Hana Wandari
Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung
“Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah
Kajian mengenai dampak penting pada lingkungan hidup dari suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan untuk digunakan sebagai pertimbangan pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.”
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Perubahan ini jelas mereduksi peran Amdal sebagai salah satu variabel pertimbangan
pemerintah dalam memberikan izin berusaha. Semula, Amdal berperan sebagai pengambil
keputusan tentang penyelenggaraan suatu kegiatan, kini Amdal hanya dipandang sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan. Ini menunjukkan sikap pemerintah yang cenderung
mengesampingkan masalah lingkungan. Padahal perlu diketahui bahwasanya hal ini sudah
tertulis secara jelas bahwa masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan hidup
yang layak sebagaimana tertuliskan dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945.
Selain itu, Pasal 23 ayat (11) Undang – Undang Omnibuslaw juga telah melanggar
UUD 45 Pasal 33 ayat (4) yang berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional”. Telah jelas termaktub dalam UUD 45 perekonomian nasional
diselenggarakan dengan berwawasan lingkungan, sedangkan dalam Undang – Undang
Omnibuslaw sendiri AMDAL bukanlah menjadi penentu akan suatu adanya penyelenggaraan
kegiatan dan kini AMDAL hanyalah sebagai pertimbangan pengambilan suatu keputusan.