1. Pendahuluan
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat
memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai
macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap dapat bertahan
dalam menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola
usaha. Salah satu kebijakan yang selalu ditempuh oleh pihak perusahaan adalah
dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga
yaitu auditor sebagai pihak yang dianggap independen. Seorang auditor dalam
melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk
kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan pihak lain yang
mempunyai kepentingan atas laporan keuangan auditan. Untuk dapat
mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan
keuangan lainnya, auditor dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan. Bukti audit adalah setiap informasi yang
digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit
tersebut telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ada.
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,
menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang
membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk dapat
mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu diaudit oleh
auditor untuk memberikan jaminan kepada pemakai bahwa laporan keuangan
tersebut telah disusun sesuai dengan 2 kriteria yang ditetapkan, yaitu Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, auditor
64
Widjajanti dan Wahyuni
65
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
menambah nilai plus yang dimiliki oleh seorang auditor tersebut. Karena
kekeliruan dalam laporan keuangan dapat memberikan dampak yang buruk bagi
perusahaan dalam mengambil keputusan dan bagi auditor itu sendiri, yaitu dapat
mencoreng citra dari perusahaan auditor tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Profesionalisme, Pengetahuan
mendeteksi kekeliruan dan Etika profesi berpengaruh terhadap Tingkat
materialitas Akuntan Publik?“
Tujuan penelitian ini adalah: 1) membuktikan bahwa
Profesionalismeberpengaruh terhadap Tingkat materialitas, 2) membuktikan
bahwa Pengetahuan mendeteksi kekeliruan berpengaruh terhadap Tingkat
materialitas, 3) membuktikan bahwa Etika profesi berpengaruh terhadap Tingkat
materialitas, 4) membuktikan bahwa Profesionalisme, Pengetahuan mendeteksi
kekeliruan dan Etika profesi berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat
materialitas.
Manfaat penelitian ini adalah menjadi tambahan referensi atau rujukan
mengenai pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
66
Widjajanti dan Wahyuni
67
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
68
Widjajanti dan Wahyuni
69
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
70
Widjajanti dan Wahyuni
3. Metode Penelitian
Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara
pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada
atau dilakukan oleh seorang profesional. Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
71
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
Tabel 1
Sampel dan Tingkat Pengembalian
72
Widjajanti dan Wahyuni
73
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
74
Widjajanti dan Wahyuni
75
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Simpulan
Variabel t Sig.
Coefficient
(Constant) 24,459 2,994 0,005
Ha ditolak
X1 -0,216 -1,679 0,098 Ha ditolak
X2 0,065 0,530 0,598 Ha diterima
X3 0,653 7,620 0,000
Sig. F = 0,000
R Square = 0,491
DW = 1,781
76
Widjajanti dan Wahyuni
77
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
Ho akan diterima atau Ha akan ditolak jika signifikansi F > 0,05 dan Ho
akan ditolak atau Ha akan diterima jika signifikansi F < 0,05. Dapat diketahui
nilai signifikansi F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yaitu variabel Profesionalisme
(X1), Pengetahuan mendeteksi kekeliruan (X2) dan Etika profesi (X3)
berpengaruh secara simultan (bersama – sama) pada pertimbangan tingkat
materialiitas (Y).
4.2. Pembahasan
Hasil pengujian dari uji regresi berganda menunjukkan bahwa
Profesionalisme signifikannya 0,098 > 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki sikap
profesionalisme belum tentu dapat menghasilkan tingkat materialiatas dengan
tepat, hal itu dapat disebabkan karena di jaman yang semakin maju seperti
sekarang ini keahlian seseorang dapat diperjual belikan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi. Hasil penelitian ini berbanding negatif dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hastuti dkk. (2003) yang memberikan bukti
empiris bahwa semakin tinggi profesionalisme akuntan publik maka semakin
baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya.
Hasil pengujian dari uji regresi berganda menunjukkan
bahwapengetahuan mendeteksi kekeliruan signifikannya 0,598 > 0,05 sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang
memiliki pengetahuan mendeteksi kekeliruan belum tentu dapat menghasilkan
tingkat materialitas dengan tepat. Seseorang yang memiliki pengetahuan lebih
dibandingkan dengan rekannya yang lain cenderung sombong dan tidak mau
terus belajar padahal ilmu tidak berhenti saat kita berhaasil mendapatkannya
tetapi ilmu itu juga harus tetap selalu digali dan dipelajari, sama halnya dengan
78
Widjajanti dan Wahyuni
79
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
80
Widjajanti dan Wahyuni
5.2. Saran
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya aadalah (1)Diharapkan
penelitian berikutnya diharapkan menyebarkan kuesioner denganmetode
wawancara atau terlibat tatap muka langsung dengan responden. (2)Diharapkan
menambah jumlah sampel dan memperluas lokasi pengambilan sampel.
(3)Diharapkan variabel penelitian dapat dikembangkan dengan
menambahvariable lain yang memungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan ProgramSPSS. Semarang :
BP Undip
Martadi dan Sri. (2006). Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan
Bagian Akuntansi Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis dan
Etika Profesi (Studi di Wilayah Surakarta). Proceeding Simposium
Nasional Akuntansi 9
81
Liability – Feb, Vol. 01, No.1, 2019 | https://journal.uwks.ac.id/index.php/liability
Murtanto dan Marini. (2003). Persepsi AkuntanPria dan Akuntan Wanita serta
Mahasiswadan Mahasiswi Akuntansi terhadap EtikaBisnis dan Etika Profesi
Akuntan, ProsidingSimposium Nasional Akuntansi VI, Oktober,hlm.790–805.
Suraida. (2005). Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan ResikoAudit
Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor. Jurnal Akuntansi. ThIX/02/Mei
Wahyudi dan Aida. (2006), Profesionalisme Akuntan dan Proses Pendidikan Akuntansi
di Indonesia. Pustaka LP3ES Jakarta.
82