Anda di halaman 1dari 24

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK

KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

TEGUH BAGUS PRAKOSO

NPM: 18.81.0397

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2023
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK
KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna melanjutkan


penyusunan skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Islam Kalimantan

Oleh:

TEGUH BAGUS PRAKOSO

NPM: 18.81.0397

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2023
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Teguh bagus Prakoso
NPM : 18810397
Menyatakan bahwa Proposal Skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN
HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL” hasil
karya saya sendiri, dan semua sumber aik yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari adanya plagiat maka saya siap
mempertanggung jawabkannya seara hukum.

Banjarmasin, 10 Mei 2023


Yang menyatakan,

Teguh Bagus Prakoso


NPM. 18.81.0397

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Skripsi yang berjudul " PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP


ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL ” disusun oleh TEGUH BAGUS
PRAKOSO (NPM.18810397), telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan
Tim Penilai Propsal Skripsi Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Islam Kalimantan, pada:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hanafi Arief,S.H.,M.H.,Ph.D. Dr.Hidayatullah,S.H.I,S.Pd.,M.H.,M.pd


NIDN. 198603 1 002 NIDN. 0025087901

ii
PENGESAHAN PEMBIMBING

Proposal Skripsi yang berjudul " PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP


ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL ” disusun oleh TEGUH BAGUS
PRAKOSO (NPM.18810397), telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan
Tim Penilai Propsal Skripsi Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Islam Kalimantan, pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama

(..........................)
NIDN
Penguji II Penguji III

Drs. Hanafi Arief,S.H.,M.H.,Ph.D. Dr.Hidayatullah,S.H.I,S.Pd.,M.H.,M.pd


NIDN. 198603 1 002 NIDN. 0025087901

Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum Uniska

Dr.Afif Khalid,S.H.I,S.H,M.H
NIDN.0004085801

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya yang telah memberikan nikmat kepada kita, sehingga dapat

menyelesaikan Proposal Skripsi ini tepat pada waktunya yang berjudul

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN

SEKSUAL.

. Proposal ini bertujuan untukmemenuhi salah satu syarat guna

melanjutkan penyusunan skripsi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan dukunga moril

maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna

membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini

dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca.

Banjarmasin, 10 Mei 2023

Teguh Bagus Prakoso

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................ii

PENGESAHAN PEMBIMBING.....................................................................iii

KATA PENGANTAR......................................................................................iv

DAFTAR ISI....................................................................................................v

A. JUDUL PROPOSAL SKRIPSI...................................................................1

B. LATAR BELAKANG.................................................................................1

C. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5

D. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................5

E. MANFAAT PENELITIAN..........................................................................6

F. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6

G. METODE PENELITIAN............................................................................6

H. LANDASAN KONSEPTUAL....................................................................9

I. SISTEMATIKA PENULISAN.....................................................................12

J. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

v
A. JUDUL PENELITIAN

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN

KEKERASAN SEKSUAL “

B. LATAR BELAKANG

Anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus, yang memiliki
batasan untuk memahami dan melindungi diri dari berbagai akibat lingkungan
sosial, pergaulan serta fenomena yang ada.1 Hak asasi manusia sangat dihormati
di Indonesia, juga di mana hak asasi anak diterima dan dijunjung tinggi. jaminan
perlindungan dan perlindungan anak dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia (1945) dan beberapa peraturan Perundang-Undangan. Salah
satu hak terpenting yang harus dimiliki oleh anak adalah perlindungan hukum,
perlindungan hukum ini dijamin bagi anak yang mengalami pelecehan,
eksploitasi, kekerasan, perdagangan anak, penelantaran, anak yang berada pada
kawaan rawan bencana, disamping itu juga anak yang tinggal di daerah rawan
konflik dan anak-anak yang berhadapan atau memiliki konflik dengan hukum, dll.
Menurut Barda Nawawi Arief, perlindungan hukum terhadap anak adalah upaya
perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi manusia
(fundamental rights and freedom of children). dan kepentingan yang berkaitan
dengan kesejahteraan anak.2

Kasus kekerasan terhadap anak yang umum terjadi di Indonesia


adalah tindakan kekerasan seperti penganiayaan, pelecehan dan
penyerangan seksual (Sexual Harrasment). Tentu hal ini menjadi sulit
karena dapat merusak jiwa mental serta spiritual sang anak. Dari beberapa
tindak kekerasan yang disebutkan tadi, kekerasan seksual menimbulkan
kerusakan yang paling besar terhadap jiwa dan semangat seorang anak
dalam menjalani serta melanjutkan kehidupan, lebih jauh dapat membuat
1
Marlina, 2009, Peradilan Pidana Anak di Indonesia Pengembangan Konsep Diversi dan
Restorative Justice, PT. Refika Aditama, Bandung, h.15.
2
Barda Nawawi Arief, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 156.

1
anak-anak menderita trauma berat. Kekerasan seksual terhadap anak
merupakan salah satu contoh pelanggaran hak asasi manusia (HAM),
khususnya pelanggaran hak anak (children's rights). Fakta bahwa anak-
anak menghadapi banyak kasus pelecehan seksual menunjukkan bahwa
mereka kurang mendapat perhatian, perlindungan dan seringkali
diabaikan.3

Pelecehan seksual anak adalah bentuk pelecehan anak di mana


orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak-anak untuk
rangsangan seksual. Bentuk-bentuk kekerasan seksual terhadap anak
antara lain meminta atau menekan seorang anak untuk berpartisipasi
dalam aktivitas seksual, memperlihatkan alat kelamin anak secara tidak
pantas, memperlihatkan pornografi anak, berhubungan dengan anak,
kontak fisik dengan alat kelamin anak (kecuali dalam konteks lain).

Adanya Undang-Undang Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014


memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal, baik jasmani maupun rohani, juga untuk
melahirkan generasi yang ideal,4 namun dalam prakteknya, aturan-aturan
terkadang masih belum ditegakkan dengan sepurna tidak memberikan
dampak positif. Tentang anak-anak di Indonesia, karena Pihak kepolisian
masih memiliki kendala untuk memberikan perlindungan hukum kepada
para korban tersebut, yang menyebabkan kekerasan seksual terus berlanjut
di depan anak-anak, yang menyebabkan psikologi anak terganggu
sehingga anak tersebut mengalami trauma yang parah, yang menyebabkan
anak tersebut untuk mengalami gangguan jiwa anak sedang dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut data yang dihimpun Kementerian Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak, terdapat 7.191 kasus kekerasan
3
Nyoman Mas Aryani, 2016, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban
Kekerasan Seksual dI Provinsi Bali, E-Journal Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Universitas Udayana, Denpasar, 38(1), h.19.
4
Irma Setyowati, 2010, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta, h. 53.

2
seksual pada tahun 2020. Sedangkan pada Juni 2021, kasus kekerasan
seksual pada tahun 2021 dari sistem informasi perlindungan online. jumlah
perempuan dan anak meningkat menjadi 1.902 kasus (Komnas
Perempuan, 2021). Hingga saat ini, anak di bawah umur di Indonesia
masih banyak mengalami kekerasan seksual. Hal ini tercermin dari
pemberitaan di Indonesia baik media cetak maupun elektronik yang terus
memberikan informasi terkait kekerasan seksual. Kasus kekerasan seksual
fisik dan mental terhadap anak selalu menjadi perbincangan hangat baik
secara Nasional maupun Internasional. Hal ini karena peristiwa ini sudah
terjadi sejak manusia ada di bumi. Hal ini dapat berlanjut di masa
mendatang (Yusyanti, 2020).

United Nations Development Programme, kemudian United


Nations Organization for Equality and Empowerment of Women atau
United Nations Organization for Equality and Empowerment of Women
(UN Women), United Nations Fundraising for Population Actions atau
United Nations Population Fund Actions (UNFPA) dan United Volunteers
Nations, atau UN Volunteers (UNV), melakukan penelitian dan
menemukan bahwa 80% dari sekitar sepuluh ribu pria yang disurvei di
kawasan Asia-Pasifik mengaku telah diperkosa oleh pasangannya. Dan
97% pria yang memperkosa pasangannya tidak pernah menerima akibat
hukum dari perlakuan yang dilakukannya, dengan alibi merasa berhak
secara seksual terhadap pasangannya (Susiana, 2015).

Kekerasan seksual selain dapat terjadi pada berbagai kelompok


yang berbeda, juga dapat terjadi di tempat yang berbeda, misalnya di
lingkungan keluarga, di lingkungan pendidikan anak misalnya di sekolah,
dan di lingkungan kesehatan misalnya. di ruang pemeriksaan pasien
(Handayani, 2018). Banyak anak yang mengalami kekerasan seksual
sudah berada di lingkungan pendidikan yaitu sekolah (Sitompul, 2015).

3
Permasalahan kekerasan seksual sudah sering terjadi dan terdengar
di Indonesia bahkan Orang Indonesia juga sering mendengar tentang
kekerasan seksual. Namun, hukum Indonesia tidak sepenuhnya
memberikan konsekuensi hukum yang tegas bagi pelaku dan perlindungan
bagi korban. Beberapa kasus kejahatan seksual telah dibawa ke
pengadilan. Penyebabnya adalah ketakutan para korban untuk
menginformasikan pihak berwajib tentang stigma negatif masyarakat
terhadap korban kekerasan seksual. Tidak jarang media memberitakan
berita dari pihak korban, apa penyebab kekerasan seksual tersebut,
misalnya korban pakai baju terbuka, korban keluar malam, korban pergi
sendiri, apa yang dapat memunculkan keinginan pelaku kejahatan
(Indainanto, 2020).

Masyarakat seringkali mempermalukan korban dengan berpikir


bahwa korban juga bisa "menikmati" kekerasan seksual. Ketika seorang
korban berani mengadukan kekerasan seksual yang dialaminya, tidak
jarang aparat atau pihak yang berwajib tidak menanggapi pengaduan
tersebut atau menganggap tidak serius pengaduan tersebut dan
menganggap remeh. Melindungi kepentingan korban kekerasan seksual
dan memperhatikan kepentingannya baik melalui proses peradilan maupun
pelayanan sosial tertentu merupakan hal yang esensial, yang harus
diperhatikan dalam kebijakan peradilan pidana dan kebijakan sosial, baik
dalam pranata sosial yang ada maupun dalam pranata kekuasaan negara
(Surayda, 2017). Berdasarkan fakta tersebut, muncul beberapa pertanyaan,
antara lain pertama, bagaimana aparat penegak hukum menangani
kejahatan kekerasan seksual dan kedua, bagaimana perlindungan hukum
terhadap korban kekerasan seksual? Beberapa penelitian sebelumnya
memfokuskan pada tindakan kepolisian, penjatuhan sanksi pidana penjara
dan/atau denda yang lebih berat kepada pelanggar berdasarkan UU No. 35
Tahun 2014 tentang perubahan UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun
2002 (Yuliarti, Mangku dan Putri, 2021).

4
Penelitian tentang upaya penanganan kejahatan kekerasan seksual
terhadap anak dievaluasi berdasarkan KUHP Indonesia (Rizqian, 2021).
Sejak saat itu, penelitian tentang polisi dan perlindungan perkosaan
difokuskan pada perlindungan hukum bagi korban pelecehan seksual
tingkat dua, yang terdiri dari kekerasan fisik atau emosional, balas
dendam, penghinaan dan penganiayaan oleh mereka yang mendukung
korban kekerasan terhadap perempuan. (Flecha, 2021). Penelitian
selanjutnya berfokus pada kekuatan dan keterbatasan hukum dalam
menangani kekerasan terhadap perempuan di rezim semi-liberal (Brysk,
2016). Terakhir, ada penelitian yang berfokus pada perlindungan anak dari
kekerasan seksual, pelecehan seksual dan pornografi, sekaligus melindungi
kepentingan anak di semua tahap kehidupan di bawah Undang-Undang
Perlindungan Anak (Mohanty dan Devpriya, 2021).

Berangkat dari beberapa kajian sebelumnya, kajian ini berfokus


pada perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan seksual dalam
hukum pidana Indonesia serta bagaimana implementasi dan
penegakkannya dalam mengakomodir kepentingan Warga Negara
khususnya dalam melindungi hak-hak anak korban kekerasan seksual
disisi lain juga berbicara tentang langkah Preventif dalam terjadinya
kejahatan seksual terhadap anak, dan oleh karena itu saya tertarik untuk
mengangkat sebuah Karya Tulis dalam bentuk Skripsi dengan judul
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN
KEKERASAN SEKSUAL”.

C. RUMUSAN MASALAH

Setelah menguraikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan


pokok permasalahan yang menjadi objek pembahasan, tentunya pembahasan ini
dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan seksual ?

5
2. Bagaimanakah penegakkan hukum atau aturan tentang perlindungan hukum

terhadap anak korban kekerasan seksual sudah cukup untuk mengatasi masalah

kekerasan seksual terhadap anak ?

D. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan skripsi ini yaitu :


1. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana Perlindungan Hukum

terhadap anak korban kekerasan seksual berdasarkan Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak;

2. Agar Pembaca dan Penulis mengetahui serta memahami tentang bagaimana

Implementasi serta bentuk kekerasan seksual terhadap anak berdasarkan UU

No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dimaksudkan sebagai wahana pengembangan

ilmu pengetahuan dan wawasan baik peneliti sendiri atau orang lain.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan

referensi bagi para pihak yang berkepentingan dalam bidang

Perlindungan Anak khususnya tentang perlindungan terhadap anak

korban kekerasan seksual.

6
F. TINJAUAN PUSTAKA

1. Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum dapat diartikan dari gabungan dua definisi,

yakni “perlindungan” dan “hukum”. KBBI mengartikan perlindungan

sebagai hal atau perbuatan yang melindungi. Lalu, hukum dapat diartikan

sebagai peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.

Merujuk definisi tersebut, perlindungan hukum dapat diartikan

dengan upaya melindungi yang dilakukan pemerintah atau penguasa

dengan sejumlah peraturan yang adaPerlindungan hukum diwujudkan

dalam kehadiran berbagai undang-undang dan peraturan. Bentuk

perlindungan atau kategorinya beragam, contoh perlindungan hukum,

antara lain perlindungan hukum perdata, perlindungan hukum konsumen,

perlindungan anak, dan lain sebagainya.

Secara tersirat, perlindungan hukum di Indonesia secara perdata

tergambar dalam KUH Perdata. Dalam KUH Perdata, diatur perlindungan

untuk korban atau pihak yang mengalami kerugian, yakni berupa ganti

rugi. Perlindungan hukum adalah upaya melindungi yang dilakukan

pemerintah atau penguasa dengan sejumlah peraturan yang ada.

pentingnya perlindungan dan penegakan hukum tidak lain untuk

memastikan subjek hukum memperoleh setiap haknya. Kemudian, apabila

ada pelanggaran akan hak-hak tersebut, adanya perlindungan hukum dapat

7
memberikan perlindungan penuh pada subjek hukum yang menjadi

korban.

Upaya perlindungan hukum telah dilakukan dengan perumusan

sejumlah undang-undang dan kebijakan. Akan tetapi, sejauh ini

perlindungan yang diberikan belum optimal. Hal ini berkaitan dengan

upaya penegakan hukumnya.

Perlindungan hukum adalah upaya melindungi yang dilakukan

pemerintah atau penguasa dengan sejumlah peraturan yang ada.

Mengapa perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila

penegakan hukum tidak dilaksanakan? Sebab, keduanya berkaitan dan

tidak dapat dilepaskan. Perlindungan hukum yang diwujudkan dalam

undang-undang adalah instrumen dan penegak hukum adalah langkah

untuk merealisasikan instrumen tersebut.

Simanjuntak merumuskan 4 unsur perlindungan hukum. Jika unsur

berikut terpenuhi, barulah upaya perlindungan dapat dikatakan sebagai

perlindungan hukum.

1. Adanya perlindungan dari pemerintah terhadap warganya.

2. Jaminan kepastian hukum.

3. Berkaitan dengan hak-hak warga negaranya.

4. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Semua orang sebagaimana dinyatakan Pasal 28D Ayat (1) UUD

1945 bahwa setiap orang berhak diakui serta mendapatkan jaminan

perlindungan hukum yang sama di mata hukum.Untuk mendapatkan

8
perlindungan hukum, seseorang dapat melaporkan segala bentuk tindak

pidana atau perbuatan yang merugikan kepada polisi. Aparat kepolisian

berwenang dan bertugas untuk melindungi warga negara.Hal tersebut

sebagaimana termaktub dalam Pasal 5 Ayat (1) UU Kepolisian yang

menerangkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan

alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

terpeliharanya keamanan dalam negeri.

2. Perlindungan Anak

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi anak dan pemenuhan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak

kekerasan dan diskriminasi.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yurisdis-normatif yaitu penelitian

hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang menggunakan

objek kajian penulisan berupa pustaka-pustaka yang ada, baik berupa buku-

buku, majalah, dan peraturan-peraturan yang mempunyai korelasi terhadap

9
pembahasan masalah, sehingga penulisan ini juga bersifat penulisan pustaka (library

reseach).

2. Pendekatan Penelitian

Sifat penelitian yang diambil adalah berdasarkan data normatif atau

penelitian hukum kepustakaan library research. Penelitian ini dilakukan

dengan cara menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas

hukum, konsepsi hukum, pandangan, peraturan dan sistem hukum dengan

menggunakan data sekunder, diantara nya asas, kaidah, norma dan aturan

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan

lainnya, dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan

dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian.

3. Tipe penelitian

Tipe penlitian ini adalah Implementasi atau Penegakkan Hukum

terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual terhadap anak dan Perlindungan

bagi korban.

4. Sumber hukum penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer

Adalah bahan yang isinya bersifat mengikat karena dikeluarkan

oleh pemerintah. Dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Undang-Undang:

10
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

(2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlidungan

Anak.

b. Bahan Hukum Sekunder

Adalah bahan hukum yang bersifat menjelaskan atau membahas

bahan hukum primer, yang terdiri dari buku-buku literatur, jurnal,

hasil penelitian dan karya ilmiah lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini

c. Bahan Hukum Tersier

Adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang terdiri dari Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi pustaka

dan studi dokumen, yaitu pengumpulan bahan hukum dengan mengkaji,

menelaah dan mempelajari jurnal, hasil penelitian hukum dan mengkaji

berbagai dokumen resmi institusional yang berupa peraturan perundang-

undangan, risalah sidang dan literatur yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian.

6. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian bersifat deskriptif analitis, analisis data yang dipergunakan adalah

11
pendekatan kualitatif terhadap data sekunder. Data sekunder yang akan

digunakan berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan

hukum tersier.

H. LANDASAN KONSEPTUAL

Untuk mengurangi penyalahan penafsiran pada Skripsi ini, penulis akan

menjelaskan pengertian-pengertian pada istilah-istilah yang digunakan

khususnya pada judul Skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Perlindungan Hukum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perlindungan adalah “tempat

berlindung, hal (perbuatan dan sebagainya), memperlindungi”. Dan Hukum

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; undang-undang, peraturan, dan

sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; patokan (kaidah,

ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang tertentu; keputusan

(pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan); vonis.

Satjipto Raharjo menyatakan bahwa: “Perlindungan Hukum adalah

memberikan pengayoman terhadap Hak Asasai Manusia (HAM) yang dirugikan

orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat

menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum”.

12
Jadi perlindungan hukum ialah perlindungan yang diberikan oleh

pemerintah kepada masyarakat dalam bentuk contoh seperti adanya Peraturan

Perundang-undangan.

2. Anak

Pengertian anak menurut Kamus Hukum, anak adalah yang dibawah

pengawasan wali20, serta berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang- undang Nomor

35 Tahun 2014 Tentang Pelindungan Anak, menyatakan “anak adalah seseorang

yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan”.

3. Korban

Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Perlindungan Saksi dan Korban, Korban adalah “seseorang yang mengalami

penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh

suatu tindak pidana”.

4. Tindak Pidana

Menurut Simons, Tindak Pidana Merupakan sebuah perbuatan melanggar

hukum yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak disengaja yang dilakukan

oleh orang yang dapat dipertanggung jawabkan atas tindakannya.

5. Kekerasan Seksual

Kekerasan didalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan

Atas Undng-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

menyebutkan bahwa “kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang

13
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual

dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,

pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum”. Dalam

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2021 Pasal 1 angka 1 mengatakaan bahwa:

Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina,

melecehkan,dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang,

karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat

berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu

Kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan

pendidikan tinggi dengan aman dan optimal.

Berdasarkan penjelasan Kerangka Konseptual di atas tujuan dan maksud

dari penelitian ini adalah guna mengetahui bagaimana bentuk perlindungan anak

sebagai korban kekerasan seksul tersebut yaitu khususnya pada Lembaga Unit

Pelaksanaan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak. Dimana,

perlindungan tersebut menyangkut mengenai hak-hak yang melekat dan hak-hak

yang seharusnya anak dapati selaku korban kekerasan seksual tersebut.

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan, penelitian ini

disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN

14
Merupakan bab yang memuat pedahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Merupakan bab yang menyajikan teori dan konsep yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan maupun literatur-literatur mengenai prosedur, asal

mula (Sejarah) dan pengaturan tentang mekanisme berjalannya Citizen Lawsuit

BAB III PEMBAHASAN

Merupakan bab yang akan memaparkan hasil penelitian yang berupa

Implementasi serta Prosedur beracara atau pelaksanaan Gugatan Warga Negara di

Pengadilan.

BAB IV PENUTUP

Merupakan bab yang berisi kesimpulan dari pembahasan tentang

rumusan masalah dan dilengkapi dengan saran sebagai bahan rekomendasi dari

hasil penelitian.

J. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Achmad dan Wiwie Heryani, 2012, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap
Hukum, Prenamedia Group, Jakarta.

15
Arief, Barda Nawawi, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan
Pengembangan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Mansur, Didik M. Arief dan Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan


Korban Kejahatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Marlina, 2009, Peradilan Pidana Anak di Indonesia Pengembangan Konsep


Diversi dan Restorative Justice, PT. Refika Aditama, Bandung.

Nasution, Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju,
Bandung.

Setyowati, Irma, 2010, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta.

Jurnal

Nyoman Mas Aryani. 2016.Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban


Kekerasan Seksual DI Provinsi Bali. E-Journal Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Hukum Universitas Udayana. Denpasar. 38 (1): 19.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang –


undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Internet

Prins David Saut, 2017, Polda Bali Tangkap Pendiri Yayasan yang
Cabuli4AnakAsuh,URL:https://news.detik.com/berita/d3628100/ polda-bali-

16
tangkap-pendiri-yayasanyangcabuli4anakasuh,diunduh pada tanggal 13 november
2017

17

Anda mungkin juga menyukai