Anda di halaman 1dari 9

NAMA : WIDYA WULANDARI

NIM : 1801018
1.) A. Instalasi Farmasi RS adalah ; adalah suatu unit di rumah sakit
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit dan pasien. IFRS merupakan suatu
organisasi pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan produk
yaitu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan gas medis habis pakai
serta pelayanan jasa yaitu farmasi klinik (PIO, KIE, Meso, MTO, ROTD)
bagi pasien atau keluarga pasien. Instalasi Farmasi Rumah Sakit dikepalai
oleh seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian.
B. -Tugas :
Tugas: Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan
perbekalan kesehatan
-Fungsi :
Fungsi: sebagai unit pelayanan dan unit produksi
Pelayanan yang dimaksud manajerial (pengelolaan) dan non manajerial
(Farmasi Klinik)
-Tanggung Jawab :
Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan
baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat
diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik .
2.) A. pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan,
dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi
dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
 A. Pemilihan
Fungsi pemilihan adalah untuk menetukan perbekalan farmasi yang
benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola
penyakit dirumah sakit. Dasar-dasar pemilihan kebutuhan obat meliputi :
-          Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari
kesamaan jenis
-          Hindari obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi mempunyai efek
yang lebih baik dibanding obat tunggal.
-          Apabila jenis obat banyak, maka dipilih berdasarkan obat pilihan
(drug of choice).
Pemilihan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus berdasarkan:
- Pola penyakit
- Kebutuhan dan Kemampuanldaya beli masyarakat
- Pengobatan berbasis bukti
- Bermutu dan Ekonomis
- Budaya masyarakat (kebiasaan masyarakat setempat)
- Pola penggunaan obat sebelumnya.
B .Pengadaan
Suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedia sediaan farmasi
dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Pengadaan yang efektif merupakan suatu proses yang mengatur berbagai
cara, teknik dan kebijakan yang ada untuk membuat suatu keputusan
tentang obat-obatan yang akan diadakan, baik jumlah maupun
sumbernya.
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengadaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan adalah:
 Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakanmemiliki izin edar
atau nomor registrasi.
 Mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dapat dipertanggung jawabkan.
 Pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan berasal dari jalur resmi.
 Dilengkapi dengan persyaratan administrasi
Aktifitas pengadaan meliputi aspek-aspek :
1) Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan untuk menentukan jumlah dan waktu
pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan hasil
kegiatan pemilihan, agar terjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu serta efisien.
Ada 3 (tiga) metode perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan:
 Pola penyakit
 Pola konsumsi
 Kombinasi antara pola konsumsi dan pola penyakit
2) Teknis Pengadaan
Teknis Pengadaan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan hasil perencanaan.Teknik pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan dalam jenis dan lumlah yang tepat dengan
harga yang ekonomis dan memenuhi persyaratan mutu, keamanan
dan kemanfaatan. Teknis pengadaan dapat melalui pembelian, pembuatan
dan sumbangan.
C) Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian
langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Penerimaan adalah
kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah. mutu,
waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak/pesanan.
"chrecklist" yang sudah disiapkan untuk masing-masing jenis produk
yang berisi antara lain :
- kebenaran jumlah kemasan;
- kebenaran kondisi kemasan seperti yang disyaratkan
- kebenaran jumlah satuan dalam tiap kemasan;
- kebenaran jenis produk yang diterima;
- tidak terlihat tanda-tanda kerusakan;
- kebenaran identitas produk:
- penerapan penandaan yang jelas pada label, bungkus dan brosur;
- tidak terlihat kelainan warna, bentuk, kerusakan pada isi produk,
- jangka waktu daluarsa yang memadai .
D) Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menata dan memelihara dengan
cara menempatkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian dan gangguan fisik yang
dapat merusak mutu obat.Penyimpanan harus menjamin stabilitas dan
keamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.Metode penyimpanan
dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan dan alfabetis
dengan menerapkan prinsip Firsf ln First Out (FIFO) dan First Expired
First Out (FEFO) disertai sistem informasi manajemen. Untuk
meminimalisir gunakan alfabetis.Melakukan pengawasan mutu terhadap
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima dan disimpan terjamin
mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan
D. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan menyalurkan/menyerahkan sediaan
farmasi dan alat kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayananlpasien.
Sistem distribusi yang baik harus:
 menjamin kesinambungan penyaluranlpenyerahan
 mempertahankan mutu
 meminimalkan kehilangan, kerusakan dan kadaluarsa
 menjaga ketelitian pencatatan
 menggunakan metode distribusi yang efisien, dengan
memperhatikan peraturan
perundangan dan ketentuan lain yang berlaku.
 menggunakan sistem informasi manajemen.
E. Penghapusan dan Pemusnahan
Seciaan Farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat sesuai standar
yang ditetapkan harus dimusnahkan. Penghapusan dan Pemusnahan
sediaan farmasi yang tidak dapat/boleh digunakan harus dilaksanakan
dengan cara yang baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku. Prosedur pemusnahan obat hendaklah
dibuat yang mencakup dan dibuat daftar yang mencakup jumlah dan
identitas produk. Penghapusan dan pemusnahan obat baik harus
didokumentasikan.
F. Pengendalian
Pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu pengelolaan
perbekalan (supply) sediaan farmasi dan alat kesehatan agar
mempunyai persediaan dalam jenis dan jumlah yang cukup sekaligus
menghindari kekosongan dan menumpuknya persediaan. Pengendalian
persediaan yaitu upaya mempertahankan tingkat persediaan pada suatu
tingkat tertentu dilakukan dengan mengendalikan arus barang yang
masuk melalui pengaturan sistem pesanan/pengadaan (scheduled
inventory dan perpetual inventory), penyimpanan, dan pengeluaran untuk
memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan
dan kekuranganlkekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, dan kehilangan
serta pengembalian pesanan sediaan farmasi.
G. Penarikan kembali sediaan farmasi
Penarikan kembali (recall) dapat dilakukan atas permintaan produsen
atau instruksi instansi Pemerintah yang berwenang. Tindakan
penarikan kembali dilakukan segera setelah diterima permintaan
instruksi untuk penarikan kembali. Untuk penarikan kembali sediaan
farmasi yang mengandung risiko besar terhadap kesehatan, dilakukan
penarikan sampai tingkat konsumen. Apabila ditemukan sediaan farmasi
tidak memenuhi persyaratan, disimpan terpisah dari sediaan farmasi
lain dan diberi penandaan tidak untuk dijual untuk menghindari
kekeliruan dan dokumentasikan.
H. Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang
disajikan kepada pihak yang berkepentingan.Tujuan pelaporan adalah
tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi, tersedianya
informasi yang akurat, tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran
sureat dan laporan, mendapat data yang lengkap untuk membuat
perencanaan.
I. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan tahapan untuk mengamati dan
menilai keberhasilan atau kesesuaian pelaksanaan Cara Pelayanan
Kefarmasian Yang Baik disuatu pelayanan kefarmasian. Untuk
evaluasi mutu proses pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
dapat diukur dengan indikator kepuasan dan keselamatan
pasien/pelangganlpemangku kepentingan (stakeholders), dimensi
waktu (time delivery), Standar Prosedur Operasional serta
keberhasilan pengendalian perbekalan kesehatan dan sediaan farmasi.
B. Tujuan pengelolaan dan perbekalan
1. mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien.
2.menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan.
3.meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi.
4.mewujudkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) berdaya guna dan
tepat guna.
5. serta melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
3.) A. Pelayanan kefarmasian yaitu adalah pelayanan yang langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai outcome (hasil) yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
1. B. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis.
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Merupakan proses untuk mendapatkan informasi menegenai seluruh
obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan,riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara/data rekam
medik/pencatatan penggunaan obat pasien
3. Rekonsiliasi Obat
Merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat
yang telah didapat pasien.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam
pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalassegala
aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien/masyarakat.
5. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku
dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien.
6. Visite / Ronde Bangsal
merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan
untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan
mengkaji masalah terkait Obat, memantau terapi Obat dan
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki,meningkatkan terapi
Obat yang rasional, dan menyajikan informasi Obat kepada
dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan  proses  yang  memastikan  bahwa  seorang  pasien
mendapatkan  terapi  Obat  yang  efektif  dan  terjangkau  dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) / Farmakovigilans
Merupakan  kegiatan  pemantauan  setiap  respon  terhadap  Obat 
yang merugikan  atau  tidak  diharapkan  yang  terjadi  pada  dosis 
normal  yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program
evaluasi penggunaan Obat yang terstruktur dan berkesinambungan
secara kualitatif dan kuantitatif.
10.Dispensing Sediaan Steril
harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan teknik aseptik
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi
petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya
kesalahan pemberian Obat.
11.Pemeriksaan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
merupakan interpretasi hasil pemeriksaan kadar Obat tertentu
atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi
yang sempit atau atas usulan dari Apoteker kepada dokter.
12.Pharmacy Home Care (Pelayanan Kefarmasian di Rumah)
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat
melakukan Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai