Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


(LKS)

DOSEN PEMBIMBING:
NONI AFRIYANTI,ME

DISUSUN OLEH:
MINISA(1911140061)
AFIEF WAHYU PUTRA(1911140074)
APRIANSYAH(1911140065)

Prodi Perbankan Syariah


Fakkultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Tahun Ajaran 2020/2021
A.Asuransi syariah
1. pengertian asuransi syariah
Asuransi jika dilihat secara syariah pada hakikatnya adalah suatu bentuk
kegiatan saling memikul risiko di antara sesama manusia sehingga antara satu
dengan lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Dengan kata lain
asuransi syariah adalah sistem di mana para peserta menghibahkan sebagian atau
seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi
musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Prinsip dasar asuransi syariah adalah
mengajak kepada setiap peserta untuk saling menjalin sesama peserta terhadap
sesuatu yang meringankan terhadap bencana yang menimpa mereka (sharing of
risk). Sebagaimana firman Allah swt., dalam surah AL- Maidah ayat 2 yang
artinya:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Asuransi syariah disebut juga dengan asuransi ta’awun yang artinya


tolong menolong atau saling membantu, atas dasar prinsip syariat yang saling
toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam
meringankan bencana yang dialami peserta.
Pendapat para pakar mengenai pengertian asuransi syariah
a. Al-fanjari
asuransi syariah sebagai usaha saling menanggung atau tanggung jawab social.
b. Musthafa Ahmad Zarqa
asuransi syariah adalah kejadian adapun metodologi dan gambaranya dapat
berbeda beda. Asuransi adalah cara atau metoda untuk memelihara manusia dalam
menghindari risiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan terjadi ada
hidupnya.
c. Husain Hamid Hisan
Asuransi adalah sikap ta’awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih,
antara sejumlah besar manusia, telah siap mengantisi pasti suatu peristiwa.
d. Az-Zarqa
Asuransi adalah sebuah sistem ta’awun dan tandhamun yang bertujuan yang
menutupi kerugian peristiwa dan musibah.
2.pengertian asuransi konvensional
Pengertian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi, untuk memberikan pengganantian kepada tertanggung
karena kerugian, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti.
Jadi dengan kata lain, asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian
risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan (transfer)risiko dari satu pihak
kepihak lain (dalam hal ini adalah perusahaan asuransi) .
Beberapa istilah asuransi yang digunakan antara lain:
1.tertanggung yaitu anda atau badan hokum yang memiliki atau kepentingan ataas
harta benda.
2.penanggung merupakan pihak yang menerima premi asuransi, daei tertanggung
dan menanggung risiko atas kerugian/musibah yang menimpa harta benda yang
diasuransikan.

B. Sejarah asuransi
a.sejarah asuransi syariah
Konsep asuransi syariah berasal dari budaya suku arab dengan sebutan AL-
aqilah hingga zaman Nabi Muhammad SAW. Konsep tersebut tetap diterima dan
menjadi bagian dari hukum islam,hal tersebut tercantum dalam hadis Nabi
Muhammad saw:diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., dia berkata:Berselisih dua
orang wanita dari suku Huzail, kemudian salah satu wanita tersebut melempar
batu ke wanita yang lain sehingga mengakibatkan kematian wanita tersebut
berserta janin yang dikandungnya .maka ahli waris dari wanita yang meninggal
tersebut mengadukan peristiwa tersebut kepada Rasulullah saw., maka Rasulullah
saw., memutuskan ganti rugi dari pembunuhan terhadap janin tersebut dengan
pembebasan seorang budak laki-laki atau perumpuan, dan memutuskan ganti rugi
kematian wanita tersebut dengan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh aqilah-
nya (kerabat dari orang tua laki-laki ). HR.Bukhari)
AL-aqila adalah denda sedangkan makna al’aqil adalah orang yang
membayar denda. Beberapa ketentuan sistem aqila yang merupakan kontitusi
pertama di dunia setelah hijrah ke madinah.
sejak zaman Rasulullah saw., hingga saat ini kaum muslimin memiliki peran
penting dalam mengenalkan sistem asuransi kepada dunia. Pada tahun 200 H,
banyak penguasa muslim yang memulai merintis sistem takaful, sebuah sistem
pengumpulan dana yang akan digunakan untuk menolong para penguasa satu
sama lainya yang sedang menderita kerugian; seperti ketika kapal angkutan
barangnya menabrak karang dan tenggelam, atau ketika seseorang dirampok yang
mengakibatkan kehilangan sebagian atau seluruh hartanya. Istilah tersebut lebih
dikenal dengan nama “sharing of risk”.
Pada decade 70-an di beberapa Negara islam atau di Negara-negara yang
mayoritas penduduknya muslim bermunculan asuransi yang prinsip
operasionalnya mengacu kepada nilai-nilai islam dan terhindar dari ketiga unsur
yang diharamkan islam. Pada tahun 1979 Faisal Islamic Bank of Sudan
memprakarsai berdirinya perusahaan asuransi syariah Islamic insurance Co. Ltd.
Di asia sendiri,asuransi syariah pertama kali diperkenalkan di Malaysia pada
tahun 1985 melalui sebuah perusahaan asuransi jiwa bernama takaful Malaysia,
selanjutnya diikuti oleh Negara-negara lain seperti brunei, singapura, dan
Indonesia. Hingga saat ini asuransi syariah semakin dikenal luas dan diminati oleh
masyarakat dan Negara-negara muslim maupun non-muslim.
b.Sejarah asuransi syariah di Indonesia
Di Indonesia wacana pendirian asuransi syariah sudah ada sejak lama.
Asuransi syariah di Indonesia baru paruh akhir 1994, yaitu dengan berdirinya
takaful Indonesia pada 24 agustus 1994. Didahului berbagai seminar nasional dan
studi banding dengan takaful Malaysia, akhirnya berdirilah PT syarkat Takaful
Indonesia sebagai Holding Company pada 24 februari 1994.
Kemunculan usaha perasuransian syariah tidak bisa lepas dari keberadaan
usaha perasuransiaan konvensional yang telah ada sejak lama. Sebelum terwujud
usaha perasuransiaan syariah, sudah terdapat berbagai macam perusahaan asuransi
konvensional yang telah lama berkembang. Asuransi syariah merupakan lembaga
ekonomi syariah yang dapat membawa umat islam ke arah kemakmuran patut
diwujudkan dan merupakan sebuah keniscayaan.
Saat ini, Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara dengan jumlah
operator asuransi syariah cukup banyak di dunia. Berdasarkan data Dewan
Syariah Naional Majelis Ulama Indonesia. (DSN MUI), terdapat 49 pemain
asuransi syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah.
Mereka terdiri dari 40 operator asuransi syariah, tiga reasuransi syariah, dan enam
broker asuransi dan reasuransi syariah dimana perusahaan asuransi yang bener
bener secara penuh beruperasi sebagai perusahaan asuransi syariah ada tiga, yaitu
Asuransi Takaful Keluarga, Asuransi Takaful Umum, Asuransi Mubarakah.
Asuransi takaful Indonesia mendapat apreasiasi yang layak daei umat islam
Indonesia karena asuransi merupakan salah satu cara untuk menjaga pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Takaful Indonesia dengan nama PT
Asuransi Takaful keluarga diresmikan melalui SK menkeu NO.
kep-385/KMK.017/1994. Berdirinya PT Asuransi Takaful keluarga diprakarsai
oleh tim pembentuk Asuransi Takaful Indonesia yang tergabung dalam ikatan
cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), di antaranya:
1. Yayasan Abdi Bangsa
2. Bank Muamalat Indonesia
3. Asuransi jiwa tugu mandiri
4. Pejabat dari departemen keuangan
5. Penguasaha muslim yang berada di Indonesia

C. Landasan hokum
Landasan asuransi syariah adalah hokum praktik asuransi syariah. Sejak awal
asuransi syariah merupakan bisnis pertanggungan yang didasari nilai-nilai islam,
yaitu merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Landasan digunakan
untuk melegalisasi praktik bisnis asuransi, terdiri dari Al-Qur’an,Sunnah nabi,
piagam madinah, dan ijtihad.
1. Al –qur’an
Menjelaskan konsep asuransi dan mempunyai mauatan nilai nilai dasar
berasuransi, seperti kerja sama ,tolong menolong, atau untuk
menghilangkan kesukaran sesame manusia.
2. Sunnah Nabi SAW
-Hadist tentang anjuran menghilangkan kesulitan seseorang
-hadist tantang menghindari risiko
Hadist tentang perjanjian
Hadist tentang anjuran meninggalkan harta untuk ahli waris
3. Piagam madinah
Rasulullah SAW mengundangkan sebuah peraturan yang terdapat dalam
piagam madinah, sebuah kontitusi pertama yang memperhatikan
keselamatan hidup para tawanan yang tinggal di Negara itu.
4. Ijtihad
Adapun ijtihad dalam landasan hokum asuransi syariah dapat berupa fatwa
sahabat,ijma’ qiyas, ihtisan.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi syariah dan reasuransi syariah


berpedoman pada kitap suci Al-Qur’an dan Hadis, serta fatwa yang dikeluarkan
oleh dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI), di antaranya
tentang pedoman Umum Asuransi Syariah. Di samping itupemerintah telah
mengeluarkan perundang undangan untuk mengatur pelaksanaan sistem asuransi
syariah syariah syariah di Indonesia, yaitu:
1. Keputusan Manteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK,06/2003 tentang perizinan Usaha dan Kelembagaan perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan
dasar untuk mendirikan asuransi syariah sebagaimana ketentuan dalam
pasal 3 yang menyebutkan bahwa: “setiap pihak dapat melakukan usaha
asuransi atau usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah...” ketentuan
yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum pasal 3-4 mengenai
asuransi persyaratan dan tata cara memperoleh izin usaha perusahan
asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah, pasal 32
mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional, dan pasal 33
mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
2. Keputusan Manteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah
tercantum dalam pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan
harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
3. Keputusan direktur jendral lembaga keuangan nomor kep. 4499/LK/2000
tentang jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan sistem syariah.
Kegiatan asuransi syariah dalam konsep hukum islam (syariah) termasuk ke
dalam terminologi hubungan manusia (hublum minannaas) dan lingkungan
sekitarnya (hablum minal alam) yang bersifat terbuka artinya Allah swt., dalam
Al-Qur’an hanya memberikan aturan yang bersifat garis besarnya saja. Selebihnya
adalah terbuka bagi kalangan ulama mujtahid untuk mengembangkan melalui
pemikirannya. Sedangkan di satu sisi hubungan manusia dengan tuhan (hublum
minallah) seperti kegiatan peribadatan bersifat limitatif artinya tidak
dimungkinkan bagi manusia untuk mengembangkannya.
Berbagai kegiatan transaksi ekonomi yamg kita lakukan saat ini termasuk di
dalamnya usaha perusuransian merupakan cerminan dari hubungan manusia
dengan sesamanya yang disebut dengan hokum muamalah, sehingga kegiatan
tersebut bersifat terbuka dalam pengembangannya.

D. Prinsip-prinsip asuransi
a.prinsip asuransi syariah
1.prinsip tauhid
Setiap muslim harus melandasi dirinya dengan tauhid dalam menjalankan
segala aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam berasuransi syariah. Di mana
dalam niatan dasar ketika berarusansi syariah haruslah berlandaskan para prinsip
tauhid, mengharapkan keridaan Allah swt.
Berasuransi syariah adalah bertujuan untuk bertransaksi dalam bentuk
tolong menolong yang berlandasan asas syariah, dan bukan semata-mata mencari
mencari “perlindungan “ apabila terjadi musibah. Dengan demikian, maka nilai
tauhid terimplementasikan pada industri asuransi syariah. Allah swt.,berfirman:

“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia,melainkan supaya mereka


menyambah –Ku. (QS. 51: 56)

2.prinsip keadilan
Prinsip keadilan sebagai nilai kedua dalam pengemplementasian asuransi syariah
mengandung arti bawah asuransi syariah harus harus benar benar bersikap adil,
khususnya dalam membuat pola hubungan antara nasabah dengan nasabah,
maupun antara nasabah dengan perusahaan asuransi syariah, terkait dengan hak
dan kewajibaban masing masing. Allah swt., berfirman:

“Hai orang orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesumgguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (QS. Al-maidah/5:08)
3.prinsip tolong menolong
Semangat teolong menolong merupakan aspek yang sangat penting dalam
opersional asuransi syariah. Karena pada hakikatnya, konsep asuransi syariah
didasarkan pada prinsip ini.Allah swt.,berfirman:
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah
kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. “)

4.prinsip amanah
Perusahaan dituntut untuk amanah dalam segala hal seperti mengelola dana premi
dan proses klaim, karena pada hakikatnya kehidupan ini adalah amanah yang
kelakharus dipertanggung jawabkan di hadapkan Allah swt.
Rasulullah saw., bersabda:

“seorang pebisnis yang jujur lagi amanah,(kelak akan dikumpulkan di akhirat)


bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada.”(HR. Turmudzi)

5.prinsip saling rida (An Taradhin)


Asuransi syarias menjadikan saling tolong menolong memiliki arti yang luas dan
mendalam, Karena semuanya menolong dan ikhlas dan rida, bekerja sama dengan
ikhlas dan rida, serta bertransaksi dengan ikhlas dan rida pula.
6.prinsip menghindari riba
Riba merupakan bantuk transaksi yang harus dihindari sejauh jauhnya khususnya
dalam berasuransi.
7.prinsip menghindari maisir
Asuransi jika dikelola secara konvensional akan memunculkan unsur
maisir(gambling).
8.prinsip menghindari gharar
Gharar adalah ketidakjelasan,berbicara mengenai risiko, adalah berbicara tentang
ketidakjelasan.
9.prinsip menghindari riswah
Asuransi syariah maupun pihak nasabah harus menjauhkan dari sejauh jauhnya
dari aspek riswah(sogok menyogok atau suap menyuap).
10.berserah diri dan ikhtiar
Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah swt yang memiliki dan yang menguasai
atas seluruh harta kekayaan.
11.saling bertanggu jawab
Seluruh peserta asuransi berjanji/berakad saling bertanggung jawab antara satu
sama lain.
12.saling melindungi dan berbagi kesusahan
Perserta asuransi satu sama lain saling melindungi dari kesusahan dn bencana
karena karena keselamatan dan keamanan merupakan keperluan pokok bagi
semua orang.
b.prinsip prinsip asuransi konvensional
1.insurable interest
Prinsip ini menyatakan bahwa pihak pihak yang ingin mengasuransikan
(bertanggung) harus mempunyai hubungan keuangan dengan objek yang
dipertanggungkan jawabkan.
2.utmost good faith( kejujuran sempurna)
Prinsip utmost good faith menyatakan bahwa bertanggung jawaban yang ingin
mengansuransikan objek pertanggungan harus mempunyai iktikad yang sangat
baik dalam berasuransi.
3.indemnity
Mengandung pengertian bahwa dalam hal terjadi kerugian yang dijamin
polis,maka penanggung berkewajiban mengambalikan posisi keuangan
tertanggung seperti sesaat sebelum terjadinya kerugian.
4.subrogation
Subrogation adalah pergantian pesisi
5.contribution
Apabila terjadi pertanggungan rangkap, yaitu tertanggung memiliki lebih dari satu
polis atas objek pertanggungan yang sama,
6.proximate cause
Proximate cause menyatakan bahwa dalam hal terjadinya suatu keurugian.

Selain prinsip prinsip di atas, baik itu asuransi syariah maupun asuransi
konvensional, dalam praktinya akan dipertimbangkan dan berpedoman pada
berapa prinsip yang mendasari asuransi jiwa.
E. Manfaat Asuransi Syariah
Asuransi syariah memiliki manfaat yang begitu besar, tetapi masyrakat belom
memahaminya. Manfaat yang di dapatkan dari asuransi adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi beban biaya rumah sakit. Jika seseorang menderita sakit maka
biaya pengobatan akan dibayar oleh perusahaan asuransi sesuai
kesepakatan atau akad yang dibuat.
2. Mendapatkan uang tabungan dari pembayaran premi setiap bulannya
sesuai kesepakatan atau akad yang dibuat
3. Mendapatkan keuntungan dari hasil investasi yang dilakukan dan dibagi
sesuai akad yang digunakan.
4. Saling membantu satu sama lain karena salah satu akad yang digunakan
adalah akad tobarru’,yaitu akad tolong menolong , sehungga imbalanya
adalah pahala, seperti halnya seseorang yang meninggal dunia kemudian
orang lain memberikan sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan,
sehingga memberikan keringanan biaya, baik itu biaya pemakaman
maupun yang lain.
5. Ahli waris akan mendapatkan manfaat berupa uang saat peserta meninggal
dunia.
Masyarakat sudah seharusnya mengetahui dan memahami bagaimana besar
manfaat asuransi jiwa syariah. Dengan memiliki asuransi syariah, masyarakat
tidak hanya akan mendapatkan keuntungan investasi dan perlindungan risiko,
akan tetapi juga mendapatkan keringanan kelangsungan hidup bagi keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-karim dan terjemahan, Dapartemen Agama

Abdullah Amrin, asuransi syariah;kebaradaan dan kelebihannya di tengah asuransi


konventional, Elex Media, Jakarta, 2005

Ali Yafie, Asuransi dalam Pandangan Islam, dalam Menggagas Fiqih Sosial,
Mizan, Bandung,1994

DjokoPrakoso, Hukum Asuransi Indonesia, Penerbit Rineka ke Cipta,


Jakarta,2000

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 14/DSN-MUI/IX/2000, tentang Sistem


Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah

Anda mungkin juga menyukai