Disusun oleh :
Nama : 1. Vitarani Aurelia Nurmajid
2. M.Fathur Rahman Anhar
3. Mibta Prana Al-Khafis
4. Davi Aprilian
5. Mutiara Intan Permata Sari
6. Putri Meiranda Hairun Annisa
7. Nadiva Putri Bahza
8. Alexander Nesta Da Fienchi
9. Fahrul Syakie Hikmatiansyah
10. Riki Fadila Fithrah
Kelas : XI IPA 2
Mata Pelajaran : Agama Islam
Guru Pembimbing : Yuli Hartati, S.Pd.I
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Agama Islam tentang Asuransi Menurut Islam
Makalah Agama Islam ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Agama Islam ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Agama Islam tentang Asuransi
Menurut Islam dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia pada zaman modern ini sarat dengan beragam macam resiko
dan bahaya. Dan manusia sendiri tidak mengetahui apa yang akan terjadi esok hari dan
dimana dia akan meninggal dunia. Resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam,
mulai dari kecelakaan transportasi udara, kapal, hingga angkutan darat. Manusia juga
menghadapi kecelakaan kerja, kebakaran, perampokan, pencurian, terkena penyakit,
bahkan kematian itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Asuransi Menurut Islam ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Asuransi Menurut Islam ini
adalah sebagai berikut:
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asuransi
Menurut bahasa asuransi berasal dari kata at-ta’min yang berarti pertanggungan.
Menurut istilah, asuransi adalah akad (perjanjian) antara penanggung (perusahaan
asuransi) dan yang mempertanggungkan sesuatu (peserta perusahaan asuransi). Peserta
perusahaan asuransi dalam periode tertentu berkewajiban membayar premi kepada
perusahaan asuransi, yang besarnya sesuai perjanjian antara keduanya. Kewajiban
perusahaan asuransi ialah memberikan sejumlah uang kepada peserta asuransi yang besar
dan waktunya sesuai perjanjian (polis).
Ulama yang mendukung pendapat ini antara lain Abdul Wahab Khlaf,
Mustafa Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Isa, dan Abdurrahman Isa.
Membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan
asuransi yang bersifat komersial. Ulama yang mendukung ini
Muhammad Abu Zahrah, yaitu Guru Besar Hukum Islam di
Universitas Al-Azhar Kairo di Mesir.
Syubhat, yaitu masih diragukan halal dan haramnya. Alasanya tidak
ada dalil yang secara jelas mengharamkan atau menghalalkan.
v
3. Prinsip Asuransi
2. Gharar (Ketidakjelasan)
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya
tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.
Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional,
dikarenakan tidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas
usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di
tangan Yang Mahakuasa.
4. Maisir (Judi)
Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90,”Hai orang-orang
yang beriman sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
vi
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan.”Prof.
Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat
unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar
sama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir
dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar, terutama dalam
kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia
sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya
sebagian, maka ahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang
polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi
konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena
keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh
perusahaan yang bersangkutan.
5. Riba
Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan
dananya dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal
demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan
menghitung keuntungan di depan.
vii
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung. Jadi hukum islam tentang asuransi ijtihadiyah yang
berarti masalah tersebut perlu dikaji hukumnya, karena tidak ada penjelasan
yang mendalam di dalam Al-Qur’an atau Hadis secara tersurat.
Saran
1. Sebaiknya jika ingin mengasuransikan sesuatu carilah penjelasan
yang menyinggung tentang asuransi di dalam Al-Qur’an
2. Sebaiknya jika ingin mengasuransikan sesuatu tanyalah pada orang
yang lebih tahu tentang hukum islam yang ada disekitar Anda
viii
DAFTAR PUSAKA
ix