Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan profesi internal auditing, dewasa ini melaju dengan cepat seiring dengan
perkembangan jaman pada era globalisasi. Definisi/pengertian internal auiditing juga mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Selain standar, profesi internal auditing juga memilki kode etik profesi
yang harus ditaati dan dijalankan oleh segenap auditor. Kode etik memuat standar perilaku sebagai
pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dalam
menjalankan praktik auditor internal.

Profesi audit internal abad 21 di Indonesia sudah cukup pesat, antara lain ditunjukkan dengan
terbentuknya beberapa organisasi profesi yang menghimpun para internal auditor, paradigma baru tentang
internal auditor, dan respon dari kalangan perguruan tinggi cukup baik

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Etika ?


2. Apa Standar-standar Profesi Audit Internal ?
3. Bagaimana Perkembangan Profesi Audit Internal di Indonesia ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Etika


2. Mengetahui Standar-standar Profesi Audit Internal
3. Mengetahui Perkembangan Profesi Audit Internal di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika

Etika berasal dari bahasa yunani ethos (bentuk tungggal) yang berarti tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan,adat, watak, perasaan, cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha,
yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya dengan moral. Moral
berasal dari bahasa latin mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jamak) yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup (Kanter, 2001).
Untuk memperoleh pemahaman labih lanjut mengenai etika, dibawah ini dikutip beberapa
pengertian etika.
1. Ada dua pengertian etika, sebagai praksis etika berarti nilai-nilai dan norma-norma moral
baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikan, walaupun seharusnya dipraktikan. Etika
sebagai refleksi adalah pemikiran moral (Bertens, 2001).
2. Etika secara etimologis dapat diartikansebagai ilmu tentang apa yang bisa dilakukan, atau
ilmu tentang adat istiadat yang berkenandengan hidup yang baik dan buruk ( Kanter, 2001).
3. Istilah lain dari etika adalah susila, yang berarti kebiasan atau tingkah laku perbuatan manusia
yang baik.
4. Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan departemen pendidikan dan kebudayaan
(1998), etika dirumuskan dalam pengertian sebagai berikut:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, dan tentang kewajiban dan hak moral (akhlak)
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang diamut suatu golongan atau masyarakat.
5. Menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005), etika adalah suatu konsepsi tentang prilaku
benar dan salah. Etika menjelaskan kepada kita apakah prilaku kita bermoral atau tidak dan
berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental bagaimana kita berpikir dan
bertindak terhadap orang lain dan bagaimana kita inginkan mereka berpikir dan bertindak
terhadap kita.
6. Menurut David P.Baron (2005), etika adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaiaan
moral yang didasarkan atas penalaran ,analisis, sentesis,dan reflektif.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa ternyata etika mempunyai banyak arti. Namuan
demikian, setidaknya arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut:

1. Etika sebagai praksis sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.
2. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilaian moral. Etika dalam pemikiran
moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap morslitas tersebut
bersifat kritis, metodis, dan sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika bisa saja mencoba
merumuskan suatu teori, konsep,asas, atau prinsip-prinsip tentang prilaku manusia yang
dianggap baik atau tidak baik, mengapa prilaku tersebut dianggap baik atau tidak
baik,mengapa menjadi baik dan bermanfaat,dan sebagainya.

2
2.2. Standar Profesi Audit Internal

Standar audit internal pertama kali dikeluarkan pada bulan juni 1978 oleh IIA pada
konferensi internasional di san fransisco. Lima standar umum tersebut meliputi:
1. Independensi.Independensi audit internal dapat dicapai jika direktur departemen auditing
internal bertanggung jawab kepada seseorang dalam organisasi yang memiliki wewenang
memadai untuk memastikan cakupan audit yang luas serta pertimbangan yang
cukup,efektifnya tindakan,dan rekomendasi audit,dan mempunyai komunikasi langsung
dengan dewan komisaris atau komite audit.
a. Independensi dalam program audit meliputi bebas dari interfensi managerial atas
program audit, bebas dari segala interfensi atas prosedur audit,dan bebas dari segala
persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah
proses audit.
b. Independensi dalam verifikasi meliputi bebas dalam mengakses semua
catatan,memeriksa aktifa,dan karyawan relefan dengan audit yang
dilakukan.Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama
verifikasi audit. Bebas dari segala usaha managerial yang berusaha membatasi
aktifitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan barang bukti,dan bebas dari
kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit.
c. Independensi dalam pelaporan meliputi bebas dari perasaan wajib memodifikasi
dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan,bebas dari tekanan untuk
tidak melaporkan hal hal yang signifikan dalam laporan audit,dan menghindari
penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja
dalam melaporkan fakta,opini,dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.
2. Keahlian professional. Standar praktek mengakui perlunya keahlian,kompetensi,dan
kemahiran dalam melaksanakan audit internal. Standar ini mengakui bahwa baik
departemen maupun auditor perorangan harus memiliki pengetahuan,keterampilan,dan
disiplin untuk melaksanakan tanggung jawab audit. Standar untuk auditor internal
meliputi ketaatan pada standar perilaku,kecakapan dalam hubungan manusia dan
komunikasi,dan pendidikan professional yang berkelanjutan.
3. Ruang lingkup pekerjaan, pekerjaan auditor internal bisa meluas melampaui
pertimbangan pengendalian internal dalam audit keuangan (reliabilitas dan integritas
informasi keuangan serta pengamanan aktifa). Ruang lingkup pekerjaan memberikan
pedoman dalam melaksanakan setiap jenis audit
4. Pelaksanaan pekerjaan audit, pelaksanaan pekerjaan audit
meliputiperencanaan,pemeriksaan dan evaluasi bukti serta pengkomunikasian hasil.
Standar ini menetapkan sasaran pelaksanaan dan bukan pedoman spesifik
5. Pengelolaan departemen auditing internal, standar ini memberikan petunjuk bagi manager
departemen auditing internal. Petunjuk tersebut mulai dari mengeluarkan pernyataan yang
berisi tujuan,wewenang,dan tanggung jawab departemen,hingga menetapkan serta
mempertehankan program pengendalian mutu untuk departemen tersebut.

3
Standar yang sudah di perbaharui dan berlaku efektif mulai 1 January 2002. Standar ini,
pertama berisi pendahuluan yang mendefinisikan audit internal sebagai aktifitas pemberian
keyakinan objektif yang independen. Kedua berisi aktifitas konsultasi yang dilakukan untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja operasi organisasi.

Selain lima standar diatas,standar audit internal didukung dengan standar perilaku dan standar
profesi.

1. Standar perilaku
Standar perilaku auditor internal meliputi:
a. Jujur,objektif,dan sunggung-sungguh dalam melaksanakan tugas dan memenuhi
tanggung jawab profesinya.
b. Loyal terhadap organisasi atau terhadap pihak yang dilayani namun tidak boleh terlibat
dalam kegiatan yang menyimpang dan melanggar hukum.
c. Tidak boleh terlibat dalam tindakan ataupun kegiatan yang mendeskriditkan profesi
auditor internal atau organisasinya
d. Tidak boleh terlibat komplik dalam organisasinya atau kegiatan yang menimbulkan
prasangka yang meragukan kemampuan untuk dapat melaksanakan tugasnya dan
memenuhi tanggung jawab profesinya secara objektif.
e. Tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun dari
karyawan,klient,pelanggan,pemasok,mitrabisnis organisasi,sehingga mempengaruhi
pertimbangan profesionalnya.
f. Hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensei
professional yang dimilikinya.
g. Harus mengusahakan berbagai upaya untuk selalu memenuhi standar profesi auditor
internal
h. Harus bersikap hati hati dan bujaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh
dalam pelaksanaan tugasnya.
i. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya,auditor internal harus mengungkapkan semua
fakta fakta penting.
j. Auditor internal harus meningkatkan keahlian serta efektifitas dan kualita pelaksanaan
tugasnya.
2. Standar profesi
Dalam standar profesi berisi strandar atribut dan standar kinerja. Dalam standar atribut
memuat tujuan,wewenang,dan tanggung jawab, independendi dan objektifitas auditor
internal. Tujuan,wewenang, dan tanggung jawab auditor internal harus dinyatakan secara
formal dalam charter auditor internal, konsisten dengan standar profesi auditor internal(SPAI)
dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan pengawas organisasi.
Auditor internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak dan menghindari
kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan. Dalam hal keahlian dan kecermatan
professional, penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatukan keahlian dan kecermatan
professional.
Standar kinerja memuat pengelolaan fungsi auditor internal,komunikasi dan persetujuan dan
kebijakan prosedur, laporan kepada pimpinan dan dewan pengawas lingkup penugasan,
proses governance, perencanaan penugasan, sasaran penugasan, pelaksanaan penugasan,

4
komunikasi hasil penugasan, pengungkapan atas ketidakpatuhan terhadap standar,dan
resolusi penerimaan resiko oleh manajemen.

2.3 Perkembangan Profesi Audit Internal Di Indonesia


 ORGANISASI PROFESI

Tingkat Nasional :

a. Forum Komunikasi SPI Organisasi profesi auditor internal dilingkungan BUMN /


BUMD ini baru muncul pada tahun 1985 dengan dibentuknya FKSPI (Forum
Komunikasi Satuan Pengawasan Intern) BUMN / BUMD . Angota dari FKSPI
BUMN/BUMD adalah para internal auditor yang bekerja di Satuan Pengawasan Intern
(SPI) BUMN maupun BUMD. Saat ini organisasi tersebut berubah menjadi Forum
Komunikasi Satuan pengawasan Intern (FKSPI) karena anggotanya bukan hanya internal
auditor yang bekerja di BUMN/BUMD, namun termasuk internal auditor yang bekerja di
perusahaan swasta dan perusahaan multi nasional / perusahaan asing.

b. Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) PAII (Perhimpunan Internal Auditor


Indonesia) baru dibentuk pada tahun 1999. Pembentukan wadah ini untuk menampung /
mengorganisasikan para pemegang gelar QIA yang berasal dari berbagai perusahaan.

 PARADIGMA BARU INTERNAL AUDIT

Bertolak dari definisi tersebut diatas, dalam perkembangannya penekanan dan


mekanisme internal audit telah bergeser (berubah). Pada masa lalu fokus utama peran
internal auditor adalah sebagai „watchdog‟ dalam perusahaan, sedangkan pada masa kini
dan mendatang proses internal auditing modern telah bergeser menjadi „konsultan intern‟
(internal consultant) yang memberi masukan berupa pikiran-pikiran untuk perbaikan
(improvement) atas sistem yang telah ada serta berperan sebagai katalis (catalyst).

Fungsi internal auditor sebagai „watchdog‟ membuat perannya “kurang disukai”


kehadirannya oleh unit organisasi lain. Hal ini mungkin merupakan konsekuensi logis
dari profesi internal auditor yang tugasnya memang tidak dapat dilepaskan dari fungsi
audit (pemeriksaan), bahwa antara pemeriksa (auditor) dan pihak yang diperiksa (auditee)
berada pada posisi yang saling berhadapan.

Fungsi konsultan bagi internal auditor merupakan peran yang relatif baru. Peran
konsultan membawa internal auditor untuk selalu meningkatkan pengetahuan baik
tentang profesi auditor maupun aspek bisnis, sehinga dapat membantu manajemen dalam
memecahkan suatu masalah. Kemampuan untuk merekomendasikan pemecahan suatu
masalah (problem solver) bagi internal auditor dapat diperoleh melalui pengalaman
bertahun-tahun melakukan audit berbagai fungsi di perusahaan. Pada saat ini, konsultasi
internal merupakan aktivitas yang sangat dibutuhkan oleh manajemen yang perlu
dilakukan oleh internal auditor.

Selain sebagai konsultan, internal auditor harus mampu berperan sebagai katalisator.
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut

5
reaksi. Peran auditor internal sebagai katalisator yaitu memberikan jasa kepada
manajemen melalui saran-saran yang bersifat konstruktif dan dapat diaplikasikan bagi
kemajuan perusahaan namun tidak ikut dalam aktivitas operasional di perusahaan.

Ruang lingkup (scope) kegiatan audit semakin luas, pada saat ini tidak sekedar audit
keuangan (financial audit) dan audit ketaatan (compliance audit), tetapi perhatian lebih
ditujukan pada semua aspek yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan
pengendalian manajemen serta memperhatikan aspek resiko bisnis / manajemen.
Perubahan orientasi audit dari teknik-teknik pengendalian intern ke arah pengendalian
bisnis perusahaan yang didasarkan atas risiko bisnis (business risk) atau manajemen
risiko (risk management) ini akan terus berjalan seiring dengan kebutuhan perusahaan
yang semakin kompleks di masa mendatang. Oleh karena itu saat ini berkembang
pendekatan teknik audit dalam internal auditing yang berbasiskan risiko (risk based
internal auditing).

Perbedaan antara paradigma lama dan paradigma baru internal auditor sebagai berikut :

TABEL 1

INTERNAL AUDITOR : PARADIGMA LAMA VS PARADIGMA BARU

No Uraian Pardigma Lama Paradigma Baru

 Watchdog  Watchdog,
 Mengungkap konsultan, dan
temuan katalisator
1 Fungsi
 Mengganggu  Memecahkan
Obyek masalah
 Reaktif  Proaktif

 Post audit dan Pre


Sistem Audit /  Post audit audit
2
Rekomendasi  Korektif  Korektif, Preventif,
Prediktif

 Fleksibel dan
 Kaku konstruktif
3 Sikap
 Pasif  Aktif dan
komunikatif

 Subyek – Obyek  Subyek – Subyek


4 Pendekatan
 Menang – Kalah  Menang – Menang

 Setengah –
5 Type Staf  Tuntas / Paripurna
setengah

 Pelengkap /
 Tools management
6 Organisasi memenuhi
 Pusat keunggulan
persyaratan

6
 Jumlah bantuan /
manfaat
 Pencapaian tingkat
7 Ukuran Sukses  Jumlah temuan
Good Corporate
Governance
(GCG)

 INTERNAL AUDIT DI PERGURUAN TINGGI

Mulai era tahun 1990-an di beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia


sudah mulai dimasukkan mata kuliah internal auditing pada kurikulum
pendidikan S1 Akuntansi, misalnya Universitas Pajajaran Bandung, Universitas
Indonesia Jakarta. Selain itu di beberapa perguruan tinggi lain, misalnya UGM
Yogyakarta, Universitas Airlangga Surabaya juga sudah memasukkan mata
kuliah internal auditing, meskipun masih berupa mata kuliah pilihan.

Baru pada awal abad 21 sebagian besar perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta telah memasukkan pemeriksaan intern (internal auditing) sebagai mata
kuliah wajib pada program studi S1 Jurusan Akuntansi. Pengajaran materi
tentang internal auditing menjadi penting, karena pengetahuan mengenai ilmu
internal auditing perlu diketahui oleh para mahasiswa secara dini, sehingga pada
saat lulus dan bekerja di perusahaan sudah memahami profesi internal audit).

Pada saat ini hampir seluruh perusahaan baik swasta, asing maupun
BUMN/BUMD memerlukan tenaga internal auditor dalam rangka membantu
kerja Top Management dalam bidang pengendalian / pengawasan perusahaan,
sehingga kebutuhan tenaga auditor dapat dipastikan cukup besar. Selain itu
instansi Pemerintah juga memerlukan tenaga internal auditor, misalnya di Badan
pengawasan Keuangan dan pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal
Departemen atau Unit Pengawasan Lembaga / Badan Pemerintah serta Badan
Pengawasan Daerah (Bawasda). Oleh karena itu diharapkan perguruan tinggi
dapat mempersiapkan lulusannya siap pakai atau terdapat link & match antara
dunia usaha / Pemerintahan dengan kalangan perguruan tinggi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Profesi internal auditing memilki kode etik profesi yang harus ditaati dan dijalankan oleh
segenap auditor. Kode etik memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal.
Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dalam menjalankan praktik auditor internal. .
Forum Komunikasi SPI Organisasi profesi auditor internal dilingkungan BUMN / BUMD ini baru
muncul pada tahun 1985 dengan dibentuknya FKSPI (Forum Komunikasi Satuan Pengawasan
Intern) BUMN / BUMD . perkembangan audit internal di Indonesia menimbulka paradigm lama
dan paradigm baru yang bertolak belakang. Dan Mulai era tahun 1990-an di beberapa Perguruan
Tinggi Negeri di Indonesia sudah mulai dimasukkan mata kuliah internal auditing pada kurikulum
pendidikan S1 Akuntansi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. dan Ardana, I CENIK. 2011. Etika Bisnis Dan Profesi, Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Andayani , Wuryan. 2008. Audit Internal. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.


file:///C:/Users/acer/Downloads/Buku_referensi_Internal_Audit_Srihadi.pdf

Anda mungkin juga menyukai