NIM : 042757738
UPBJJ : SORONG
Unduhlah dan bacalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Undang-undang tersebut telah mengubah dan menghapus beberapa ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Tugas anda:
Jawaban :
Pembahasan ;
Sumber
2. Perizinan berusaha tidak bisa diterbitkan jika tidak ada persetujuan lingkungan.
Perubahan izin lingkungan menjadi persetujuan lingkungan dapat berdampak terhadap
izin pembuangan limbah karena diintegrasikan dalam izin lingkungan.
Undang-Undang (UU) No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja berdampak terhadap
sejumlah UU, salah satunya UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Sebagian pasal dalam UU PPLH mengalami
perubahan, dihapus, dan ditambah terutama yang berkaitan dengan keputusan
perizinan lingkungan hidup, seperti analisis dampak lingkungan hidup (amdal) dan izin
lingkungan.
Deputi Program Indonesian Center for Enviromental Law (ICEL), Grita Anindarini
mengingatkan UU PPLH menekankan keterlibatan masyarakat dalam menyusun amdal
dan izin lingkungan. Dalam menyusun amdal, perempuan yang disapa Ninda itu
mengatakan UU PPLH mengamanatkan agar masyarakat terlibat sebelum penyusunan
dokumen kerangka acuan amdal melalui pengumuman rencana kegiatan/usaha dan
konsultasi publik.
Selain itu, masyarakat juga terlibat dalam komisi penilai amdal dalam proses penilaian
amdal, RKL-RPL sampai terbitnya surat keputusan kelayakan/ketidaklayakan perizinan
lingkungan hidup. Pengumuman permohonan izin lingkungan juga memungkinkan
peran serta masyarakat, khususnya yang belum menggunakan kesempatan dalam
prosedur keberatan, dengar pendapat, dan lainnya dalam proses pengambilan
keputusan perizinan.
“Pemerhati lingkungan dan masyarakat yang terpengaruh tidak dilibatkan,” kata Ninda
dalam diskusi daring bertema “Izin Lingkungan Pasca Berlakunya UU Cipta Kerja”,
Senin (11/1/2020). (Baca Juga: Melihat Pengaturan Amdal dalam UU Cipta Kerja)
UU Cipta Kerja pun menghapus Komisi Penilai Amdal. Padahal, Komisi ini melibatkan
masyarakat dan pemerhati lingkungan hidup. UU Cipta Kerja mengganti Komisi itu
dengan tim uji kelayakan lingkungan hidup yang anggotanya hanya terdiri dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan ahli bersertifikat. Pengumuman untuk setiap
permohonan izin lingkungan juga dihapus. UU Cipta Kerja hanya mewajibkan
pengumuman untuk keputusan izin lingkungan.
Selain itu melibatkan masyarakat, pemerhati lingkungan hidup dan masyarakat yang
terpengaruh segala bentuk keputusan yang telah menyampaikan saran, pendapat, dan
tanggapan yang relevan dapat ikut serta dalam tahapan ini (penilaian substansi amdal).
Kendati melibatkan masyarakat, tapi RPP ini tidak menegaskan apakah masyarakat
memiliki hak suara atau tidak dalam pengambilan keputusan perizinan lingkungan
hidup.
Peneliti Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan (LeIP), Alfeus Jebabun,
mengatakan dari penelitian yang dilakukannya periode Oktober 2019-Mei 2020
terhadap putusan tata usaha negara menemukan ada 164 putusan terkait lingkungan
hidup mulai dari tingkat pertama, banding, kasasi, dan PK. Dari 164 putusan itu, 54
putusan mengenai ketiadaan amdal terkait izin usaha.
“Ada juga isu mengenai keterlibatan masyarakat dan organisasi lingkungan dalam
komisi amdal,” kata Alfeus Jebabun dalam kesempatan yang sama.
Guru Besar FHUI, Prof Andri G Wibisana, berpendapat persetujuan lingkungan sama
seperti perizinan yang sifatnya permanen dan tidak sekali selesai. Karena itu, tidak
tepat pandangan yang menyebut persetujuan lingkungan ini sebagai keputusan kilat
atau sekali selesai (enmalig). Menurutnya, persetujuan lingkungan ini bisa digugat ke
pengadilan.
Kemudian, Pasal 123 tentang integrasi segala izin bidang pengelolaan lingkungan
hidup yang diterbitkan Menteri, Gubernur, atau bupati/walikota dalam izin lingkungan
hidup juga tidak dihapus. Tapi, anehnya UU Cipta Kerja mengubah Pasal 1 angka 35
UU PPLH dari izin lingkungan menjadi persetujuan lingkungan. Selain itu, Andri
menyoroti minimnya pengawasan dan sanksi dalam UU Cipta Kerja, misalnya tidak ada
sanksi administratif terhadap pelanggaran persetujuan lingkunggan.
“Melanggar syarat dalam izin berusaha ada sanksinya, tapi jika melanggar persetujuan
lingkungan tidak ada sanksi,” kata dia.
“Perizinan berusaha atau persetujuan pemerintah tidak bisa diterbitkan jika tidak ada
persetujuan lingkungan,”
Sumber Referensi
https://www.hukumonline.com/berita/a/uu-cipta-kerja-dinilai-batasi-partisipasi-publik-
dalam-proses-persetujuan-lingkungan-lt5ffc2a4d2689f?page