Anda di halaman 1dari 11

194 Fokus Ekonomi (FE), Desember 2010, Hal 194 – 202 Vol.9, No.

3
ISSN: 1412-3851

PERANAN ETIKA AKUNTAN TERHADAP


PELAKSANAAN FRAUD AUDIT

Achmad Badjuri

Universitas Stikubank, Semarang


(badjuri@unisbank.ac.id)

ABSTRACT

Accountant as the profession to satisfy the auditing function must comply the profession’s
code of ethic, and conducting the audit of the financial statement in certain way based on the
ethical norm or auditing standard. Upon their professional implementation, an accountant must
ensure the prescribed code of ethic to be carried. This professional code of ethic is based on the
objective and consideration upon society’s trust to the quality of service given regardless of
whose conducted the service. In their professional implementation, fraud auditor must obey the
rule, ethic bonded them as the representation of trust upon the accounting professional. While the
fraud editor conducted all the fraud auditing stages and comply with the ethical rule, basically
they show perseverance and honesty to conduct their set of audit tasks.

Keywords : accountant, accounting, code of ethic, standard auditing, fraud audit.

PENDAHULUAN. Tulisan ini bertujuan menjelaskan mengenai


Dalam tugas profesionalnya, akuntan wajib konsep dasar etika, etika dalam audit dikaitkan
mematuhi aturan etika yang tertuang dalam kode dengan konsep dasar audit serta menjelaskan
etik akuntan. Kode etik akuntan sebagai suatu mengenai profesi dan kode etik akuntan, fraud
prinsip moral dan perbuatan yang menjadi audit, standar fraud audit dan etika dalam fraud
landasan bertindaknya akuntan sehingga apa yang audit. Dengan memahami tentang etika dan
dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai hubungannya terhadap fraud audit diharapkan
perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat akuntan dapat menegakkan dan menerapkan etika
serta kehormatan profesi. Kode etik akuntan dalam tugas profesionalnya.
merupakan aturan etika yang telah disepakati dan
diatur oleh lembaga profesi. Dengan adanya kode PEMBAHASAN
etik ini maka para akuntan diharapkan memahami Setiap akuntan profesional sebenarnya telah
dan menerapkannya sebagai tanggung jawab dibekali mengenai pemahaman dan penerapan
dalam penugasan profesionalnya. kode etik akuntan. Pelanggaran etika oleh akuntan
Kasus Enron, WorldCom di Amerika dan pada dasarnya adalah kesengajaan dalam melawan
kasus jual beli opini oleh auditor BPK di Indonesia kode etik yang sudah diatur oleh lembaga profesi.
merupakan kasus pelanggaran kode etik yang Para akuntan yang melanggar etika terkadang tidak
sangat serius. Dalam kasus tersebut sebagai pihak menyadari atau bahkan tidak peduli dampak yang
independen, akuntan telah melibatkan diri dalam ditimbulkan atas pelanggaran tersebut. Sebagai
manipulasi laporan keuangan dan opini sehingga contoh kasus Enron di Amerika, menyebabkan
merugikan investor dan masyarakat luas. Kasus- 50.000 pekerjanya kehilangan pekerjaan dan
kasus ini menjadi tamparan keras bagi profesi sekitar 250.000 investor kehilangan uang
akuntan karena masyarakat sudah mulai investasinya yang bernilai trilyunan rupiah.
meragukan kredibilitas profesi ini. Dampak lain adalah adalah adanya ketidak
percayaan publik terhadap profesi ini.
Vol. 9 No. 3, 2010 Fokus Ekonomi 195

Oleh karena itu memahami etika dan segala manusia, baik secara pribadi maupun sebagai
atribut yang membentuknya menjadi sangat kelompok.
penting bagi akuntan.
Moralitas memberi kita ajaran tentang
Konsep Etika dan Moral bagaimana kita harus hidup. Sedangkan etika
Istilah etika berasal dari Bahasa Yunani hanyalah refleksi ktitis atas ajaran moral tersebut.
Kuno etos (bentuk tunggal) dan to etha (bentuk Dapat kita katakan bahwa moralitas adalah
jamak) yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. petunjuk konkret yang siap pakai tentang
Dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan adat bagaimana kita harus hidup. Sedangkan etika
istiadat atau kebiasaan hidup yang dianggap baik. adalah perwujudan dan aplikasi secara kritis dan
Dalam Bahasa Arab, etika dianggap sama dengan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.
akhlak, atau ilmu akhlak, yang berarti perilaku Keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu
atau perbuatan yang dianggap mulia oleh memberi orientasi tentang bagaimana kita
masyarakat. Semua pengertian mengenai etika melangkah dalam hidup ini. Perbedaan keduanya
tersebut mengacu atau merujuk pada perilaku atau adalah, moralitas mengajarkan kepada kita tentang
perbuatan yang dianggap baik, atau pantas ”cara kita melangkah”. Sedangkan etika justru
menurut adat itiadat yang berlaku di suatu mempersoalkan tentang ”mengapa harus cara
lingkungan atau kalangan masyarakat tertentu. tersebut”.
Istilah moral berasal dari kata Bahasa Latin Konsep Etos.
mos (bentuk tunggal) dan mores (bentuk jamak), Dalam Bahasa Inggris ethos berarti ciri-ciri
yang berarti adat atau kebiasaan (Kanter, 2001). atau sikap dari individu, masyarakat atau budaya
Dengan demikian, baik etika maupun moral terhadap kegiatan tertentu. Pemakaian kata etos,
mempunyai makna yang hampir sama, yaitu adat misalnya tampak pada kombinasi etos kerja, etos
atau kebiasaan Dalam tradisi filsafat istilah etika profesi dan sebagainya. Apabila kita menggunakan
lazim difahami sebagai suatu teori ilmu atau mendengar istilah etos kerja, maka ini
pengetahuan yang mendiskusikan mengenai apa dimaksudkan sebagai ciri-ciri atau sikap seseorang
yang baik dan apa yang buruk tentang perilaku atau sekelompok orang terhadap kerja. Dalam etos
manusia. kerja terkandung nilai-nilai positif dari pribadi atau
Moralitas adalah sistem nilai tentang kelompok yang melaksanakan kerja seperti
bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai disiplin, tanggungjawab, dedikasi, integritas,
manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam petuah- transparansi dan sebagainya.
petuah, nasehat, wejangan, peraturan, perintah dan Etos juga dapat dipandang sebagai semangat
semacamnya yang diwariskan secara turun temurun dan sikap batin seseorang atau sekelompok orang
melalui agama atau kebudayaan tertentu. Moralitas terhadap kegiatan yang didalamya termuat nilai-
adalah tradisi kepercayaan dalam agama atau nilai moral tertentu. (Suseno,1992). Dengan
kebudayaan tentang perilaku yang baik dan buruk demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang
(Suseno, 1987). Moralitas memberikan manusia yang memiliki etos kerja yang tinggi, berarti dia
petunjuk konkret tentang bagaimana kita harus melaksanakan suatu pekerjaan secara sungguh-
hidup, bagaimana kita harus bertindak dalam hidup sungguh dengan dilandasi suatu keyakinan, bahwa
ini sebagai insan manusia yang baik dan bagaimana melakukan suatu pekerjaan yang baik akan
kita menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik mendapatkan balasan (reward) yang lebih baik
Apabila kita bandingkan dengan moralitas, atau sepadan.
etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang Konsep Etiket
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
Etiket berasal dari kosa kata bahasa Inggris
moral yang menentukan perilaku manusia dalam
etiquette yang berarti aturan untuk hubungan
hidupnya. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan
formal atau sopan santun. Pemakaian kata etiket,
rasional mengenai nilai dan moral yang
menentukan sikap dan pola perilaku hidup misalnya tanpak pada perpaduan kata sebagai
berikut : etiket pergaulan, etiket makan, etiket
berbicara dan sebagainya. Meskipun ada kaitannya
1 Achmad Fokus

tetapi etiket tidak sama dengan etika. Kaitan antara dengan premis faktual dan akhirnya sampai pada
etiket dan etika adalah sama-sama mengacu pada simpulan etis yang juga bersifat normatif. Berikut
norma atau aturan. Etika mengacu pada norma ini disajikan suatu contoh argumentasi dalam etika
moral sedangkan etiket mengacu pada norma khusus :
kelaziman. Kita tidak bisa memastikan bahwa
orang yang memiliki etiket akan secara otomatis - Uang milik negara tidak boleh dicuri
menunjukkan perilaku etis. Sebagai contoh, (premis normatif)
seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, - Korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik
seseorang yang beretiket baik misalnya: bertutur adalah tindakan pencurian uang milik
kata baik, bersikap sopan dan bersikap terhormat negara (premis faktual).
tetapi ternyata ia adalah seorang koruptor.
- Jadi, korupsi tidak diperbolehkan
Menurut K. Bertens (2000) terdapat beberapa (simpulan).
pendekatan dalam memandang etika. Pendekatan
Pendekatan Etika Deskrisptif.
etika tersebut terdiri dari; Pendekatan etika
normatif, etika deskriptif dan metaetika. Dibawah Etika deskripstif berusaha mempelajari
ini akan diuraikan dan dijelaskan mengenai secara kritis dan rasional mengenai sikap dan
pendekatan etika tersebut serta contohnya sehingga perilaku manusia. Etika deskriptif membahas
menjadi jelas dalam penerapannya. mengenai fakta secara utuh, yaitu mengenai nilai
dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
Pendekatan Etika Normatif. saling berkaitan dengan situasi dan realitas konkret
Etika normatif mengevaluasi, apakah dalam kehidupan manusia. Etika Deskriptif
perilaku tertentu bisa diterima atau tidak memberikan pemahaman mengenai kenyataan-
berdasarkan norma-norma moral yang menjunjung kenyataan dan penghayatan nilai dalam suatu
tinggi martabat manusia. Etika normatif bersifat masyarakat, tentang sikap orang dalam
memerintahkan atau menentukan benar atau menghadapi hidup dan tentang kondisi-kondisi
tidaknya perilaku atau asumsi moral tertentu, yang memungkinkan manusia bertindak etis.
berdasarkan argumentasi yang mengacu pada Pendekatan ini juga mempelajari perilaku
norma-norma moral yang tidak bisa ditawar-tawar. moral yang dilandasi oleh anggapan-anggapan
Etika normatif terfokus pada perumusan prinsip- tertentu, mengenai perbuatan apa yang baik atau
prinsip moral yang dapat dipertanggungjawabkan diperbolehkan dan perbuatan apa yang buruk atau
secara rasional. Pada etika normatif, perilaku- tidak diperbolehkan yang dilakukan komunitas
perilaku seperti mencuri, penggelapan dan masyarakat tertentu. Secara konkretnya,
tindakan korupsi tidak bisa diterima karena pendekatan etika deskripstif hanya bersifat
bertentangan dengan martabat manusia yang harus menggambarkan dan tidak mengevaluasi secara
dijunjung tinggi. moral. Sebagai contohnya etika deskriptif tidak
Etika normatif dibagi dalam etika umum dan menilai, apakah adat memenggal kepala bagi
etika khusus. Etika umum memfokuskan pada pelaku pembunuhan dan memotong tangan bagi
kajian-kajian umum, seperti apa yang dimaksud pelaku pencurian yang dilakukan oleh suku
dengan norma moral, mengapa norma moral primitif atau ajaran tertentu bisa diterima atau
berlaku umum, apa perbedaan antara hak dan ditolak.
kewajiban, apa persyaratan agar manusia dapat
Pendekatan Etika Metaetika.
dikatakan memiliki kebebasan dan sebagainya.
Etika Metaetika membahas mengenai bahasa
Etika khusus menitikberatkan pada prinsip- atau logika khusus yang digunakan di bidang
prinsip atau norma-norma moral pada perilaku moral sehingga perilaku etis tertentu dapat
manusia yang khusus, misalnya perilaku manusia diuraikan secara analisis. Dalam pendekatan
di bidang-bidang bisnis, kedokteran, politik dan metaetika, suatu perilaku dikatakan baik dari sudut
sebagainya. Etika khusus biasanya memulai moral bukan sekedar karena perilaku itu membantu
pengkajian dengan menyatakan premis atau meningkatkan martabat orang lain, tetapi juga
(pernyataan) normatif, kemudian membandingkan perilaku itu memenuhi suatu persyaratan moral
Vol. 9 No. 3, 2010 Fokus Ekonomi 197

tertentu. Sebagai contoh penerapannya, misalnya, kewajiban manusia. Dalam hal ini, yang perlu kita
apabila kita menjadi pendonor organ tubuh untuk pertimbangkan adalah apakah akibat dari tindakan
transplantasi itu baik dari sudut moral dan kita bermanfaat atau merugikan.
dianggap sebagai perbuatan hebat dan sangat
terpuji. Tetapi kegiatan ini menjadi tidak baik c. Etika Keutamaan.
apabila kita sebagai pendonor ternyata menjual Etika keutamaan berbeda dengan dua teori
organ kepada pasien yang akan ditransplantasi. sebelumnya yang mendasarkan pada norma-norma
Teori-Teori Tentang Etika. dan nilai-nilai universal untuk menilai moral serta
kewajiban dan akibat dari suatu tindakan. Etika
Teori-teori tentang etika biasanya berkaitan keutamaan lebih memfokuskan pada pengembang-
langsung dengan etika sebagai refleksi kritis an watak moral pada diri setiap orang. Nilai moral
sebagaimana disebutkan Keraf (2002). Teori muncul dari pengalaman hidup, teladan dan contoh
tentang etika antara lain: etika deontologi, etika hidup yang diperlihatkan oleh tokoh-tokoh besar
teleologi dan etika keutamaan. dalam suatu masyarakat dalam menghadapi
a. Etika Deontologi. permasalahan hidup.
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon, Etika keutamaan sangat menekankan
yang berarti kewajiban. Etika deontologi mem- pentingnya sejarah dan cerita. Dari sejarah ini kita
berikan pedoman moral agar manusia melakukan dapat menjumpai keutamaan moral para tokoh-
apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan nilai- tokoh besar sehingga kita dapat belajar tentang apa
nilai atau norma-norma yang ada. Suatu perilaku itu keutamaan moral dan kita juga dapat belajar
akan dinilai baik atau buruk berdasarkan menghayati dan mempraktekkannya. Tokoh yang
kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau menjadi panutan masyarakat dengan keutamaan
norma-norma moral. Tindakan sedekah kepada moral menjadi model perilaku kita.
orang miskin adalah tindakan yang baik karena Kode Etik Akuntan.
perbuatan tersebut merupakan kewajiban manusia
untuk melakukannya. Sebaliknya, tindakan men- Pengertian Kode Etik Profesi.
curi, penggelapan dan korupsi adalah perbuatan Akuntan sebagai suatu profesi untuk
buruk dan kewajiban manusia untuk meng- memenuhi fungsi auditing harus tunduk pada kode
hindarinya. etik profesi dan melaksanakan audit terhadap suatu
Etika deontologi tidak membahas apa akibat laporan keuangan dengan cara tertentu. Selain itu
atau konsekuensi dari suatu perilaku. Suatu akuntan wajib mendasarkan diri pada norma atau
perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu standar auditing dan mempertahankan terlaksana-
berakibat baik, tetapi perilaku itu memang baik nya kode etik yang telah ditetapkan. Etik sebagai
dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi
memang harus dilaksanakan. landasan bertindaknya seseorang sehingga apa
yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat
b. Etika Teleologi.
sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan
Teleologi berasal dari kata Yunani telos, martabat dan kehormatan seseorang. Etik yang
yang berarti tujuan. Etika teleologi berbeda dengan telah disepakati bersama oleh anggota suatu
etika deontologi karena etika teleologi tidak profesi disebut dengan Kode Etik Profesi.
menilai perilaku atas dasar kewajiban, tetapi atas
Akuntan sebagai suatu profesi mempunyai
dasar tujuan atau akibat dari suatu perilaku. Suatu
kode etik profesi yang dinamakan Kode Etik
perilaku akan dinilai baik apabila bertujuan atau
Akuntan Indonesia. Khusus untuk akuntan publik
berakibat baik sebaliknya suatu perilaku dinilai
buruk apabila bertujuan atau berakibat buruk. terdapat Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang
sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Dalam etika teleologi, tindakan manusia Akuntan Publik. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
dipandang benar apabila mendatangkan manfaat adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh
bagi orang banyak. Etika teleologi tidak perlu anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
mencari norma dan nilai moral yang menjadi yang sebelumnya dinamakan Ikatan Akuntan
Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-
1 Achmad Fokus

KAP) dan staf profesional (baik yang anggota pembuatan standar. Menurut Mautz & Sharaf, teori
IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang audit tersusun atas lima konsep dasar, yaitu :
bekerja pada satu /Kantor Akuntan Publik/ (KAP).
1. Independensi (Independence).
Kode Etik Sebagai Alat Kepercayaan Publik
2. Kehati-hatian dalam audit (Due audit care)
Kode etik akuntan merupakan suatu sistem
prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang 3. Etika perilaku (Ethical conduct)
memberikan pedoman kepada akuntan dalam 4. Bukti (Evidence).
berhubungan dengan klien, masyarakat, dan
5. Penyajian atau pengungkapan yang wajar
akuntan lain sesama profesi. Kode etik akuntan (Fair presentation).
dapat digunakan sebagai suatu alat atau sarana
untuk memberikan keyakinan pada klien, pemakai Independensi, kehati-hatian dan etika perilaku
laporan keuangan dan masyarakat tentang kualitas berkaitan dengan diri pribadi akuntan sedangkan
atau mutu jasa yang diberikan oleh akuntan. bukti audit dan penyajian yang wajar berkaitan
Dengan demikian yang menjadi sasaran atau dengan aktifitas/kegiatan audit.
bahkan yang menjadi dasar pemikiran diciptakan- Hubungan Etika Audit Dengan Konsep
nya kode etik profesi adalah kepercayaan Independensi.
masyarakat terhadap kualitas atau mutu jasa yang Dalam melaksanakan tugas profesionalnya,
diberikan oleh profesi akuntan tanpa memandang auditor dituntut untuk bersikap dan bertindak
siapa individu yang melaksanakannya. independen dan objektif. Independensi artinya
Kasus Enron, WorldCom dan kasus jual beli bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan ataupun
opini oleh auditor BPK di Indonesia menjadi kasus tidak tergantung kepada pihak lain termasuk
pelanggaran kode etik yang memalukan bagi memberi penugasan. Objektif artinya sikap tidak
profesi akuntan. Dalam kasus tersebut sangat jelas memihak dalam mempertimbangkan fakta. Sikap
keterlibatan akuntan dalam pelanggaran etika independensi auditor pada dasarnya sangat
sehingga merugikan masyarakat secara luas. Kasus tergantung pada diri auditor sendiri. Auditor yang
tersebut membuat akuntan menjadi diragukan jujur akan selalu berupaya secara nyata untuk
profesionalismenya oleh masyarakat. Salah satu bertindak objektif dan independen. Secara etika,
upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat auditor yang independen harus memposisikan
dapat dilakukan dengan penerapan secara ketat dirinya agar dapat memperoleh kepercayaan dari
terhadap kode etik yang sudah ditetapkan lembaga masyarakat atau pihak lain melalui sikap dan
profesi. Sebenarnya kode etik akuntan sangat tindakan nyata yang dapat dirasakan oleh pihak
membantu para anggotanya dalam mencapai lain tersebut.
kualitas pekerjaan sebaik-baiknya. Audit yang Contoh tindakan independen auditor adalah
berkualitas sangat penting untuk menjamin bahwa melakukan penolakan tugas audit karena beberapa
profesi akuntan memenuhi tanggungjawab kepada hal berikut :
investor, masyarakat umum dan pemerintah serta
pihak-pihak lain yang mengandalkan kredibilitas - Terjadi pembatasan ruang lingkup, sikap
laporan keuangan yang telah di audit. dan luas audit oleh auditee..
Etika Dalam Konsep Dasar Audit. - Auditor tidak dapat independen karena
posisi auditor dalam organisasi auditee
Konsep Dasar Audit
- Terdapat hubungan istimewa antara
Dalam melaksanakan tugas audit, akuntan auditor dengan auditee.
menerapkan prosedur, metode dan teknik sesuai
dengan kondisi yang dihadapinya namun selaras Hubungan Etika Audit Dengan Konsep Kehati-
dengan standar audit. Untuk menetapkan standar hatian dalam Audit.
diperlukan konsep yang mendasarinya sehingga Konsep kehati-hatian dalam audit didasarkan
standar tersebut dapat dijabarkan dalam prosedur, pada tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada
metode dan teknik audit. Konsep dasar sangat akuntan yang bertanggungjawab. Dalam audit
diperlukan karena merupakan dasar untuk disebut sebagai Prudent Auditor. Tanggungjawab
Vol. 9 No. 3, 2010 Fokus Ekonomi 199

akuntan yang dimaksud adalah tanggungjawab - Akuntan harus memiliki rasa kebersama-
seorang profesional dalam melaksanakan tugasnya. an dan rasa kekeluargaan di antara
Apabila konsep kehati-hatian diaplikasikan sesama akuntan.
dalam penugasan fraud audit yang terbukti c. Etika akuntan berkaitan dengan organisasi
berindikasi tindak pidana korupsi, maka fraud tempat bekerja..
auditor diharapkan mampu mendeteksi dan
mengungkap adanya unsur tindak pidana tersebut - Akuntan wajib mentaati segala peraturan
yaitu : perundang-undangan yang berlaku dan
tugas profesionalnya dengan penuh
- Mampu mengungkap terjadinya ke- pengabdian, kesadaran dan tanggung-
curangan. jawab.
- Mampu mengungkap fakta dan proses - Akuntan harus memiliki semangat
kejadian (modus operandi penyimpang- loyalitas kepada organisasi.
an) dan adanya unsur melawan hukum.
- Akuntan harus memiliki integritas yang
- Mampu mengungkap personel yang tinggi dan mempertahankan objektifi-
diduga terlibat dalam penyimpangan. tasnya.
- Mampu mengungkap sebab dan dampak Hubungan Etika Audit Dengan Konsep Bukti
atau akibat yang ditimbulkan misalnya Audit.
jumlah kerugian keuangan negara.
Dalam pelaksanaan tugas profesionalnya,
Hubungan Etika Audit Dengan Konsep Etika akuntan wajib mengumpulkan dan mengevaluasi
Perilaku. bukti audit yang didapat. Pengumpulan dan
Etika perilaku adalah bagaimana seorang pengevaluasian bukti audit merupakan salah satu
akuntan profesional yang independen berperilaku tahap penting pada setiap pekerjaan audit. Upaya
ideal dalam melaksanakan audit. Dalam pelaksana- untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
an tugas profesionalnya, akuntan diatur dalam audit yang cukup adalah suatu sikap bertanggung-
hubungannya dengan teman sekerja, atasan, objek jawab akuntan dalam melaksanakan tugasnya.
audit dan masyarakat. Akuntan harus bersungguh-sungguh berusaha
Contoh beberapa aturan etika bagi akuntan adalah mendapatkan bukti-bukti audit yang cukup,
sebagai berikut : kompeten dan relevan, agar hasil audit benar-
benar tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
a. Etika akuntan berkaitan dengan Auditee. Pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti audit
- Akuntan senantiasa harus menjaga yang cukup juga akan mendukung sikap akuntan
penampilannya. yang objektif dalam pelaksanaan tugas. Pem-
- Akuntan harus menjaga interaksi yang buktian dalam kegiatan audit bertujuan untuk
sehat dengan pihak auditee. mendapatkan kebenaran berdasarkan fakta. Bukti
audit yang diperoleh dapat digunakan sebagai
- Akuntan harus menciptakan iklim kerja dasar pengambilan keputusan atau opini audit.
yang nyaman dan jujur dengan pihak
auditee. Hubungan Etika Audit Dengan Konsep
Penyajian yang Layak.
b. Etika akuntan berkaitan dengan rekan
profesi. Konsep ini menuntut adanya informasi yang
bebas dan tidak memihak dan tidak bias. Meskipun
- Akuntan wajib menggalang kerjasama penugasan fraud auditing berkaitan dengan
yang sehat dengan sesama akuntan. pengungkapan adanya unsur melawan hukum atau
- Akuntan harus saling mengingatkan, pelanggaran hukum dan penugasan tersebut untuk
membimbing dan mengoreksi perilaku kepentingan negara, laporan hasil auditnya tidak
sesama akuntan. boleh memihak kepada negara, atau sebaliknya
tidak boleh ada kecenderungan membela
pelakunya atau personel yang terlibat melawan
2 Achmad Fokus

hukum. Informasi yang diungkap dalam laporan Standar Fraud Audit


hasil auditnya harus sesuai dengan fakta dan tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda. Standar audit berfungsi sebagai petunjuk dan
pedoman bagi seluruh anggota organisasi auditor
Etika Dalam Fraud Audit. dalam mematuhi kode etik dan menjalankan tugas
Pengertian Fraud. serta kewajiban profesional sebagaimana ter-
Dalam kamus Inggris-Indonesia (Salim, cantum dalam Kode Etik bagi akuntan. Dengan
mematuhi standar audit, akuntan diharapkan dapat
1991), fraud diartikan sebagai penipuan, ke-
menunjukkan komitmen yang tinggi dalam mem-
curangan atau penggelapan. Menurut kamus Besar
berikan pelayanan kepada pengguna jasa secara
Bahasa Indonesia (Poerwodarminto,1976) fraud
profesional.
berarti tidak jujur, tidak lurus hati, tidak adil dan
keculasan. Fraud juga dapat diartikan sebagai Institute of Certified Fraud Examiner (ICFE)
suatu keuntungan yang diperoleh seseorang telah menyusun standar profesional bagi
dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai anggotanya, yang terdiri atas standar profesional,
dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam fraud standar audit dan standar pelaporan. Standar
terkandung unsur-unsur: tak terduga (surprise), profesional mengatur tentang Integritas dan
tipu daya (trickery), perbuatan licik (cunning), objektivitas, kompetensi profesional, kecermatan
curang (unfair) dan merugikan orang lain (cheats). profesional, pemahaman terhadap klien dan
Fraud dapat juga diartikan sebagai penipuan yang pemberi perintah dan kerahasiaan. Standar audit
sengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian mengatur tentang audit atas fraud dan bukti audit.
tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut Sedangkan standar pelaporan mengatur tentang hal-
dan memberikan keuntungan bagi pelaku fraud. hal yang bersifat umum dan isi laporan.
Pengertian Fraud Audit Standar audit untuk melakukan investigasi
terhadap fraud yang dilakukan oleh pegawai dalam
Fraud auditing merupakan disiplin yang
organisasi bisnis/instansi menurut Spencer dan
relatif baru. Sebagai disiplin ilmu baru fraud
auditing membutuhkan suatu pendekatan dan Jennifer dalam Tuanakota (2007) adalah:
metodologi proaktif untuk membahas kecurangan 1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktek
melalui pendeteksian dengan menggunakan teknik- terbaik yang diakui (accepted best practices).
teknik audit yang diperlukan. 2. Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-
Dilingkungan auditor pemerintah, fraud hatian (due care) sehingga bukti-bukti tadi
auditing lebih dikenal sebagai audit terhadap kasus- dapat diterima di pengadilan.
kasus yang diduga mengandung unsur enyimpangan 3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam
yang merugikan keuangan negara atau kasus-kasus keadaan aman, terlindungi dan diindeks dan
tindak pidana korupsi. tersedianya catatan mengenai jejak audit.
Lingkup fraud auditing mencakup: 4. Pastikan bahwa para investigator mengerti
1. Pencegahan fraud (preventive), yaitu upaya hak-hak asasi pegawai dan senantiasa
untuk mencegah terjadinya fraud dengan cara menghormatinya.
menghilangkan atau meminimalkan faktor- 5. Beban pembuktian ada pada pihak yang
faktor penyebab terjadinya fraud. menduga pegawainya melakukan kecurangan
2. Pendeteksian fraud (detective), yaitu diarahkan dan pada penuntut umum yang mendakwa
untuk mengidentifikasikan terjadinya fraud pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum
dengan cepat, tepat dan dengan biaya yang administratif maupun hukum pidana.
rasional. 6. Cakup seluruh substansi investigasi dan
3. Penginvestigatian fraud (investigative), yaitu kuasai seluruh target yang sangat kritis
upaya untuk menangani dan memproses ditinjau dari segi waktu.
tindakan fraud sesuai dengan peraturan 7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses
perundang-undangan yang berlaku. investigasi, termasuk perencanaan, pe-
ngumpulan bukti dan barang bukti, wawan-
Vol. 9 No. 3, 2010 Fokus Ekonomi 201

cara, kontak dengan pihak ketiga, pengaman- audit tanpa melalui otoritas dari pihak-pihak
an hal-hal yang bersifat rahasia, ikuti tata yang berwenang.
cara atau protokol, dokumentasi dan
penyelenggaraan catatan, keterlibatan polisi, 7. Seorang fraud auditor yang bersertifikat
kewajiban hukum dan persyaratan mengenai mengungkapkan seluruh hal yang material
pelaporan. yang diperoleh dari hasil audit yakni,
Penerapan Etika dalam Fraud Audit. apabila informasi tersebut tidak diungkapkan
akan menimbulkan distorsi terhadap fakta
Dalam setiap tahapan fraud auditing yang ada.
diperlukan adanya kode etik yang mengatur
mengenai perilaku fraud auditor. Di Amerika 8. Seorang fraud auditor yang bersertifikat
Serikat, The Association of Certified Fraud secara sungguh-sungguh senantiasa
Examiner (ACFE) telah menetapkan kode etik meningkatkan kompetensi dan efektifitas
bagi para fraud auditor yang bersertifikat, yang hasil kerjanya yang dilakukan secara
terdiri dari : profesional.
1. Seorang fraud auditor yang bersertifikat, Dalam prakteknya di Indonesia, hal ini perlu
dalam segala keadaan, harus menunjukkan dijadikan sebagai contoh bahwa begitu ketatnya
komitmen terhadap profesionalisme dan penerapan aturan etika dalam pelaksanaan tugas
ketekunan dalam pelaksanaan tugasnya. fraud audit. Fraud auditor di Indonesia perlu
2. Seorang fraud auditor yang bersertifikat tidak melalui proses seleksi yang ketat dan proses
diperkenankan melakukan tindakan yang sertifikasi agar mendapatkan pengakuan secara
bersifat ilegal atau melanggar etika, atau legal dan profesional. Fraud auditor diharapkan
segenap tindakan yang dapat menimbulkan mampu menerapkan aturan kode etik yang ada
adanya konflik kepentingan. secara benar agar menjadi ujung tombak
kepercayaan masyarakat dalam mengungkap
3. Seorang fraud auditor yang bersertifikat adanya kecurangan.
dalam semua keadaan, harus menunjukkan
integritas setinggi-tingginya dalam semua SIMPULAN.
penugasan profesionalnya dan hanya akan
menerima penugasan yang memiliki Kode etik profesi bagi akuntan merupakan
kepastian yang rasional bahwa penugasan aturan yang mengikat sebagai lambang kepercaya-
tersebut akan dapat diselesaikan dengan an masyarakat terhadap profesi akuntan. Adanya
sebaik-baiknya. kode etik bagi akuntan merupakan bentuk per-
tanggungjawaban profesi terhadap masyarakat dan
4. Seorang fraud auditor yang bersertifikat negara. Dalam melaksanakan tugas professional-
wajib mematuhi peraturan/perintah dari nya, akuntan wajib mematuhi aturan etika yang
pengadilan dan akan bersumpah/bersaksi tercermin dalam kode etik profesi. Kode etik
terhadap suatu perkara secara benar dan akuntan telah mengatur hubungan antara akuntan
tanpa praduga. terhadap kliennya, sehingga akuntan wajib
5. Seorang fraud auditor yang bersertifikat memposisikan diri sebagai pihak yang independen.
dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, Ketika akuntan menemukan adanya fraud
harus memperoleh bukti atau dokumentasi (kecurangan) oleh kliennya maka ia wajib
lain yang dapat mendukung pendapat yang mengungkapkannya sebagai bagian dari tugas
diberikan. Tidak boleh menyatakan pendapat profesionalnya. Pengungkapan adanya fraud yang
bahwa seseorang atau pihak-pihak tertentu dilakukan klien terasa sangat berat bagi akuntan
“bersalah” atau “tidak bersalah” karena kenyataannya akuntan dibayar oleh klien
6. Seorang fraud auditor yang bersertifikat tidak tersebut. Kenyataan inilah yang menjadi dilema
boleh mengungkapkan informasi yang etika bagi akuntan. Dengan memahami aturan
bersifat rahasia yang diperoleh dari hasil etika secara benar maka diharapkan akuntan
mampu menegakkan integritas, objektifitas dan
2 Achmad Fokus

independensi dalam tugas profesionalnya. Kasus Kanter, E.Y. (2001). Etika Profesi Hukum: Sebuah
Enron, WorldCom di Amerika dan kasus jual beli Pendekatan Sosio-Religius. Penerbit PT
opini oleh auditor BPK di Indonesia harus menjadi Buana Ilmu Populer, Jakarta.
pelajaran berharga dalam penerapan etika oleh
akuntan pada saat penugasan profesional audit. Keraf, Sonny, (1990), Etika Bisnis: Membangun
Dengan tidak terulangnya kasus tersebut, Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Penerbit
diharapkan masyarakat tidak meragukan Kanisius, Yogyakarta.
profesionalisme akuntan dalam melaksanakan Keraf Sonny, Imam Haryono Robert, (1995), Etika
tugasnya. Bisnis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Agustus 2006, Memahami Untuk
Abdul Hakim, (2008), Dasar-dasar audit laporan Membasmi : Buku Panduan Untuk
keuangan, Penerbit YKPN, Yogyakarta. Memahami Tindak Pidana Korupsi, KPK,
Jakarta.
Agung Rai, Igusty, (2008), Audit Kinerja Pada
Sektor Publik: Konsep, Praktek, Studi Kasus, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Indonesia, (2007). Hasil Penyelenggaraan
Workshop Pembuktian Unsur Kerugian
Agoes Sukrisna, Ardana, (2009), Etika Bisnis dan Keuangan Negara dan Perhitungannya
Profesi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Dalam Tindak Pidana Korupsi, KPK,
Arens, Alvin, James K. Loebbecke (1997). Jakarta.
Auditing: An Integrated Approach, seventh Mautz, R.K & Sharaf, Husein A (1961), The
edition, Prentice Hall International. Philosophy of Auditing, American
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Accounting Association, vii, 248 p.
(1995), Standar Audit Pemerintahan, BPK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
RI, Jakarta. RI, (2008), Kode Etik Aparat Pengawasan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Intern Pemerintah, Jakarta.
(2007), Standar Pemeriksaan Keuangan Magnis-Suseno, Franz (1987), Etika Dasar,
Negara (Peraturan Badan Pemeriksa Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,
Keuangan RI Tahun2007), BPK RI, Jakarta. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Mulyadi, Puradireja, (1998), Auditing, Penerbit
(2002), Fraud Auditing, Edisi kedua, BPKP, Salemba Empat, Jakarta.
Jakarta.
The Association of Certified Fraud Examiner,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2006), Fraud Examiner Manual, US
(2008), Standar Audit Aparat Pengawasan Edition.
Intern Pemerintah, BPKP, Jakarta.
Tuanakotta, Theodorus M, (1983), Teori
Bertens K, (2000), Pengantar Etika Bisnis, Akuntansi, Lembaga Penerbit FE Universitas
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Indonesia, Jakarta.
Boynton, Johnson & Kell ( 2002), Modern Tuanakotta, Theodorus M, (2007), Akuntansi
Auditing, Penerbit Erlangga, Jakarta. Forensik dan Audit Investigatif, Lembaga
Fisher Colin, Lovell Alan, (2003), Bussiness Penerbit FE Universitas Indonesia, Jakarta
Ethics and Values, Prentice Hall.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2001), Standar
Profesional Akuntan Publik, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Vol. 9 No. 3, 2010 Fokus Ekonomi 203
204 Achmad Badjuri Fokus Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai