Anda di halaman 1dari 47

HALAMAN JUDUL

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PENGARUH KOMUNIKASI
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PT. VICTORIA CARE INDONESIA

Disusun Oleh :

MUHAMMAD KHOIRUN NIAM

20190410440

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PENGARUH KOMUNIKASI
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PT. VICTORIA CARE INDONESIA

Disusun Oleh :

MUHAMMAD KHOIRUN NIAM

20190410440

Telah disetujui Dosen Pembimbing Lapangan


Pembimbing

Radyan Dananjoyo, SE., MM., M.Sc., Ph.D. Tanggal 30 Juni 2022

ii
NIK.

KATA PENGANTAR

Segala.puji..bagi..Allah..SWT..yang..telah..memberikan kemudahan,
karunia dan rahmat dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan dengan
judul “Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Victoria
Care Indonesia”.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan disusun untuk memenuhi persyaratan
dalam mata kuliah KKL. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat
memberikan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan
memberikan ide pengembangan bagi mahasiswa.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan selama penulisan laporan
2. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Dr. Rr. Sri Handari Wahyuningsih, SE., M.Si. yang
telah memberikan petunjuk bimbingan dan kemudahan selama penulisan laporan
3. Bapak Radyan Dananjoyo, SE., MM., M.Sc., Ph.D., selaku Dosen
Pembimbing Lapangan yang dengan penuh kesabaran telah memberikan
masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian laporan KKL
4. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dorongan
dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan laporan KKL ini
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian laporan KKL ini.
Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam laporan KKL ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan
pengembangan laporan KKL selanjutnya sangat diperlukan.

Yogyakarta, 29 Juni 2022

iii
M. Khoirun Ni’am

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Perumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE OBSERVASI..................................5
A. Landasan Teori.....................................................................................................5
B. Metode Observasi..................................................................................................20
1. Pendekatan Penelitian........................................................................................20
2. Obyek dan Subyek Penelitian............................................................................20
3. Data dan Teknik Pengumpulan Data...............................................................21
4. Populasi dan Sampel..........................................................................................21
5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..............................................21
6. Pengujian Instrumen..........................................................................................25
7. Teknik Analisis...................................................................................................27
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................28
A. Gambaran Umum Obyek Observasi................................................................28
B. Pembahasan........................................................................................................28
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN..............................................................................33
A. Simpulan.............................................................................................................33
B. Saran...................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................35
LAMPIRAN...................................................................................................................38

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi memiliki berbagai jenis sumber daya yang dijadikan

input atau masukan untuk kemudian dirubah menjadi output atau keluaran

beruapa barang atau jasa. Berbagai macam..masukan tersebut dapat berupa

modal (uang), penunjang proses produksi seperti teknologi, strategi

organisasi, maupun manusia yang bekerja disana. Diantara berbagai jenis

sumber daya tersebut, manusia atau sumber daya manusia (SDM)

memegang peranan yang paling penting agar suatu organisasi dapat

mencapai tujuannya. Dalam sebuah organisasi, kepuasan karyawan

menjadi sebuah aspek penting. Hal ini disebabkan karena organisasi

membutuhkan kinerja maksimal dari seorang karyawan untuk kemudian

mencapai tujuannya (Priyono, 2010:3).

Kepuasan kerja berhubungan erat dengan komitmen yang dirasakan

oleh karyawan terhadap suatu organisasi yang ditempatinya. Beberapa

kasus muncul di Indonesia yang berhubungan dengan kepuasan kerja yang

tidak tercapai di dalam suatu organisasi. Diantaranya adalah unjuk rasa

yang dilakukan para karyawan Wahana Karisma Flora seperti yang ditulis

oleh Malang Post. Mereka melakukan unjuk rasa karena tidak terima

ketika gaji mereka tidak sesuai dengan upah minimum kota tersebut.

Akibat dari peristiwa ini adalah proses produksi dari perusahaan yang

terhambat karena aksi yang dilakukan (Shafira & Listiara, 2017:396).

1
Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama

lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja,

dan lingkungan masyarakat. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah

dapat dipungkuri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau

perusahaan. Selain dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi juga

sangat berperan dalam kehidupan berorganisasi. Dengan adanya

komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil,

dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, komunikasi diharapkan

efektif sesuai dengan tujuan organisasi yang direncanakan.

Berdasarkan uraian di atas, peran komunikasi pada penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.

MitraComm Ekasarana Jogja.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang

dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut:

1. Apakah komunikasi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan

terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Victoria Care Indonesia?

2. Apakah komunikasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Victoria Care Indonesia?

3. Variabel..komunikasi..manakah..yang..paling..dominan..pengaruhnya

terhadap..kepuasan..kerja..karyawan PT. Victoria Care..Indonesia?

2
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut.

1. Untuk menganalisis apakah komunikasi berpengaruh positif dan

signifikan secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.

Victoria Care Indonesia.

2. Untuk menganalisis apakah komunikasi berpengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.

Victoria Care Indonesia.

3. Untuk menganalisis variabel komunikasi manakah yang paling dominan

pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Victoria Care

Indonesia?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi ilmu pengetahuan yaitu sebagai tambahan referensi dan

sumbangan pemikiran pada ilmu manajemen sumber daya manusia

b) Sebagai literasi pengembangan sumber daya manusia pada suatu

organisasi khususnya mengenai komunikasi.

3
2. Manfaat Praktis

a) Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam usaha memahami

unsur komunikasi pada karyawan.

b) Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan oleh PT. Victoria Care

Indonesia dalam mengelola karyawannya terlebih pada sisi

komunikasi pada karyawan.

3.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE OBSERVASI

A. Landasan Teori

1. Komunikasi

Komunikasi menurut Wursanto diartikan sebagai proses

menyampaikan berita dengan makna tertentu dari suatu pihak (seseorang atau

tempat) kepada pihak lain denga tujuan mendapatkan kesamaan pengertian

(Wursanto, 2001:31). Dalam bukunya, Deddy Mulyana mengungkapkan

bahwa komunikasi berasal dari kata common yang berarti sama. Hal ini

berarti komunikasi dapat diartikan sebagai proses menyamakan persepsi,

pikiran dan rasa abtara komunikator dengan komunikan (Mulyana, 2005:14).

Pada kenyataannya, komunikasi dengan pihak lain dalam rangka

menyampaikan sebuah maksud tidak semudah yang dibayangkan. Pentingnya

komunikasi yang menurut sebuah penelitian memakan waktu kita sebanyak

75% (Tubbs & Moss, 2005:3), menuntut seseorang mengalami sendiri proses

komunikasi tersebut dengan prosesnya yang rumit.

1.1 Elemen Komunikasi

Proses komunikasi merupakan setiap langkah yang diawali dengan

diciptakannya informasi sampai dipahami oleh komunikasi. Proses ini dapat

diterangkan menjadi beberapa cara, diantaranya adalah dengan menyajikan

elemen-elemen komunikasi berikut (Panuju, 2018:39):

a. Komunikator

5
Komunikator merupakan pengirim atau penyampai pesan.

b. Pesan (Message)

Merupakan sesuatu, entah dalam bentuk ide, abstraksi realitas atau

bahkan hal yang bersifat harapan yang disampaikan komunikator kepada

komunikan.

c. Saluran (Source)

Saluran diartikan sebagai media yang dilalui oleh komunikator dalam

menyampaikan pesannya kepada komunikan.

d. Komunikan (penerima)

Komunikan atau penerima pesan merupakan pihak yang menerima pesan,

baik secara individu, kelompok, massa maupun anggota organisasi.

e. Hambatan atau gangguan

Faktor penghambat dalam komunikasi yang menyebabkan proses tidak

berjalan efektif disebut dengan hambatan. Hambatan ini dapt berasal dari

komunikator, isi pesan, media ataupun komunikan.

f. Umpan Balik (Feedback)

Merupakan tanggapan atas suatu pesan. Umpan balik dapat diperoleh

dalam bentuk netral, ada yang mendukung (positif) maupun ada yang

menolak (negatif).

g. Efek

Efek diartikan sebagai akibat yang timbul dari komunikasi, baik berupa

emosi, pikiran maupun perilaku.

h. Situasi

6
Merupakan keadaan yang ada atau terjadi pada saat berlangsung

komunikasi. Situasi yang terbentuk dapat berupa suhu, cuaca, tata

ruangan, sikap komunikan maupun dan tujuan berkomunikasi.

i. Selektivitas

Merupakan filter yang digunakan peserta komunikasi untuk menyaring

pesan. Selektivitas dapat berupa buday, mitos hingga prasangka.

j. Lingkungan

Merupakan pihak lain yang ikut campur dalam proses komunikasi.

1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi menurut Harold D. Laswell (dalam Uchjana,

1993:301) harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti “who say

what, in which channel to whom and with what effect” yang dijelaskan

sebagai berikut (Yodiq, 2016:26):

a. Who (siapa), yang artinya siapa yang menjadi komunikator.

b. Say what (apa yang dikatakan), adalah isi pesan yang disampaikan harus

dilaksanakan.

c. In which channel (saluran yang dipakai), media yang dipakai dalam

proses komunikasi adalah langsung atau tatap muka.

d. To whom (kepada siapa), ini berarti sasaran atau komunikan.

e. With what effect (efek yang timbul), akibat yang timbul setelah pesan

disampaikan yaitu timbulnya suatu tindakan.

7
1.3 Tipe Komunikasi

Kelompok sarjana komunikasi Amerika yang menulis buku Human

Communication membagi tipe-tipe komunikasi menjadi komunikasi

antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi

massa, dan komunikasi publik (Panuju, 2018:75).

a. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Jenis komunikasi ini dapat dilakukan oleh dua orang, dengan satu orang

bertindak sebagai komunikator dan yang lainnya sebagai komunikator.

Tugas komunikator adalah mengirim pesan dan komunikator menerima

pesan. Dengan pesan yang disampaikan, balasan atau balasan akan

diterima. Permasalahan muncul ketika komunikasi jenis ini tidak

dikehendaki oleh dua belah pihak, yang artinya hanya salah satu pihak

yang menghendaki berjalannya komunikasi. Akibatnya, umpan balik

yang diterima tidak sesuai dengan kehendak dan akhirnya menimbulkan

kejengkelan tersendiri. Selain dapat terjadi secara langsung,

permasalahan ini sangat mungkin terjadi pada komunikasi yang

dilakukan melalui media sosial. Adapun tujuan dari komunikasi jenis ini

adalah untuk meningkatkan kualitas dari perkenalan, mencari seseorang

untuk berbagi keluh kesah, memecahkan masalah, kepentingan bisnis,

membangun jaringan (networking). Faktor yang dapat mendukung

keberhasilan komunikasi jenis ini antara lain adalah faktor bahasa yang

digunakan baik oleh komunikator maupun komunikan, faktor fisik yang

mencakup kesehatan fisik kedua belah pihak saat melakukan komunikasi,

8
faktor psikis yang melibatkan kondisi perasaan keduanya serta faktor

lingkungan tempat komunikasi berlangsung.

b. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok dapat terjadi saat individu yang berkomunikasi

berjumlah paling sedikit tiga orang (kelompok kecil) dan pada suatu

urusan bisnis yang melibatkan modal trilyunan (kelompok besar). Dalam

konteks kelompok formal dan cenderung didesain dari sebuah institusi

atau organisasi, maka tekanannya adalah pada prosedur dan tugas.

Kelompok-kelompok ini lazimnya dibentuk oleh organisasi tertentu

untuk membantu kinerja struktur organisasi yang mengalami penurunan

kinerjanya.

Kualitas SDM yang kurang, minimnya jumlah SDM hingga tidak

sebandingnya volume pekerjaan dengan SDM dapat menimbulkan

penurunan kinerja yang akhirnya berdampak pada organisasi itu sendiri.

Dalam komunikasi jenis ini, terdapat pembagian peran yang dilakukan,

antara lain mereka yang berperan sebagai inisiator (stars), mereka yang

berperan sebagai penghubung (brigde), mereka yang mengikuti

keputusan dengan apa adanya yaitu pemencil (isolate).

c. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)

Barry Cushway dan Derek Lodge (Cushway, 1999:25) menggambarkan

fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai bentuk organisasi climate,

yakni iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja organisasi

atau sejumlah suasana batin dan sikap orang-orang yang bekerja di

9
dalamnya. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam

rangka membentuk saling pengertian (mutual of understanding). Dengan

komunikasi ranah acuan (frame of reference) dan kerangka pengalaman

(field of experience) dapat dihomogenkan (Panuju, 2018:78).

Unsur-unsur penentu perilaku komunikasi organisasi antara lain:

1) Rumusan yang dideskripsikan tujuan bersama, yang merupakan visi

dan misi yang ditetapkan dan disetujui oleh semua anggota.

2) Struktur yang sama. Setiap organisasi membuat struktur organisasi

sesuai dengan gaya organisasi itu menjalankan tugas. Struktur

organisasi akan menunjukkan alur instruksional, arus koordinasi, dan

arus supervisi. Juga menjelaskan tugas pokok dan fungsi serta

wewenangnya.

3) Proses kegiatan.

4) Orang-orang dengan peran yang berbeda.

5) Organisasi yang baik memiliki visi, misi, nilai, iklim organisasi,

motivasi, norma-norma kelompok, dan sebagainya.

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk membangun iklim

komunikasi yang kondusif. Suatu organisasi yang baik, memiliki humas

yang mendengarkan suasana kebatinan dari anggotanya demi tetap

terjaganya kinerja dan hubungan yang baik antar anggota.

Inti dari iklim organisasi yang baik adalah terciptanya organisasi yang

sehat. Adapun iklim-ikim tersebut meliputi:

10
1) Adanya dukungan dari semua pihak terhadap program dan cara kerja

organisasi.

2) Manajemen mengikutsertakan anggota organisasi dalam proses

pengambilan keputusan.

3) Adanya kejujuran, percaya diri dan keandalan.

4) Di semua lini, terdapat keterbukaan dan ketulusan.

5) Semua lini berorientasi pada memaksimalkan kinerjanya.

d. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi jenis ini dapat diartikan sebagai penyampaian pesan pada

orang banyak (public). Semua orang pada dasarnya dapat melakukan

jenis komunikasi ini, akan tetapi secara khusus, terdapat orang-orang

tertentu yang dianggap lebih kompeten melakukan jenis komunikasi ini,

yaitu mereka yang biasa berbicara di depan umum (public speaking).

Seorang pemimpin yang baik hendaknya menguasai ilmu ini.

Adapun sarana komunikasi publik yang sering digunakan adalah media

massa, orasi pada rapat umum, aksi demonstrasi, blog, situs jejaring

sosial, kolom komentar pada platform digital. Pada dasarnya, tujuan

komunikasi ini antara lain apa yang dilakukan pimpinan dan bawahan.

.Bagi pimpinan, berbicara di hadapan bawahan adalah untuk

meningkatkan kohesivitas, loyalitas, dan capaian kinerja yang tinggi.

Adapun bagi bawahan, komunikasi publik bisa dalam rangka

menggalang dukungan (support) terhadap kebijakan kebijakan yang

11
diambil pimpinan atau sebaliknya menggalang penolakan dan tuntutan

(demands).

e. Komunikasi Publik dan Opini Publik

Komunikasi publik banyak digunakan dalam kerja-kerja politik. Pidato

merupakan salah satu cara dari komunikasi publik. Berdasarkan

konsekuensi yang ditimbulkan akibat pola pembentukan opini publik

oleh media massa, terdapat dua hal yaitu:

1) Media massa mampu bersikap netral terhadap isu-isu publik, akan

mendotong sikap kritis dari masyarakat sekitar dalam mengambil

keputusan.

2) Media massa yang cenderung berpihak pada golongan tertentu saja,

maka media menjadi bersifat partisan, informasi yang disampaikan

menjadi tidak seimbang. Kerap justru berisi stigma terhadap pihak

lawan dan informasi tidak lagi berdasarkan fakta, namun sudah

cenderung penuh prasangka.

1.4 Indikator Komunikasi

Teori yang dikemukakan oleh W. Charles Redding telah banyak

sebagai suatu konsep dari suatu organisasi. Teori motivasi tersebut memuat

lima aspek penting yaitu (Suprianti, 2018:5):

1) Dukungan (Supportiveness)

Karyawan memandang adanya komunikasi dan interaksi yang baik

dengan atasan sebagai sebuah dukungan sehingga semakin termotivasi

dan sadar akan perannya pada organisasi tersebut.

12
2) Pembuatan Keputusan Partisipatif (Participative Decision Making)

Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai

manfaat dan pengaruh. Atasan yang cukup mendengarkan bawahannya

dan melibatkan mereka untuk berkomunikasi dan berkonsultasi

mengenai segala elemen organisasi yang berkaitan dengan posisi

mereka.

3) Kepercayaan, Keyakinan dan Kredibilitas (Trust, Confidence,

Credibility)

Setiap individu pada suatu organisasi harus mempertahankan hubungan

yang di dalamnya terdapat nilai kepercayaan, keyakinan dan keandalan

yang didukung pernyataan dan tindakan yang menunjukkan sumber

pesan yang dapat diandalkan, dipercaya dan bebas manipulasi.

4) Keterbukaan dan Keterusterangan (Openness and Candor)

Dalam komunikasi, terdapat unsur keterbukaan dalam menyampaikan

pesan maupun mendengarkan pesan. Hal ini berkaitan dengan

kemudahan informasi yang harus didapatkan setiap individu dalam

suatu perusahaan.

5) Tujuan Kinerja Tinggi (High Performance Goals)

Setiap anggota organisasi pada semua tingkatan harus menunjukkan

komitmen terhadap tujuannya yakni bertujuan kinerja tinggi,

produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah.

13
2. Kepuasan Kerja

Hasibuan berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan sikap

emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja

dinikmati di dalam pekerjaan, di luar pekerjaan dan kombinasi di dalam dan

di luar pekerjaan (Hasibuan, 2008). Sedangkan menurut Marihot, kepuasan

kerja adalah sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif

berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya

(Marihot, 2002). Kepuasan kerja merupakan kondisi yang memungkinkan

seorang pekerja merasa bangga dan aman, diperlakukan adil, diakui dan

diperhatikan oleh pimpinan, dihargai karena pekerjaannya dapat

menghasilkan sesuatu memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan dan ambisi

pribadinya sehingga ia merasa puas (Manurung & Ratnawati, 2012).

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Terdapat sedikitnya lima faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan kerja menurut Kreitner, yaitu sebagai berikut (Kreitner & Kinicki,

2001:225):

1) Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment)

Kepuasan kerja ditentukan oleh tingkat karakter dari suatu pekerjaan

memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk

memenuhi kebutuhannya.

14
2) Perbedaan (Disrepancies)

Pemenuhan akan harapan termasuk hal yang mencerminkan perbedaan

antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari

pekerjaannya. Saat seseorang mengharapkan sesuatu yang lebih besar

dari apa yang diterima, ia tidak akan puas. Di sisi lain, seseorang akan

puas saat mendapatkan sesuatu yang melebihi harapannya.

3) Pencapaian Nilai (Value Attainment)

Kepuasan kerja juga merupakan hasil dari persepsi pekerjaan yang

memberikan pemenuhan nilai kerja individu yang penting.

4) Keadilan (Equity)

Kepuasan kerja merupakan fungsi dari tingkat keadilan yang diperoleh

setiap individu pada suatu organisasi.

5) Komponen Genetik (Genetic Components)

Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini

menunjukkan bahwa perbedan pada sifat individu mempunyai arti

penting untuk menjelaskan kepuasan kerja.

2.2 Indikator Kepuasan Kerja

Indikator dari kepuasan kerja adalah sebagai berikut (Manurung &

Ratnawati, 2012):

1) Pekerjaan Itu Sendiri (Work Itself)

Indikator ini menegaskan bahwa kepuasan bersumber pada pekerjaan

yang dianggap memberikan tugas yang menarik, memberikan

15
kesempatan untuk berkembang menjadi lebih mau, kesempatan untuk

belajar dan menerima tanggung jawab.

2) Gaji (Salary)

Indikator ini menegaskan bahwa kepuasan bersumber pada kepantasan

gaji yang diterima seseorang jika dibandingkan dengan orang lain dalam

perusahaan, dimana gaji dideskripsikan sebagai upah atau uang yang

diterima seseorang.

3) Kesempatan Promosi (Promotional Opportunity)

Semua karyawan menginginkan dirinya dianggap pada sebuah

organisasi. Dengan adanya kesempatan promosi yang sama demi dapat

memajukan organisasi lebih baik lagi karena kontribusinya, memiliki

pengaruh yang berbeda pada kepuasan karyawan. Hal ini dikarenakan

promosi merupakan sebuah bentuk penghargaan, promosi karena

senioritas atau kenaikan gaji.

4) Pengawasan (Supervisor)

Pengawasan dideskripsikan sebagai kemampuan penyelia untuk

memberikan bantuan teknis serta dukungan perilaku.

5) Rekan Kerja (Work Relations)

Rekan kerja yang kooperatif menjadi sumber kepuasan kerja karyawan

yang paling umum dirasakan. Rekanan berupa kelompok kerja atau tim

yang tidak hanya bertindak sebagai sumber dukungan, tetapi juga mereka

yang saling menasehati dan memberi bantuan jika diperlukan, pada

individu menjadi sumber kepuasan kerja tersendiri.

16
3. Kerangka Konsep

3.1 Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja

Pada dasarnya, iklim organisasi penting karena mengaitkan konteks

organisasi dengan konsep perasaan dan harapan anggota organisasi (Pace &

Faules, 2010). Iklim komunikasi organisasi yang negatif akan menyebabkan

timbulnya perselisihan sehingga pengambilan keputusan yang membutuhkan

masukan dari anggota organisasi tidak terlaksana dengan baik, dampaknya

tiap anggota organisasi dalam memberikan konstribusi bagi organisasinya

kurang optimal. Hal ini berpengaruh terhadap kepuasan para anggota

organisasi yang akhirnya mempengaruhi efektivitas kinerja mereka

(Suprianti, 2018:2).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tenang Safari, diketahui bahwa

komunikasi organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan PD. BPR LPK Garut Kota Cabang Bayongbong

dengan kontribusi pengaruh sebesar 28,7% (Safari, Zulkarnaen, &

Nurhanipah, 2019).

Kepuasan
Komunikasi
Kerja

17
Gambar Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja

4. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian-penelitian yang telah terlebih dahulu dilakukan

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Febryantahanuji dengan judul “Pengaruh

Kepuasaan Kerja Dan Komunikasi Terhadap Komitmen Organisasi Dengan

Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderasi Pada Stekom Semarang”

membuktikan bahwa kepuasan kerja, komunikasi, kepemimpinan yang

memoderasi kepuasan kerja serta kepemimpinan yang memoderasi

komunikasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah beberapa variabel

yang digunakan yaitu komunikasi, kepuasan kerja dan komitmen kerja.

Perbedaan yang dimiliki adalah variabel kepemimpinan dan variabel mediasi

yang berbeda (Febryantahanuji, 2017).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bill Argon yang berjudul “Kecerdasan

Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja”

membuktikan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasi karyawan pada PT. Digital Netwerk

Venture Indonesia. Selanjutnya kecerdasan emosional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dan kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel

18
komitmen organisasi, kepuasan kerja dan kecerdasan emosional. Sedangkan

perbedaannya terletak pada obyek penelitian (Argon & Liana, 2020).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dennise Nurillah Salahudin yang berjudul

“Pengaruh Komunikasi Dan Kepemimpinan Serta Budaya Organisasi

Terhadap Komitmen Organisasi Dan Dampaknya Pada Kepuasan Kerja

Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Kecamatan Se Kota Kotamobagu”. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini variabel

Komunikasi, Kepemimpinan, Budaya Organisasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Komitmen Organisasi dan Komunikasi, Kepemimpinan,

dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Kepuasan Kerja sedangkan Budaya Organisasi berpengaruh signifikan

terhadap Kepuasan Kerja. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian

yang akan dilakukan adalah beberapa variabel yang digunakan yaitu

komunikasi, komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Sedangkan

perbedaanya terletak pada obyek penelitian (Salahudin, Lengkong, & Tulung,

2018:1858).

4. Pada penelitian yang dilakukan Fitri, menyatakan bahwa terdapat pengaruh

positif dan signifikan antara kepemimpinan transformational terhadap

kepuasan kerja dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

variabel kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja dan komitmen

organisasi. Sedangka perbedaannya terletak pada obyek penelitian (Fitri,

2018:203).

19
20
B. Metode Observasi

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme dan digunakan untuk

meneliti populasi maupun sampel tertentu, dimana tahap pengumpulan

data diperlukan sebuah instrumen, analisa data dilakukan dengan cara

kuantitatif dengan pengujian hipotesis (Sugiyono, 2011:8). Penelitian ini

berjenis deskriptif dengan instrumen penelitian berupa survey kuisioner

yang akan diberikan pada responden karyawan pada PT. Victoria Care

Indonesia. Data-data tersebut nantinya akan diolah dengan menggunakan

software SPSS.

Metode penelitian survey dilakukan karena metode tersebut mampu

memberikan deskripsi detil hasil akhir penelitian hingga benar-benar

komprehensif dan memberi kesimpulan yang meyakinkan. Selain itu,

metode survey dilakukan untuk memperoleh data informasi dengan

populasi yang besar melalui populasi yang relatif lebih kecil. Sejalan

dengan tujuan tersebut, digunakan kuisioner sebagai instrumen

pengumpulan data.

2. Obyek dan Subyek Penelitian

Objek yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah variabel

komunikasi, variabel mediasi yaitu kepuasan kerja, variabel kecerdasan

emosional, variabel gaya kepemimpinan transformasional dan variabel

21
komitmen organisasi. Adapun subyek dari penelitian ini adalah karyawan

di PT. Victoria Care Indonesia, yang terletak di Blok 5A No Jalan Gatot

Subroto 8 Krapyak, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50181.

3. Data dan Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner berisi

beberapa pertanyaan dengan metode survey yang diakukan pada para

karyawan PT. Victoria Care Indonesia. Data yang terhimpun kemudian

akan diolah sedemikian rupa menggunakan SPSS.

4. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Safi'i & Asrop,

2005:133). Adapun populasi pada penelitian ini adalah para karyawan

secara individu dari PT. Victoria Care Indonesia. Sehingga unit analisi

penelitian adalah individu, sedangkan identitas populasi yaitu karyawan.

Adapun sampel yang digunakan adalah dari karyawan PT. Victoria

care Indonesia dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana

(random sampling) karena setiap karyawan memiliki kesempatan dipilih

untuk mengisi kuisioner yang sama tanpa adanya perbedaan.

5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Terdapat tiga variabel yang akan diteliti pada penelitian ini. Ketiga

variabel tersebut antara lain adalah variabel bebas (X) yang terdiri dari

komunikasi dan (Y) yaitu kepuasan kerja

5.1 Operasionalisasi Variabel Komunikasi

22
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Komunikasi

Variabel Konsep Indikator Tingkat Skala


Pengukuran

Komunikasi “Komunikasi 1. Dukungan 1. Tingkat saling Ordinal


(Variabel menurut menghargai
X1) Wursanto perusahaan
diartikan terhadap
sebagai proses karyawan
menyampaika 2. Tingkat
n berita dukungan Ordinal
dengan makna perusahaan
tertentu dari terhadap
suatu pihak karyawan
(seseorang
atau tempat) 3. Pembuatan 1. Tingkat Ordinal
kepada pihak keputusan keterlibatan
lain denga partisipatif karyawan
tujuan terhadap
mendapatkan pengambilan
kesamaan keputusan
perusahaan. Ordinal
pengertian.”
(Wursanto, 2. Tingkat
2001) keseringan
atasan
mendengarkan
pendapat
karyawan.

5. Kepercayaa 1. Tingkat Ordinal


n, kebenaran
keyakinan informasi yang
& didapatkan.
kredibilitas

6. Keterbukaa 1. Tingkat Ordinal


n dan kemudahan
keterusteran karyawan
gan mendapatkan
aliran

23
informasi yang Ordinal
benar
mengenai
perusahaan.
2. Tingkat
kemudahan
koordinasi
antar individu.

8. Tujuan 1. Tingkat Ordinal


kinerja kepahaman
tinggi karyawan
mengenai visi
dan misi Ordinal
perusahaan.

5.2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja

Tabel berikut ini menyajikan operasional variabel kepuasan kerja pada

suatu perusahaan atau organisasi.

Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja

Variabel Konsep Indikator Tingkat Skala


Pengukuran

Kepuasan “Kepuasan kerja 1. Pekerjaan 1. Tingkat Ordinal


Kerja merupakan itu sendiri kesesuaian
(Variabel kondisi yang pekerjaan
Y) memungkinkan dengan
seorang pekerja kemampuan
merasa bangga individu.
dan aman, 2. Tingkat Ordinal
diperlakukan kesesuaian
adil, diakui dan jenis
diperhatikan pekerjaan
oleh pimpinan, yang
dihargai karena dilakukan
pekerjaannya dengan

24
dapat jabatan yang
menghasilkan dimiliki.
sesuatu
memenuhi 2. Gaji/upah 1. Tingkat Ordinal
kebutuhan, kesesuaian gaji
keinginan, yang diterima
harapan dan dengan
ambisi tuntutan
pribadinya pekerjaan.
sehingga ia .
merasa puas” 3. 1. Tingkat Ordinal
(Manurung & Kesempatan kemungkinan
Ratnawati, promosi promosi yang
2012) dilakukan
adalah pada
karyawan yang
senior.

4. 1. Tingkat Ordinal
Pengawasan kemungkinan
pimpinan
mengoreksi
kinerja
karyawan yang
kurang. Ordinal
2. Tingkat
kemungkinan
pimpinan
melakukan
pengawasan
terhadap
kinerja
karyawan.

5. Rekan 1. Tingkat Ordinal


Kerja kemungkinan
rekan kerja
memotivasi

25
ketika terdapat Ordinal
masalah.
2. Tingkat
kemungkinan
kerjasama yang
baik yang
tercipta antar
karyawan.

6. Pengujian Instrumen
Teknik analisa data analisis statistik akan dilakukan pada penelitian

ini, dengan menggunakan metode uji sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Pengujian ini menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap

sesuatu yang diukur. Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana

alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang diukur dengan tepat

(Wahyuni N. , 2014). Hasil dari pengujian ini akan dijadikan pedoman dalam

menentukan tingkat validitas dari variabel yang digunakan sekaligus berperan

sebagai alat ukur. Adapun persamaan yang digunakan untuk menentukan

korelasi product moment adalah:

N Σ xy −( Σx )(Σ y )
r xy =
√ NΣ x 2−¿ ¿ ¿
Dengan r xy = koefisien korelasi variabel X dan Y

Σ xy = jumlah perkalian antara variabel X dan Y


2
Σx = jumlah dari kuadrat nilai X
2
Σy = jumlah dari kuadrat nilai Y

26
¿ = jumlah nilai X yang dikuadratkan

¿ = jumlah nilai Y yang dikuadratkan

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat pengukur kuesioner untuk menyatakan apakah

kuisioner tertentu dapat dikatakan sebagai indikator dari peubah atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel ketika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Wahyuni N. , 2014). Adapun persamaan yang digunakan untuk menentukan

alpha Cronbach adalah:

( )( )
2
n Σσ
r 11 = 1− 2 t
n−1 σt

Dengan r 11 = reliabilitas yang dicari

n = jumlah item pertanyaan yang diuji

σ 2t = jumlah varians skor tiap item

2
σt = varians total

7. Teknik Analisis
Teknik analisa data analisis statistik akan dilakukan pada penelitian

ini, dengan menggunakan metode uji sebagai berikut:

1. Uji Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode regresi yang

untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap

27
variabel terikat (dependen). Adapun hasil dari pengujian ini adalah nilai R

square dan nilai signifikansi.

2. Uji Hipotesis

Uji ini didasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan, berpihak

kepada yang benar dari percobaan terkontrol maupun yang tidak terkontrol.

Hasil nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, akan tetapi

jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Observasi

PT. Victoria Care Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang pembuatan produk kecantikan dan kesehatan, dimana salah

28
satunya memproduksi parfum yang didistribusikan ke kota-kota besar di

Indonesia.

B. Pembahasan
Kunjungan berikutnya yaitu mengunjungi PT. Victoria Care Indonesia yang

beralamatkan di Kawasan Industri Candi Blok 5A Gatot Subroto, Krapyak

Ngaliyan, Semarang. PT. Victoria Care Indonesia merupakan anak perusahaan

dari PT. Suka Sukses Sejati yang berlokasi di Jakarta. Perusahaan ini

merupakan badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas dan bergerak di

bidang produksi kosmetik, perlengkapan mandi dan perawatan kesehatan.Sejak

berdiri pada tahun 2007 PT. Victoria Care Indonesia telah mengantongi

sertifikat Good Macufacturing Practis (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) dari BPOM.

Rombongan kami tiba di Pabrik pukul 12.00 dan di terima oleh Bapak Widi

selaku perwakilan perusahaan sekitar pukul 13.00. Setelah mendapat sedikit

pengarahan, kami diarahkan menuju Lab pengendalian mutu yang kemudian

dipandu oleh Mbak Safa. Laboratorium ini dibagi menjadi beberapa bagian,

ada yang bersekat/ruangan khusus dan ada yang hanya dibatasi menggunakan

garis berwarna kuning. Bagian yang pertama adalah ruang fisika, disinilah

proses pembuatan produk pertama kali dimulai yaitu proses penimbangan.

Proses penimbangan sendiri ada dua yaitu penimbangan kecil menggunakan

timbangan analitik, biasanya dilakukan untuk sampling atau percobaan

pembuatan sediaan, yang kedua adalah penimbangan besar yaitu proses

penimbangan berskala produksi, di ruang fisika hanya mengkonversikan

29
jumlah dari bahan yang harus ditimbang, sedangkan untuk penimbangan bahan

skala produksi terdapat tempat yang terpisah. Selain itu diruang fisika juga

dilakukan pengukuran pH menggunakan pH meter, pengukuran

kekentalan/viscositas dengan viscometer khususnya untuk sediaan lulur dan

handbody.

Selanjutnya yaitu ruang kimia, disinilah semua sediaan yang diproduksi

diolah dan di uji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu penggunaan string

hot plate yang digunakan untuk melelehkan padatan skala kecil, alat untuk

menguji kelembaban produk pada kulit, alat untuk uji saponifikasi untuk

herborist sampo zaitun. Ruang ketiga yaitu rak standar bahan baku, sampel

bahan baku yang digunakan untuk produksi di letakkan pada temapt kusus dan

disimpan dalam rak/lemari standar bahan baku, begitu juga dengan sampel

seluruh produk jadi, fungsi dari ruangan ini adalah untuk mengontrol mutu

produk apabila sewaktu-waktu diperlukan pengujian ulang, standar bahan baku

diantaranya ekstrak sabun sere, bibit parfum, dan lain lain. Terdapat beberapa

ruang lain seperti ruang uji mikrobiologi, R&D dan ruang standar bahan

kemas.

Selesai dari lab, dilanjutkan ke bagian produksi, sebelum memasuki ruang

produksi setiap orang harus mengenakan kelengkapan seperti topi, masker,

covershoes dan jaslab. Terdapat 2 lantai area industri, lantai pertama untuk

proses filling, pelabelan produk dan juga area packing serta gudang, dan lantai

2 adalah tempat produksi skala besar. Hampir 90% proses produksi sudah

30
otomatis menggunakan mesin, tetapi tetap membutuhkan SDM sebagai

operatornya. Dilantai 2 terdapat 3 ruangan utama yaitu :

1. Ruang Mixing Produk Padat dan Cream

Produk yang din proses disini adalah sabun, handbody dan sampo. Untuk

sabun dapat menampung sampai dengan 500 kg bahan baku untuk sekali

produksi, waktu yang dibutuhkan untuk sekali produksi kurang lebih 4-6 jam

kerja, sedangkan untuk cream kapasitasnya sampai 2 ton. Dari proses mixing

ini kemudian bahan setengah jadi akan di cetak di lantai 1.

2. Ruang Produksi Produk Halal

Perusahaan ini sudah memiiki produk yang tersertifikasi halal MUI yaitu

produk daun sirih dan minyak zaitun.

3. Ruang Produksi Cair

Kapasitas produksi mesin ini hingga 2 ton dan dapat menghasilkan sampai

20.000 botol/ 10 ml .

Ruangan-ruangan yang berada dilantai 1 yaitu ruangan yang

digunakanuntuk proses memasukkan produk kedalam wadah dan labelling. Di

akhir proseslabelling, akan ada staf yang bertugas untuk mengecek kembali

produk-produktersebut. Jika ada label yang terlipat atau miring maka akan

dipisahkan dandilakukan labelling ulang. Untuk produk liquid, produk akan

dikemas terlebihdahulu kemudian baru diberi label. Sebaliknya untuk produk

liquid dan semisolid,wadah akan diberi label terlebih dahulu selanjutnya diisi

31
dengan produk. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumpahnya produk liquid

dan semisolid ketika proseslabelling.

Proses Packaging merupakan proses selanjutnya yang akan dilakukan

diarea packing. Sebelum produk dimasukkan dalam wadah tersier (kardus)

akan adastaf yang bertugas untuk mengecek kembali produk tersebut apakah

sudah layakdipasarkan atau belum. Jika ada kesalahan, maka produk tersebut

akan dipisahkanuntuk dibenahi terlebih dahulu. Begitu pula pada proses-proses

sebelumnya, bahwa dalam setiap akhir proses akan ada bagian QC (Quality

Control) yang akanmemeriksa produk-produk tersebut sebelum melanjutkan ke

proses selanjutnya.Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan yang

terjadi.Setelah produk selesai diproduksi, selanjutnya produk telah siapuntuk

didistribusikan, sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu digudang

penyimpanan. Ketinggian digudang penyimpanan ini mencapai 12 meter.

Produk akan ditata dengan cara diurutkan sesuai abjad untuk

mempermudah proses pengambilan.Proses pengambilan ini dengan

menggunakan metode FIFO (First in First Out) untuk mencegah adanya

produk yang kadaluwarsa karena terlalu lama berada di gudang

penyimpanan.Tempat terakhir dalam industri ini yaitu area untuk pengolahan

limbah.Dalam pengolahan limbah ini akan dipisahkan antara limbah padat dan

cair.

PT.Victoria Care tidak mengolah limbah padat, melainkan akan diberikan

kepada pihak yang berwenang dan dipercaya serta telah bersertifikasi untuk

mengolahlimbah padat tersebutSedangkan untuk limbah cair akan diolah oleh

32
IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang berada di PT. Victoria Care itu

sendiri.

Air limbah ini tidak akan langsung dibuang, melainkan akan diuji terlebih

dahuludengan 2 cara. Cara pertama yaitu setelah air limbah ini diolah

kemudian akandisiramkan pada tanaman. Selanjutnya tanaman akan dicek

secara berkala apakahada tanaman yang mati dan layu setelah pemberian air

limbah ini. Cara keduayaitu akan dialirkan ke kolam ikan lalu diperiksa

kesehatan ikan tersebut secara berkala. Jika kedua pengujian air limbah

ini telah selesai, barulah air limbah akandibuang ke sungai. Pengujian-

pengujian ini perlu dilakukan agar tidak mencemarilingkungan dan

membahayakan masyarakat.

33
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

PT Victoria Care Indonesia merupakan perusahaan yang berproduksi di

Semarang, Jawa Tengah. Produk perusahaan tersebut berupa kosmetik, alat-alat

kecantikan, sabun mandi dan produk kesehatan. PT Victoria Care Indonesia saat

ini telah menjadi mitra kerja terpercaya bagi banyak perusahaan ritel besar di

Tanah Air. Kepercayaan yang telah diraih ini tak lain karena PT Victoria Care

Indonesia senantiasa inovatif dan selalu menjaga mutu produknya. Selain itu,

produknya juga aman dipakai serta cocok untuk kebutuhan dan kulit wanita Asia

khususnya Indonesia.

Dalam memproduksi herborist, PT Victoria Care mempunyai langkah-

langkah untuk menyiapkan produksi mereka membuat permintaan atau DOI (Day

Of Iventory) melalui system link yang akan menghubungkan ke PPIC, Produksi

dan gudang. Dalam membuat perencanaan hal yang PT Victoria Care

pertimbangkan adalah permintaan dari distributor cabang seluruh Indonesia dan

akan diutamakan yang penting dan yang sedang happening. Pada PT Victoria

Care setiap department memiliki target yang disesuaikan dengan kapasitas dari

produksi seperti seles memiliki target untuk menjual setiap bulan, bagian

purchasing memiliki target untuk pemenuhan bahan baku, Bagian PPIC memiliki

target untuk mempersiapkan bahan baku yang di butuhkan, bagian produksi

memiliki target untuk melakukan pemenuhan produksi sesuai dengan target, dan

34
gudang memiliki target ketepatan waktu dalam mendistribusikan produk kepada

distributor.

B. Saran

PT Victoria Care Indonesia mampu memperhatikan tenaga kerja supaya

tidak mengalami keterlambatan order dan harus mengetahui kapasitas yang

dimiliki perusahaan agar tidak terjadi keterlambatan order. Salah satu cara untuk

meningkatkan kapasitas produksi adalah dengan menambah jam kerja, hal ini

bisa dilakukan dengan memberlakukan overtime atau menambah shift kerja,

sehingga perusahaan bisa bekerja lebih dari 8 jam perhari, ataupun dengan

melakukan penambahan tenagakerja dan mesin.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, D. O. (2016:27). Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan


dengan Dimediasi oleh Kepuasan Kerja. Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 3 No. 1, 16-30.

Febryantahanuji. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komunikasi terhadap


Komitmen Organisasi dengan Kepemimpinan sebagai Variabel Moderasi
pada STEKOM Semarang. Jurnal Nusamba Vol. 2 No. 1, 30-38.

.Hasibuan, M. (2008). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:


Bumi Aksara.

Imron, K. (2007). Hubungan antara Keterbukaan, Komunikasi, Pemecahan


Konflik, Kinerja Koordinator KIA dengan Kepuasan Kerja Bidan di
Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur Provinsi
Nusa Tenggara Barat. KMPK Working Paper Series No. 5.

Khasnah, S. K., & Anitra, V. (2020:961). Pengaruh Komunikasi terhadap


Komitment Karyawan pada Hypermart Kota Samarinda. Borneo Student
Research Vol. 1 No. 2, 956-962.

Kishan, A. R., & Sebastian, P. (2014). An Analysis of Emotional Intelligence


Organizational Commitment and Absenteeism Among The Employees of
A Mattress Company, India. International Journal of Emerginf
Technology and Advanced Engineering Vol. 4 No. 5, 743-7477.

Kreitner, R., & Kinicki, A. (2001). Organizational behaviour Fifth Edition. Hill:
Irwin McGraw.

Manurung, M. T., & Ratnawati, I. (2012). Analisis Pengaruh Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan. Diponegoro
Journal of Management Vol. 1, 1-13.

36
Marihot, T. E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas
Pegawai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku
1. (S. Jimmy & P. Bayu (eds.)). Jakarta: Salemba Empat.

Meyyer, J. P., & Allen, N. J. (1993). Organizational Comitment: Evidence of


Career Stage Effects ? Journal of Business Research. Vol. 26, No. 7.

Muis, M. R., Jufrizen, J., & Fahmi, M. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jesya (Jurnal
Ekonomi & Ekonomi Syariah) Vol. 1 No. 1, 61-89.

Mulyana, D. (2005:14). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja.

O'Leary, E. (2001). Kepemimpinan Edisi Pertama. Yogyakarta.

Pace, R. W., & Faules, D. F. (2010). Komunikasi Organisasi: Strategi


Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosadakarya.

Panuju, R. (2018:39). PENGANTAR STUDI (ILMU) KOMUNIKASI. Jakarta:


Prenamedia Group.

Pratama, I. G., Wayan, S. I., & Mahayasa, I. G. (2020). Pengaruh Gaya


Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan dengan
Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening pada Graha Kaori
Grup di Gianyar. Juima Vol. 10 No. 1, 46-53.

Priyono. (2010:3). Manajemen Sumber Daya Manusia (Vol. 3). Sidoarjo:


Zifatama Publisher.

Puspitawati, N. M., & Riana, I. G. (2014). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap


Komitmen Organisasional dan Kualitas Layanan. Jurnal Manajemen
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol.8 No.1, 6(1), 68-80.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2012). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.

Safari, T., Zulkarnaen, W., & Nurhanipah, H. (2019). Pengaruh Komunikasi


Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PD. BPR LPK Garut
Kota Cabang Bayongbong. JIMEA Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,
Ekonomi & Akuntansi) Vol. 3 No. 2, 134-149.

Safi'i, & Asrop. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: eLKAF.

37
Salahudin, D. N., Lengkong, V. P., & Tulung, J. E. (2018:1858). Pengaruh
Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan serta Budaya Organisasi terhadap
Komitmen Organisasi dan Dampaknya pada Kepuasan Kerja Pegawai
Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan se Kota Kotamabagu. Jurnal EMBA
Vol. 6 No. 3, 5(1), 1858-1867.

Shafira, & Listiara, A. (2017:396). Perbedaan Kepuasan Kerja pada Karyawan


Berdasarkan Usia dan Masa Kerja. Jurnal Empati Bo. 6 No. 1, 396-400.

Sopiah, S. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D. CV.


Alfabeta.

Suprianti, D. (2018). Iklim Komunikasi Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja


Pegawai pada Instansi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau. JOM
FISIP Vol. 5: Edisi II, 1-11.

Suwatno, H., & Priansa, D. J. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik
dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tubbs, S., & Moss, S. (2005:3). Human Communication Prinsip Prinsip Dasar.
Bandung: PT Rosadakarya.

Wahyuni, L. (2009). Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja


Karyawan Bagian Akuntansi dengan Komitmen Organisasi dan Tekanan
Pekerjaan sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi, 7(4).

Wahyuni, N. (2014, November 1). BINUS University Quality Management


Center. Diambil kembali dari Uji Validitas dan Uji Reliabilitas:
https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-
a-b-i-l-i-t-a-s/

Wandi, D., Adha, S., & Asriyah, I. (2019:18). PENGARUH KOMUNIKASI


TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI
BANTEN. Jurnal Ekonomi Vokasi Vol. 2 No. 2, 18-30.

Wursanto, I. (2001). Ilmu Kounikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Kanisius.

Yodiq, M. (2016:26). Peran Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap


Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Islam Samarinda.

38
eJournal Ilmu Komunikasi Vol. 4 No. 2, 24-35.

Yukl, G. (2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Indeks


Kelompok Gramedia.

Zuraidah, I. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komunikasi terhadap


Komitmen Karyawan di UD. Jati Diri Kabupaten Pamekasan.
Ekomadania Vol. 1 No. 2, 192-214.

LAMPIRAN

Lampiran
Kuisioner Penelitian

A. Petunjuk Pengisian
1. Berikanlah tanda centang (√) pada salah satu kotak pilihan jawaban yang
tersedia pada masing-masing pertanyaan bagian titik-titik (......) untuk
pertanyaan yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Dalam menjawab semua pertanyaan dibawah ini, Bapak/Ibu dipersilahkan
memilih satu jawaban yang telah tersedia dengan pendapat Bapak/Ibu yang
paling di anggap sesuai. Dengan opsi jawaban sebagai berikut :
a. SS : Sangat Setuju = 5
b. S : Setuju = 4
c. KS : Kurang Setuju = 3
d. TS : Tidak Setuju = 2
e. STS: Sangat Tidak Setuju = 1

B. Identitas Responden
1. No. Responden : ..................... (Di isi oleh peneliti)
2. Jenis Kelamin : .....................
3. Pendidikan Terakhir : .....................
4. Lama Bekerja : .....................

Komunikasi
No Pernyataan SS S KS TS STS
.
1. Saya merasa mengetahui kemampuan saya
dengan baik dan punya rasa percaya diri.
2. Saya dapat mengungkapkan pendapat atau
perasaan saya dengan baik di perusahaan ini.
3. Saya dapat tetap tenang saat harus bekerja di
bawah tekanan.
4. Saya merasa dapat menyusun rencana kerja
pribadi saya demi selesainya suatu pekerjaan
tanpa bantuan orang lain.

39
5. Saya merasa bahwa rekan-rekan sesama
karyawan bersikap peka dan peduli saat saya
memiliki masalah.
6. Saya merasa bahwa emosi atau mood yang
dirasakan rekan-rekan lain dapat mempengaruhi
saya.
7. Saya merasa rekan saya mampu menghibur saya
jika saya bercerita mengenai masalah saya.
8. Saya merasa mampu mendengarkan dan
memberi nasehat terhadap rekan yang sedang
memiliki masalah di perusahaan ini.

Kepuasan Kerja
No Pernyataan SS S KS TS STS
.
1. Saya merasa pekerjaan yang saya kerjakan
sesuai dengan kemampuan saya.
2. Saya merasa jenis pekerjaan yang saya kerjakan
sesuai dengan jabatan saya saat ini.
3. Saya merasa gaji yang saya terima sesuai dengan
tuntutan pekerjaan yang saya pikul.
4. Saya merasa promosi yang ada di perusahaan
sudah tepat yaitu pada karyawan yang lebih
senior.
5. Pemimpin saya mampu mengoreksi saya saat
hasil atau cara kerja saya kurang.
6. Pemimpin saya mengawasi kinerja saya.
7. Saya merasa rekan kerja saya mampu
membangkitkan semangat saya ketika saya
bercerita tentang masalah saya.
8. Saya merasa dapat bekerja sama dengan baik
dengan rekan kerja dalam hal pekerjaan.

40
41
42
43

Anda mungkin juga menyukai