Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MANDIRI

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur (Studi kasus

pada PT. Antam Tbk)

NAMA : SHELLY

NPM : 180910070

KODE KELAS : 191-EK311-N3

DOSEN : Sri Afridola, S.E., M.M

PROGRAM STUDI MANAJEMAN BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas mandiri
Kewarganegaraan ini dengan baik meskipun masih banyak terdapat kekurangan
didalamnya.

Saya berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
mandiri ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan agar saya dapat memperbaiki kekurangan
dalam tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang saya susun ini penuh dengan manfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan dari
judul ini “PT Panasonic Electronic Batam” sebagai tambahan dalam menambah
referensi yang telah ada.

Batam,16 Januari 2020

Shelly

180910070
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Sistematika Penulisan 5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Persediaan 6
2.2 Sistem Periodik (Fisik) 7
2.3 Sistem Perpetual 9
2.4 Dampak Kesalahan Kesediaan 1
BAB III............................................................................................................................16
PEMBAHASAN..............................................................................................................16
3.1 Persediaan bahan baku 116
3.2 Pembeliaan bahan baku 127
3.3 Analisis dan Evaluasi 139
BAB IV..........................................................................................................................271
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................271
4.1 Kesimpulan 271
4.2 Saran 271
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah

menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan

keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya laporan keuangan itu adalah laporan

yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan keuangan diketahui dari hasil

pemeriksaan akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan

akuntan biasanya menyajikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan

tersebut.

Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi

berbagai unit terkecil sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi, arus

kas (dana). Jika analisis laporan keuangan merupakan upaya mencari hubungan

antara berbagai kas yang ada dalam laporan keuangan perusahaan, maka dalam

kegiatan ini kita perlu mengetahui teknik atau  metodenya. Teknik dan metode ini

sebenarnya secara tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka

sebenarnya dengan menguasai benar proses akuntansi secara otomatis, kita sudah

mengetahui teknik tradisional dalam menganalisis laporan keuangan. Namun

dalam analisis laporan keuangan kita dapat mempelajari teknik yang lebih canggih

dari teknik tradisional.

1
2

Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

tertentu sedangkan menurut Martono (2007) laporan keuangan adalah ikhtisar

mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertetu, umumnya

laporan keuangan merupakan sebuah media informasi yang mencatat dan

merangkum segala aktivitas perusahaan serta digunakan untuk melaporkan

keadaan dan posisi perusahaan kepada pihak yang berkepentingan, terutama pada

pihak kreditur, investor, dan manajemen perusahaan itu sendiri, untuk menggali

lebih banyak lagi informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan maka

diperlukan suatu analisis laporan keuangan apabila suatu informasi disajikan

dengan benar, informasi itu sangat berguna bagi perusahaan dalam pengambilan

keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan.

Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

laporan keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio

yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain

rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas (Martono, 2007). Dari latar

belakang diatas penulis mengambil penelitian rasio keuangan pada laporan

keuangan PT. Antam Tbk

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dari analisis laopran keuangan PT. Antam Tbk adalah :

1.2.1 Bagaimana analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk?

1.2.2 Bagaimana analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk?


3

1.2.3 Bagaimana pengaruh analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk

terhadap kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dari analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk ialah :

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud analisis rasio

keuangan

1.3.2 Memahami analisis perbandingan rasio dari laporan keuangan PT.

Antam Tbk

1.3.3 Mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan terhadap kinerja

perusahaan PT. Antam Tbk

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang penulis harapkan dari analisis laporan keuangan PT. Antam

Tbk adalah :

1.4.1 Dapat memberikan pengetahuan untuk pembaca tentang analisis

rasio keuangan pada PT. Antam Tbk

1.4.2 Dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan memberikan

gambaran umum tentang kinerja dari laporan keuangan PT. Antam

Tbk

1.4.3 Dapat menjadi acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini ialah pengumpulan data laporan

keuangan PT. Antam Tbk yang sudah IPO (Initial Pumbilc Offering) yang

ada di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dan 2016 yang selanjutnya ke tahap
4

menganalisis laporan keuangan tersebut sehingga dapat dijadikan hasil

sebagai perbandingan.

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan makalah penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab dengan pokok

pembahasan. Sistematika secara umum adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan,

rumusan masalah, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelasakan landasan teori berisi teori-teori pendukung dalam

laporan keuangan PT. Antam Tbk

BAB III. PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan hasil pembahasan

analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk

BAB IV. PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Munawir (1988) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuanganatau aktivitas perusahaan tersebut. Baridwan (1992) menyatakan

laporan keuanganmerupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan

merupakan suatu ringkasan daritransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

satu tahun buku yang bersangkutan.Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan

adalah menggambarkan kondisi keuangan danhasil usaha suatu perusahaan pada

saat tertentu atau jangka waktu tertentu, sedangkanmenurut Martono dan Agus

(2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai

keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertetu, laporankeuangan

merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi

kesehatanperusahanan sehingga menjadi perhatian berbagai pihak yang

berkepentingan (Sawir,2003).

Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam

laporankeuangan perusahaan pada dasarnya merupakan hasil dari proses kegiatan

aktivitasperusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan

hasil perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak didalam

perusahaan maupun di luar perusahaan, informasi yang berguna tersebut misalnya

tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek,

5
6

kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman, dan keberhasilan

perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri (Sawir, 2003).

Analisis rasio dalam banyak hal mampu memberikan indikator dan gejala-

gejala yang muncul dari kondisi disekitarnya, melalui analisis rasio terhadap

laporan keuangan, akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha

perusahaan yang bersangkutan, dimana dari hasil analisis laporan keuangan

tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil

suatu keputusan. Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos

keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang

bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik

antara data yang kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan

keputusan yang tepat (Harahap, 1999).

2.2 Pengelompokkan Rasio Keuangan


Berikut ini adalah pengelompokkan rasio keuangan menurut Riyanto

(2001):

1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)

Yang tergolong dalam rasio ini adalah semua data yang diambil atau

bersumber dari neraca, misalnya: current ratio, acid test ratio, current assets

to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio

2) Rasio-rasio Laporan Laba/Rugi (Income Statement Ratios)


7

Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil

dari laporan laba/rugi, misalnya: gross prifit margin, net operating ratio.

3) Rasio-rasio Antar Laporan (Interstatement Ratios)

Semua angka berasal dari neraca dan data lainnya, misalnya: tingkat

perputaran persediaan (inventory turnover), sales to fixed asset.

Menurut Martono (2007) ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai

kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas

perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar

2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalammenggunakan

asset-assetnya

3. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya

4. Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang.

1) Rasio Likuiditasyaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas

perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar (Martono,

2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :

 Current Ratioadalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Machfoedz, 1999).

Current ratio = aktiva lancar/hutang lancar x 100 %


8

Aktiva lancar adalah uang kas yang dapat diharapkan untuk dicairkan

atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam

periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran

kegiatan perusahaan normal) (S. Munawir, 2004).

 Quick ratio adalah perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaan

dengan hutang lancar (Munawir, 2001).

Quick ratio = x 100%

 Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan

total hutang lancar (Munawir, 2001).

Cash ratio = x 100%

2) Rasio Solvabilitas yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang (Martono, 2007), variabel-variabel yang

digunakan adalah Total Debt to Total Equity Ratio Total Debt to Total

Equity Ratio adalah Rasio ini membandingkan total utang dengan total

modal pemilik (ekuitas) (Sawir, 2000).

3) Rasio profitabilitasyaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono,

2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :

 Gross Profit Margin adalah rasio ini mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan

perusahaan untuk berproduksi secara efesien (Sawir, 2001).


9

 Operating income ratio adalah rasio ini digunakan untuk mengukur

laba yang dihasilkan dengan menghubungkan kegiatan pokok

perusahaan dengan asset yang dimilki perusahaan (Sawir, 2001).

 Net profit margin adalah merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan

bersih atau laba (Ang, 1997).

2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan


Analisis Time Series dan Cross Sectional :

1) Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk

beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan

rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang

diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang

sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat

atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi

peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu

2) Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-

rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis

atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.

Analisis Commond Size dan Analisis Index :

1) Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen

laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada

sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan

100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva.

Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban


10

dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemen-

elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan

2) Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-

elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-

elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil & Perkembangan Perusahaan


PT. Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak

dibidang pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut

sebagai sebuah perusahaan, namun sebuah tantangan telah menimbulkan

berbagai dinamika perkembangan yang pada akhirnya mengantarkan Antam

menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di Indonesia.

Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama antam

yang pertama. Jajaran direksi pertama antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut

Suta sebagai direktur produksi ekplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur

teknik, Jani Arsadjadja, SH. sebagai direktur keuangan dan Drs. SGB

Tampubulon sebagai direktur pemasaran.

Kantor pusat antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur

Besar 24-26, Jakarta yang fasilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas.

Antam baru pindah kekantor baru di Jalan TB. Simatupang pada bulan

November 1992, sebuah kantor megah berlantai 8 yang lebih representative

dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai. PT. Antam memiliki 5 unit

bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di Pongkor (Bogor), UBP nikel

di Pomala (Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di Pulogadung (Jakarta),

UBP Bauksit Kijang (Kepulauan Riau), UBP Geomin di Pulogadung

(Jakarta).

11
12

Visi Antam adalah menjadi perusahaan pertambangan berstandar

Internasional yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.

Misi antam adalah :

1. Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yaitu nikel, emas,

dan mineral dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja

serta memperhatikan kelestarian lingkungan.

2. Memaksimalkan shareholders dan stakeholders value.

3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan berpartisipasi di dalam

upaya menyejahterahkan masyarakat disekitar daerah operasi

pertambangan.

4. Beroperasi secara efisien (berbiaya rendah).

3.2 Kegiatan Usaha


Antam adalah perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral menjadi

logam Indonesia yang terinteraksi secara vertikal. Komoditas usaha

pertambangan Antam adalah nikel, emas dan bauksit. Tujuan utama Antam

adalah untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan menjadi

perusahaan yang lebih besar dan lebih baik serta melaksanakan hal tersebut

dengan cara yang berkesinambungan. Strategi utama Antam adalah untuk

mendapatkan nilai sebanyak mungkin dari cadangan perusahaan dengan

bergerak ke bidang hilir dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan yang

mempunyai nilai tambah lebih besar daripada hanya sekedar mengekpor bijih.

Antam juga mempertimbangkan untuk mendiversifikasikan usaha Antam ke

komoditas tambanglainnya selama hal tersebut mendatangkan imbal hasil

yang baik dan sesuai dengan bisnis antam.


13

3.3 Analisis dan Evaluasi


Laporan keuangan PT. Antam Tbk, yaitu laporan posisi keuangan dan

laporan laba rugi periode 2015 dan 2016. Kondisi keuangan suatu perusahaan

dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan

mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan akan dapat diketahui

gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan hal itu, untuk

menganalisis laporan keuangan PT. Antam Tbkmenggunakan rasio perbandingan,


14

likuiditas,solvabilitas.
15

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)


PT ANEKA TAMBANG Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN


31 DESEMBER 2016 DAN 2015
2016 2015 Kenaikan/Penurunan
Rp %
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 7,623,385,438 8,086,634,372 -463,248,934 -6.08%
Piutang usaha, bersih
Pihak ketiga 640,813,916 340,924,318 299,889,598 46.80%
Pihak berelasi 193,356,963 107,087,903 86,269,060 44.62%
Piutang lain-lain, bersih 156,313,947 130,132,409 26,181,538 16.75%
Persediaan, bersih 1,388,415,530 1,752,584,557 -364,169,027 -26.23%
Pajak dibayar di muka
Pajak lain-lain 463,678,667 694,244,827 -230,566,160 -49.73%
Biaya dibayar di muka 85,572,258 76,226,751 9,345,507 10.92%
Aset lancar lain-lain 78,684,849 64,991,423 -64,991,423
Jumlah aset lancar 10,630,221,568 11,252,826,560 -622,604,992 -5.86%
ASET TIDAK LANCAR

Kas yang dibatasi penggunaannya 3,503,968 3,480,950 23,018 0.66%


Piutang non-usaha pihak berelasi 514,361,416 481,963,825 32,397,591 6.30%
Investasi pada entitas asosiasi, bersih 2,080,115,940 1,992,516,049 87,599,891 4.21%
Investasi pada ventura bersama 1,136,694,848 1,481,635,779 -344,940,931 -30.35%
Aset tetap, bersih 12,958,946,013 12,267,804,244 691,141,769 5.33%
Properti pertambangan, bersih 853,515,777 863,973,221 -10,457,444 -1.23%
Aset eksplorasi dan evaluasi 799,356,725 743,551,056 55,805,669 6.98%
Biaya tangguhan 18,229,988 50,279,543 -32,049,555 -175.81%
Pajak dibayar di muka

Pajak penghasilan badan 249,466,416 303,728,340 -54,261,924 -21.75%


Goodwill 101,759,427 101,759,427 0 0.00%
Aset pajak tangguhan 560,641,159 732,082,537 -171,441,378 -30.58%
Aset tidak lancar lainnya 74,722,567 81,249,359 -81,249,359 -8.73%

Jumlah aset tidak lancar 19,351,314,244 19,104,024,330 -19,104,024,330 1.28%


JUMLAH ASET 29,981,535,812 30,356,850,890 -375,315,078 -1.25%
16

2016 2015 Kenaikan/Penurunan


Rp %
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Pihak ketiga 419,910,100 547,034,314 -127,124,214 -30.27%
Pihak berelasi 165,815,841 177,060,544 -11,244,703 -6.78%
Beban akrual 214,649,427 251,599,629 -36,950,202 -17.21%
Liabilitas imbalan karyawan
jangka pendek 17,682,321 8,516,109 9,166,212 51.84%
Utang pajak
Pajak penghasilan badan 309,587 3,295,482 -2,985,895 -964.48%
Pajak lain-lain 61,172,044 59,483,551 1,688,493 2.76%
Uang muka pelanggan 135,082,955 42,126,927 92,956,028 68.81%
Pinjaman bank jangka pendek 2,687,200,000 2,808,100,000 -120,900,000 -4.50%
Pinjaman investasi yang jatuh tempo
dalam satu tahun 568,006,900 379,707,375 188,299,525 33.15%
Penyisihan untuk pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup yang
jatuh tempo dalam satu tahun 20,018,911 20,018,911 0 0.00%
Utang lain-lain 62,465,512 42,387,538 -42,387,538 32.14%
Jumlah liabilitas jangka pendek 4,352,313,598 4,339,330,380 12,983,218 0.30%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang obligasi 2,995,896,341 2,995,030,772 865,569 0.03%
Pinjaman investasi, setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun 3,653,536,133 3,927,468,734 -273,932,601 -7.50%
Penyisihan untuk pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup,
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun 200,973,848 232,701,864 -31,728,016 -15.79%
Kewajiban pensiun dan
imbalan pascakerja lainnya 366,320,904 347,239,277 19,081,627 5.21%
Liabilitas jangka panjang lainnya 3,699,415 198,360,901 -198,360,901 -5261.95%
Jumlah liabilitas jangka panjang 7,220,426,641 7,700,801,548 -7,700,801,548 -6.65%
JUMLAH LIABILITAS 11,572,740,239 12,040,131,928 -12,040,131,928 -4.04%
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 2015
Kenaikan/Penurunan
2016 2015 Rp %
PENJUALAN 9,106,260,754 10,531,504,802 -1,425,244,048 -15.65%
BEBAN POKOK PENJUALAN 8,254,466,187 10,336,364,157 -2,081,897,970 -25.22%
LABA KOTOR 851,794,567 195,140,645 656,653,922 77.09%
BEBAN USAHA
Umum dan administrasi 707,278,248 776,280,373 -69,002,125 -9.76%
Penjualan dan pemasaran 136,360,260 120,298,794 16,061,466 11.78%
Jumlah beban usaha 843,638,508 896,579,167 -52,940,659 -6.28%
LABA/(RUGI) USAHA 8,156,059 -701,438,522 709,594,581 8700.21%
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Bagian kerugian entitas asosiasi
dan ventura bersama -281,813,472 -496,574,736 214,761,264 -76.21%
Penghasilan keuangan 343,190,135 73,214,891 269,975,244 78.67%
Beban keuangan -319,273,938 -246,021,355 -73,252,583 22.94%
Penghasilan/(kerugian) lain-lain, bersih 487,032,811 -297,954,202 784,987,013 161.18%
Penghasilan/(beban) lain-lain, bersih 229,135,536 -967,335,402 1,196,470,938 522.17%
LABA/(RUGI) SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN 237,291,595 -1,668,773,924 1,906,065,519 803.26%
(Beban)/manfaat pajak penghasilan -172,485,407 227,921,028 -400,406,435 232.14%
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN 64,806,188 -1,440,852,896 1,505,659,084 2323.33%
PENGHASILAN/(RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi:
- Kenaikan nilai tanah dari
revaluasi - 2,330,655,281 - -
Pengukuran kembali kewajiban
pensiun dan pascakerja lainnya 3,890,829 25,271,004 -21,380,175 -549.50%
Dampak pajak
pengukuran kembali kewajiban
pensiun dan pascakerja lainnya -972,707 -6,317,751 5,345,044 -549.50%
2,918,122 2,349,608,534 -2,346,690,412 -80417.83%
Pos yang akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan -120,131 -20,833 -99,298 82.66%
Bagian penghasilan komprehensif
lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama 24,472,432 3,821,246 20,651,186 84.39%
24,352,301 3,800,413 20,551,888 84.39%
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN, SETELAH PAJAK 27,270,423 2,353,408,947 -2,326,138,524 -8529.90%

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF 912,556,051 - -


TAHUN BERJALAN 92,076,611 912,556,051 -820,479,440 -891.08%

LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN YANG

DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:


Pemilik entitas induk 64,810,325 -1,440,851,795 1,505,662,120 2323.18%
Kepentingan nonpengendali -4,137 -1,101 -3,036 73.39%
64,806,188 -1,440,852,896 1,505,659,084 2323.33%

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF


TAHUN BERJALAN YANG

DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:


Pemilik entitas induk 92,080,748 912,557,152 -820,476,404 -891.04%
Kepentingan nonpengendali -4,137 -1,101 -3,036 73.39%
92,076,611 912,556,051 -820,479,440 -891.08%

LABA/(RUGI) BERSIH PER SAHAM


DASAR DAN DILUSIAN YANG

21
2016 2015 Kenaikan/Penurunan
EKUITAS Rp %
EKUITAS YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal saham
Modal dasar - 1 saham preferen
seri A Dwiwarna dan
37.999.999.999 saham biasa
seri B; Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 1 saham preferen
seri A Dwiwarna dan 24.030.764.725
saham biasa seri B
dengan nilai nominal
Rp100 (nilai penuh) per
saham biasa seri B 2,403,076,473 2,403,076,473 0 0%
Tambahan modal disetor, bersih 3,934,833,124 3,934,833,124 0 0%
Komponen ekuitas lainnya:
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan 54,961,059 55,081,190 -120,131 -0.22%
Surplus revaluasi aset 2,330,655,281 2,330,655,281 0 0%
Saldo laba:
Yang telah ditentukan penggunaannya 11,613,209,777 11,613,209,777 0 0%
Yang belum ditentukan penggunaannya -1,927,961,061 -2,020,161,940 92,200,879 -4.78%
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk 18,408,774,653 18,316,693,905 92,080,748 0.50%
Kepentingan nonpengendali 20,920 25,057 -4,137 -19.78%
JUMLAH EKUITAS 18,408,795,573 18,316,718,962 92,076,611 0.50%

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 29,981,535,812 30,356,850,890 -375,315,078 -1.25%

2) Rasio Likuiditas

a. Current Ratio x 100%

Tahun Aktiva lancar Hutang lancar Rasio


2.
2015 11,252,826,560 4,339,330,380 6 259.32%
2.
2016 10,630,221,568 4,352,313,598 4 244.24%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :

22
Tahun 2015 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.6 kali hutang lancar atau setiap

1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 2.6 aktiva lancar atau 2.6 : 1 antara aktiva

lancar dengan hutang lancar.

Tahun 2016 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.4 kali hutang lancar atau setiap

1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 2.4 aktiva lancar atau 2.4:1 antara

aktiva lancer dengan hutang lancar.

Dari hasil diatas menunjukkan pada tahun 2015 lebih baik dibanding 2016,

sedangkan 2016 menunjukkan pengelolaan dana yang kurang optimal karena

mengalami penurunan pada asset lancar sedangkan hutang lancar tetap naik

dari tahun 2015.

b. Quick Ratio = x 100%

Tahun Aset lancar Persediaan Hutang lancar Rasio


2015 11,252,826,560 1,752,584,557 4,339,330,380 2.2 218.93%
2016 10,630,221,568 1,388,415,530 4,352,313,598 2.1 212.34%

Rasio quick rasio >100 % menunjukkan bahwa  perusahaan sudah mampu

membayar hutang lancar dengan aktiva yang lebih likuid (tanpa persediaan).

c. Cash Ratio = x 100%

Kas dan setara


Tahun kas Hutang lancar Rasio
2015 8,086,634,372 4,339,330,380 1.9 186.36%
2016 7,623,385,438 4,352,313,598 1.8 175.16%

23
Pada tahun 2015 dan 2016 perusahaan mampu dalam membayar hutang

lancar, karena keudanya berada di atas rata-rata industri untuk cash ratio ialah

70% meskipun 2015 lebih baik dari tahun 2016 .

d. Rasio Perputaran Kas =

penjualan Rasio
Tahun Aset lancar Hutang lancar
bersih kali %
2015 10,531,504,802 11,252,826,560 4,339,330,380 1.5 152.33%
2016 9,106,260,754 10,630,221,568 4,352,313,598 1.45 145.05%

Jika rata-rata industri adalah 5 kali keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016

menunjukkan kondisi yang lebih buruk pada perusahaan lain sejenis karena

berada jauh dibawah rata-rata industri.

e. Inventory to Net Working Capital =

Rasio
Tahun Persediaan Aset lancar Hutang lancar
kali %
2015 1,752,584,557 11,252,826,560 4,339,330,380 0.3 25.35%
2016 1,388,415,530 10,630,221,568 4,352,313,598 0.2 22.12%

Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capitaladalah 30%,

keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016 semakin menurun dan ini

menunjukkan keadaan perusahaan kurang baik karena berada dibawah

rata-rata industri.

3) Rasio Solvabilitas

a. Debt tp Asset Ratio (Debt Ratio) =

24
Rasio
Tahun Total Asset Total Debt
Rp %
2015 30,356,850,890 12,040,131,928 0.4 39.66%
2016 29,981,535,812 11,572,740,239 0.4 38.60%

Rasio ini menunjukkan bahwa 39.66% pendanaan perusahaan dibiayai dengan

hutang untuk tahun 2015 dan 38.60% untuk tahun 2016 dan setiap Rp. 100

pendanaan perusahaa, 39.66% dibiayai dengan utang dan Rp. 60.34 disediakan

pemegang saham. Begitupun untuk tahun 2016.

b. Debt to Equity Ratio =

Rasio Total debt


Tahun Total Debt Total Equity
Rp %
2015 12,040,131,928 18,316,718,962 0.7 65.73% to equity
2016 11,572,740,239 18,408,795,573 0.6 62.87%
ratio pada

PT. Antam Tbk tahun 2015 dan 2016 menunjukkan tingkat rasio yang tergolong

baik karena berada dibawah 100%.

c. Long term debt to equity ratio =

Total Long Rasio


Tahun Total Equity
Rp %
term debt
2015 7,700,801,548 18,316,718,962 0.4 42.04%
2016 7,220,426,641 18,408,795,573 0.4 39.22%

25
Pada tahun 2016 terjadi penurunan sehingga hutang jangka panjang yang

dipenuhi oleh modal juga menurun, Namun perusahaan masih dianggap baik

karena di atas rata-rata yaitu 30%.

d. Times interest Earned =

Rasio
Tahun EBIT Biaya Bunga
Rp %
2015 -1,141,312,523 527,461,401 -2.2 -216.38%
2016 -743,002,182 505,710,587 -1.5 -146.92%
Caption : Rugi sebelum pajak penghasilan di neraca sudah termasuk biaya bunga, jadi untuk
EBIT tahun 2015 (1.668.773.924) + (527.461.401) = (1.141.312.523) dan untuk tahun 2016
(237.291.595) + (505.710.587) = (743.002.182). Sumber biaya bunga adalah dari laporan arus
kas.

e. Fixed Charge Coverage (FCC)

Dalam laporan keuangan PT. Antam Tbk tidak terdapat kewajiban lease

yang masih menjadi tanggungan ditahun 2014 atau tahun berjalan. Karena

sewa dimasukkan ke dalam harga perolehan aktiva tetap (properti

pertambangan) dan diamortisasi setiap tahun secara proporsional dan juga

tidak ada rincian sewa yang dimasukkan ke aktiva tetap (properti

pertambangan) dalam catatan atas laporan keuangan.

26
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa

rasio likuiditas PT. Antam Tbk menunjukkan bahwa perusahaan sudah bisa

membayar jangka pendek maupun panjang dengan menggunakan aktiva

lancarnya. Peningkatan saldo kas yang terlalu tinggi tidak tidak terlalu baik karena

menunjukkan terdapat dana yang tidak bisa di optimalkan oleh manajemen.

Hampir 50% pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang pada taun 2015, dan

mengalami penurunan di tahun 2016. Walaupun perusahaan masih tergolong

likuid dengan total asset yang dimiliki tetapi hal ini akan menjadi sulit apabila

perusahaan ingin menambah pinjamin.

27
4.2 Saran
Manajemen PT. Antam Tbk harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam

mengelola dana yang tertampung baik dalam bentuk aktiva lancar, aktiva lancar

lainnya dan aktiva tetap sehingga aktiva lebih produktif. Perusahaan sebaiknya

juga mengurangi jumlah hutang jangka pendek dan meningkatkan aktiva lancar

perusahaan agar dapat berkembang dengan baik dan lebih efektif.

28
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to

Indonesian Capital Market)”, Media Soft Indonesia, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 1992.” Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh”, Yogyakarta: BPFE.

Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Halim, Abdul, 2007 . “"Manajemen Keuangan Bisnis”, Bogor: Ghalia Indonesia.

Munawir, S, 2007. “Analisa Laporan Keuangan”, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.

https://www.antam.com/en

iv

Anda mungkin juga menyukai