Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGEMBANGAN ASURANSI BERBASIS SYARIAH DENGAN


MENGEDEPANKAN HUKUM ISLAM

BIDANG KEGIATAN :
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh :

Fitri Ismawati Nuraini ( 30301800169) / 2018


Hana Wandari (30301800176) / 2018

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


SEMARANG
2021
PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan : PENGEMBANGAN


ASURANSI BERBASIS
SYARIAH DENGAN
MENGEDEPANKAN
HUKUM ISLAM
2. Bidang Kegiatan : PKM – AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Hana Wandari
b. NIM : 30301800176
c. Jurusan : S1 Ilmu Hukum
d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Sultan
Agung
e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Perumahan Permata Puri Jl.
Bukit Tunggal Blok C4/ 4,
Ngaliyan, Semarang,
08122925237
f. Email : hanwandari21@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 2 (Dua) Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Andi Aina Ilmih, S.H., M.H
b. NIDN : 0906068001
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : 081321660524

Semarang, 10 Maret 2021

Menyetujui,
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Kami Hartono,S.H.,M.H) (Hana Wandari)


NIDN. 0008106001 NIM. 30301800176

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Muhammad Qomarrudin, S.T., M.Sc., Ph.D (Andi Aina Ilmih, S.H., M.H)
NIK. 210600023 NIDN. 0906068001

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Halaman Pengesahan ................................................................................... i

Daftar isi ....................................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

METODE ..................................................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 3

KESIMPULAN ............................................................................................ 9

UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ..................................................... 11


Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing .................................................... 13
Lampiran 3. Kontribusi Anggota Penulis Termasuk Dosen
Pendamping .............................................................................. 16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .......................................... 17
Lampiran 5. Surat Pernyataan Sumber Tulisan............................................. 18

ii
PENGEMBANGAN ASURANSI BERBASIS SYARIAH DENGAN
MENGEDEPANKAN HUKUM ISLAM

Fitri Ismawati Nuraini, Hana Wandari


S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Sultan Agung
Jl, Raya Kaligawe Km.4 Semarang, Indonesia
hanawandari21@gmail.com

ABSTRAK
Kewirausahaan yaitu melakukan segala aspek yang ada, untuk mendapatkan
sebuah peluang usaha baru baik berupa profit maupun non profit. Asuransi
berdasarkan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yaitu suatu
perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor
21/ DSN-MUI/X/2001, Asuransi Syariah yaitu usaha saling melindungi dan
tolong-menolong antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk
aset yang memberikan pola pengembalian guna menghadapi risiko tertentu
melalui akad yang sesuai dengan syariah . Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap Asuransi Syariah guna
pngembangan asuransi syariah diindonesia yang sesuai dengan nilai-nilai hukum
islam. Di dalam penelitian hukum ini, peneliti menggunakan Bahan Hukum
Primer dan Bahan Hukum Sekunder. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan bahan hukum yaitu studi kepustakaan.

Kata kunci : Kewirausahaan, Asuransi, Hukum Isam

ABSTRACK
Entrepreneurship is doing all existing aspects, to get a new business opportunity
in the form of profit and non-profit. Insurance based on Article 246 of the
Indonesian Commercial Code, which is an agreement, whereby an insurer binds
himself to an insured person, by receiving a premium, to compensate him for a
loss, damage, or loss of expected profit, which he may suffer. because of an event
that is not certain. In the fatwa of the National Sharia Council of the Indonesian
Ulama Council Number 21 / DSN-MUI / X / 2001,Sharia Insurance is an effort to
protect and help between a number of people or parties through investments in the
form of assets that provide a pattern of returns to deal with certain risks through a
contract that is in accordance with sharia. This study aims to increase public
interest in Islamic insurance in order to Indonesian sharia insurance in accordance
with the values of Islamic law. n this legal research, researchers use primary legal
materials and secondary legal materials. The technique used to collect legal
material is literature study.

Keywords : Entrepreneurship, Insurance, Islamic law.

iii
1

PENDAHULUAN

Praktik Asuransi sudah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW, yang


dikenal dengan istilah Aqilah. Aqilah berarti Asobah yaitu menunjukkan
hubungan ayah dengan pembunuh (Dr Muhammad Muhsin Khan 1979), dimana
Aqilah tersebut harus membayar sejumlah denda (diyat) kepada keluarga korban,
sebagai bentuk perlindungan keuangan untuk pewaris terhadap kematian yang
tidak diharapkan dari sang korban. Kesiapan untuk membayar kontribusi
keuangan ini sama dengan premi di praktik asuransi.
Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan bahwa
sistem Aqilah telah diterima Rasulullah sebagai bagian dari Hukum Islam, hal
tersebut dapat dilihat dari hadits yang menenrangkan tentang pertengkaran antara
dua orang wanita dari suku Huzail, dimana dalam pertengkaran tersebut
mengakibatkan seorang wanita dan jabang bayi dalam kandungannya tersebut
meninggal dunia karena laki-laki atau wanita, sedangkan kompensasi membunuh
wanita adalah diyat yang harus dibayar oleh Aqilah (saudara pihak ayah) dari
yang tertuduh dipukul dengan batu. Nabi Muhammad SAW dalam masalah ini
memberikan keputusan bahwa kompensasi membunuh anak bayi adalah
membebaskan seorang budak kepada ahli waris korban (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah ra).
Pada dekade 70-an, asuransi syariah muncul di beberapa negara Islam atau
negara dengan penduduk mayoritas Muslim (Islamic Insurance Society, 2016).
Faisal Islamic Bank of Sudan pada tahun 1979 memprakarsai berdirinya
perusahaan asuransi syariah, Islamic Insurance Co. Ltd. di Sudan dan Islamic
Insurance Co. Ltd. di Arab Saudi, dan keberhasilannya tersebut menginspirasi
berdirinya asuransi syariah di negara-negara lain seperti Dar al-Mam al-Islami di
Swiss, Takaful Islami di Luxemburg, Takaful Islam Bahamas di Bahamas, dan
Al-Takaful Al-Islami di Bahrain pada tahun 1983. Di Asia sendiri perusahaan
asuransi syariah diprakarsai oleh Malaysia pada tahun 1985 melalui sebuah
perusahaan asuransi jiwa bernama Takaful Malaysia. Selanjutnya Brunei,
Singapura, dan Indonesia juga mendirikan perusahaan asuransi syariah. Takaful
Indonesia berdiri sebagai perusahaan perintis pengembangan asuransi syariah di
Indonesia pada tahun 1994.
Maksud serta tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan ketertarikan
masyarakat baik islam maupun non islam terhadap asuransi syariah serta untuk
mengembangkan asuransi syariah di Indonesia yang sesuai dengan hukum islam
atau ekonomi syariah. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
Maka pertanyaan yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah ;
Bagaimana cara untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat baik islam maupun
non islam terhadap asuransi syariah serta untuk mengembangkan asuransi syariah
di Indonesia yang sesuai dengan hukum islam atau ekonomi syariah.
2

METODE PENELITIAN

Di dalam penelitian hukum ini, peneliti menggunakan Bahan Hukum Primer dan
Bahan Hukum Sekunder sebagai berikut :

Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat yang berupa peraturan
perundang-undangan, yaitu :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang


Perasuransian
2. Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
No. 63 Tahun 1992.
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 421/KMK.06/2003 tanggal 30
September 2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi
Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian.
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 422/KMK.06/2003 tanggal 30
September 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2003 tanggal 30
September 2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 424/KMK.06/2003 tanggal 30
September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 426/KMK.06/ 2003 tanggal 30
September 2003 tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi.
Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, yang terdiri dari buku-buku teks, termasuk skripsi, tesis, dan
disertasi hukum, internet, kamus hukum, dan jurnal-jurnal hukum yang terkait.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan bahan hukum yaitu studi
kepustakaan. Untuk menganalisis bahan hukum, teknik yang digunakan peneliti
adalah dengan menggunakan metode deduktif, yaitu suatu penalaran hukum yang
merupakan premis mayor adalah aturan hukum, sedangkan premis minornya
adalah fakta hukum.
3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa tahun belakangan ini, banyak aktivitas ekonomi berlandaskan


hukum Islam atau Syariah Islam. Aktivitas tersebut berhubungan dengan proses
produksi di industri jasa. Sehingga muncul Unit Usaha Syariah (UUS), seperti
Perbankan Syariah, Asuransi syariah, Pegadaian Syariah, Leasing Syariah, bahkan
sampai dengan pariwisata syariah. Hal ini tentu sangat wajar, karena rasionalitas
dan tataran sosial kehidupan manusia mengalami banyak perubahan, dari tataran
kehidupan sosial dan ekonomi yang memiliki kebebasan, sampai dengan tataran
ekonomi baru yang memerlukan nilai-nilai religius.
Berdasarkan teori Afzalur Rahman, 1996 : 11, Sistem Ekonomi Islam
memiliki karakteristik yang berbeda dengan ekonomi konvensional. Ekonomi
Islam merupakan sistem yang adil dan seksama serta berupaya menjamin
kekayaan tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar ke
seluruh masyarakat.
Al Qur’an Surah Al Hasyr ayat 7 berbunyi :

“Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat
(Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam
perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya
saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.”

Dengan berkembangnya Ekonomi Islam, maka aktivitas ekonomi semakin


seimbang. Dalam teorisasi ekonomi konvensional, tujuan utama aktivitas ekonomi
hanya untuk kepentingan duniawi tanpa memandang kepentingan ilahi.
Sedangkan dalam teorisasi Ekonomi Islam segala aktivitas ekonomi harus
memiliki tujuan yang seimbang yaitu antara duniawi dan kepentingan ilahi. Dalam
pandangan Islam, aktivitas ekonomi harus memperhatikan keseimbangan yang
sesungguhnya antara tujuan – tujuan material (kebendaan) dengan nilai- nilai
spiritual (kerohanian) yang sangat mutlak untuk kejayaan hidup didunia.
Dengan ajaran yang seimbang tersebut, maka Islam menganjurkan bahwa
setiap kegiatan investasi harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada didalam
agama Islam. Salah satu kegiatan investasi yang harus memperhatikan nilai-nilai
Islam tersebut adalah Asuransi. Didalam asuransi yang diinvestasikan adalah
jaminan yang diberikan penanggung (perusahaan asuransi) kepada yang
tertanggung untuk resiko kerugian yang telah ditetapkan di dalam perjanjian
4

(polis) bila terjadi kebakaran, sakit, kecurian, kerusakan atau kehilangan jiwa,
dengan kewajiban tertanggung membayar premi setiap bulannya. Asuransi pada
awalnya berkembang dengan sistem konvensional, namun demikian sampai
dengan saat ini telah berkembang menjadi asuransi syariah.
Menurut laporan tahunan Bappepam-LK menyebutkan bahwa
pertumbuhan industri asuransi syariah cukup baik pada tahun 2011 hingga sampai
saat ini. Pertumbuhan industri ini ditunjukan oleh meningkatnya jumlah kekayaan
dan dana invenstasi yang dimiliki industri perasuransian syariah sebesar Rp9,2
Triliun dan Rp7,8 Triliun (dilihat dari data yang belum dilakukan audit). Dari
angka tersebut, pertumbuhan yang terjadi pada industri ini sebesar 31,94% dan
33,76%.
Dengan melihat realitas perkembangan asuransi syariah tersebut, muncul
optimisme bahwa asuransi syariah dapat berkembang dengan pesat di Indonesia,
apalagi hampir 80 % penduduk indonesia adalah muslim. Namun demikian masih
muncul perdebatan dalam pelaksanaan asuransi syariah. Perdebatan tersebut
menyangkut pelaksanaan prinsip syariah dalam asuransi, tata kelola asuransi
syariah, permodalan asuransi syariah, dan sebagainya.
Asuransi syariah tidak hanya untuk kalangan Muslim semata, melainkan
terbuka untuk non-Muslim. Pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia
Yoga Prasetyo menyampaikan, beberapa pemegang polis yang memilih asuransi
syariah bukan karena terkait dengan prinsip agama tertentu. Prinsip yang dianut
dalam asuransi syariah yaitu asas tolong-menolong yang mencakup universal.
Asas tolong-menolong cenderung dipilih oleh para peminat non-Muslim
ketimbang memilih asuransi konvensional yang berasas mentrasfer resiko. Untuk
menggaet kalangan di luar Islam, asuransi syariah perlu dipasarkan secara
komprehensif mulai dari kriteria dan landasan yang menyertainya. Faktor utama
dan terbesar untuk mengembangkan asuransi syariah adalah bagaimana tenaga
pemasar mampu menjelaskan kepada calon nasabah untuk memahami konsep
asuransi syariah secara benar.
Beberapa prinsip syariah yang dapat diterapkan di dalam asuransi
sebenarnya tidak jauh dengan prinsip syariah di lembaga keuangan syariah
lainnya, prinsip tersebut antara lain Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik
dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakan untuk
hal – hal yang haram, Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi, Keadilan
pendistribusian kemakmuran, Transaksi dilakukan atas dasa ridha sama ridha,
Tidak ada unsur riba, Maysir (judi/spekulasi), dan Gharar (ketidakpastian/samar-
samar). Dengan prinsip-prinsip tersebut, asuransi dapat di jalankan sesuai dengan
syariah islam.
Terkait dengan adanya asuransi, Terdapat banyak pengertian asuransi yang
dapat kita mengerti, diantaranya berdasarkan Undang – Undang No. 2 tahun 1992,
yang dimaksud dengan asuransi adalah perjanjian antara dua belah pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
5

dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada


tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ke tiga yang mungkin akan
di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan. Selain pengertian tersebut masih terdapat
pengertian lainnya yang pada dasarnya menyampaikan bahwa asuransi adalah
kontrak pertanggungan antara tertanggung dengan penanggung (perusahaan
asuransi) dimana pihak penanggung memiliki kewajiban memberikan ganti rugi
kepada tertanggung apabila terkena musibah. Perjanjian ini mewajibkan
tertanggung membayar premi setiap bulan kepada penanggung.
Di dalam asuransi konvensional, terkumpulnya dana dari para tertanggung
selain digunakan untuk membayar klaim juga akan diinvestasikan oleh
penanggung di investasi-investasi yang produktif. Dimana hasil investasi tersebut
akan kembali kepada perusahaan setelah dikurangi biaya. Selain itu daam asurans
ini setiap tertanggung wajib membayar premi setiap bulannya, dan apabila tidak
ada klaim maka preni tersebut hangus. Dengan demikian terdapat beberapa
praktik asuransi yang bertentangan dengan syariah Islam, diantaranya aspek riba,
Menurut Syeikh Yusuf Al- Qardhawi asuransi konvensional itu sama dengan judi,
karena tertanggung mengharapkan harta jaminan atau tanggungan melebihi
jumlah pembayaran preminya. Oleh sebab itu, dalam asuransi tersebut juga ada
unsur ribanya (Syakir, 2004 : 299).
Apabila kita bandingan dengan Asuransi Syariah tentunya ada beberapa
perbedaan dimana definisi dari Asuransi Syariah sendiri menurut DSN adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset atau tabbaru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang
sesuai dengan syariah. Definisi ini memberikan pengertian bahwa asuransi syariah
dijalankan berdasarkan sifat saling menolong dan melindungi. Selain itu asuransi
syariah memiliki istilah yang lain yaitu takaful yang berasal dari kata kafala yang
berarti menanggung, menjamin. Sedangkan definisi lainnya menyebutkan
Asuransi syariah adalah suatu pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi
ketentuan syariah, tolongmenolong secara mutual yang melibatkan peserta dan
operator. Syariah berasal dari ketentuan-ketentuan di dalam Al-Quran (firman
Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw) dan As-Sunnah (teladan
dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. (Muhaimin Iqbal, 2005 : 2).
Dimana di dalam Asuransi Syariah Keuntungan investasi di bagi dua
antara nasabah selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pengelola dengan
prinsip bagi hasil. Sedangkan dalam asuransi konvensional keuntungan
sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tidak ada klaim nasabah tak
memperoleh apa-apa. Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam perusahaan
asuransi syariah yang merupakan suatu keharusan. Dewan ini berperan dalam
6

mengawasi manajemen produk serta kebijakan investasi supaya senantiasa sejalan


dengan syariat Islam. Oleh sebab itu, premi pada Asuransi Syariah adalah
sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas Dana Tabungan dan
Tabarru. Dana Tabungan adalah dana titipan dari peserta Asuransi Syariah (life
insurance) dan akan mendapat alokasi bagi hasil (al-mudharabah) dari pendapatan
investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Sedangkan, Tabarru’ adalah derma
atau dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika
sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi
(life maupun general insurance). (Syakir Sula, 2004 : 30).
Beberapa ayat di dalam Al Qur’an sering menjadi dasar dalam
menjalankan Asuransi syariah, ayat-ayat Al Qur’an tersebut diantaranya adalah :
(Muhamad Thoin, Anik, 2015 : 4-6)
Surat Al Maidah Ayat 2, yang artinya

“....tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S, Al-Maidah
5:2)

Surat Al Baqarah Ayat 185, yang artinya

“....Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu….” (Q.S. Al Baqarah 2 : 185)

Surat Al Taghaabun Ayat 11

“...tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah….” (Q.S, Al- Taghaabun 64 : 11).

Surat Hud Ayat 16, yang artinya

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya.” (Q.S, Hud, 11:16)

Surat An Naml ayat 64, yang artinya :

“…dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi ?
apakah disamping Allah ada tuhan yang lain ?...” (Q.S, An-Naml. 27:64)

Surat Al Hijr ayat 20, yang artinya :

“dan kami telah menjadikan untukmu dibumi keperluan-keperluan hidup, dan


(kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
memberi rezeki kepadanya.” (Q.S, Al-Hijr, 15:20)
7

Sehingga, dengan adanya asuransi Syariah maka kebutuhan manusia akan


jaminan kehidupan yang lebih baik akan terpenuhi, karena pada kenyataanya ciri
khas asuransi adalah pembayaran dari semua peserta untuk membantu tiap peserta
lainnya bila dibutuhkan. Prinsip saling menguntungkan ini tidak terbatas dalam
kadar paling ringan bagi perusahaan bersama tapi berlaku juga untuk semua
organisasi asuransi manapun walau bagaimana pun struktur hukumnya.
Di dalam Asuransi Syariah, Secara umum asuransi Syariah sangat berbeda
dengan asuransi konvensional. Asuransi Syariah dijalankan berdasarkan niat
untuk saling menolong, membantu terhadap sesama peserta. Sesuai dengan
perintah agama. Oleh karena itu prinsip – prinsip dalam asuransi Syariah sesuai
dengan Agama islam. Dimana prinsip – prinsip tersebut adalah :
Tauhid (Ketaqwaan)
Pada prinsip ini asuransi syariah dijalankan dengan dasar muamalah yang
telah ditentukan oleh Allah SWT, yaitu muamalah yang dapat membawa umat
manusia kepada ketaqwaan kepada Allah SWT. Muamalah yang dibangun dalam
asuransi syariah hendaknya berlandaskan pada surat tersebut. Dengan demikian
niat dalam asuransi syariah hendaklah tidak hanya untuk berinvestasi memperoleh
keuntungan, akan tetapi lebih luas lagi yaitu memperoleh pahala dari Allah SWT,
dengan muamalah yang sesuai ketentuan Allah.
Al – Adl (sikap adil)
Cukuplah bagi kita bahwa Al-quran telah menjadikan tujuan semua risalah langit
adalah melaksanakan keadilan. Dalam prinsip keadilan ini, Asuransi Syariah telah
memberikan keadilan yang sebenarnya, yaitu dengan memberikan kemudahan
bagi peserta asuransi untuk mengumpulkan dana dan mengembalikan dana itu
kembali jika peserta mengakhiri perjanjian dalam asuransi.

Asz-Dzulm (Kedzaliman)
Dalam prinsip ini, asuransi syariah dijalankan dengan memperhatikan keuntungan
yang diperoleh oleh para peserta, dengan demikian setiap produk asuransi syariah
harus memberikan keuntungan sebesar – besarnya bagi kesejahteraan peserta.

At Taawun (tolong menolong)


Al Maidah ayat 2, yang artinya : “....tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dengan prinsip ini maka di Asuransi Syariah setiap dana
peserta akan ditampung dan digunakan untuk membantu peserta lain, apabila
peserta tersebut berhenti dari program asuransi, maka dana tersebut dapat diambil
kembali.

Amanah (terpercaya)
Dalam praktik asuransi syariah, kejujuran tersebut di wujudkan dalam bentuk
pengelolaan dana yang transparan, yang dapat di ikuti oleh setiap peserta.
8

Perusahaan asuransi syariah akan memberikan laporan pengelolaan dana kepada


para peserta.

Gharar, Maisir, Dan Riba


Prinsip yang paling utama dalam muamalah Islami khususnya untuk Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) adalah prinsip Gharar, Maisir dan Riba. Ketiga hal
inilah yang secara haqiqi menjadi dasar para ulama mengharamkan semua
transaksi perbankan, asuransi, penggadaian, bursa efek, leasing, modal ventura
dan sebagainya, yang tidak menggunakan prinsip-prinsip syariah. Karena, dalam
operasionalnya pasti terdapat salah satu atau kalau tidak tiga-tiganya yang Gharah,
Meisir atau Riba.

Sehingga produk asuransi syariah telah dijamin bebas dari unsur Gharar,
maisir, dan riba. Dikarenakan Asuransi syariah kegiatannya diawasi oleh DSN
(Dewan Syariah Nasional), berfungsi untuk mengawasi semua operasional atau
kegiatan perusahaan agar terbebas dari praktik – praktik muamalah. Semua akad
asuransi telah menggunakan akad syariah, misalnya Mudharabah, Ijarah, wakalah,
wadiah, dan sebagainya. Di dalam Asuransi Syariah terdapat pemisahan antara
dana tabarru’ dengan dana perusahaan, sehingga tidak mengenal istilah dana
hangus, dana yang terkumpul dari peserta dalambentuk iuran atau kontribusi tetap
menjadi milik peserta, perusahaan atau entitas asuransi syariah hanya sebagai
pemegang amanah dalam mengelola dana tersebut. Selain itu perusahaan Asuransi
Syariah juga apat melakukan investasi sesuai ketentuan perundang undangan,
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip prinsip syariah Islam. Bebas dari riba
dan tempat investasi yang terlarang. Sumber pembayaran klaim diperoleh dari
rekening tabarru’, peserta saling menanggung, dan terlebih apabila salah satu
peserta mendapat musibah, maka peserta lainya ikut menanggung bersama risiko
tersebut.
Sehingga Asuransi Syariah merupakan alternatif pilihan proteksi bagi
pemeluk agama Islam yang menginginkan produk yang sesuai dengan hukum
Islam, Perkembangan Perbankan Islam menuntut peranan asuransi syariah untuk
pengamanan aset dan transaksi perbankan dimana telah ada beberapa kebijakan
pemerintah yang mendukung perkembangan Asuransi Syariah adalah
ditetapkannnya kewajiban agar asuransi haji dikelola oleh perusahaan asuransi
syariah.
9

KESIMPULAN

Sistem Ekonomi Islam memiliki karakteristik yang berbeda dengan


ekonomi konvensional. Ekonomi Islam merupakan sistem yang adil dan seksama
serta berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok
saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat. Dengan ajaran yang seimbang
tersebut, maka Islam menganjurkan bahwa setiap kegiatan investasi harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang ada didalam agama Islam. Salah satu
kegiatan investasi yang harus memperhatikan nilai-nilai Islam tersebut adalah
Asuransi. Didalam asuransi yang diinvestasikan adalah jaminan yang diberikan
penanggung (perusahaan asuransi) kepada yang tertanggung untuk resiko
kerugian yang telah ditetapkan di dalam perjanjian (polis) bila terjadi kebakaran,
sakit, kecurian, kerusakan atau kehilangan jiwa, dengan kewajiban tertanggung
membayar premi setiap bulannya.
Menurut Undang–undang no. 2 tahun 1992, yang dimaksud dengan
asuransi adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ke tiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Definisi asuransi syariah menurut fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional)
adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang
atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabbaru yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad atau perikatan
yang sesuai dengan syariah.Dimana prinsip yang dijalankan dalam asuransi
syariah adalah Tauhid ( Ketaqwaan ), Keadilan, Tidak Dzalim, At Tawaun (tolong
menolong), Amanah, dan terbebas dari unsur gharar, maisir, dan riba.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasihkami ucapkan kepada Allah SWT karena atas ridhanya


sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini. Terimakasih kepada ibu
Andi Aina Ilmih, S.H., M.H selaku dosen pembimbing, yang telah
banyakmembantu kami dalam menyelesaikan penulisan PKM ini. Kepada teman-
teman yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi dalam melaksanakan
PKM ini. Semoga artikel ilmiah yang telah kami tulis ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumber informasi baru. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami
ucapkan termakasih.
10

DAFTAR PUSTAKA

Sumber website/ halaman online

Portal Islam. 2015. Beginilah Asuransi Zaman Rasulullah


Website, https://www.portal-islam.id/2015/02/beginilah-asuransi-zaman-
rasulullah.html, Diakses pada tanggal 7 Maret 2021.

Indo Maritim. 2020. Pengertian Asuran Syariah, Begini Penjelasannya


Website,https://indomaritim.id/pengertian-asuransi-syariah-begini-
penjelasannya/#:~:text=Ketentuan%20hukum%20yang%20mengatur%20a
suransi,Pemerintah%20No.%2063%20Tahun%201992, Diakses pada
tanggal 8 Maret 2021

Manulife. Kenali dan Pahami Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional


Website, https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-dan-pahami-
perbedaan-asuransi-syariah-dan-konvensional.html, Diakses pada tanggal
8 Maret 2021
11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

Biodata Ketua
12

Biodata Anggota 1
13

Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Andi Aina Ilmih, S.H., M.H
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi : S1 Ilmu Hukum
4. NIP/ NIDN : 0906068001
5. Tempat dan Tanggal Lahir :
6. E-mail :
7. Nomor telepon/ HP : 081321660524

B. Riwayat Pendidikan
No Tempat Pendidikan Kota/ Negara Tahun Bidang Studi
Lulus
1 S2, Univ. Hasanuddin Makasar/ Indonesia 2013 Ilmu Hukum
2 S1, Univ. Hasanuddin Makasar/ Indonesia 2010 Ilmu Hukum
3 SMA Negeri 3 Makasar/ Indonesia 2006 -
4 SMP Negeri 1 Makasar/ Indonesia 2003 -
5 SDN Mangkura 1 Makasar/ Indonesia 2000 -

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/ Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/ pilihan SKS
1 Hukum Acara Perdata Wajib 4
2 Antropologi Hukum Wajib 2
3 Hukum dan Pembangunan
4 Hukum Kehutanan
5 Hukum Lembaga Pembiayaan
6 Hukum Keluarga & Harta Kekayaan
7 Hukum Internasional Wajib 4
8 Hukum Perdata Internasional
9 Hukum Internasional Perspektif Islam
10 Hukum & Hubungan Internasional Wajib 2
11 Hukum Maritim Nusantara
12 KS. Hukum Internasional
13 Hukum Siber dan ICT Wajib 2
14 Bahasa Inggris Hukum
15 Hukum Ekonomi Syariah
16 Ilmu Negara Wajib 3
17 Hukum Perlindungan Konsumen
18 Hukum Hak Tanggungan dan Pemindahan Wajib 2
Hak Atas Tanah
19 Hak Kekayaan Intektual Pilihan 2
20 PPKn Wajib 2
21 Pendidikan Pancasila Wajib 2
14

22 Pendidikan Pancasila Wajib 2


23 Pendidikan Pancasila Wajib 2
24 Pendidikan Pancasila Wajib 2
25 Kewarganegaraan Wajib 2
26 Kewirausahaan, Kepemimpinan & Dakwah Wajib 2
27 Sosiologi Wajib 2

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Kewajiban Pemberian Bantuan Hukum 2013
oleh Advokat dalam Kedudukannya
sebagai Of icium Nobile.
2 Pembangunan Hukum Nasional dalam 2016
Rangka Mewujudkan Keadilan (Suatu
Tinjauan dalam Pemberian Bantuan
Hukum oleh Advokat)
3 Analisis Kebijakan Keimigrasian dalam 2017
Upaya Pencegahan Penyelundupan
Orang dan Imigran Gelap di Indonesia
4 Morality as a base in politics and legal 2018
enforcement comes from the values
that living in the society (reconstruction
in thinking and behavior)
5 Ideal Electronic Contract Model as A 2019
Form of E-Commerce Disputes
Settlement
6 Juridic Analysis of Used Clothes 2019
Consumer Based on Article 4
Consumer Protection and Islamic Law
Perspective
7 Legal Aspect of The Use of Digital 2019
Technology Through Sharia Online
Transactions inTraditional Markets in
Increasing Community Economy
8 Legal Protection Of Personal Data 2020
Based On Electronic Transactions In
The Era Of The Digital Economy
9 Legal Analysis Of Financing 2021
Restructuring For Debtors Affected By
Covid-19 In The Sharia Multifinance
Institutions)

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1 Sosialisasi Hukum Tindak PKK Rw.2 2016
Pidana KDRT di Kelurahan Kelurahan
15

Banjardowo Semarang Banjardowo,Smg.


2 Sosialisasi Penanggulangan LPPM Unissula 2017
Penyalahgunaan Narkoba Di dan Desa Mitra
Dusun Dalangan, Desa Kab. Semarang
Sumogawe, Kab.Semarang
3 Peningkatan Kesadaran LPPM Unissula, 2018
Hukum Masyarakat dalam Fakultas Hukum
Memahami Dampak dan Tim
Penggunaan Media Sosial Penggerak PKK
secara Berlebihan di Kelurahan Kel.Banjardowo,
Banjardowo Smg.
4 Program Pendampingan LPPM Unissula, 2018
Pengrajin Desain Untuk Fakultas Hukum
Mendapatkan SIUP di Desa dan Desa Mitra
Mulyoharjo Mulyoharjo, Kab.
Jepara
5 Program Pendampingan LPPM Unissula, 2019
Hukum Transaksi Elektronik Fakultas Hukum
bagi Pedagang Pasar di dan Tim
Kel.Banjardowo, Kec.Genuk, Penggerak PKK
Kota Semarang. Kel.Banjardowo,
Smg.
6 Pendampingan Hukum Korban LPPM Unissula, 2019
KDRT di Wil.Sidomukti, Fakultas Hukum
Kendal dan Tim
Penggerak PKK
Kel.Sidomukti,
Kendal
7 Pendampingan Restrukturisasi LPPM Unissula, 2020
Pembiayaan Bermasalah bagi Fakultas Hukum
Masyarakat Yang Terdampak dan UKM Gerai
Covid-19 di Kel.Banjardowo. Kopi Banjardowo,
Semarang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak seduaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Semarang, 10 Maret 2021


Dosen Pendamping,

(Andi Aina Ilmih, S.H., M.H)


16

Lampiran 3. Kontribusi Anggota Penulis Termasuk Dosen Pendamping

No Nama Posisi Penulis Bidang Ilmu Kontribusi


1. Hana Wandari Ketua Hukum Menuliskan
bagian hasil
dan metote
penelitian
2. Fitri Ismawati Nuraini Anggota Hukum Menuliskan
bagian
pendahuluan
dan tujuan,
membuat
format
penulisan
proposal
17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


18

Lampiran 5. Surat Pernyataan Sumber Tulisan

Anda mungkin juga menyukai