Anda di halaman 1dari 118

HUTANG PIUTANG MELALUI MEDIA ONLINE KREDIVO

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi nilai uts Fiqih Muamalah

Oleh:
Abdul Karim

NIM : 2116030053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Abdul Karim


NIM 2116030053
Program Studi : Manajemen Bisnis syariah
Fakultas : Ekonomi & Bisnis Islam
Judul Skripsi : HUTANG PIUTANG MELALUI
MEDIA ONLINE KREDIVO DALAM PRESPEKTIF HUKUM
ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil


penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya
dan bebas dari plagiarisme. Jika di kemudian hari terbukti bukan karya sendiri
atau melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.

Padang,17 Oktober 2022

Saya yang menyatakan,

Materai 6000

Abdul Karim
NIM : 2116030053

ii
NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar


Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.
Dekan Fakultas ekonomi dan bisnis
islam UIN IB Di Padang

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi,


maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Abdul Karim


NIM : 2116030053
Judul : HUTANG PIUTANG MELALUI MEDIA ONLINE
KREDIVO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

dapat diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan bisnis islam UIN imam Bonjol
Padang untuk diujikan dalamsidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagimana mestinya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang
Pembimbing,

Endang Sriani, S.H.I.,M.H


NIP. 19900804201812001

iii
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) PFAKULTAS EKONOMI &
BISNIS ISLAM
Jl. Lubuk lintah kuranji V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Padang
50722Website : www.uinib.ac.id E-mail : administrasi@uinib.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:
HUTANG PIUTANG MELALUI MEDIA ONLINE KREDIVO DALAM
PRESPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh:
Abdul Karim
NIM : 2116030053

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ekonomi &


Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Padang, pada hari Senin tanggal 17
Oktober 2022 telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana Ekonomi syariah

Dewan Sidang Munaqosyah

Ketua Penguji : Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. .....................................

Sekretaris Penguji : Endang Sriani, S.H.I.,M.H. .....................................

Penguji I : Dr. Ilyya Muhsin, S.H.I.,M.Si . .....................................

Penguji II : Moh Khusen, M.Ag. .....................................

Padang, 17 Oktober 2022


Dekan Fakultas Ekonomi
& Bisnis islam

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.


NIP. 19670115 199803 2002

iv
MOTTO

“Bersama banyaknya sabar, jika memang iklas, maka akan banyak


pula datang kemudahan”

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Kedua Oangtua Bapak Kusran dan Ibu Sulastri sebagai motivator terbesar

di dalam hidup Saya, Terimakasih atas segala pengorbanan dilahir maupun

batin, segala upaya, kasih sayang, tetes keringat dan air mata, serta

kesabaran dan keiklasan yang begitu besar, yang turut mengantarkan

langkah saya sampai saat ini.

2. Untuk Adikku satu-satunya Sausany Salsabila Zain yang selalu

mengiburku.

3. Untuk Mas Deky Setyoko yang sudah menemani, membantu dan

mendengarkan segala keluh kesah disaat mengerjakan skripsi serta

memberikan dukungan maupun waktunya.

4. Untuk Kakek Mbah Sisno dan Nenek Mbah Tarti, pakde, makde, paklik,

maklik, serta semua saudara-saudaraku, yang selalu memberi semangat dan

selalu mendukung Saya.

5. Kepada semua guru-guru dan dosen-dosen saya yang telah memberikan

banyak ilmu yang Insyaallah bermanfaat untuk semua mahasiswa termasuk

saya serta sudah mendedikasikan waktu, tenaga dan fikiran.

6. Untuk diri Saya yang sudah berusaha maksimal dalam pengerjaan skripsi

ini.

7. Untuk semua teman HES angkatan 2016 dan semua sahabat yang selalu

memberikan saya dorongan untuk maju dalam hal positif, Eka Yuni

Suryani, Nurul Mazaya Al Husna, Frizka Oktaviani, Novita Hetty Nur

vi
Ani, dan Vina Pertiwi Mereka teman, keluarga, dan teman-teman yang

menjadi keluarga.

vii
ABSTRAK

Kusumaningsih, Putri Ayu. 2020. Hutang Piutang Melalui Media Online Kredivo
dalam Perspektif Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum
Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing:
Endang Sriani, S.H.I.,M.H.

Kata Kunci : Hukum Islam, Hutang Piutang, Media Online

Penelitian ini merupakan hasil penelitian lapangan, untuk menjawab


pertanyaan dari rumusan masalah bagaimana Mekanisme Hutang Piutang online
di aplikasi kredivo, bagaimana tinjauan hukum terhadap praktik Hutang Piutang
melalui media Online di Aplikasi Kredivo menurut Undang-undang Nomor 8 tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen dan bagaimana tinjauan Hukum Islam
mengenai Praktik Hutang Piutang Online di Aplikasi Kredivo .
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan
pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif analitis. Penelitian ini
menggunakan dua sumber data yaitu data primer yang berupa data hasil wawancara
pada obyek yang diteliti dan data sekunder berupa buku, internet dan dokumen
resmi yang berkaitan dengan penelitian. Data penelitian dikumpukan melalui
wawancara dan dokumentasi. Setelah data dikumpulkan, data diolah dengan teknik
organizing dan analyzing. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan teknik
deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif yang mengambil pernyataan yang
bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Hasil penelitian menyimpulkan mekanisme kredit melalui media online
pada aplikasi Kredivo menurut hukum Islam dan Fatwa DSN MUI NO. 117/DSN-
MUI/II/2018 adalah tidak sah, karena aplikasi tersebut sudah jelas terdapat adanya
biaya administrasi, denda dan bunga yang hal tersebut masuk dalam kategori Riba.
Dalam melakukan penagihan pihak Kredivo belum sepenuhnya sesuai dengan Asas
dan Tujuan Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Hal ini dapat dilihat dari pihak ketiga (collection) yang melakukan penagihan
dengan cara yang tidak menuawi, memaki, mengintimidasi bahkan dengan cara
pelecehan seksual dan penyalahgunaan data pribadi.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syari’ah. Penulis menyadari tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai

dalam penyusunan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Salatiga

3. Ibu Dr. Heni Satar Nurhaida, SH, Msi, selaku ketua Jurusan Hukum

Ekonomi Syari’ah

4. Ibu Endang Sriani, S.H.I.,M.H Selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta dukungan untuk mengarahkan

saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Semua keluarga saya tercinta yang tiada henti mendoakan saya dan selalu

memberikan motivasi kepada saya

6. Seluruh guru-guru saya dan dosen-dosen saya yang telah memberikan

banyak ilmu

ix
7. kepada Narasumber aplikasi kredivo yang telah menerima dengan baik

untuk menjadi subyek penelitian wawancara saya.

8. Teman-teman seperjuangan yang turut memberikan semnagat yang selalu

hadir dalam diri saya, bagi saya tidak ada teman special karena semua teman

itu special.

9. Teman-teman Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2016, yang sudah

menjadi teman, saudara dan keluarga saya

10. Seluruh jajaran Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Fakultas Syari’ah yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya, terimakasih

banyak telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan kontribusi dan dukungan yang cukupbesar

sehngga penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di

Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih baik dari yang mereka berikan dan senantiasa dalam lindungan-Nya.

Amiin.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan terdapat bayak kekurangan dan kelemahan. Sehingga saran, kritik serta

perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan segala

kerendahan hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

x
DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................................i

KEASLIAN TULISAN ......................................................................................... ii

NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ iii

PENGESAHAN .....................................................................................................iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN..................................................................................................vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 6
D. Telaah Pustaka ............................................................................................. 9
E. Penegasan Istilah ........................................................................................10
F. Metode Penelitian.......................................................................................13
G. Sistematika Penulisan.................................................................................17

BAB II KONSEP HUTANG PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM DAN


UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN.......................................................................20

A. Qard dalam Hukum Islam ......................................................................20


1. Pengertin Qard ....................................................................................20

xi
2. Dasar Hukum Qard..............................................................................21
3. Rukun dan Syarat Qard .......................................................................22
4. Khiyar dan Batas Waktu Hutang Piutang (al-qard) ............................24
5. Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 teNTANG Layanan
Pembayaran Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip
Syariah.................................................................................................27
6. Riba .....................................................................................................29
B. E-Commerce .............................................................................................34
1. Sejarah Singkat E-Commerce .............................................................34
2. Manfaat E-Commerce .........................................................................36
3. Dampak E-Commerce .........................................................................38
4. Jenis-Jenis E-Commerce yang menyediakan layanan cicilan lewat
kredit online.........................................................................................40
C. Perlindungan Konsumen Hutang Piutang Online dalam Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1999..................................................................40
1. Ruang Lingkup Hukum Perlindungan Konsumen ...............................40
2. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen ..........................................42
3. Bentuk-bentuk Perlindungan Konsumen .............................................44

BAB III PRAKTIK HUTANG PIUTANG ONLINE DI APLIKASI


KREDIVO.............................................................................................................49

A. Gambaran Umum Tentang Aplikasi Kredivo .......................................49


1. Profil Kredivo ......................................................................................49
2. Visi dan Misi Kredivo .........................................................................50
3. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Kredio ......................................50
4. Pengguna Aplikasi Kredivo ................................................................52
B. Praktik Kredit Menggunakan Aplikasi Kredivo...................................53
1. Cara Daftar Aplikasi Kredivo ..............................................................53
2. Cara Memakai Aplikasi Kredivo .........................................................56
3. Perhitungan Kredit ...............................................................................61
4. Pembayaran Kredit ...............................................................................62

xii
5. Akibat Hukum ......................................................................................62

BAB IV ANALISIS HUTANG PIUTANG ONLINE MELALUI MEDIA


ONLINE KREDIVO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-
UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
................................................................................................................................68

A. Analisis Hukum Islam tentang Hutang Piutang Online Kredivo ...............68


B. Analisi Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen terhadap Preaktik Hutang Piutang Melalui Media Online
Kredivo .......................................................................................................76

BAB V PENUTUP ................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................96

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Simulasi Transaksi ................................................................................ 62

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Menu Tampilan Awal Kredivo ..........................................................54

Gambar 3.2 Menu Pemilihan Akun .......................................................................54

Gambar 3.3 Menu Pengisian Data Pekerjaan .........................................................55

Gambar 3.4 From Identitas ....................................................................................56

Gambar 3.5 Menu Metode Pembyaran ..................................................................58

Gambar 3.6 Rincian yang harus di bayar ...............................................................58

Gambar 3.7 Menu Verifikasi Pembayaran .............................................................59

Gambar 3.8 Menu Konfirmasi OTP .......................................................................59

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Islam adalah agama yang mengatur seluruh kehidupan manusia.

Islam juga telah memberikan pedoman bagi umat manusia agar selamat baik

di dunia maupun di akhirat. Agama Islam mengajarkan umat manusiauntuk

saling tolong menolong karena pada dasarnya manusia adalah makhluk

sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan bantuan

oranglain. Allah SWT telah menjadikan manusia untuk saling

membutuhkan dan saling tolong menolong dalam urusan kepentingan

hidup, baik dengan urusan tukar menukar, jual beli, sewa menyewa, pinjam

meminjam atau hutang piutang dan sebagainya1. Sebagaimana firman Allah

SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2:

‫ن‬
‫اَللَااَااإَا ا‬ ‫يااا ااواَاالاَاااع ااوتَا‬ ‫َا ااوَاَالاتَا ا ا الع ا‬
‫َا‬ ‫ااوال اتَا ا‬ ‫َووواا‬‫اتوَا اَاابعاَااا ا‬
‫َا اقَا‬ ‫َاَا اا‬
‫َل َادا‬ ‫ا‬ ‫َاابعا‬ ‫َااقا‬ ‫ياااَاالاَاابسا‬
‫علَا ا‬
‫اوا‬ ‫َااثاَاام َااو ا‬
‫انا‬ ‫َاوىا َاا اووَا اوا‬

‫ااشَادَا اَاادااَاالاَااقعَا ابة‬ ‫َاَلل‬

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam


(mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”2

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa dalam hal hutang piutang

orang yang berhutang berkewajiban mengembalikan harta yang

Dewi Nurwidayati, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Utang Piutang Dengan


1

Sistem Usum di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo”. Skripsi,


Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam, Program Studi Mu’amalah, (Ponorogo: STAIN
1
Ponorogo, 2016. Hlm 3
2
Ibnu katsir. Al-Qur‟an Terjemahan dan Tafsir Per Kata (Bandung: Syafa Jabal
Roudotul Janah, 2010). Hlm 106

2
dihutangkan kepadanya. Setiap hutang wajib dibayar sehingga berdosalah

orang yang tidak mau membayar hutangnya, bahkan melalaikan hutangnya.

Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa dalam hal hutang piutang tidak

dianjurkan adanya dasar untuk mencari untung dari salahsatu pihak yang

akan menimbulkan dosa.

Salah satu bentuk dari hukum Islam yang mengajarkan umat

manusia untuk saling tolong menolong adalah dalam melakukan transaksi

hutang piutang, namun islam tidak mengajarkan manusia untuk mencari

keuntungan dalam transaksi hutang piutang sebab pemberian pinjamanatau

hutang piutang didasari membantu sesama (peminjam) dari kesulitan. Tidak

untuk mencari keuntungan. Bahkan lebih dianjurkan lagi memberi

penangguhan waktu pembayaran jika penerima hutang masih mengalami

kesulitan dalam membayar hutangnya bahkan kalau bisa membatalkannya

atau menganggap lunas hutang tersebut.3 Sebagaimana firman Allah yang

terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 280, yang berbunyi:

‫ك اىتا اَاما اتا اَ اعلا‬ ‫ظاةَاا اام ااسا اتا ااص ااخ ااسلَاَا ا‬ ‫ساَااة ا اس‬
‫سا‬‫اعا‬ ‫ناذ او‬
‫ا ابك ا‬ ‫وإان‬
َ‫اَمو ان ا‬ ‫َ َاااكَااما‬
‫ا‬ ‫د‬ َ
‫ا‬ َ ‫َ َااة اوأ ان‬
‫فَا اىَا إَا الَا ا‬
‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬
َ
‫ق او اَ إَا ا‬
‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ي‬
‫ا‬
‫َااا‬

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,


maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui”4

3
https://www.cekaja.com/info/adab-hutang-piutang-dalam-islam diakses pada
3
Rabu 8 April 2020 pukul 10.00 WIB
4
https://tafsirweb.com/1046-quran-surat-al-baqarah-ayat-280.html diakses pada
Minggu, 11 April 2020 pukul 10.25 WIB

4
Pada penjelasan ayat diatas dapat dikatakan bahwa orang yang

berhutang jika sudah mampu membayar maka dianjurkan untuk segera

melunasi hutangnya walau jika pemberi hutang memberikan waktu yang

belum jatuh tempo dan masih lama. Bahkan jika orang yang berhutang

menyertakan hadiah sebagai imbalan untuk pemberi hutang maka akan lebih

baik di dalam ajaran islam dan dianggap wajar sebab mengingat kebaikan

orang yang telah memberikan hutang atas apa yang dia lakukan dalam

membantu mengatasi masalah finansial, jika tidak mampu membayar

hutang hendaknya orang yang berhutang mencari solusi untuk memecahkan

masalah atau dengan mencari orang yang dianggap bijak dalam mengatasi

masalah tersebut. Islam juga telah mengatur bahwa orang yang berhutang

boleh mengajukan pemutihan atau membebaskan dari hutang.

Pada zaman modern ini perkembangan teknologi informasi semakin

maju dan telah merubah kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi

hutang piutang. Kebiasaan masyarakat yang sebelumnya melakukan

transaksi hutang piutang secara langsung melalui tatap muka kini dengan

perkembangan teknologi perlahan semakin berubah menjadi gaya baru

dengan transaksi hutang piutang melalui internet atau transaksi melalui

media online.5

5
Rifan Adi Nugraha, dkk. “Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam
Transaksi Online”, Jurnal Serambi Hukum, Vol. 08, No. 02, Agustus 2014 – Januari 2015.
Hlm 91.

5
Pada kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam

terus mengembangkan inovasi penyediaan layanan, yang ditandai dengan

adanya layanan jasa pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi

atau masyarakat kini lebih mengenal dengan istilah hutang piutang melalui

media online (pinjaman online). Dimana hutang piutang melalui media

online dianggap lebih meringankan perekonomian masyarakat dengan

menawarkan beragam kemudahan dalam meminjam uang.

Transaksi hutang piutang melalui internet oleh penyedia jasa

memberikan fasilitas keuangan yang dapat ditransaksikan melalui media

online. Penyedia pinjaman online tersebut bisa dikenal dengan sebutan

fintech.6 Sekarang sudah banyak aplikasi yang menyediaakan layanan

pinjaman online salah satunya adalah Aplikasi Kredivo. Pada aplikasi

kredivo penyedia layanan menawarkan sistem buy now, pay latter, dimana

penyedia layanan akan memberikan kemudahan untuk beli sekarang bayar

nanti dalam 30 hari tanpa bunga atau dengan cicilan 3 bulan, 6 bulan atau

12 bulan (bunga 2.95% per bulan). Aplikasi ini dikenal dengan Kartu Kredit

Digital dimana dengan melalui aplikasi kredivo tersebut peminjam dapat

menggunakannya untuk belanja online di 250+ e-commerce rekanan

Kredivo (tokopedia, bukalapak, lazada, JD.ID, Shopee, Tiket.com dan

lainnya), Selain digunakan untuk keperluan berbelanja, peminjam juga

dapat mencaikan dalam bentuk uang tunai.

6
Annisa Rohmatika Jannah. Analisis Hukum Islam terhadap Praktik Hutang
Piutang secara Online di www.pinjamyuk.co.id. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. 2019. Hlm 4

6
Penyedia layanan aplikasi Kredivo dengan mudahnya memberikan

sistem pinjaman dana dan pembelian secara kredit berbasis online yang

dapat diakses masyarakat untuk melakukan pinjaman yang bisa dilakukan

dimana saja ini tidak akan jauh dari adanya risiko yang ditimbulkan.

Kejanggalan yang menimbulkan risiko dalam aplikasi Kredivo terdapat

dalam sistem pengembalian pinjaman yang tidak sesuai dengan perjanjian

diawal. Sampai saat ini banyak kasus yang memberikan syarat mudah dan

proses cepat namun bunganya sangat tinggi sehingga tidak berbeda dengan

rentenir online. Selain itu, dimana sebelum jatuh tempo pelunasan hutang

bunga dari pinjaman tersebut terus meningkat.7Apabila sudah melewati

jatuh tempo maka utang tersebut akan dikenakan denda sebesar 30

ribu/hari.8 Apabila, peminjam meninggalkan jejak maka data yang sudah

terkait dengan aplikasi akan disalah gunakan oleh penyedia layanan,

sehingga akan sangat merugikan bagi seseorang yang menggunakan

aplikasi tersebut. Hutang piutang seharusnya ada unsur transparan pada saat

pengembalian pinjaman dan disesuaikan dengan perjanjian di awal sehingga

tidak berdampak merugikan salah satu pihak.

Berdasarkan keterangan diatas, maka dianggap perlu untuk

diadakan penelitian mengenai praktik hutang piutang melalui media online,

karena masih ada unsur kejanggalan di dalam pengembalian

7
Abdul Rahman Ghazay, dkk. Fiqh Muamalat. (Jakarta: Kencana, 2020). Hlm
253
8
Zainab Zalfa Assegaf. Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Utang Piutang
Melalui Media Online. Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum (Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung: 2019). Hlm 6

7
pinjaman yang sangat meresahkan oleh seseorang yang menggunakan

aplikasi tersebut. Penelitian ini berjudul “HUTANG PIUTANG

MELALUI MEDIA ONLINE KREDIVO DALAM PRESPEKTIF

HUKUM ISLAM DAN UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN

1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan di atas,

maka pokok permasalahan yang akan menjadi kajian dari penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana Praktik Hutang Piutang online di aplikasi kredivo ?

2) Bagaimana tinjauan Hukum Islam mengenai Praktik Hutang Piutang

Online di Aplikasi Kredivo ?

3) Bagaimana tinjauan hukum terhadap praktik Hutang Piutang melalui

media Online di Aplikasi Kredivo menurut Undang-undang Nomor 8

tahun 1999 tentang perlindungan konsumen ?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana praktik hutang piutang melalui

media online di Aplikasi Kredivo

b. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum terhadap praktik

hutang piutang melalui media online di Aplikasi Kredivo menurut

8
Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

konsumen

c. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai

praktik hutang piutang melalui media online di Aplikasi Kredivo.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Secara Teoritis

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan

rujukan oleh peneliti selanjutnya terutama mengenai permasalahan

pinjaman dana dan pembelian secara kredit melalui media online di

aplikasi Kredivo ini.

b. Kegunaan Secara Praktis

Penelitian ini berguna sebagai penambah wawasan ilmu

pengetahun bagi penulis, bagi semua masyarakat penelitian ini

diharapkan berguna sebagai bahan bertukar pikiran agarmasyarakat

dapat lebih berhati-hati dalam melakukan pinjaman dana dan

pembelian secara kredit berbasis online melalui aplikasi Kredivo

sehingga dalam melakukan transaksi tidak merugikan diri sendiri

dan tidak melanggar syari’at Islam. Dan pada akhirnyapenelitian ini

dimaksudkan penulis guna memenuhi tugas akhiruntuk memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H) di Fakultas Syari’ah Institut Agama

Islam Negeri Salatiga.

9
D. TELAAH PUSTAKA

Sejauh ini memang telah banyak penulis yang membahas tentang hal

hutang piutang pada media online, namun penelitian yang dilakukan peneliti

di aplikasi Kredivo tentulah berbeda dengan penelitian terdahulu. Beberapa

penelitian terdahulu menjadi acuan dari perbandingan bagi peneliti antara

lain :

Pertama, skripsi dari Yunike Puji Rahayu, pada tahun 2019 yang

berjudul “Analisi Hukum Islam dan Fatwa DSN MUI NO.116/DSN-

MUI/IX/2017 Terhadap Praktik Kredit dengan Menggunakan Aplikasi

Kredivo pada E-Commerce” dari Universitas Negeri Sunan Ampel

Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dari

data-data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori

qard terhadap praktik kredit menggunakan aplikasi Kredivo pada e-

commerce adalah tidak sah, karena terdapat konsep bunga yang harus

dibayarkan.

Kedua, skripsi dari Zainab Zalfa Assegaf, pada tahun 2019 yang

berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Utang Piutang melalui

Media Online (Studi di Aplikasi Pinjam Yuk” dari Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung, penelitian ini menggunakan metode kulitatif yang

bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analitis yangdapat ditarik

kesimpulan bahwa praktik utang piutang yang terjadi di Aplikasi Pinjam

Yuk tidak sesuai dengan hukum Islam sebab mengandung

10
Riba. Riba adanya penambahan dari utang pokok yang termasuk Riba

Qard.

Ketiga, skripsi dari Asna Ridayani, pada tahun 2019 yang berjudul

“Perlindungan Hukum bagi Pengguna Jasa Peer to Peer Lending terhadap

Keterlambatan Pembayaran Pinjaman dalam Financial Teknologi” dari

Universitas Jember, skripsi ini memiliki fokus penelitian bagaimana

perlindungan hukum bagi pengguna jasa terkait kebocoran data dalam

sistem Peer to Peer Lending berupa kebocoran nomor handphone pengguna

jasa yang tidak dicantumkan di dalam kontak darurat saat mendaftar di

aplikasi Pinjaman Online. Kesimpulan dari penelitian iniyaitu bahwa akibat

hukum bagi penyelenggaran jasa dan peminjam atau pengguna jasa terkait

keterlambatan pembayaran pinjaman dan sistem Peer to Peer Lending yaitu

akibat hukum bagi pengguna jasa yang mengalami keterlambatan

pembayaran maka perusahaan berhak melakukan penagihan sesuai dengan

standar operasional perusahaan dan memberikan peringatan sopan kepada

peminjam agar segera melunasi tetapi apabila tidak ada itikad baik dari

peminjam, perusahaan berhakmenghubungi kontak darurat yang disertakan

peminjam saat melakukan pinjaman, apabila terjadi kebocoran data dari

penyedia jasa maka peminjam berhak meminta pertanggung jawaban

penyedia layanan jasa dengan cara mengajukan gugatan perdata ke

Pengadilan Negeri berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan

melawan hukum.

11
Dari sekian penelitian yang telah dilakukan peneliti lain, bahwa

penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian-penelitianyang

sudah dijelaskan diatas. Hal tersebut terletak pada fokus dari penelitian yeng

menggunakan pendekatan yuridis normatif yang dilakukan dengan cara

menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan

perundang-undangan sebagai acuan penulis untuk melakukan penelitian

dalam Praktik Hutang Piutang Piutang pada Aplikasi Kredivo analisis

menggunakan Hukum Islam dengan menggunakan Hukum Fikih khususnya

tentang Qard, Kemudian diaplikasikan kepada variable yang bersifat khusus

yaitu Fatwa DSN MUI No.117 Tahun 2018 tentang Layanan Pembiayaan

Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Syariah, selain itu dianalisis

dengan menggunakan hukum perlindungan konsumen khususnya pada

Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

E. PENEGASAN ISTILAH

Untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini, perlu

penegasan beberapa kunci yang pengertian dan pembatasannya perlu

dijelaskan.

1) Hutang Piutang

Hutang adalah istilah bagi penerima pinjaman yang merujuk

pada sebagaian harta yang diperoleh dengan cara meminjam dari pihak

lain dan wajib untuk dikembalikan.

12
Sedangkan dari sisi pemberi pinjaman dapat menyebutnya

dengan istilah piutang yaitu sebagian harta yang sengaja dipinjamkan ke

pihak lain dengan ketentuan pengembalian setelah berakhir masa

pinjaman.

Pengertian mendalam terkait pinjaman diistilahkan dengan qard

dalam bahasa fiqh. Qard artinya uang yang dipinjamkan kepada orang

yang meminjam untuk dikembalikan dengan jumlah yang sama setelah

ia memiliki kemampuan.9

2) Media Online

Menurut Ashadi Siregar media Online adalah penyebutan kepada media

berbasis telekomunikasi dan multimedia (computer dan internet). Salah

satu jenis dari media online yaitu situs e-commerce (Kredivo,

Bukalapak, Tokopedia dan sebagainya) sederhananya adalahmembuat,

mengelola dan meluaskan hubungan komersial secara online.10

3) Kredivo

Kredivo adalah kartu kredit digital dalam bentuk aplikasi yang

dapat digunakan untuk membeli barang sekarang juga danmembayarnya

nanti/kemudian dalam tempo 30 hari (tanpa bunga),

10
Nabila Azwida Faradisa, Pengaruh Komunikasi Merek, Citra Merek dan
Kepercayaan Merek Melalui Media Online Terhadap Loyalitas Merek pada E-Commerce,
(Yogyakarta: Universitas Islam Fakultas Ekonomi, 2019) Hlm 11

13
yakni hanya dengan cicilan 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan (bunga

2,95% per bulan).

4) Hukum Islam

Hukum islam adalah syari’at atau hukum-hukum Allah yang ada

pada agama Islam itu sendiri untuk mengatur sekaligus menjadi

pedoman, baik perintah, larangan, ataupun anjuran untuk melakukan

sesuatu pada umatnya dengan berpedoman pada Al-Qur’an, Hadis dan

Pendapat para ahli Fuqaha‟.

5) Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen berdasarkan Undang-undang

Perlindungan Konsumen pasal 1 angka 1 disebutkan bahwa

“Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen”.11

Kepastian hukum untuk melindungi hak-hak konsumen, yang

diperkuat melalui undang-undang khusus, memberikan harapan agar

pelaku usaha tidak lagi bertindak sewenang-wenang yang selalu

merugikan hak-hak konsumen. dengan adanya Undang-undang

Perlindungan Konsumen beserta perangkat hukum lainnya konsumen

memiliki hak dan posisi yang berimbang dan mereka pun bisa

menggugat atau menuntut jika ternyata hak-haknya telah dirugikanatau

dilanggar oleh pelaku usaha.12

11
Happy Susanto, Hak-hak Konsumen jika dirugikan, (Jakarta Selatan:
Transmedia Pustaka, 2008). Hlm 4-5
12
Ibid. hlm 5

14
F. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian

langsung dilakukan di lapangan atau di responden.13 Yaitu melakukan

penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara

langsung dengan mendatangi subjek yang bersangkutan.

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini bersifat

deskriptif analitis, yakni suatu penelitian yang menjelaskan atau

menggambarkan secara tepat mengenai sifat suatu individu, keadaan,

gejala, atau kelompok tertentu dalam proses penyederhanaan data

penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih

sederhana agar mudah dipahami dengan apa adanya yang terjadi di

lapangan.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan

berdasarkan bahan hukum utama dengan menelaah teori-teori, konsep-

konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang

13
Susiadi, Metode Penelitian (Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2015), hlm 9

15
berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan

pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku,

peraturan perundang-udangan dan dokumen lain yang berhubungan

dengan penelitian ini.

4. Sumber data

Sumber data adalah semua keterangan yang diperoleh darirespoden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen guna keperluanpenelitian

yang dimaksud. Dalam penelitian lazimnya terdapat duajenis data yang

dianalisis, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi. Pada umumnya

data primer dianggap lebih baik dari data sekunder. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal yaitu data primer lebih bersifat

terperinci dari data sekunder. Dalam hal ini data primer diperoleh

dari lapangan atau dilokasi penelitian, seperti data primer yang

diperoleh dari hasil wawancara kepada 3 (tiga) orang nasabah

Kredivo yang bernama Bela, Lala, dan Dita.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah bahan data yang berisikan informasi

yang menjelaskan dan membahas tentang data primer. Peneliti

menggunakan data ini sebagai data pendukung yang berhubungan

dengan penelitian. Sumber data sekunder yang dipakai oleh penulis

16
adalah beberapa sumber yang relevan dengan penelitian yang

penulis lakukan, antara lain: Buku, Skripsi, Jurnal dan literatur-

literatur lainnya yang mendukung.

5. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini akan menggunakan 2 metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian yaitu:

a. Wawancara merupakan kejadian atau proses antara orang yang

mewawancarai dan sumber informan atau orang yang diwawancarai

melalui tatap muka dan berkomunikasi secara langsung. Dalam

penelitian ini peneliti melalukan wawancara dengan Nasabah

Kredivo.yang bernama Bela, Lala dan Dita.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode untuk mencari data dari

benda tertulis seperti catatan, majalah, dokumen, transkip, dan

sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa

foto tau dokumen yang terkait tentang bagaimana praktik utang

piutang melalui aplikasi Kredivo.

6. Pengecekan keabsahan data

Dalam penelitian ini, untuk menguji kredibilitas data menggunakan

teknik Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini adalah

pengecekan data dari sumber-sumber dengan berbagai cara. Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data dan waktu. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan

17
triangulasi sumber. Dimana peneliti melakukan pengecekan data

tentang keabsahannya, membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen dengan mamanfaatkan berbagai sumber data informasi

sebagai bahan pertimbangan. Peneliti membandingkan data hasil

observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil

wawancara dengan wawancara lainnya yang kemudian menarik

kesimpulan untuk mengungkapkan hasil temuan lapangan.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah tahapan lanjutan dari teknik pengumpulandata.

Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif

analisis dengan pola pikir deduktif, yaitu teknik analisa dengan cara

memaparkan data apa adanya, yang dalam hal ini data tentang analisis

hukum islam, kemudian dianalisa dengan mengguanakan hukum fikih

khususnya tentang Qard. Sedangkan pola pikir deduktif adalah pola

pikir yang berangkat dari variable yang bersifat umum, yaitu teori

hukum Islam tentang Qard. Kemudian diaplikasikan kepada variabel

yang bersifat khusus yaitu Fatwa DSN MUI No.116 Tahun 2017 tentang

Uang Elektronik Syariah, selain itu dianalisis dengan menggunakan

Hukum Perlindungan Konsumen khususnya pada Undang-undang

nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

18
8. Tahap-tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian merupakan proses yang harus

ditampung dalam melaksanakan suatu penelitian, tahapan-tahapan

tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tahapan Pra-lapangan

Merupakan tahapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum

memulai penelitian dilapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan

penyusunan rancangan penelitian yang tepat yang digunakan untuk

penelitian wawancara dengan nasabah aplikasi Kredivo. Serta

menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahapan ini dibagi menjadi tiga yaitu, peneliti

memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan

dan berperan sambil mengumpulkan data-data yang ada dilapangan.

Peneliti melakukan penelitian dalam pengumpulan data yang

dibutuhkan.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Guna memberikan gambaran terkait dengan arah dan tujuan

penelitian, maka sistematika pembahasan yang ada dalam penelitian ini

dibagi menjadi beberapa bab yang memiliki beberapa sub bab di dalamnya

dan masing-masing bab memiliki keterkaitan satu dengan yang lain

sehingga membentuk rangkaian kesatuan pembahasan.

19
Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini dijalskan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,

tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penelitian.

BAB II Konsep Hutang Piutang dalam Hukum Islam dan Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pada bab

ini berisikan landasan teori yang menjelaskan teori-teori tentang praktik

hutang-piutang melalui media online Kredivo menurut hukum Islam dan

Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

BAB III Mekanisme Hutang Piutang Online di Aplikasi Kredivo,

pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian meliputi gambaran umum

Kredivo yang terdiri dari profil Kredivo dan mekanisme hutang piutang

online di aplikasi Kredivo yang meliputi syarat mendaftar Kredivo,

perhitungan kredit, pembayaran kredit dan akibat hukum.

BAB IV Analisis Hutang Piutang melalui media Online Kredivo

ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen., pada bab ini merupakan bab yang

berisikan analisis hasil penelitian dari data-data yang diperoleh untuk

mengetahui kesesuaian penerapan praktik hutang piutang melalui media

online Kredivo menurut hukum Islam dan Undang-undang Nomor 8 tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen.

20
BAB V Penutup, pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari

penulis dengan berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab-

bab sebelumnya.

21
BAB II

KONSEP UTANG PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-


UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Qard dalam Hukum Islam


1. Pengertian Qard

Qard merupakan istilah dari bahasa arab yang artinya hutang

piutang secara bahasa qard diartikan dengan al-qath‟u bearti potongan.

Dikatakan dengan qard karena hal tersebut merupakan ”potongan” dari

harta yang memberikan pinjaman (muqridh) seperti menghutangkan barang

dan dibayar dengan barang pula.14 Qard adalah harta yang dipinjmankan

seseorang kepada orang lain untuk dikembalikan setelah memiliki

kemampuan.15

Pengertian qard secara syara‟ adalah memberikan harta kepada

orang yang mengambil manfaatnya kemudian orang tersebut

mengembalikan gantinya dengan jumlah yang sama.16 Konsep qard ini

mempunyai kemiripan dengan pinjam meminjam atau ariyah dari segi

kepemilikan karena baik hutang maupun pinjam meminjam merupakan

pengunaan milik orang lain bersifat sementara karena pihak pengutang

maupun peminjam hanya mengambil manfaatnya dan pada waktunya

dikembalikan kepada pemilik sesuai dengan waktu yang ditangguhkan.

14
Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam, Cet. 2
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001). Hlm 105
15
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid IV, (Jakarta: Darul Fath, 2004). Hlm 181
16
Moh. Rifa’I, Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1978).
Hlm 414

22
Hutang piutang lebih mendekat kepada pengertian yang mudah dipahami

ialah penyerahan harta berbentuk uang untuk dikembalikan pada waktunya

dengan nilai yang sama. Hal ini dibedakan dengan pinjam meminjamkarena

diserahkan di dalam hutang piutang adalah harta yang berbentuk barang.17

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, qard adalah penyedia

dana atau tagihan antar lembaga keuangan syariah dengan pihak peminjam

untuk melakukan pembayaran secara tunai atau cicilan dalam jangka waktu

tertentu.18

Definisi qard menurut ulama Malikiyah, Hanabilah dana Syafi’iyah

adalah qard sebagai bentuk pemberian harta dari seseorang(kreditur)

kepada orang lain (debitur) dengan ganti harta yang sama dengan yang

diambil dan menjadi tanggungjawabnya (debitur).19

2. Dasar Hukum Qard


Dasar hukum Qard (pinjaman) yang merupakan bentuk tolong
menolong antar sesama manusia dalam hal kebaikan adalah :
Surah Al-Hadid ayat: 11

‫كسا اَام‬
‫ا‬ ‫َاهَاا‬
‫ع افَااه ا الو ا‬
‫ظحسىَا ابا ا ابع‬ ََ‫اذااالَاَاا اا‬
‫ضاللا اقا ا ابا‬ ‫َاه‬
‫اما ا‬
‫أَا ا‬
‫جسا‬ ‫َاا‬ ‫فَا ا‬
‫ََا‬ ‫ََاا اَاس‬
‫َاارَا ا‬
‫لَااهَا‬ ‫َااقسا‬

Artinya: “ siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah


pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman
itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”

17
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2010). Hlm 222
18
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, Cet ke-1 (Jakarta:
Kencana, 2012). Hlm 333-334

23
19
Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, (Penerjemah Abdul
Hayyie al-Kattani,dkk), (Jakarta: Gema Insani, 2011). Hlm 374

24
Surat Al-Baqarah ayat: 245

‫اواََللَااَاَااَااقا اا‬
‫َبطا‬ ‫ع افَااهَاا ااظ ااك ااةس‬‫ظحسىَا ابا ا ابع‬ ََ‫اذااالَاَاا اا‬
‫ضاللا اقا ا ابا‬ ‫َاه‬
‫اما ا‬
‫َا‬
‫لَااهَاا َاابعف اَ اث ا‬ ‫فَا ا‬
‫ََا‬ ‫ََاا اَاس‬
‫َاارَا ا‬
َ
‫ا‬ ‫َا اب‬ ‫أَا‬ ‫َااقسا‬

‫عون‬
‫ااجَ ا‬ ‫َا‬ ‫طا‬
‫اسا‬ ‫اواَا اَ اب‬
‫وإَا الَاا ا‬
‫َ اَا‬
‫َااهتَا اَااس‬

Artinya: “ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,


pinjaman yang baik, maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. DanAllah
menyempitkan dan melapangkan (Rezeki) dan kepada-Nya- lah
kamu dikembalikan”

Ayat di atas menjelaskan hakikat infak di jalan Allah, bahwa orang

yang bertindak berarti ia telah memberi pinjaman kepada Allah SWT, dan

Allah akan membayarnya dengan berlipat-lipat ganda. Sama halnya dengan

memberi pinjaman kepada Allah manusia juga disuruh untuk memberi

pinjaman kepada saudaraya yang sedang membutuhkan dan Allah akan

memberikan ganjaran delapan belas kali lipat.

3. Rukun dan Syarat Qard


Akad yang dilakukan dalam Qard menjadi sah, maka rukun Qard
sebagai berikut :

a. Muqrid (pemberi pinjaman) harus ahliyat tabarru‟. Artinya Muqrid

harus mempunyai hak atau kecakapan dalam menggunakan hartanya

secara mutlak manurut pandangan syariat. Ikhtiar (tanpa paksaan).

Muqrid dalam memberikan pinjaman, harus berdasarkan kehendaknya

sendiri tidak ada tekanan dari pihak lain atau intervensi dari pihak

25
ketiga.20

20
HM. Dumairi Nor dkk, Ekonomi Syari‟ah Versi Salaf, Pasuruan: Pustaka
Sidogiri, 2008. hlm 50

26
b. Muqtarid (peminjam) harus merupakan orang yang ahliyah muamalah.

Maksudnya Muqtarid sudah baliqh, berakal sehat dan tidak muhjur

(bukan orang yang oleh syariat tidak diperkenankan untuk mengatur

sendiri hartanya karena factor-faktor tertentu). Sehingga anak kecil dan

orang gila yang melakukan pinjaman tidak sah dan tidak memenuhi

syarat.21

c. Objek akad Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah beroendapat

bahwa diperbolehkan melakukan Qard atas semua benda yang bida

dijadikan objek akad salam, baik itu barang yang ditakar dan ditimbang

seperti emas, perak, dan makanan maupun dari harta qimmiyat seperti

barang dagangan, binatang dan barang yang dijual satuan. Alasannya

yaitu sesuatu yang dapat dijadikam objek salam dimiliki dengan akad

jual beli dan di identifikasi dengan sifatnya,sehingga ia boleh dijadikan

objek akad Qard seperti halnya barang yang ditakat dan ditimbang.

d. Sighat (akad merupakan ijab, pernyataan pihak pertama mengenai

perjanjian yang diinginkan sedangkan qabul merupakan pernyataan

lisan, tulisan atau isyarat yang memberikan pengertian dengan jelas

tetang adanya ijab dan qabul, dan dapat juga berupa perbuatan yang

telah menjadi kebiasaan dalam ijab qabul. Sighat akad sangat penting

dalam rukun akad. Karena melalui akad tersebut maka akan diketahui

21
Ibid, 103

27
maksud dari setiap pihak yang melakukan transaksi, sighat akan

dinyatakan melalui ijab dan qabul sebagai berikut:

1) Tujuan akad harus jelas dan dapat dipahami

2) Antara ijab dan qabul harus ada kesesuaian

3) Pernyataan ijab dan qabul harus sesuai dengan kehendak masing-

masing, dan tidak boleh ada yang meragukan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akad Qard adalah sebagai

berikut :

a. Besarnya pinjaman (al-Qard), harus diketahui dengan takaran

timbangan atau jumlahnya

b. Sifat pinjaman (al-Qard) harus diketahui jika dalam bentuk hewan

c. Pinjaman (al-Qard) berasal dari orang yang layak dimintai pinjaman

jadi tidak sah apabila berasal dari orang yang tidak memiliki sesuatu

yang bisa dipinjman atau orang yang tidak normal akalnya.22

4. Khiyar dan Batas Waktu Hutang Piutang (al-Qard)

Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah yang berpendapat adanya

Khiyar Majlis,dalam akad Qard tidak ada Khiyar Majis dan tidak ada pula

Khiyar Syarat, karena maksud dari Khiyar adalah pembatalan akad (al-

faskh). Padahal dalam akad Qard siapa saja dari kedua belah pihak memiliki

hak untuk membatalkan akad bila ia berkehendak, sehingga hak Khiyar ini

menjadi tidak bermakna.

22
Nadifah Hidayatun. Studi Penerapan Akad Qard pada Produk Talangan Haji
Tahun 2012 di BTN Syari‟ah Cabang Surabaya dalam Perpektif Hukum Islam. (Surabaya:
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, 2012). Hlm 29-31

28
Mengenai batas waktu, Jumhur Fuqaha tidak membolehkan

dijadikan sebagai syarat dalam akad Qard. Oleh karenanya, apabila akad

Qard ditangguhkan sampai batas waktu tertentu, maka ia tetap jatuh tempo.

Pasalnya, secara esensial sama dengan bentuk jual beli dirham dengan

dirham, sehingga bila ada penangguhan waktu maka ia akan terjebak dalam

riba nasi‟ah.23 lain daripada itu akad Qard tidak boleh menyertakan batasan

jatuh tempo, sebab syarat ini menuntut penambahan kompensasi, sementara

Qard tidak mengalami Fluktuasi (bertambah atau berkurang). Apabila

syarat tersebut telah disertakan dalam perjanjian Qard, ia tidak berlaku.24

Akan tetapi menurut Iman Malik bawasannya “boleh ada Qiradh, dan syarat

tersebut harus dilaksanakan. Apabila Qiradh ditentukan hingga waktu

tertentu, pemberi Qiradh tidak berhak menuntut sebelum masanya tiba.25

Al-Qard merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial, maka pemberi

pinjaman berhak meminta ganti hartanya jika telah jatuh tempo. Hal itu

karena akad Qard adalah akad yang menuntut pengembalian harta sejenis

pada barang mitsliyat, sehingga mengaharuskan pengembalian gantinya jika

telah jatuh tempo, seperti keharusan mengganti barang yang rusak. Maka

demikian pula utang yang sudah jatuh tempo tidak dapat ditangguhkan

meski ada penangguhan. Hal ini berbeda dengan masalah barang pengganti

dalam akad jual beli atau akad ijarah, dimana jika terjadi penangguhan

dalam akad itu hingga waktu tertentu maka tidak dibolehkan

23
Wabbah az-Zuhaili, Fiqih Islam 5, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm 375
24
Wabbah Zuhalili, Fiqh Iman Syafi‟i, (Jakarta: Almahira, 2010), hlm 23
25
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Cet 1 (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hlm 182

29
menuntut penyerahan barang pengganti sebelum datang jatuh tempo yang

demikian itu.

Meskipun demikian, para ulama Hanafiah berpendapat bahwa

penangguhan dalam akad Qard menjadi bersifat mengikat dalam empat hal.

a. Wasiat, yaitu apabila seseorang berwasiat untuk meminjamkan hartanya

kepada orang lain sampai waktu tertentu, satu tahun misalnya.maka

dalam kondisi itu, ahli waris tidak boleh menagih pinjaman sebelum

jatuh tempo

b. Adanya penyangsian, yaitu tatkala akad Qard ini disangsikan, kemudian

pemberi pinjaman menangguhkannya, maka pada kondisi seperti ini,

batas waktu menjadi meningkat.

c. Keputusan pengadilan, yaitu bila hakim memutuskan bahwa akad Qard

(dengan batas waktu) sebagai sesuatu yang mengikat dengan didasarkan

pada pendapat Malik dan Ibnu Abi Laila, maka pada kategori ketiga ini

batas waktu menjadi sesuatu yang mengikat.

d. Dalam akad hiwalah (pengalihan utang), yaitu jika peminjam

mengalihkan tanggungan pinjaman mengangguhkan utang itu. Atau ia

mengalihkan tanggungan utangnya pada pinjaman lain yang utangnya

ditangguhkan. Hak ini dikarenakan akad hiwalah merupakan

pengguguran tanggungjawab. Maksudnya dengan akad hiwalah ini

tanggungjawab si muhil (yang mengalihkan utang) menjadi gugur dan

si muhal (yang dialihkan hutangnya) yang merupakan pemberian

30
pinjaman, mejadi emiliki utang atas muhal yang menerima pindahan

utang). Dengan demikian, sebenarnya akad hiwalah merupakan akad

penangguhan utang bukan akad Qard.26

Jadi dalam pandangan ulama Hanafiyah, sah-sah saja

mengundurkan akad Qard meski bukan sebuah keharusan, tetapi dapat

menjadi keharusan dalam konsisi yang empat tadi. Sedangkan Iman Malik

berpendapat bahwa akad Qard boleh diundurkan dengan penangguhan dan

atas alasan bahwa kedua belah pihak punya kebebasan dalam akad Qard,

baik dalam menghentikan, melangsungkan maupun meneruskan akad. Dari

semua pendapat diatas, pendapat iniah mungkin yang bisa diterima secara

akal dan sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/IX/2018 tentang LayananPembiayaan

Berbasis Teknologi Informasi Bedasarkan Prinsip Syariah

Berdasarkan tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah dalam fatwa ini memuat ketentuan

umum yang dimaksud dengan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyelenggaraan layanan

jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau

menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaandalam

rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik dengan

menggunakan jaringan internet. Dalam Fatwa DSN MUI No.

26
Ach. Fadlail, Nur Hasana, Pengembalian Barang Hutangan Dengan Format
Gotong Royong Dalam Pembangunan Rumah. Universitas Ibrahimy Sukoharjo
Situbondo.Jurnal Istidlal Volume 3, Nomor 1, April 2019. Hlm 31

31
117/DSN-MUI/II/2018 terdapat beberapa akad yang sesuai dengan prinsip

syariah salah satunya akad qard. Akad qard adalah akad pinjaman dari

pemberi pinjaman dengan ketentuan bahwa penerima pinjaman wajib

mengembalikan uang yang diterimanya sesuai dengan waku dan cara yang

disepakati.

Menurut Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 Hutang

Piutang pada Aplikasi Kredivo dibolehkan dengan syarat sesuai dengan

prinsip syariah yang dimaksud adalah:

a. Penyelenggara Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu antara lain

terhindar dari riba, gharar, maysir, tadlis, dhahar, zhalim, dan haram;

b. Akad baku yang dibuat penyelenggara wajib mematuhi prinsip

keseimbangan, keadilan, dan kewajaran sesuai syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

c. Akad yang digunakan oleh para pihak dalam penyelenggaraanLayanan

Pembiayaan berbasis teknologi informasi dapat berupa akad- akad yang

selaras dengan karakteristik layanan pembiayaan, antara lain akad al-

bai‟, ijarah, mudharabah, musyarakah, wakalah, bi al ujrah dan qard;

d. Penggunaan tanda tangan elektronik dalam sertifikat elektronik yang

dilaksanakan oleh penyelenggara wajib dilaksanakan dengan syarat

terjamin validasi dan autentikasinya sesuai dengan peraturan

perundang-udangan yang berlaku;

32
e. Penyelenggara boleh mengenakan biaya (ujrah/rusum) berdasarkan

prinsip ijarah atas penyediaan sistem dan sarana prasarana Layanan

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi; dan

f. Jika informasi pembiayaan atau jasa yang diawarkan melalui media

elektronik atau diungkapkan dalam dokumen elektronik berbeda dengan

kenyataannya maka pihak yang dirugikan memiliki hak untuk tidak

melanjutkan transaksi.27

6. Riba

a. Pengertian Riba

Menurut terminology fiqih, Riba tambahan khusus yangdimiliki

oleh salah satu pihak yang bertransaksi tanpa ada imbalan tertentu . Riba

adalah tambahan-tambahan dalam perkara tertentu. Riba adalah

kelebihan yang tidak disertai dengan imbalan yang disyaratkan dalam

jual beli. Riba menurut Abdurrahman al-Jaiziri adalah akad yang terjadi

dengan penukaran tertentu, tidak diketahui sama atau tidak sama

menurut aturan syara’ atau terlambat salah satunya. Menurut

Muhammad Abduh, riba adalah penambahan-penambahan yang

disyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang

meminjam hartanya (uang) karena pengunduran janji pembayaran oleh

peminjam dari waktu yang telah ditentukan.28

27
Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan
Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah
28
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hlm. 56

33
Badruddin al-Ayni mengatakan bahwa prinsip utama riba adalah

penambahan, menurut syara’ riba adalah penambahan atas harta pokok

tanpa adanya transaksi bisnis riil. Menurut Imam Sarakhsi, riba adalah

tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis. Menurut Abu Sura’i

Abdul Hadi, yang dinamakan riba adalah tambahan yang diberikan oleh

debitor kepada kreditor atas pinjaman pokok, sebagai imbalan tempo

pembayaran yang tidak disyaratkan. Riba padadasarnya adalah bunga

atas tambahan bagi pinjaman pokok. Dalam doktrin klasik meluas

meliputi banyak keuntungan tambahan yang diperoleh sebagai hasil

transaksi dan tidak ditentukan secara persis ketika melakukan

transaksi.29

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwariba

adalah suatu kelebihan yang terjadi dalam tukar-menukar barang yang

sejenis atau jual beli barter tanpa disertai dengan imbalan dan kelebihan

tersebut disyaratkan dalam perjanjian.

b. Pembagian riba

Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan pembagian

atau macam-macamnya riba. Tetapi sebagian ulama membagi riba

menjadi 4 macam yaitu:

1) Riba fadhli.

Riba fadhl adalah tambahan yang disyaratkan dalam tukar menukar

barang yang sejenis (jual beli barter) tanpa imbalan untuk


29
Abu Sura’i Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam Islam. Terj M. Thalib, (Surabaya:
Ikhlas, 1993) hlm. 2

34
tambahan tersebut. Misalnya menukar beras ketan 10 kg dengan

beras ketan 12 kg. apabila barang yang ditukar dari jenis berbeda,

maka hukumnya boleh seperti menukar beras ketan 10 kg dengan

beras 12 kg. Enam jenis barang yang masuk ke dalam kelompok

ribawi yaitu: emas, perak, gandum, jagung, kurma, garam. Dari

keenam jenis barang tersebut maka yang termasuk kelompok ribawi

yaitu (1) barang-barang yang biasa di takar (makilat), (2) barang-

barang yang biasa ditimbang (mauzunat). Sedangkan dilihatdari segi

jenis, barang-barang yang termasuk kelompok ribawi yaitu: (1)

kelompok mata uang (nuqud) yaitu emas dan perak, (2) kelompok

makanan yaitu gandum, jagung, kurma, garam. Dari jelas illat

diharamkan kedua barang ini karena: pertama, emas dan perak

merupakan alat pembayaran atau keduanya merupakan harga.

Kedua, makanan-makanan tersebut merupakan makanan pokok

yang dibutuhkan oleh manusia

2) Riba Nasi’ah

Menurut Sayid Sabiq, riba nasi’ah adalah tambahan yang

disyaratkan yang diambil oleh yang memberikan utang dari orang

yang menerima utang sebagai imbalan ditundanya pembayaran.

Ulama Hanafiah memasukkan ke dalam kelompok riba nasi’ahsuatu

bentuk jual beli barter yang tidak ada kelebihan, tetapi penyerahan

imbalan atau harga diakhirkan. Riba nasi’ah hukumnya haram

berdasarkan al-Qur’an dan Hadis. Riba nasi’ah dikenal

35
dengan riba jahiliyah karena berasal dari kebiasaan orang jahiliyah

dimana mereka biasanya memberikan pinjaman kepada seseorang

dan ketika jatuh tempo telah tiba, biasanya mereka menawarkannya

apa diperpanjang atau tidak sehingga riba ini beranak pinak. Riba

nasi’ah pada sekarang ini di lembaga-lembaga keuangan atau

perbankan yaitu dengan model pinjaman uang yang yang

pengembaliannya diangsur dengan bunga bulanan atau tahunan

seperti 7%, 5%, dst. Praktek seperti ini jelas menunjukkan riba

nasi’ah yang hukumnya dosa.

3) Riba Yad

Riba Yad adalah jual beli atau tukar menukar dengan cara

mengakhirkan penerimaan kedua barang yang ditukarkan atau salah

satunya tanpa menyebutkan masanya. Atau jual beli yang dilakukan

seseorang sebelum menerima barang yang dibelinya daripenjual dan

tidak boleh menjualnya lagi kepada siapa pun sebab barang yang

dibeli belum diterima dan masih dalam ikatan jual beliyang pertama.

Dengan kata lain akad sudah final, namun belum ada serah terima

barang.

4) Riba Qardli

Riba Qardli adalah segala bentuk praktek utang piutang yang

terdapat motif keuntungan (syarth naf’an) yang kembali kepada

pihak pemberi pinjaman hutang (muqaridl) saja atau sekaligus

kepada pihak yang berhutang (muqtaridl). Secara esensi riba qardl

36
ini termasuk kategori riba faddli sebab keuntungan yang disyaratkan

dalam riba qardl adalah bentuk penambahan atau bunga pada salah

satu komoditi ribawi.30

c. Larangan Riba

Riba merupakan transaksi haram dan termasuk dosa besar.

Pelaku riba mendapatkan laknat dari Allah dan dijauhi dari rahmat- Nya.

Riba dikategorikan sebagai dosa besar. Dan riba yang dikategorikan

sebagai dosa besar adalah riba qard, riba fadhal dan riba nasa’i karena

kedua riba tersebut mengandung ziyadah atau bunga. Sedangkan riba

ta’hir yaitu riba yadh yaitu riba tanpa unsur ziyadah, hanya memiliki

ekses kerusakan atau fasid dalam akad atau transaksi dan termasuk dosa

kecil. Riba termasuk satu dari tujuh perbuatan yang membinasakan. Al

Qur’an telah memaklumkan perang antara para pemakan riba dengan

Allah dan Rasul-Nya. Itu merupakan ancaman keras yang tidak ada dua

nya dibandingkan dengan maksiat lainnya. Karena siapa saja yang

mencermati segala problematika di dunia yang klasik maupun modern,

pasti akan mendapatkan kenyataan bahwa semua problematika ekonomi

tersebut ujungnya akan kembali kepada bentuk kemungkaran berat ini.

Oleh karena itu seorang pengusahamuslim harus menjaga diri agar tidak

terjerumus dari kubangan riba dan menjauhi segala aktivitas usaha

dalam bentuk transaksi haram. dalam Islam tidak dibolehkan untuk

membuat trik transaksi yang

30
Fathul Wahab. Riba: Transaksi Kotor Dalam Ekonomi. Iqtishodia Jurnal
Ekonomi Syariah (2017) Vol. 02 No. 02. Hlm 28-30

37
bertujuan untuk menghalalkan yang telah diharamkan oleh Allah dan

Rasul-Nya.31 Sesuai yang telah dijelaskan pada Qur’an Surat. al-Rum

[30]: 39

‫ََللااوَابما‬
‫ا‬ ‫َدا‬ ‫ااامَاااهزبَا ابا َاأَا ا اال اافسَا اَا ا‬
‫َلااا اا‬ ‫ااوَابماآتَاا‬
‫ا آتَاا‬ َ‫ا‬ َ ‫االا اَااَاابسَا ا‬
‫َااامااَٰاااو الاىا اابسَا او‬ ‫َ اَتَااَام‬‫ا‬
‫َ اَتَاا‬‫ا‬ ‫اىا‬ َ
‫َا ا‬ ‫َاو‬
‫َام‬ ‫اع‬ ‫اب‬

‫ااعَاافعَا او ا‬
‫ن‬ ‫اَمااااا اَالاا‬ ‫َاَلل‬
‫ا‬ ‫ااماَاااهش اَاابكاَااة اسَا اَادونا‬
‫فَااأول ام‬
‫َاااااكها‬ ‫وج اهَا‬ ‫تَا‬
‫َاا اا‬
‫َئ‬

Artinya: “Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar


dia bertambah pada harta manusia, maka Riba itu tidak menambah
pada sisi Allah, dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”

Ayat di atas menjelaskan bahwa pinjaman harta yang diberikan

dengan maksud Riba dan mencari tambahan dari ganti orang yang

dipinjami supaya bertambah dan berkembang sesuai perhitungan harta

manusia, maka itu tidak akan bertambah di sisi Allah, melainkan akan

dihapus oleh-Nya. Sedangkan zakat yang diberikan kepada orang0orang

yang layak menerimanya karena untuk mencari ridha Allah. Maka

mereka itu adalah orang-orang yang dilipatgandakan pahalanya sesuai

keinginan mereka. Mereka adalah pemilik pahalayang berlipat-lipat.

B. E-Commerce

1. Sejarah Singkat E-Commerce

38
Sejarah dari e-commerce bermula dari tahun 1970-an, dengan

adanya inovasi semacam electronic fund transfer (EFT). Saat itu

31
Ibid. hlm 31

39
tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan-perusahaan besar,

lembaga keuangan, dan segelintir perusahaan kecil yang nekat. Dengan

adanya komersialisasi internet diawal tahun 1990-an, serta pesatnya

pertumbuhan yang mencapai hingga jutaan pelanggan potensial, maca

mucullah istilah electronc data interchange (EDI), yang berkembang

dari transaksi keuangan ke pemrosesan transaksi lain sertamemperbesar

keuangan hingga perusahaan manufaktur, ritel, layanan dan sebagainya.

Aplikasi-aplikasi lain kemudian menyusul, yang memiliki jangkauan

dari perdagangan saham hingga sistem reservasi perjalanan. Pada saat

itu sistem tersebut disebut sebagai aplikasi telekomunikasi yang dinilai

strategis sudah dikenal secara umum. Dengan adanya komersialisasi

internet diawal tahun 1990-an, serta pesatnya pertumbuhan yang

mencapai hingga jutaan pelanggan potensial, maka mucullah istilah

electronic commerce (e-commerce), yang aplikasinya segera

berkembang pesat.32

Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis

perdagangan atau sering dikenal dengan istilah e-commerce bagi

perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam produksi,

memungkinkan pengiriman ke pelanggaan secara lebih cepat untuk

produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima penawaran secara

cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas,

perkembangan teknologi informasi terutama berupa internet

32
Prasetyo Budi Widagdo, Perkembangan Elektronik Commerce (E-
Commerce) di Indonesia. Article, 2016. Hlm 2

40
menciptakan sebuah ruang virtual dan menggantikan ruang fisik yang

membentang di permukaan bumi.33

2. Manfaat E-Commerce

Sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya

mengandalkan kekuatan produk saja akan tetapi dengan adanya tim

menejemen yang handal dalam menjalankan perusahaan e-commerce

tersebut untuk dapat menciptakan pelayanan yang baik, beberapa faktor

yang termasuk:

a. Menyediakan harga kompetitif;

b. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat dan ramah;

c. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas;

d. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa,

dan diskon;

e. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian

f. Menyediakan rasa komunitas untuk berdikusi, masukan dari

pelanggan, dan lain-lain;

g. Mempermudah kegiatan perdagangan

Manfaat e-commerce bagi konsumen dan masyarakat luas,

antara lain:

a. Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi

lainnya setiap saat;

33
Prasetyo Budi Widagdo, Perkembangan Elektronik Commerce (E-
Commerce) di Indonesia. Article, 2016. Hlm 3

41
b. Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada

pelanggan;

c. Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk dan jasa

yang lebih murah, karena konsumen bisa berbelanja dibanyak

tempat dan melakukan perbandingan secara cepat;

d. Produk yang terdigitalisasi, e-business memingkinkan pengiriman

produk secara cepat dan real-time;

e. Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnya

dalam electronic communities dan saling bertukar gagasan dan

pengalaman;

f. Memungkinkan pelanggan berpartisipasi Dalam lelang virtual;

g. Memungkinkan lebih banyak orang berkerja dirumah;

h. Memingkinkan beberapa jenis barang diijual dengan harga murah.34

E-commerce memberikan pilihan kepada produsen tentang jenis

usaha dan skala usaha yang akan dikembangkan. Dengan

mengimplementasikan teknologi informasi e-commerce, produsendapat

memilih untuk mengembangkan target pasar global atau hanya fokus

terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha kecil dan menengah, dengan

menggunakan e-commerce dapat menawarkan sesuatu yangberkualitas

dan terjangkau serta memiliki kepercayaan diri menghadapi

pesaing. Biaya tidak dikemudian menjadi kendala utama, tetapi yang


34
Dewi Irmawati. Pemanfaatan E-Commerce dalam dunia Bisnis. Politeknik
Negeri Sriwijaya. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis-ISSN 2085-1375. Edisi ke-VI,November
2011. Hlm 110

42
terpenting bagaimana usaa kecil dan menengah dapat menunjukkan

produk dan jasa yang ditawarkan melalui websitenya dan dapat

dilakukan melalui penjualan secara online.

3. Dampak E-Commerce

Dampak penggunaan dari e-commerce berupa adanya dampak

positif dan negatif bagi dunia bisnis, diantaranya adalah:

a. Beberapa keuntungan yang didapat dalam bertransaksi e- commerce,

yaitu:

1) Revenue Sistem (aliran pendapatan) baru yang meungkin lebih

menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi

tradisional;

2) Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar);

3) Menurunkan operating cost (biaya operasional);

4) Melebarkan jangkauan (global reach);

5) Meningkatkan pelanggan loyalty;

6) Meningkatkan supplier management;

7) Memperbanyak waktu produksi dan jangkauan distribusi.

b. Dampak negatif yang akan didapat dalam bertransaksi e-commerce

jika dilihat dari segi bisnis penyalahgunaan dan kegagalan sistem,

antara lain:

1) Kehilangan segi financial secara langsung karena kecurangan.

Seorang penipu mentranfer uang dari rekening satu ke rekening

43
yang lainnya atau dia telah mengganti semua data financial yang

ada;

2) Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang

timbul bisa menyikap semua informasi rahasia tersebut ke pihak-

pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang

basar bagi korban;

3) Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan.

Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik

yang tiba-tiba padam;

4) Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak.

Misalkan seseorang pertas program (hacker) yang berhadil

membobol sebuah sistem perbankan lalu memindahkan

sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri;

5) Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. ini karenaberbagai

macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh

pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan

tersebut;

6) Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang

dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang

tidak benar, kesalahan faktor manusia akan kesalahan sistem.35

35
Ibid, hlm 110-111

44
4. Jenis-Jenis E-Commerce yang menyediakan layanan cicilan lewat kredit

online

Saat ini telah banyak masyarakat yang memilih untuk belanja

barang kebutuhan lewat online seiring mengikuti dengan perkembangan

teknologi yang pesat. Selain itu, banyak juga e- commerce yang

menawarkan kemudahan pembayaran, salah satunya dengan sistem

cicilan. Sistem cicilan yang ditawarkan bukan hanya menggunakan

kartu kredit melainkan kredit online

Jenis-jenis e-commerce yang menyediakan opsi cicilan lewat

kredit online, antara lain Tokopedia, Shopee, Bukalapak, JD.id, Blibli,

Lazada, yang terdapat juga toko resmi untuk beberapa merek resmi

terkemuka di sana, untuk pembayaran secara kredit aplikasi tersebut

telah berkerja sama dengan beberapa kredit online, salah satunya

Kredivo. Pada praktiknya saat pengembalian pinjaman Nasabah dapat

memilih sendiri dari beberpa opsi bayar dalam 30 hari, atau cicilan 3,6,

hingga 12 bulan.

C. Perlindungan Konsumen Hutang Piutang Online dalam Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1999

1. Ruang Lingkup Hukum Perlindungan Konsumen

Hukum konsumen adalah keseluruhan kaidah-kaidah yang

mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak yang satu sama

lain berkaitan dengan barang/jasa konsumen di dalam pergaulan

45
hidup.36 Hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum

konsumen yang lebih luas yang memuat asas-asas atau kaidah- kaidah

yang mengatur dan juga mengandung sifat melindungi kepentingan

konsumen.

Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan

berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena

pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa terdapat pihak yang

berpredikat “konsumen”. oleh karena itu ruang lingkup hukum

perlindungan konsumen sulit dibatasi hanya dengan menampungnya

dalam satu jenis undang-undang seperti UUPK. Berkaitan dengan

pengertian tersebut dapat disimpulkan beberapa pokok pemikiran:

a. Hukum konsumen memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan

dengan hukum perlindungan konsumen

b. Subyek yang terlihat dalam perlindungan konsumen adalah

masyarakat selaku konsumen dan pelaku usaha atau pihak-pihak

yang terkait, misalnya distributor, media cetak, televisi, agen, atau

biro iklan, yayasan lembaga konsumen , BPOM dan sebagainya.

c. Obyek yang diatur adalah barang dan/atau jasa yang ditawarkan oleh

pelaku usaha/produsen kepada konsuemen

d. Ketidaksetaraan kedudukan konsumen dengan pelaku usaha

mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kaidah-kaidah hukum

yang dapat menjamin dan melindungi konsumen.

36
Az.Nasution, “Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia”, (Jakarta: PT
Grasindo, 2020), Hlm 9

46
Rumusan pengertian perlindungan konsumen terdapat dalam pasal 1

angka 1 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

konsumen (selanjutnya disebut Undang-undang Perlindungan

Konsumen/UUPK) tersebut cukup memadai. Kalimat yang menyatakan

“segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”, diharapkan

sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang

merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan

konsumen.37

2. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Perlindunagan konsumen berdasarkan manfaat, keadilan,

keseimbangan, keamanan, dan keselamatan konsumen, serta kepastian

hukum.

Sesuai dengan Pasal 2, Perlindunagan konsumen diselenggarakan

sebagai usaha bersama berdasarkan 5 (lima) asas yang relevan dalam

pembangunan nasional, yaitu:

1) Asas manfaat dimaksudnya untuk mengamanatkan bahwa segala upaya

dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha

secara keseluruhan.

2) Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada

37
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, “Hukum Perlindungan Konsumen”, Ed.
Revisi, Cet. 10, Jakarta: Rajawali Pers, 2017. Hlm 1

47
konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh hanya dan

melaksanakan kewajibannya secara adil.

3) Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan

antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti

materil ataupun spiritual.

4) Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen

dalam penggunaan pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa

yang dikonsumsi atau digunakan

5) Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun

konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

penyelenggaraam perlindungan konsumen, serta Negara menjamin

kepastian hukum

Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang Perlindungan konsumen,

tujuan dari Perlindungan Konsumen adalah:

1) Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri

2) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa

3) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan

dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen

48
4) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendaparkan informasi

5) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha

6) Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.38

3. Bentuk-bentuk Perlindungan Konsumen

Pada prinsipnya hukum diciptakan untuk memberikan perlindungan

kepada masyrakat. Menurut Roscoe Pound ada 3 (tiga) kepentingan yang

harus dilindungi oleh hukum yaitu Publuc Interest, Individual Interest dan

Interest of Personality.

Menurut Sacipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang

dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar

dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum39 sedangkan

menurut Philipus M. Hadjon bahwa perlindungan hukum bagi rakyat

sebagai tindakan pemerintah yang bersifat Preventif dan represif.

Perlindungan hukum yang preventif bertujuan untuk mengarahkan

38
Ibid, hlm 114-115
Erna Priliasari. “Pentingnya Perlindungan Data Pribadi dalam Transaksi Online
39

(The Urgency of Personal Protection in Peer to Peer Lending)”. Majalah Hukum Nasional
Nomor 2 Tahun 2019

49
tindakan pemerintah bersikap hati-hati dalam pengambilan keputusan

berdasarkan diskresi dan perlindungan yang bersifat represif bertujuanuntuk

mencegah terjadinya sengketa, termasuk penanganannya di lembaga

peradilan. 40

Dari uraian para ahli diatas memberikan pemahaman bahwa

perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum

untuk mewujudkan tujuan hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan

kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah segala upaya yang diberikan

kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum baik itu yangbersifat

preventif maupun dalam bentuk represif, baik yang secara tertulis maupun

tidak tertulis dalam rangka menegakkan keadilan.

a. Hak dan Kewajiban Konsumen

Adapun peraturan perundang-undangan yang dibentuk

pemerintah adalah Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, terkait hak dan kewajiban konsumen terdapat

di Pasal 4 dan 5 yang menyatakan bahwa:

Sesuai dengan pasal 4 Undang-undang Pelindungan

Konsumen, Hak konsumen adalah:

1) Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa

40
Ibid, hlm 14

50
2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan.

3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa

4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan

5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut

6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif. Hak untuk diperlakukan atau dilayani cera benar dan jujur

serta tidak diskriminatif bersadarkan suku, agama, budaya, daerah,

pendidikan, kaya, miskin, dan status sosial lainnya

8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya

9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen,

Kewajiban konsumen adalah:

51
1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian

atau pemanfaatan barang dan/aau jasa, demi keamanan dan keselamatan

2) Beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau

jasa

3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati

4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengeta perlindungan konsumen

secara patut.41

b. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Pada hakekatnya, terdapat dua instrumen hukum penting yang

menjadi landasan kebijakan perlindungan konsumen di Indonesia, yakni:

1) Undang-undang dasar 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum

di Indonesia, mengamanatkan bahwa pembangunan nasional bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Tujuan pembangunan

mengembangkan dunia yang memproduksi barang dan jasa yang layak

dikonsumsi oleh masyarakat.

2) Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK). Lahirnya Undang-undang ini memberikan harapan bagi

masyarakat Indonesia, untuk memperoleh perlindungan atas kerugian

yang diderita atas transaksi suatu barang dan jasa. UUPK menjamin

adanya kepastian hukum bagi konsumen.

41
Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H dan Christine S.T. Kansil, S.H.,MH. Pokok- Pokok
Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia Edisi Kedua. Jakarta timur : Sinar Grafika 2013.
Hlm 215-116

52
c. Perbuatan yang dilarang Bagi Pelaku Usaha

Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen telah dijelaskan bahwa pelaku usaha harus menjalankan usaha

sesuai apa yang telah di atur dalam Undang-undang untuk menghindari

terjadinya sesuatu yang merugikan salah satu pihak. Sesuai dengan pasal 8

disebutkan bahwa pelaku usaha tidak diperkenankanmelanggar janji yang

dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan,atau promosi penjualan

barang dan atau jasa tersebut. Juga tidak mengikuti ketentuan berproduksi

secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label.

Pada pasal 16 telah disebutkan bahwa pelaku usaha dalam

menawarkan barang atau jasa melalui pesanan dilarang untuk tidak

menepati pesanan dan atau kesepakatan waktu penyelesaian sesuai dengan

yang dijanjikan, tidak menepati janji atas suatu pelayanan dan atau prestasi.

Aplikasi Kredivo ini tentu saja terdapat suatu tanggung jawabyang

di bebankan kepada pemilik maupun konsumen. tanggung jawab tersebut

meliputi memberikan ganti rugi atas kerusakan pencemaran dan atu

kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang

dihasilkan atau diperdagangkan.

53
BAB III

MEKANISME HUTANG PIUTANG ONLINE DI APLIKASI KREDIVO

A. Gambaran Umum Tentang Aplikasi Kredivo

1. Profil Kredivo

PT. FinAccel Teknologi Indonesia adalah sebuah perusahaan

yang berkembang sangat cepat dengan ambisi yang tinggi. Dimulai dari

pembiayaan niaga instan yang berada pada sasaran untuk mengajukan

pinjaman tanpa jaminan di Asia Tenggara, salah satu wilayah ekonomi

dengan pertumbuhan tercepat diseluruh dunia. Produk pertama yang

dikeluarkan oleh FinAccel adalah Kredivo, yang terintegrasi pada

Merchant Checkout, yang memenuhi syarat pembeli e-commerce untuk

pembiayaan pembelian e-niaga instan dengan tarif yang jauh lebih

rendah daripada perusahaan pembiayaan konsumen. FinAccel

melakukan ini dengan menggunakan teknologi terobosan dan sains

untuk membuka wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya

tentang resiko kredit dan kecurangan dari beberapa sumber data: data

telepon, jaringan sosial telco, data keuangan dan lokasi.

Kredivo mulai dirilis pada tanggal 7 Desember tahun 2015.

Kantor pusat Kredivo berada di Dipo Tower Level M. Jalan Jenderal

Gatot Subroto No. Kav. 51-52, Rw 07 Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta

10260. Dan mempunyai kantor operasional yang berada di Ruko

Permata Senayan E52, Jl. Tentara Pelajar No.21, Grogol Utara,

Kebayoran Lama, Jakarta 12210.

54
Pemegang saham Kredivo terdiri dari Direktur Utama yang

dipegang oleh Alie Tan yang berkebangsaan Indonesia, Sarjana IT

(Computer) dan Science di Universitas Bina Nusantara lulus pada tahun

2005 adalah latar belakang pendidikan Alie Tan. Dasar hukum

kepemilikan akta pendirian dan akta pernyataan keputusan pemegang

saham No.24 tanggal 13 Maret 2019.

2. Visi dan Misi Kredivo

Setiap peprusahaan pasti mempunyai Visi dan Misi. Kredivo

memiliki visi dan misi memperluas layanan jasa keuangan. Agar

masyarakat terutama generasi milenial di Indonesia bisa semakin mudah

untuk mendapatkan akses kredit yang aman, nyaman, dan terjangkau

sehingga kesenjangan akan penetrasi kredit di Indonesia semakin di

minimalisasi.42

3. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Kredivo

a. Kelebihan aplikasi Kredivo

1) Proses sangat mudah

Proses pengajuan kredit online menggunakan Kredivotergolong

sangat mudah, sangat berbeda dengan Bank Konvensional yang

harus menyediakan beberapa dokumen seperti surat jaminan.

42
https://blog.kredivo.com/kredivo-resmi-terdaftar-diotoritas-jasa-keuangan,
diakses pada Jum’at, 14 Agustus Pukul 03.00 WIB

55
2) OTP menggunakan WhatsApp

OTP adalah kode rahasia, dan fitur Kredivo menggunakan

WahtApp sehingga lebih mudah, bahkan anak muda saat ini

cenderung lebih suka menggunakan WhatApp.

3) Bisa untuk cicilan dan tiket pesawat

Tidak hanya membiayai cicilan belanja di toko online aplikasi

kredivo juga sudah berkerjasama dengan tiket.com sehingga

dapat digunakan untuk memesan tiket pesawat.

4) Tanpa DP dan Agungan

Kredivo tidak memberikan agungan atau surat jaminan, selain

itu proses kredit juga tidak dibebani dengan biaya DP (Down

Payment).

b. Kekurangan Aplikasi Kredivo

1) Suku bunga cukup tinggi

Kredit online maupun offline tentu memiliki suku bunga, namun

suku bunga yang ditawarkan Kredivo tergolong masih cukup

tinggi yakni 2,95% per bulan.

2) Biaya denda keterlambatan

Jika berminat mengajukan pinjaman pada aplikasi Kredivo maka

harus diusahakan untuk tidak terlambat membayar cicilan per

bulan, sebab jika terjadi keterlambatan maka akan dikenakan

denda keterlambatan.

56
4. Pengguna Aplikasi Kredivo

Penerbitan aplikasi ini memang terasa masih baru dari aplikasi

E-commerce yang lain namun peminat dari aplikasi ini juga cukup

banyak, dalam play store pada bulan september tahun 2020 tercatat

kurang lebih sebanyak 896,966 orang yang telah menginstal aplikasi

kredit online ini. Dari sekian banyaknya pengguna memiliki penilaian

masing-masing terhadap aplikasi tersebut. Ada yang menyebutkan

bahwa aplikasi ini tipu-tipu, mengecewakan dan tidak sedikit pulayang

mengatakan bahwa aplikasi ini menguntungkan dan memudahkan

bertransaksi kredit.

Selain mensurvei penilaian pembeli di dunia maya, penulisjuga

mensurvei secara langsung bagaimana pendapat konsumen yang ada di

lingkungan sekitar penulis terhadap praktik kredit online yang dilakukan

dalam aplikasi Kredivo. Dari 3 pengguna yang di wawancari

1 diantaranya merupakan pengguna lama yang sering bertransaksi kredit

selebihnya merupakan pengguna baru yang menggunakan aplikasi

tersebut hanya untuk coba-coba.

Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa aplikasi tersebut

memiliki pelayanan yang baik, cepat dan juga mudah. Ada pula yang

menyebut bahwa aplikasi ini mengecewakan karena pada saat jatuh

tempo pengembalian pinjaman bunga akan terus meninggat.

Berikut merupakan sebagian wawancara yang didapat dari

observasi peneliti:

57
1) Bela (Pegawai Swasta)

“Pada saat aku telat bayar pinjaman, aku ditelfon dan ditagih sama

orang yang ngga dikenal, dia nagih-nagih aku terus pake kata-kata

kasar”43

2) Lala (Mahasiswi)

“saya pernah telat bayar dan dikenakan denda keterlambatan”44

3) Dita (Pegawai Swasta)

“Aku udah hampir 2 tahun pakai aplikasi itu, Alhamdulillah belum

ada masalah ada-apa, semoga aja juga nggak ada masalah sampai

kedepannya, awalnya saya pakai aplikasi itu karena lagi ada

kebutuhan yang mendesak banget, rasanya juga agak sedikit takut sih

karna data diri yang jadi buat taruhannya”.45

B. Mekanisme Kredit Menggunakan Aplikasi Kredivo

1. Cara Daftar Aplikasi Kredivo

Semua data yang tercantum diambil dari syarat dan ketentuan

dalam aplikasi Kredivo, yang akan muncul ketika pengguna atau user

ingin melakukan pendaftaran pada aplikasi Kredivo.

a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendownload

aplikasi Kredivo terlebih dahulu melalui Play Store atau App Store.

43
Wawancara Bela, Nasabah Aplikasi Kredivo.Karanglangu, tanggal 12 Agustus 2020
44
Wawancara Lala, Nasabah Aplikasi Kredivo. Karanglangu, tanggal 14 Agustus 2020
45
Wawancara Dita, Nasabah Aplikasi Kredivo. Karanglangu, tanggal 8 Agustus 2020

58
Jika sudah ter-instal, buka aplikasinya. Maka tampilan akan seperti

berikut.

Gambar 3.1 Menu Tampilan Awal Kredivo.

b. Pilih tombol “Memulai” dibagian bawah

c. Pilih jenis akun yang sesuai dengan kebutuhan. Ada dua jenis akun

yang tersedia yaitu akun basic dan premium. Setelah itu akan muncul

kotak pop-up yang berisi mengenai persyaratan yang harus dipatuhi

untuk mendaftar jenis akun kredivo yang sudah dipilih. Lalu, pilih

tombol “continue”.

59
Gambar 3.2 Menu Pemilihan Akun.
d. Melengkapi informasi data diri mulai dari nama, alamat, jumlah

gaji dan lain-lain. jika sudah terisi semua lalu ceklis pernyataan

persetujuan dibagian bawah. Lalu, pilih tombol submit.

Gambar 3.3 Menu Pengisian Data Pekerjaan.

60
e. Isi data yang dibutukan untuk mengisi informasi data yang berupa

foto KTP, foto selfie dan akun marketplace yang kamu gunakan.

Jika sudah terisi semua lalu pilih tombol kirim.

Gambar 3.4 Form Identitas.

f. Setelah itu akun yang sudah didaftarkan akan masuk ke dalam

proses verifikasi tim Kredivo.

2. Cara memakai Kredivo adalah sebagai berikut:

a. Pilih barang yang ingin dibeli

b. Pilih Kredivo sebagai metode pembayaran

c. Tentukan lama pengembalian sesuai kemampuanmu, klik lanjut

d. Login ke akun Kredivo dan klik bayar

61
Saat ini belanja online menjadi pilihan tepat bagi kebanyakan

orang, dikarenakan prosesnya yang sangat mudah. Semisalnya saja

belanja online lewat Shopee, disini pembeli bisa memilih metode

pembayarannya sendiri, jika ingin menggunakan metode pembayaran

secara dicicil, dapat melalukan pembayaran Shopee memakai Kredivo.

Dalam menggunakan metode pembayaran secara dicicil lewat

Kredivo tersebut konsumen harus mengetahui terlebih dahulu akan

syarat bayar Shoppe memakai Kredivo. Konsumen harus sudah

memiliki akun Kredivo terlebih dahulu dan sudah melakukan aktivasi

data diri. Apabila konsumen sudah memiliki akun Kredivo para

konsumen tidak hanya bisa menggunakannya di aplikasi Shopee saja

karena sudah cukup banyak Merchant yang bekerja sama dengan

Kredivo. Cara membayar Shopee memakai Kredivo:

1) Memiliki akun atau daftar Kredivo terlebih dahulu

2) Buka aplikasi Shopee, lalu cari barang belanjaan yang akan dibeli

3) Klik beli sekarang pada aplikasi Shopee

4) Mengisi alamat penerima, memasukkan voucher dan lain-lainnya

5) Klik metode pembayaran, pilih Kredivo sebagai metodepembayaran

6) Didalam metode pembayaran memakai Kredivo akan ada pilihan

bayar dalam 30 hari dan cicilan, Pilih salah satu dan Klik Konfirmasi

62
Gambar 3.5 Menu Metode Pembayaran

7) Klik bayar. Kemudian akan diarahkan ke halaman Kredivo

Gambar 3.6 Rincian yang harus di bayar.

63
8) Login pada halaman Kredivo dan lakukan Verifikasi Pembayaran

Gambar 3.7 Menu Verifikasi Pembayaran.

9) Selanjutnya ikuti langkah-langkah sampai mendapatkan kode OTP

lalu masukkan dan Klik Konfirmasi OTP

Gambar 3.8 Menu Konfirmasi OTP.

64
10) Langkah terakhir akan ada notifikasi jika pengajuan cicilan sudah

disetujui dan klik OK

a. Kelayakan pengguna pada aplikasi Kredivo

Pengguna adalah pihak yang menggunakan layanan aplikasi

Kredivo. Pengguna dapat menggunakan layanan Cicilan Kredivo

apabila:

1) Sudah memiliki akun Kredivo

2) Merupakan Warga Negara Indonesia (WNI)

3) Berusia 18 – 60 tahun

4) Berdomisili di wilayah sebagaimana yang telah disebutkan pada

syarat mendaftar Kredivo. Apabila pengguna tidak bertempat

tinggal pada salah satu domisili tersebut maka Kredivo berhak

menolak pengajuan pinjaman yang diajukan oleh Pengguna.

5) Memiliki minimum pendapatan Rp 3.000.000 (Tiga Juta

Rupiah) per bulan

6) Metode pembayaran Cicilan Kredivo hanya berlaku untuk

minimum total transaksi Rp 1.000.000 (Satu Juta Rupiah) dan

maksimul total transaksi rp 30.000.000 (Tiga Puluh Juta Rupiah)

7) Pembeli yang telah memiliki metode pembayaran Cicilan

Kredivo dapat melakukan refund dalam jangka waktu 14 (empat

belas) hari setelah pembayaran berhasil

65
8) Pembeli yang memilih layanan cicilan dengan jangka waktu 3

(tiga) hingga 12 (dua belas) bulan akan dikenakan bunga sebesar

2,6% (dua koma enam persen) per bulan

9) Pembeli yang memilih layanan cicilan dengan jangka waktu 30

(tiga puluh) hari dengan nilai maksimum transaksi sebesar Rp

3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) akan dikenan bunga sebesar 0%

(Nol Persen) per bulan.46

3. Perhitungan Kredit

Perhitungan Kredit pada aplikasi Kredivo adalah sebagai berikut:

a) Periode pembayaran 30hari (minimum), bunga 0%

b) Periode pembayaran cicilan 3, 6 dan 12 bulan

- Bunga 46,22 – 53,36%/ tahun (bunga hanya dibebankan ke

tagihan berjalan yang belum terbayar)

- 2,6%, bunga hanya dibebankan ke tagihan berjalan yang belum

terbayar

Bagi pengguna Kredivo dapat memilih sendiri jangka waktu

yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kempuan finansialnya dalam

hal membayar baik dalam jangka waktu 30 hari, 3 bulan, 6 bulan atau

12 bulan.

46
Https://www.kredivo.com/ojk/keterbukaan_informasi.html diakses pada
Kamis, 1 Oktober 2020 Pukul 11.15 WIB

66
Tabel 3. 1 Simulasi Transaksi
Nilai Transaksi Rp. 2.000.000

Pilihan

Pembayaran 30 hari 3 bulan 6 bulan 12 bulan

Bunga per bulan 0% 2,60% 2,60% 2,60%

Cicila per bulan - Rp. 718.670 Rp. 385.340 Rp.218.670

Total
Rp.2.000.000 Rp. 2.156.010 Rp.2.312.040 Rp.2.624.040
pembayaran
Sumber: Kredivo, 2020

4. Pembayaran Kredit

Kredivo memberikan jangka waktu 30 hari, 3 bulan, 6 bulan atau

12 bulan sebagai pembayaran kredit, jika pengguna tidak membayar tagihan

maka akan dikenakan denda keterlambatan pembayaran yang dilakukan

oleh peminjam. Tanggal jatuh tempo sendiri berarti menunjukkan batas

pembayaran tagihan. Jika peminjam tidak segara membayar dan

menunggak sampai berkali-kali lipat maka akun pengguna akan diblokir

sementara sampai pengguna melakukan pelunasan tagihan.

5. Akibat hukum

Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa

hukum. Apabila debitur tidak dapat melunasi hutangnya maka akan

dikenakan konsekuensi yang harus dihadapi, antara lain:

67
a. Perusahaan pinjaman online akan melakukan reminder dalam bentuk

SMS dan E-Mail sebelum jatuh tempo pembayaran pinjaman. Isi SMS

dan E-Mail adalah mengingatkan mengenai kewajiban yang sudah lewat

jatuh tempo dan cara pembayaran.

b. Perusahaan pinjaman online meningkatkan intensitas SMS dan E-Mail

menjelang dan pada saat jatuh tempo pembayaran. Bahasa dalam E-

Mail dan SMS sedikit berbeda, dengan lebih menekan untuk segera

melakukan pembayaran.

c. Perusahaan pinjaman online biasanya memberikan grace period sekitar

2 s.d 3 hari dimana anda boleh tidak membayar tanpa dikenakan denda

keterlambatan. Setelah grace period lewat, perusahaan pinjaman online

akan melaukan penagihan secara intens.

d. Lewat grace period yang 2 s.d 3 hari sejak tanggal jatuh tempo, proses

penagihan lebih intens dilakukan melalui telepon dengan menghubungi

peminjam, kantor, teman atau saudara dekat peminjam. Denda

keterlambatan pembayaran mulai berlaku.

e. Selama proses penagihan lewat telepon berlangsung, jika perusahaan

pinjaman online melihat kesulitan dalam penagihan lewat telepon,

misalnya telepon sering tidak diangkat, nomor telepon sudah tidak bisa

dihubungi atau tidak ada kontak lain yang bisa memberikan informasi,

proses penagihan akan menggunakan kunjungan ke nasabah. Kunjungan

bisa ke kantor atau rumah peminjam.

68
f. Jika semua upaya penagihan diatas masih tidak berhasil, perusahaan

pinjaman online umumnya memindahkan penagihan ke pihak ketiga

yang spesialisasi di Collection. Pihak ketiga ini memang fokus diproses

penagihan dan memiliki pengalaman serta keahlian dalam melakukan

Collection.

g. Setelah menunggak selama beberapa lama dan tidak bisa ditagih,

perusahaan pinjaman online bisa melaporkan nasabah tersebut ke Biro

Kredit. Di Biro Kredit tersimpan data semua nasabah menunggak yang

dilaporkan oleh perusahaan pinjaman online anggota Biro Kredit,

sehingga jika suatu saat nasabah tersebut ingin mengambil pinjaman

online dilembaga lain bisa kemungkinan pengajuan pinjaman ditolak

karena catatan negative Biro Kredit.

Akibat hukum online diatur dalam Undang-undang No 11 Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) No 77/POJK.01/2016 tetang Layanan Pinjam

Meminjam Uang Berbasis Tekhnologi Informasi.47

Akibat yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa hukum. Apabila

debitur tidak dapat melunasi hutangnya maka akan dikenakan konsekuensi

pada poin-6 menyebutkan bahwa jika semua upaya penagihan masih tidak

berhasil, perusahaan pinjaman online umumnya memindahkan penagihan

ke pihak ketiga yang spesialisasi di Collection. Pada pedoman perilaku

47
Zakiyah Aisyah, Analisis Hukum Islam Terhadap Mekanisme Kredit Online
Menurut Pandangan Ahmad Zahro, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
(Surabaya, 2019). Hlm 36-37

69
pemberi layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi

secara bertanggung jawab bahwa penggunaan pihak ketiga dalam penagihan

utang atau disebut debtcollector diperbolehkan di P2P Lending.Namun jika

penyelenggara menggunakan jasa pihak ketiga maka harus memperhatikan

beberapa hal, yaitu:

1) Setiap penyelenggara diperbolehkan menggunakan pihak ketiga

perusahaan jasa pelayanan penagihan yang telah terdaftar di AFPI dan

memiliki sertifikat untuk melakukan penagihan kepada peminjam yang

juga dikeluarkan oleh AFPI melalui mekanisme audit pedoman

pelaksanaan penagihan dan juga audit finansial serta Operasional

perusahaan. Seluruh karyawan penagihan dari perusahaan juga

diwajibkan untuk memperoleh sertifikasi Agen Penagihan yang

dikeluarkan AFPI.

2) Setiap penyelenggara diperbolehkan menggunakan pihak ketiga

peruasahaan jasa pelaksanaan penagihan yang telah diakui untuk

tagihan yang telah melewati batas keterlambatan lebih dari 90

(Sembilan puluh) hari dihitung dari tanggal jatuh tempo pinjaman.

3) Setiap penyelenggara dilarang menggunakan pihak ketiga perusahaan

jasa pelaksanaan penagihan (baik orang perseorangan maupun koperasi)

yang tergolong dalam daftar hitam otoritas dan/atau Asosiasi.

70
4) Daftar hitam sebagaimana dimaksud diatas akan disusun kemudian di

dalam pembaharuan berkala pedoman perilaku.48

Penyelenggara dalam menggunakan jasa pihak ketiga harus

memperhatikan tata cara penagihan yang dilakukan berdasarkan prinsip

iktikad baik. Permasalahan P2P Lending yang kerap kali terjadi

dikarenakan penagihan utang yang tidak sesuai dengan prinsip iktikad baik

dan penyalahgunaan data pribadi yang seharusnya dilindungi

kerahasiaannya. Debt Collector yang sudah melanggar kode etik akan

masuk dalam daftar hitam otoritas maupun OJK dan tidak dapat digunakan

lagi jasanya. Segala bentuk kekerasan fisik dan mental pada saat penagihan

juga dilarang keras, larangan ini disebutkan bahwa setiap penyelenggara

selaku usaha pemberi pinjaman dilarang melakukan penagihan dengan

intimidasi, kekerasan fisik dan mental, ataupun cara- cara lain yang

menyinggung SARA atau merendahkan harkat, martabat, serta harga diri

penerima pinjaman, di dunia disik maupun di dunia maya (cyber bullying)

baik terhadap penerima pinjaman, harta bendanya, ataupun kerabat dan

keluarganya.

Code of conduct berupa pedoman perilaku pemberian layanan

pinjam meminjam ang berbasis teknologi yang dibuat oleh asosiasi wajib

dipatuhi oleh penyelanggara PSP Lending melanggar code of conduct

tersebut, OJK dapat memindak tegas berdasarkan sanksi-sanksi yang

48
Gika Asdina Firanda, Dkk, Nagih Utang (Debt Collector) Pinjaman Online
Berbasis Financial Technology, Diponegoro Law Journal, Volume 8, Nomor 4, Tahun
2019. Hlm 2530-2531

71
sudah ditetapkan baik oleh asosiasi maupun OJK. Jadi, tata cara penagihan

yang sudah dijelaskan dalam pedoman tersebut wajib dipatuhi oleh

penyelnggara P2P Lending yang terdaftar.

Permasalahan penagihan hutang di P2P Lending semakin marak

terjadi. Meski sudah ada lembaga yang mengawasi P2P Lending namun

masih banyak kasus yang terjadi terkait penagihan hutang tidak sesuai etika

dan melanggar hukum serta penyelewengan data nasabah. Penagihan hutang

menjadi permasalahan yang paling banyak dikeluhkan oleh konsumen

aplikasi Kredivo.

72
BAB IV

ANALISIS HUTANG PIUTANG MELALUI MEDIA ONLINE KREDIVO


DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Analisis Hukum Islam Tentang Hutang Piutang Online Kredivo

1. Analisis Hukum Islam terhadap Praktik Hutang Piutang melalui Media

Online Kredivo

Qard secara etimologis adalah memberikan harta kepada orang

yang akan memanfaatkannya dan mengembalikan gantinya di kemudian

hari. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

orang lain. Pada hakikatnya manusia harus saling tolong menolong antar

sesama terutama dalam hal hutang piutang agar dapat membantu

meringankan beban finansial sehingga terhindar dari kesulitan.

Qard adalah memberikan harta kepada seseorang yang

membutuhkan dan bisa diambil kembali pada waktu yang ditentukan

oleh orang yang memberikan hutang, tanpa adanya tambahan atau

imbalan sedikitpun. Sedangkan kredit online adalah fasilitas

peminjaman uang yang dilakukan oleh suatu penyedia layanankeuangan

atau perusahaan yang dioperasikan dengan cara online. Saat ini sudah

banyak penyedia layanan keuangan yang menawarkan berbagai fasilitas

pinjaman online salah satunya terdapat pada aplikasi

73
Kredivo. Dengan adanya aplikasi tersebut seseorang yang ingin

mengajukan pinjaman cukup mendownload aplikasi atau mengakss

website penyedia layanan pinjaman, mengisi data dan mengupload

dokumen yang dibutuhkan, dan dalam hitungan hari, pinjaman langsung

cair ke rekening nasabah. Dari informasi yang didapatkan oleh penulis

atas hasil wawancara alasan masyarakat menggunakan aplikasi Kredivo

untuk melakukan kredit online adalah dari pendaftarannya yang mudah,

proses cepat, mendapatkan bunga yang ringan, bisa melalukan kredit

tanpa DP, serta tidak harus keluar rumah untuk mencari tempat

peminjaman uang. Dengan adanya pinjamanonline tersebut masyarakat

akan lebih mudah untuk mencari pinjaman dalam keadaan mendesak.

Kredit online jika dianalisis menggunakan pendekatan hukum

Islam mengenai rukun dan syaratnya adalah sebagai berikut:

1) Muqrid

Pada perjanjian layanan aplikasi Kredivo, perusahaan kredit

online memberikan pinjaman kepada kreditur sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, perusahaan pinjaman

kredit online tidak wajib menerima pengajuan pinjaman setiap calon

Nasabah, hanya pengajuan pinjaman yang sesuai denganpersyaratan

yang akan diterima. Jadi, perusahaan kredit online meminjamankan

dana kepada Nasabah tanpa adanya unsur paksaandan perusahaan

tersebut memberikan pinjaman berdasarkan

74
kehendak perusahaan tersebut tanpa adanya pihak ketiga yang ikut

campur.

2) Muqtarid

Seseorang yang berhak melalukan pinjaman online adalah

sesorang yang sudah dewasa atau cakap hukum karena akan

mengadakan perjanjian yang mengikat, dikatakan dewasa ataucakap

hukum artinya berusia minimal 18 tahun dan memiliki KartuTanda

Penduduk (KTP) sebagai bukti seseorang tersebut telah berusia 18

tahun.

Pada aplikasi Kedivo sudah memenuhi syarat tersebut dapat

dilihat dari Praktik pengajuan kredit yang diharuskan mengapload

foto selfie dengan memengang KTP sebagai bukti bahwa calon

peminjam telah berusia 18 Tahun artinya sudah baligh atau cakap

hukum.

3) Ma‟qud „alaih (uang atau barang)

Jika calon kreditur sudah mendaftar maka selanjutnya dalam

aplikasi akan muncul nominal dana yang bisa dipinjam atau yang

bisa diajukan sebagai pinjaman. Dalam aplikasi Kredivo tersebut

sudah mencantumkan bunga pinjaman seperti jumlah yangdipinjam,

jumlah yang cair dan jumlah yang harus dibayar atau dikembalikan.

Jadi uang yang dipinjamkan sudah jelas ukurannya baik dalam

takaran, timbangan dan bilangan karena sudah jelas tercantum

didalam aplikasi pinjaman kredit online tersebut.

75
4) Sighat (ijab dan qabul)

Pinjaman Kredit online dilakukan melalui aplikasi, maka

proses pengajuan dilakukan secara online. Melalui proses ini,

dimulai dari intalasi aplikasi, pengisian data atau informasi pribadi,

verifikasi, penentuan limit kredit, hingga pencairan dana yang

dilakukan lewat sistem secara online. Diera modern sepertisekarang

ini bentuk ijab dan qabul sudah tidak lagi diucapkan, akan tetapi

dilakukan dengan sikap mengambil barang danmembayar uang dari

pembeli, dan menerima serta menyerahkan barang oleh penjual

tanpa ada ucapan apapun.

Pada ketentuan layanan pinjaman kredit online telah

ditetapkan bahwa pemberi pinjaman yang belum memiliki

pengetahuan dan pengalaman pinjam meminjam, disarankan untuk

tidak menggunakan layanan pinjaman ini dan penerima pinjaman

harus mempertimbangkan tingkat bunga pinjaman dan biaya lainnya

sesuai dengan kemampuan dalam melunasi pinjaman. Jadi sangat

jelas bahwa penyedia jasa keuangan tersebut tidak adanya unsur

paksaan karena sebelum calon nasabah melakukan pinjaman, ia

terlebih dahulu membaca ketentuan layanan tersebut. Setelah

membaca ketentuan layanan, keputusan ada pada calon nasabah

apakah ingin mengajukan atau tidak.49

49
Karina. Analisis Hukum Islam Terhadap Kredit Online (Studi Kasus pada
Mayarakat Kelurahan Palanro Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru).(Parepare:
IAIN Prepare, 2020). Hlm 54-55

76
Akan tetapi, pelaksanaan kredit di aplikasi ini mnejadi

masalah, karema ada tambahan ketika pembayaran yang berupa

bunga atau riba ataupun denda yang sebelumnya sudah diketahui

oleh pengguna Kredivo. Seperti yang sudah dijelaskan diatas,

apabila tambahannya melebihi batas wajar maka itu dinamakan riba.

Disebut bunga apabila tambahannya masih dalam batas wajar atau

tidak berlebihan.

2. Pemahaman Masyarakat Tentang Riba dalam Kegiatan Perekonomian

Kegiatan pinjam meminjam uang secara langsung merupakan

praktik yang berlangsung ditengah masyarakat dalam bentuk perjanjian

tertulis maupun tidak tertulis sebagaimana diatur pada Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/PJOK.01/2016 tentang Layanan

Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Dalam hal ini

masyarakat sangat berminat dalam pinjam meminjam karena adanya

pendanaan yang cepat dan karena sebab suatu hal tertentu keuangan

konvensional tidak dapat melayani contohnya dalam perbankan, pasar

modal, atau perusahaan pembiayaan. Dalam perekonomian pasti

menimbulkan kemanfaatan, maka adapun kerugian yang dialami

begitupun dampak yang secara langsung akan menjadi tanggung jawab

dari kedua belah pihak yang bersepakat.50

50
Juliantri Nur Jannah. Perjanjian Pinjam Meminjam Secara Online
(Financial Technology) Perspektif Hukum Perdata dan Hukum Islam. Magister
Kenotariatan Universitas Islam Malang. Hlm 5

77
Dengan berkembangnya perekonomian digital pada saat ini,

masyarakat telah berupaya dalam mengembangkan inovasi penyedia

layanan dalam kegiatan pinjam meminjam yang mana dapat ditandai

dengan adanya layanan jasa pinjam meminjam uang berbasis teknologi

informasi yang dinilai sangat berkontribusi bagi pembangunan dan

perekonomian nasional. Teknologi informasi telah mengubah

masyarakat untuk menciptakan jenis-jenis dan peluang bisnis yangbaru,

serta dapat menciptakan jenis pekerjaan dan karier baru dalam pekerjaan

manusia.51

Dalam pelaksanaan layanan pinjam meminjam secara online di

Aplikasi Kredivo dapat dilihat dari perhitungan kredit yang telah

ditetapkan pada aplikasi tersebut, yakni: Periode pembayaran 30 hari

(minimum) Bunga: 0%, Periode pembayaran cicilan 3, 6 dan 12 bulan

Bunga: 46.22-53,36% / tahun (bunga hanya dibebankan ke tagihan

berjalan yang belum terbayar), 2,6% (bunga hanya dibebankan ke

tagihan berjalan yang belum terbayar, jadi jika dilihat dari hukumIslam,

Hukum pinjam meminjam secara Online di Kredivo termasuk dalam

kategori Riba. Keharaman Riba untuk pertama kalinya secara implisit

dijelaskan dalam ayat 39 surah al-Rum yang berbunyi sebagai

berikut:

‫ََللااوَابما‬
‫ا‬ ‫َدا‬
‫ل اا‬‫َا اال اافسَا اَا ا‬
‫َا‬ ‫ااامَاااه َا اَاا‬ ‫ااوَابماآتَاا‬
‫ا آتَاا‬ َ‫ا‬ ‫أَاا الاىا ا اَاا‬ ‫زبَا اب َااباس‬ ‫َ اَتَااَام‬‫ا‬
‫َ اَتَ اا‬‫ا‬ ‫اىا‬ ‫َ َاابسَا او‬ ‫َام َا ا‬
‫ا‬ ‫َا ا‬
‫َام‬ ‫اع‬ ‫ااو اب‬ ‫َااو‬
‫ا‬
َ
ٰ‫َااا‬

‫ااعَاافعَا او ا‬
‫ن‬ ‫َاااااكها اَمااااا اَالاا‬ ‫فَااأو ا‬
‫َاَلل ام‬ ‫لَاا اا‬
‫َئ‬
78
‫وجه‬
‫ا‬ ‫ااماَاااهشاااسَا ا‬
‫َاابكاَااة َاداو ا‬
‫ن‬
‫تَا‬

‫‪51‬‬
‫‪Ibid. hlm 5-6‬‬

‫‪79‬‬
“Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka Riba itu tidak menambah
pada sisi Allah, dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).” (Q.s. al-Rum [30]: 39).

Pengetahuan masyarakat akan Riba dalam kegiatan Utang Piutang

Melalui media Online masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari masih

banyaknya praktik utang piutang yang dilakukan masyarakat yang

mengandung unsur Riba. Masyarakat hanya mengetahui Riba tetapi belum

memahami bentul yang dimaksud dengan Riba sebenarnya.

“Untuk Riba sendiri aku juga belum paham banget bagaimana

devinisinya ”52

Dari pernyataan masabah Kredivo tersebut sudah sangat jelas bahwa

masyarakat belum paham mengenai Riba. Mereka hanya melihat dari sistem

pendaftaran dan pengajuan kredit yang sangat mudah sehingga

mengacuhkan adanya unsur Riba didalamnya.

3. Tinjauan Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah

Terhadap Praktik Hutang Piutang melalui media online Kredivo.

Berdasarkan Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 tentang

Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip

Syariah mengenai akad yang digunakan didalam Layanan Pembiayaan

52
Wawancara Dita. Nasabah Aplikasi Kredivo, Karanglangu, tanggal 9 Agustus
2020

80
Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah tersebut salah satunya

adalah akad Qard yaitu akad pinjaman dari pemberi pinjaman dengan

ketentuan bahwa pemberi pinjaman wajib mengembalikan uang yang

diterimanya sesuai dengan waktu dan cara yang disepakati.

Adapun ketentuan hukum dalam Layanan Pembiayaan Berbasis

Teknologi Informasi dibolehkan dengan syarat sesuai dengan prinsip

syariah dan pelaksanaan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi Wajib Mengikuti Ketentuan yang terdapat dalam Fatwa ini.

Ketentuan prinsip syariah yang dimaksud adalah:

1) Terhindari dari riba, gharar (ketidakpastian), maysir (spekulasi), tadlis

(menyembunyikan cacat), dharar (merugikan pihak lain), dan haram;

2) Akad baku memenuhi perinsip keseimbangan, keadilan, dan kewajaran

sesuai syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Akad yang diguanakan selaras dengan karakateristik layanan

pembiayaan seperti al-bai‟, ijarah, mudharabah, musyarakah, wakalah

bi al ujrah, dan qard;

4) Terdapat bukti transaksi yaitu berupa sertifikat elektronik dan harus

divalidasi oleh pengguna melalui tanda tangan elektronik yang sah;

5) Transaksi harus menjelaskan ketentuan bagi hasil yang sesuai dengan

syariah;

81
6) Penyelenggara layanan boleh mengenakan biaya (ujrah) dengan prinsip

ijarah.53

Adapun praktik kredit dalam aplikasi Kredivo yang memberikan

layanan pinjaman uang dengan menggunakan akad qard tidak sesuai dengan

Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 tentang LayananPembiayaan

Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah, dikarenakan

didalam praktik Kredit pada aplikasi Kredivo terdapat beberapa hal yang

tidak sesuai dengan syariat yakni terdapat biaya administrasi yang diambil

dari layanan tersebut serta terdapat kelebihan nilai dalam pengambilan

jumlah pokok piutang.

Namun, disisi lain praktik kredit pada aplikasi Kredivo

menerangkan dengan nyata bahwa ada penambahan nilai pokok pada

jumlah pinjaman termasuk kedalam kategori bunga atau Riba, yang sudah

dijelaskan juga bahwa Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Berdasarkan Prinsip Syariah wajib terhindar dari transaksi Riba.

B. Analisis Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen terhadap praktik hutang piutang melalui media online

Kredivo

Kredivo adalah aplikasi Kredit Online yang memberikan

kemudahan untuk beli sekarang bayar nanti dalam 30 hari tanpa bunga atau

dengan cicilan 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan.

53
Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan Pembiayaan
Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah

82
Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa “Perlindungan konsumen

adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan kepada konsumen”. dalam pasal tersebutdiharapkan

sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang

merugikan pelaku usaha hanya demi kepentingan perlindungan konsumen.

Jika dilihat dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa

penyelenggaran layanan meminjam uang pada aplikasi Kredivo adalah

badan hukum Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan

mengoperasikan layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi

informasi. Kredivo tersebut berbentuk PT yang sudah terdaftar pada

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selanjutnya pada pasal 2 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dikatakan pula bahwa perlindungan konsumen

berdasarkan asas manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan

keselamatan konsumen, serta kepastian hukum.

Berdasarkan asas manfaat yang dimaksudkan untukmengamanatkan

bahwa segala upaya daam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen.

hal ini dibuktikan dalam praktik pinjaman online pada aplikasi kredivo

sangat memberikan manfaat kepada nasabah karena dari pendaftarannya

yang mudah, proses verifikasi data cepat, bunga

83
ringan serta dapat melakukan kredit tanpa uang muka terlebih dahulu, dapat

memudahkan masyarakat yang memerlukan dana cepat sebagai penutup

kebutuhan sehari-sehari.

Sedangkan untuk asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi

seluruh rakyat dapat mewujudkan secara maksimal dan memberikan

kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh hakya

dan melaksanakan kewajibanya secara adil. Pada praktiknya bahwa

pinjaman di aplikasi Kredivo belum sesuai dengan asas keadilan padapasal

2 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

seperti belum memperhatikan risiko kredit atau gagal bayar yang

ditanggung sepenuhnya oleh pemberi pinjaman. Tidak ada lembaga atau

otoritas Negara yang bertanggung jawab atas risiko gagal bayar ini.

Menurut asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan

keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah

dalam arti materiil dan spiritual. Dalam melakukan transaksi pinjam

meminjam online pada aplikasi Kredivo kedudukan para pihak yang

seimbang sulit diwujudkan, hal ini karena terdapat sistem bunga didalam

transaksi tersebut sehingga dapat merugikan salah satu pihak.

Menurut asas keamanan dan keselamatan dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen

dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

dikonsumsi atau digunakan. Perlakuan Kredivo melalui pihak ketiga yang

bertugas sebagai collection terhadap nasabah dengan cara memaki,

84
megancam, mempermalukan, mengintimidasi, dan sebagaimnya bukanlah

sikap yang patut dibenarkan. Meskipun posisinya sebagai peminjam,

debitur memiliki hak yang sama sebagai konsumen. Maka dalam hal ini

Kredivo tidak sesuai dengan asas kemanan dan keselamatan karena

praktinya dalam melakukan penagihan tidak manusiawi.

Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun

konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin

kepastian hukum. Dalam layanan pinjaman online di aplikasi Kredivo

pemerintah yaitu dalam hal ini otoritas jasa keuangan, tidak bertanggung

jawab atas setiap pelanggaran atau ketidakpatuhan oleh pengguna, baik

pemberi pinjaman maupun penerima pinjaman (baik karena kesengajaan

atau kelalaian pengguna) terhadap ketentuan peraturan perundang-

undangan maupu kesepakatan atau perikatan antara penyelenggaran dan

pemberi pinjaman dan/atau penerima pinjaman.

Sebagaimana pasal 3 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri

Dalam pinjaman Online layak atau tidaknya calon peminjam

ini harus dikemukakan secara jelas oleh perusahaan Kredivo, jangan

memaksakan memberi pinjaman terhadap calon peminjam yang tidak

85
layak karena berpotensi menambah masalah calon peminjam karena

terbelit hutang.

Pada praktiknya Kredivo belum meningkatkan sistem

kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi

diri dalam risiko terbelit hutang, sehingga siapa saja yang telah

mendaftar dan sudah mengisi semua persyaratan yang telah diminta bisa

langsung menggunakannya untuk melakukan pinjaman.

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannnya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa

Layanan pinjaman Online seharusnya menjaga harkat dan

martabat konsumen dengan cara menjaga data diri dan nama baik

konsumen dalam menggunakan aplikasi Kredivo agar terhindar dari

akses negatif yang ditimbulkan.

Kehadiran aplikasi pinjaman Online memang memberikan

alternative dan kemudahan pinjaman masyarakat, namun dalam

pengembalian pinjaman jika nasabah telat membayar maka akan

dilakukan penagihan yang tidak manusiawi. Penagihan dilakukan

dengan cara memaki, mengancam bahkan dalam bentuk pelecehan

seksual.

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih menentukan,

dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen

Disini Instrumen hukum tidak dimaksudkan untuk mematikan

usaha para pelaku usaha, tetapi justru mendorong menciptakan iklim

86
usaha yang sehat dan melahirkan perusahaan yang tangguh dan

kompetitif.

Para nasabah Kredivo yang merasa dirugikan dengan cara

penagihan yang tidak manusiawi atau data diri yang disebarluaskan

karena pada saat jatuh tempo belum bisa membayar pinjaman maka

dapat menunut hak-haknya sebagai konsumen.

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi

Setiap perbuatan hukum yang dilakukan oleh masyarakat

tentunya sudah diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan di

Indonesia. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat dilindungi dalam

setiap melakukan kegiatannya.

Dari pernyataan tersebut aplikasi pinjaman Online Kredivo

dalam praktiknya sudah sesuai unsur kepastian hukum dan keterbukaan

informasi serta akses untuk mendapatkan informasi yang berupa

perhitungan kredit, jangka waktu, keuntungan memakai Kredivo, yang

sudah ada ditampilan aplikasi Kredivo sebelummelakukan pinjaman.

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggungjawab dalam berusaha

87
Dalam pinjaman online aplikasi Kredivo prinsiptanggungjawab

juga disertai dengan pembatasan oleh palaku usahauntuk dicantumkan

klausula eksonerasi54 dalam perjanjian standar yang dibuatnya.

Prinsip tanggung jawab ini sangat merugikan konsumen bila

diterapkan secara sepihak oleh Kredivo. Dalam Undang-undang

Perlindungan Konsumen, seharusnya Kredivo tidak boleh secara

sepihak menentukan klausula yang merugikan konsumen termasuk

membatasi maksimal tanggungjawabnya. Jika ada pembatasan, mutlak

harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang jelas.

6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Seperti dalam melakukan praktiknya Kredivo belum menjamin

adanya sistem kenyamanan, keamanan dan keselamatan pada saat

pengembalian pinjaman oleh Nasabahnya pihak Kredivo malah

cenderung merugikan peminjam. Dalam upaya penagihan pihak layanan

pinjaman online tidak hanya melakukan penagihan kepada peminjam

saja melainkan kepada seluruh nomor kontak yang ada dalam

handphone milik peminjam, Penagihan dilakukan dengan cara memaki,

mangancam bahkan dalam bentuk pelecehan seksual, bunga

pinjaman tidak terbatas, penagihan dilakukan tanpa kenal waktu.


54
Lihat exonerate dalam kamus besar Bahasa Inggris-Indonesia, yang artinya
membebaskan diri dari tuduhan/membuktikan tidak bersalah, oleh John M. Echols dan
Hassan Shadily, (Jakarta: PT. Gramedia, 1995)

88
Dari penjelasan diatas bahwa praktik utang piutang melalui aplikasi

Kredivo belum sepenuhnya sesuai dengan Undang-undang No 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen khususnya pada pasal 3 yang

membahas mengenai tujuan Perlindungan Konsumen. Kredivo belum

memperhatikan bagaimana dampak atau risiko yang ditimbulkan jika pada

saat penagihan utangnya dilakukan dengan cara tidak manusiawi.

Kasus yang dialami oleh pengguna pinjaman online yang tidak wajar

ini membuktikan bahwa terdapat perusahaan pinjaman online yang tidak

memperhatikan latar belakang, kelayakan dan kemampuan pinjaman atau

dikenal dengan istilah credit scoring (penilaian kredit) yang merupakan

metode yang dipakai oleh suatu lembaga pembiayaan didalam menemtukan

layak atau tidaknya untuk menerima pinjaman dari lembaga tersebut.

Layak atau tidaknya calon peminjam ini harus dikemukakan secara

jelas oleh perusahaan pinjaman online, hal ini sesuai dengan nilai-nailai

dalam ketentuan OJK sebagai berikut:55

1) Perusahaan pinjaman online wajib menyampaikan informasi dan alasan

kepada calon peminjam mengenai penerimaan, penundaan, atau

penolakan permohonan pinjaman

55
Disarikan dari pasal 31 Nomor 77/PJOK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Inofrmasi.

89
2) Perusahaan pinjaman online wajib menggunakan istilah, frasa dan/atau

kalimat yang sederhana dalam bahasa Indonesia yang mudah dibaca dan

dimengerti oleh calon peminjam

3) Perusahaan pinjaman online wajib memperhatikan kesesuaian antara

kebutuhan calon peminjam

90
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya baik landasan teori tentang

hutang piutang di bab II maupun tentang hasil penelitian tercantum dibab

III kemudian dianalisa yang dituangkan di bab IV. Maka bab ini penulis

dapat menyimpulkan bahwa:

1. Langkah pertama apabila akan bertransaksi kredit dengan

menggunakan aplikasi Kredivo, pengguna harus menggunduh

aplikasi tersebut di App Store atau Play Store yang terdapat di

android. Jika penggguna ingin mendaftarkan diri menjadi pemohon

maka syarat utama memiliki pekerjaan. Apabila belum memiliki

pekerjaan pengajuan kredit tidak akan diterima.

Dalam melakukan transaksi pun juga mudah, hanya mencari barang

yang dinginkan dan melakukan pembelian dengan metode

pembayaran yang bisa dikredit.

2. Bedasarkan Teori Hukum Islam kredit Online dalam aplikasi

Kredivo tidak sah karena menerangkan bahwa penambahan harga

termasuk ke dalam bunga, sedangkan bunga dalam transaksi jual beli

menurut syariat dikategorikan sebagai Riba. Sangat jelas dikatakan

dalam Islam bahwa Riba adalah haram hukumnya karena sama

halnya dengan rentenir yang memeras harta nasabahnya,

91
dalam pengambilan bunga pada Kredivo terdapat unsur dzalim

dengan semakin bertambahnya bunga jika nasabah belum bisa

membayar. Dalam praktiknya di aplikasi Kredivo Berdasarkan

Fatwa DSN MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 terdapat beberapa hal

yang tidak sesuai dengan syariat yakni terdapat biaya administrasi

yang diambil dari layanan tersebut serta terdapat kelebihan nilai

dalam pengambilan jumlah pokok piutang. Praktik Hutang Piutang

pada aplikasi Kredivo juga menerangkan dengan nyata bahwa ada

penambahan nilai pokok pada jumlah pinjaman termasuk kedalam

kategori bunga atau Riba, yang sudah dijelaskan juga bahwa

Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan

Prinsip Syariah wajib terhindar dari transaksi Riba. Sesungguhnya

aplikasi tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat muslimjika

sistem bunga dirubah dengan menggunakan sistem yang lebih syar’i.

3. Dalam melakukan penagihan pihak Kredivo belum sepenuhnya

sesuai dengan Asas dan Tujuan Undang-undang No. 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini dapat dilihat dari pihak

ketika (collection) yang melakukan penagihan dengan cara yang

tidak menuawi, memaki, mengintimidasi bahkan dengan cara

pelecehan seksual.

92
B. Saran
Berdasarkan penelitian tentang Hutang Piutang Melalui Media

Online di Aplikasi Kredivo dalam Perspektif Undang-undang No.8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Islam, dapat

disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dihimbau untuk

lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi kredit. Masyarakat

juga dihimbau untuk dapat memastikan bahwa lembaga pembiayaan

tersebut menjamin menganai kerahasiaan informasiyang diberikan

oleh nasabahnya.

2. Pihak Kredivo sebaiknya menjaga informasi nasabah agar tidak

terjadi kebocoran data yang berdampak fatal dan dapat

disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

93
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an

Katsir Ibnu. Al-Qur‟an Terjemahan dan Tafsir per kata. Bandung: Syafa
Jabal Raudatul Janah, 2010

Hadist/Syarah Hadist/Ulumul Hadist

Az-Zuhaili Wabbah. Al-Fiqh, Al-Islam, Wa Adillatuhu, Penerjemah Abdul


Hayyie Al-Kattani dkk. Jakarta: Gema Insani, 2011

Fiqh/Ushul Fiqh/Hukum

Abdullah Ru’fah, Sohari Sahrani. Fiqh Musmalah. Bogor: Ghalia


Indonesia, 2011

Az-Zuhaili Wabbah. Fiqh Islam 5. Jakarta: Gema Insani, 2011

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah; Fiqh Muamalah. Cet ke-1. Jakarta:


Kencana, 2012

Rifa’i Moh. Fiqh Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra, 1975

Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah Jilid IV. Jakarta: Darul Fath, 2004

Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005

Shidieqy Ash Muhamad Teuku. Hukum Fiqh Islam, Cet 2. Semarang:


Pustaka Rizki Putra, 2001

Syarifuddin. Garis-garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana, 2010

Zuhaili Wabbah. Fiqh Iman Syafi‟i. Jakarta: Almahira, 2010

Lain-lain

Aisyah Zakiyah. Analisis Hukum Islam Terhadap Mekanisme Kredit Online


Menurut Pandangan Ahmad Zahro. Skripsi, Surabaya: Universitas
Negeri Sunan Ampel, 2019

94
Assegaf Zalfa Zainab. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Utang
Piutang Melalui Media Online. Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019

Christine, Kansil. Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia.


Edisi Kedua. Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2013

Faradisa Azwida Nabila. Pengaruh Komunikasi Merek, Citra Merek dan


Kepercayaan Merek Melalui Media Online Terhadap Loyalitas
Merek pada E-Commerce. Skripsi Yogyakarta: Universitas Islam
Fakultas Ekonomi, 2019

Firanda Asdina Gika, Dkk. Nagih Utang (Debt Collector) Pinjaman Online
Berbasis Financial Technology. Diponegoro Law Jurnal, Volume 8,
Nomor 4, 2019

Ghazy Rahman Ab. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Utang


Piutang Melalui Media Online. Skripsi Universitas Raden Intan
Lampung, 2019

Hadi Abdul Sura’i. Bunga Bank dalam Islam, Terjemahan Thalip.


Surabaya: Iklas,1993

Hasana Nur dan Ach Fadlail. Pengembalian Barang Hutangan dengan


Format Gotong Royong dalam Pembangunan Rumah. Universitas
Ibrahimy Sukoharjo Sibubondo, Jurnal Istidhal Vol. 5, Nomor 1,
April 2019

Hidayatun Nadifah. Studi Penerapan Akad Qard pada Poduk Talangan Haji
Tahun 2012 di BTN Syari‟ah Cabang Surabaya dalam Perspektif
Hukum Islam. Skripsi. Surabaya: Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel, 2012

Irmawati Dewi. Pemanfaatan E-Commerce dalam Bisnis. Politeknik Negeri


Sriwijaya. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis ISSN 2085-1375,Edisi ke-VI,
November 2011

95
Jannah Nur Juliantri. Perjanjian Pinjam Meminjam Secara Online
(Financial Technology) Perspektif Hukum Islam. Jurnal Hukum dan
Kenotariatan. Universitas Islam Malang, 2020

Jannah Rohmatika Annisa. Analisa Hukum Islam Terhadap Praktik Utang


Piutang Secara Online di www.pinjamyuk.co.id. Skripsi. Surabaya:
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2019

Karina. Analisa Hukum Islam Terhadap Kredit Online (Studi Kasus pada
Masyarakat Kelurahan Palanro Kecamatan Mallusetrasi
Kabupaten Barru). Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Pare-Pare,
2020

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Penika Cipta, 2015

M. Echols John, Shadily Hassan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


PT. Gramedia, 1995

Miru Ahmadi dan Yodo Sutarman. Hukum Perlindungan Konsumen. Ed


Revisi, cet 10. Jakarta: Rajawali Pers, 2017

Nasution Az. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: PT


Grasindo, 2020

Nor Dumairi HM, Dkk. Ekonomi Syari‟ah Versi Salaf. (Pasuruan: Pustaka
Sidogiri, 2008

Nugraha Adi Rifan, Dkk. Pelindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam


Transaksi Online. Jurnal Serambi Hukum, Vol. 08, No. 02, Agustus
2014-Januari 2015

Nurwidayati Dewi. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Utang Piutang


dengan Sistem Usum di Demangan Kecamatan Siman Kabupaten
Ponorogo. Skripsi. STAIN Ponorogo, 2016

96
Priliasasi Erna. Pentingnya Perlindungan Data Pribadi Dalam Transaksi
Online (The Urgency of Personal Protection In Peer to Peer
Lending). Majalah Hukum Nasional Nomor 2, 2019

Susanto Happy. Hak-hak Konsumen jika dirugikan. (Jakarta Selatan:


Transmedia Pustaka, 2008

Susiadi. Metodologi Penelitian (Penelitian dan Penerbitan LP2M).


Lampung Pusat: Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2015

Wahab Fathul. Riba: Transaksi Kotor dalam Ekonomi. Iqtishodia Jurnal


Ekonomi Syariah (2017) Vol. 02 No. 02.

Widagdo Budi Prasetyo. Perkembangan Elektronik Commerce (E-


Commerce) di Indonesia. Researchgate Article, 2016

Peraturan Perundang-Undangan

Fatwa DSN-MUI No: 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan


Pembiayaan Berbasis Teknologi Infomasi Berdasarkan Prinsip
Syariah.

Wawancara

Wawancara Bela. Nasabah Aplikasi Kredivo, Karanglangu, tanggal 12


Agustus 2020

Wawancara Lala. Nasabah Aplikasi Kredivo, Karanglangu, tanggal 14


Agustus 2020

Wawancara Dita, Nasabah Aplikasi Kredivo, Karanglangu, tanggal 8


Agustus 2020

Website

https://blog.kredivo.com/cara-daftar-dan-berbelanja-kredivo/ diakses pada


Minggu 5 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB

97
https://blog.kredivo.com/kredivo-resmi-terdaftar-diotoritas-jasa-keuangan,
diakses pada Jum’at, 14 April Pukul 03.00 WIB

https://tafsirweb.com/1046-Quran-surat-al-baqarah-ayat-280.html diakses
pada Minggu 11 April 2020 Pukul 10.25 WIB

https://cekaja.com/info/adab-utang-piutang-dalam-islam siakses pada


Rabu 8 April 2020 Pukul 10.00 WIB

https://www.kredivo.com/OJK/keterbukaan-informasi-html diakses pada


Kamis Oktober 2020

98
LAMPIRAN-LAMPIRAN

99
Pertanyaan Penelitian WAWANCARA
1. APAKAH KREDIVO AMAN ?

2. BAGAIMANA PENGLAMAN MEMINJAM UANG DI APLIKASI

KREDIVO ?

3. BAGAIMANA CARA MENDAFTAR PADA KREDIVO ?

4. APASAJA SYARAT-SYARAT YANG DIHARUS DIPENUHI JIKA

INGIN MELAKUKAN PENDAFTARAN DI APLIKASI KREDIVO ?

5. MENURUT ANDA APAKAH KREDIVO TERMASUK RIBA ?

6. BERAPA BUNGA YANG DIBEBANKAN OLEH KREDIVO ?

7. APASAJA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MENGGUNAKAN

APLIKASI KREDIVO ?

8. BAGAIMANA PENGALAMAN ANDA TELAT BAYAR KREDIVO ?

9. BAGAIMANA CARA MENUTUP AKUN KREDIVO ?

10. MENGAPA ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MEMAKAI APLIKASI

KREDIVO ?

11. SUDAH BERAPA KALI ANDA MELAKUKAN TRANSAKSI PADA

APLIKASKREDIVO

100
12.

101
102
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Karim

NIM 2116030053

TTL : Jorong pemantang sontang,12 - 10 - 2002

Alamat : Jorong pemantang sontang , Kec Sungai Aur, Kab. Pasaman

barat, Prov. Sumatera barat, Indonesia

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 14 Sungai Aur 2009

MTSN 05 Pasaman Barat 2015

MAN 2 Pasaman Barat 2018

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol 2021

103

Anda mungkin juga menyukai