NAMA:
KORI NURFADILAH
NIM:
C 201 19 237
DOSEN PEMBIMBING:
PONIRIN S.E, M.BUSS. PH.D
PEMBIMBING LAPANGAN:
DOMINGGUS E. SOPACUA
\
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN MAGANG
NAMA:
Kori Nurfadilah
NIM:
C 201 19 237
Disetujui oleh
Mengetahui
Koordinator Program Studi S1 Manajemen
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya,
shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga
dan sahabatnya, berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas akhir ini. Ada pun judul laporan tugas akhir ini adalah “PENGARUH
PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN PADA PT. BUMI NYIUR SWALAYAN”. Dalam menyelesaikan laporan
magang ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala petunjuk, bimbingan dan
bantuannya kepada:
1. Allah SWT Maha dari segala-Nya atas semua kesempatan dan nikmat-Nya
2. Dr. M. Ikbal A, SE ,M.Si., Ak. selaku Dekan Universitas Tadulako
3. Harnida Wahyuni Adda, S.E, M.Si. selaku koordinator program studi S1
manajemen yang telah menyediakan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk
mengikuti program magang.
4. Dr. Juliana Kadang, S.E, M.M. selaku ketua unit MBKM Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Tadulako yang tak henti-hentinya mengingatkan dan
memberikan arahan terkait program MBKM.
5. Ponirin, S.E, M.Buss., Ph.D selaku dosen pembimbing lapangan yang telah
memberikan arahan selama proses magang berjalan.
6. Dominggus E. Sopacua selaku pembimbing lapangan/mentor yang selalu
memberikan arahan serta pembelajaran pada saat magang berlangsung.
7. Seluruh staff/karyawan PT. Bumi Nyiur Swalayan yang selalu mengajarkan dan
memberikan arahan secara langsung pada saat bekerja.
8. Keluarga tercinta saya, terutama kedua orang tua saya yang tak henti memberikan
doa serta dukungan selama magang berjalan.
9. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Manajemen dan kepada Teman-teman dan
semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat saya ungkapkan satu-
persatu.
Laporan Magang ini, disusun berdasarkan apa yang telah dijalankan selama
melaksanakan kegiatan Magang PT. Bumi Nyiur Swalayan. Yang dilaksanakan selama
jangka waktu kurang lebih mulai bulan Agustus 2022 hingga Januari 2023.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan magang ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki di masa yang datang serta dapat memberikan manfaat khususnya bagi
ii
Saya sendiri dan umumnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat banyak
kesalahan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kori Nurfadilah
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
lingkungannya (Nasutio, 2001:108). TQM bukan merupakan tujuan akhir perusahaan
atau organisasi, melainkan suatu cara untuk mencapai sasaran organisasi.
Bisnis jasa dan perdagangan merupakan salah satu bisnis yang sangat
menjanjikan di kawasan perdesaan maupun perkotaan (Hurriyanti, 2005:56).
Penyediaan barang konsumen merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Usaha seperti ini sering disebut ritel atau pengecer, yaitu salah satu cara
pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barangs ecara
langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Oleh karena
itu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan kepada
pelanggan.
Dewasa ini perkembangan bisnis ritel di Indonesia menunjukkan tren sangat
positif. Hal ini ditunjukkan dengan selalu meningkatnya jumlah minimarket dari tahun
ke tahun. Persaingan yang ketat pada bisnis ritel menuntut bisnis ritel domestik dikelola
secara profesional agar mampu bersaing dalam melayani konsumen. Oleh karena itu,
diperlukan strategi jitu untuk merebut hati konsumen dengan memperhatikan kualitas
pelayanan, kebijakan harga, dan kepuasan konsumen agar konsumen dapat loyal
terhadap perusahaan.
Sulawesi Tengah terutama di Kota Palu merupakan salah satu Kota yang
mempunyai persaingan yang cukup ketat dalam bidang ritel seperti minimarket. Bumi
Nyiur Swalayan (BNS) merupakan salah satu bisnis ritel yang ikut bersaing yang
mempunyai visi menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka di Sulawesi Tengah.
Adanya persaingan serta tuntutan dari pelanggan menuntut pihak manajemen Indomaret
mampu beradaptasi dengan persaingan serta tuntutan pelanggan. Pelanggan yang berpendapatan
tinggi serta mengedepankan prestice membutuhkan pelayanan yang baik serta fasilitas yang
lengkap dan nyaman. Artinya, mereka membutuhkan kualitas pelayanan yang memuaskan,
personal service yang sopan, ramah serta profesional. Oleh karena itu perusahaan harus mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas dan dapat memuaskan pelanggannya.
Dengan mengetahui kepuasan pelanggan pihak manajemen akan dapat dengan
mudah mengevaluasi kinerjanya. Kepuasaan pelanggan tercapai apabila kebutuhan,
keinginan, dan harapan terpenuhi. Berdasarkan latar belakang penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk laporan akhir magang
dengan judul “PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM) TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. BUMI NYIUR
SWALAYAN”.
2
1.2 Tujuan Magang
Adapun tujuan yang ingin dicapai:
1. Tujuan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga
semester di luar program studi” adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik
soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman,
menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan
berkepribadian. Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel
diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai
dengan passion dan bakatnya.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan Total Quality Management
(TQM) terhadap kepuasan pelanggan yang dilakukan PT. Bumi Nyiur Swalayan.
3
pembelajaran yang rata pada bagian yang ada di PT. Bumi Nyiur Swalayan (BNS).
Waktu operasionalnya sendiri pun dibagi menjadi tiga yaitu shift pagi, middle (siang),
shift malam yang disesuaikan dengan pembagian waktu kerja masing-masing.
4
BAB II
PROFIL MITRA MAGANG
2.1 Sejarah Mitra Magang
Bumi Nyiur Swalayan (BNS) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel atau
yang biasa dikenal dengan penjualan barang eceran berskala besar. Berdiri pada tanggal 15
September 1991. Co-founder BNS Bernama Alex Irawan sekaligus Direktur dan Nana Tanubrata
selaku Wakil Direktur. BNS juga hanya tersebar di Sulawesi Tengah dan mempunyai swalayan
induk yang berlokasi di Jalan S.Parman. BNS juga memiliki sekitar 18 cabang. Dan mempunyai
Gudang Pusat utama yang berlokasi ditondo.
Gambar 1.2 bangunan dari swalayan pusat PT. Bumi Nyiur Swalayan
5
2.2 Struktur Organisasi Mitra Magang
Adapun Struktur Organisasi PT. Bumi Nyiur Swalayan sebagai berikut:
Setiap organisasi atau perusahaan pastilah mempunyai sebuah visi untuk mencapai
kesuksesannya. Visi adalah apa yang perusahaan inginkan di masa depan. Visi dapat memberikan
aspirasi dan motivasi disamping memberikan panduan atau rambu-rambu dalam Menyusun strategi
perusahaan. Adapun visi yang menjadi pedoman dari swalayan ini yaitu:
“To Be Successful, You Have To Have Your Heart In Your Business, And Your Business
In Your Heart”
6
2.4 Kegiatan Proses Produksi
Produk yang dihasilkan dari PT. Bumi Nyiur Swalayan adalah Bakery, dimana BNS
mempunyai tempat untuk pembuatan olahan roti dan dipasarkan di area pusat toko dan
cabang bns lainnya. Adapun penyewaan tempat yang disediakan oleh BNS seperti
7
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
8
atau etalase.
• Memindahkan barang-barang ke rak-rak lain (atas instruksi dari manager).
• Mengatur FIFO (first in first out) sistem yang mengharuskan barang pertama
masuk dan harus menjadi barang yang pertama kali keluar.
Pada saat magang kita lebih difokuskan pada bagian yang sudah diuraikan
diatas, terlebih pada proses alur penjualan yang ada di swalayan PT. Bumi Nyiur
Swalayan.
9
dalam rangka untuk mencapai kualitas terbaik melalui proses manajemen (Prawirosentono,
2001:17). Sesuai dengan definisi Internasional Organization for Standardization (ISO), TQM
adalah pendekatan manajemen terhadap suatu organisasi yang berfokus pada kualitas dan
didasarkan atas partisipasi dari semua anggotanya yang bertujuan untuk mencapai kesuksesan
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan bagi semua anggota
organisasi.
TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang
memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap
proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik
(keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), memproses input dalam organisasi untuk
memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan
(output).
Menurut Nasution (2001:28-30) terdapat 10 unsur dalam TQM, yaitu: (1) fokus pada
pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pendekatan ilmiah, (4) komitmen jangka panjang,
(5) kerjasama tim, (6) perbaikan sistem secara bersinambungan, (7) pendidikan dan pelatihan,
(8) Kebebasan yang terkendali, (9) Kesatuan tujuan, (10) Keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan.
Tujuan TQM pada dasarnya adalah menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas.
Tjiptono (2003:10) menjelaskan bahwa dasar pemikiran suatu perusahaan menerapkan TQM
adalah supaya 4 perusahaan tersebut dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan
menghasilkan kualitas terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya
perbaikan secara berkesinambungan terhadap kemampuan sumber daya yang dimiliki.
Tujuan TQM yang lebih luas adalah memperbaiki proses dan sistem yang dapat
meningkatkan keberhasilan perusahaan, mencegah kesalahan dan pemborosan usaha, serta
meningkatkan kepuasan konsumen (Nasution, 2004:41). Hal ini dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk menyelenggarakan produksi secara kompetitif, efisien, dan
efektif.
Manfaat TQM menurut Nasution(2001:35) adalah memperbaiki kualitas dan kinerja
manajerial dalam mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.
Perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk menciptakan kepuasan
pelanggan dan meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan. Menurut Yamit (2004:188)
manfaat dari implementasi TQM adalah membuat perusahaan sebagai pemimpim (leader) dan
bukan sekedar pengikut (follower), membantu terciptanya kerjasama tim (teamwork), membuat
perusahaan lebih mengutamakan kebutuhan pelanggan, dan membuat perusahaan lebih mudah
beradaptasi terhadap kebutuhan pelanggan.
10
TQM merupakan suatu proses yang terdiri dari elemen-elemen yang harus dikelola agar
mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.
Menurut Nasution (2001:51) elemen pendukung TQM tersebut adalah kepemimpinan,
pendidikan dan pelatihan, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, pengukuran.
Kepuasan Pelanggan
Banyak pakar memberikan definisi mengenai kepuasan pelanggan atau konsumen di
antaranya adalah Tjiptono (1997:147) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan produk atau jasa
yang dipikirkan dengan kinerja atau hasil yang diharapkan. Sesuatu dikatakan puas apabila hasil
yang diterima melebihi harapan, dan dikatakan tidak puas apabila hasil yang diterima tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
Persaingan yang ketat dengan semakin banyak produsen yang terlibat dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan
kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan
merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen, atau penyedia jasa. Value ini bisa berasal
dari produk, pelayanan, sistem, atau sesuatu yang bersifat emosi. Apabila pelanggan
mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau
pelanggan mendapatkan produk yang berkualitas. Apabila value bagi pelanggan adalah
kenyamanan, maka kepuasan akan datang jika pelayanan yang diperoleh nyaman. Apabila
value dari pelanggan adalah harga yang murah, maka pelanggan akan puas kepada produsen
yang memberikan harga paling kompetitif.
Kotler (1997:102) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen
yaitu “The company can increase customer satisfaction by lowering its price, or increasing its
service, and improving product quality”. Artinya adalah bahwa perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan konsumen dengan jalan menjual produk dengan harga memadai, meningkatkan
layanan, dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Secara implisit pernyataan
tersebut menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu: (1)
harga; (2) kualitas pelayanan; (3) kualitas produk. Menurut Tjiptono (1997:168) ada enam
strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:
(1) Strategi pemasaran berupa relationship marketing; (2) Strategi superior customer service;
(3) Strategi unconditional guarantees atau extra ordinary guarantees; (4) Strategi penanganan
keluhan yang efisien; (5) Strategi peningkatan kinerja perusahaan; (6) Menerapkan Quality
Function Development (QFD).
Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami tahap purna beli. Dalam
tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang akan berpengaruh
11
pada perilaku konsumen berikutnya. Menurut Tjiptono (1997:169) ada empat alat untuk
melacak dan mengukur 5 kepuasan pelanggan, yaitu: (1) Sistem keluhan dan saran; (2) Survei
kepuasan pelanggan; (3) Pelanggan bayangan (gost shopping); (4) Analisis pelanggan yang
beralih.
Konsumen yang merasa tidak puas akan berinteraksi dengan tindakan yang berbeda, ada
yang mendiamkan saja, dan ada pula yang menyampaikan keluhan (complain). Berkaitan
dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau keluhan terhadap ketidakpuasan, yaitu
(Tjiptono, 1997:174): (1) Voice response; (2) Private response, (3) Third-party response.
12
Dengan demikian setiap Strategi akan mencakup :
1. Pemilihan segmen pasar sasaran & format perekrutan Bisnis ritel
2. Mengembangkan keunggulan bersaing yang memungkinkan Bisnis ritel
untuk mengurangi tingkat kebutuhan yang dihadapi
Konsep Bisnis Ritel adalah orientasi manajemen yang membidik Bisnis Ritel
dalam menentukan kebutuhan pasar sasaran serta memenuhi kebutuhannya
dengan lebih efektif & efisien. Bisnis ritel yang berhasil harus memenuhi
kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik dari
yang dilakukan oleh pesaing. Tugas Utama dalam mengembangkan Bisnis
ritel adalah menetapkan target pasar, Proses ini diawali dengan menetapkan
segmentasi pasar.
13
BAB 4
KESIMPULAN
Penerapan TQM yang terdiri dari fokus pada pelanggan, kerjasama tim, keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan obsesi pada kualitas
tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat
fokus pada pelanggan, kerjasama tim, serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, maka akan
semakin tinggi kepuasan pelanggan yang diperoleh.
SARAN
1. Bagi perusahaan
a. PT. Bumi Nyiur Swalayan lebih memperhatikan bagian reture barang, karena
banyak barang yang tertumpuk akibat expired
b. Untuk karyawan memakai pakaian/card yang mengidentitaskan karyawan BNS
agar pelanggan tidak susah saat ingin bertanya mengenai produk yang dibelanja.
c. Jika swalayan sedang sepi, lebih sering mengecek expired date pada barang dan
lebih sering merapikan barang dipajangan
2. Dan untuk menerima magang kedepannya lebih mempersiapkan kerja-kerja yang
diberikan kepada anak magang, agar tidak terjadi hal-hal seperti ada beberapa yang tidak
menempati bagian-bagian pekerjaan, karena kurangnya control dan pengawasan
terhadap jadwal kerja pada anak magang.
14
BAB 5
REFREKSI DIRI
Begitu banyak pembelajaran yang didapatkan pada magang kali ini
Adapun manfaat yang di dapat selama mengikuti kegiatan magang ini antara lain:
• Banyak mempelajari banyak hal yang belum pernah didapatkan (mengeksplor)
• Mendapatkan pengalaman kerja pada dunia ritel
• Menerapkan teori yang didapat diperkuliahan
• Memperluas relasi pekerjaan
• Lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam bekerja
• Dan masih banyak lagi
15
DAFTAR PUSTAKA
A.Z.Nasution. 2001. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Jakarta: Diadit Media.
Hurriyati, Ratih (2005), Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung Alfabeta
Cristina Widya Utami, (2006). Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel. Modern);
Jakarta: Salemba Empat
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Prawirosentono, Suyadi. (2001). Manajemen Operasi, Analisis dan Studi Kasus, Edisi Ketiga,
PT Bumi Aksara, Jakarta.
Nasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Anggota IKPI, Ghalia
Indonesia: Jakarta.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. (2003). Total Quality Management. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Kotler,Philip.1997, Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia jilid satu. Jakarta: Prentice
Hall.
16
LAMPIRAN
17