau kematian.
*Jika keputusan klinis menjamin penggunaan darah Rh positif ke resipien Rh negatif
atau darah yang tidak di crossmath pada keadaan emergency atau intervensi live
saving, maka hal ini tidak dianggap sebagai peristiwa sentinel
*Pemberian darah atau produk darah di mana keamanan, potensi, atau kemurnian
telah dikompromikan sementara produk darah yang bersangkutan dalam kendali
laboratorium.
Kejadian Sentinel,
Jika terjadi salah satu dari sbb:
i) Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan pada pasien yang salah, pada sisi yang
salah, atau menggunakan prosedur yang salah (secara tidak sengaja);
• Pembedahan yang dilakukan pada sisi yang salah, pada pasien yang salah, atau
prosedur yang salah tanpa melihat jenis prosedur atau hasilnya (magnitude of the
outcome).
• Tindakan invasif: prosedur dimana kulit atau selaput lendir dan / atau jaringan ikat di
insisi atau ditusuk, instrumen dimasukkan melalui lubang tubuh, atau insersi bahan
asing ke dalam tubuh untuk tujuan diagnostik atau berhubungan dengan pengobatan.
Mis. Prosedur invasive central line and chest tube insertions, biopsi dan eksisi, dan
semua prosedur perkutan (mis, jantung, elektrofisiologi, radiologi intervensi).
Pengecualian pungsi vena.
• Catatan: Pengecualian ini masih dianggap sebagai IKP dan harus ditinjau oleh
Komite Mutu.
Kejadian Sentinel,
Jika terjadi salah satu dari sbb:
j) Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara tidak sengaja setelah suatu tindakan
invasif, termasuk operasi:
• “Setelah operasi” : setiap saat setelah selesainya penutupan kulit akhir, saat pasien
masih berada diruang tindakan atau di kamar operasi dan masih teranastesi, jika ada
benda asing (mis, ujung jarung atau sekrup) tertinggal di dalam tubuh pasien karena
penentuan klinis bahwa risiko relatif bagi pasien untuk mencari dan mengeluarkan
objek melebihi manfaatnya maka hal ini tidak dianggap sebagai kejadian sentinel
yang dianalisa. Namun, dalam kasus tersebut,
• RS harus
1) Memberitahu (disclose) kepada pasien bahwa ada benda asing yang
tertinggal
2) Mencatat benda yang tertinggal untuk mengidentifikasi tren dan polanya:
• Jenis prosedur/tindakan,
• Jenis benda yang tertinggal,
• Pabrikan (manufacturer),
• Operator
Identifikasi peluang untuk perbaikan.
Kejadian Sentinel,
Jika terjadi salah satu dari sbb:
k) Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin >30 mg/dL);
l) Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif >1.500 rad pada satu medan tunggal
atau pemberian radioterapi ke area tubuh yang salah atau pemberian radioterapi >25%
melebihi dosis radioterapi yang direncanakan;
m) Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau pijaran yang tidak diantisipasi selama
satu episode perawatan pasien;
• Kebakaran diidentifikasikan sebagai proses oksidasi cepat, yang merupakan reaksi
kimia yang menghasilkan evolusi cahaya dan panas dalam berbagai intensitas.
n) Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan proses persalinan); atau
o) Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak berhubungan dengan perjalanan alamiah
penyakit pasien atau kondisi lain yang mendasari) terjadi pada pasien dan menyebabkan
cedera permanen atau cedera sementara derajat berat.
• Morbiditas ibu derajat berat didefiniskan, oleh ACOG, CDC, dan Society for Maternal-
Fetal Medicine, sebagai IKP yang terjadi mulai dari intrapartum hingga postpartum (24
jam) : membutuhkan transfusi 4/> PRC dan / atau harus di rawat di ICU (Unit dengan
pengawasan medis 24 jam dan mampu memberikan pelayanan ventilasi mekanis
atau dukungan obat vasoaktif terus menerus).
TIPE INSIDEN
1. Administrasi Klinis
2. Proses / Prosedur Klinis
3. Dokumentasi
4. Infeksi Nosokomial
5. Proses Medikasi / Cairan Infus
6. Darah / Produk Darah
7. Gizi / Nutrisi
8. Oxigen / Gas Medis
9. Alat Medis
10. Perilaku Pasien
11. Pasien Jatuh
12. Pasien Kecelakaan
13. Infrasturktur / Sarana / Bangunan
14. Sumber Daya / Manajemen
15. Laboratorium
Lampiran
Formulir
Informasi
Kejadian/Insiden
Langkah-langkah
Investigasi Sederhana
Jawaban:
Survei budaya keselamatan berguna untuk mengukur kondisi RS yang dapat menyebabkan
kejadian buruk dan membahayakan pasien di pelayanan RS. RS yang ingin menilai budaya
keselamatan pasien yang ada harus mempertimbangkan untuk melakukan survei budaya
keselamatan. Survei budaya keselamatan dapat digunakan untuk:
• Meningkatkan kesadaran staf tentang keselamatan pasien.
• Kaji status budaya keselamatan pasien saat ini.
• Mengidentifikasi kekuatan dan area untuk peningkatan budaya keselamatan pasien.
• Periksa tren perubahan budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu.
• Mengevaluasi dampak budaya dari inisiatif dan intervensi keselamatan pasien.
MANAJEMEN RISIKO
1. Manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi risiko
lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
2. Proses manajemen risiko yang dilakukan meliputi:
a. Menetapkan konteks
b. Identifikasi risiko sesuai kategori risiko
c. Analisa risiko
d. Evaluasi risiko
e. Penanganan risiko
f. Pemantauan risiko
3. Komite Mutu membuat daftar risiko tingkat rumah sakit berdasarkan daftar risiko yang dibuat tiap unit kerja
disetiap tahun.
4. Komite Mutu membuat pemantauan terhadap rencana penanganan dan melaporkan kepada Direktur dan
diketahui oleh Pemilik Rumah Sakit setiap 6 bulan.
5. Komite Mutu bersama Direktur menentukan prioritas risiko berdasarkan daftar risiko untuk dimasukkan
dalam profil risiko rumah sakit.
6. Dilakukan analisis efek modus kegagalan / FMEA setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang
diprioritaskan dan ditindaklanjuti.
Thank You