Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KEWARGANEGARAAN

(Isu Kefarmasian)
Wiryan F A Utama

201310410311055

JAKARTA, KOMPAS Sejumlah pelanggaran praktik kefarmasian dilakukan pengelola


apotek rakyat di beberapa tempat. Selain menjual bebas obat-obatan yang seharusnya
memakai resep dokter, apotek rakyat juga menjadi tempat peredaran obat ilegal. Untuk itu,
keberadaan apotek rakyat diusulkan ditiadakan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto, Jumat (9/9), mengatakan, usulan
apotek rakyat dibubarkan dan pencabutan peraturan menteri kesehatan (permenkes) tentang
apotek rakyat sudah disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta. Usulan pencabutan akan
disampaikan kepada Menteri Kesehatan, ujarnya.

Usulan pencabutan permenkes itu disebabkan pelaku apotek rakyat melakukan banyak
pelanggaran aturan. Selain menjual bebas obat yang seharusnya menggunakan resep dokter,
ditemukan pula obat kedaluwarsa dan obat ilegal yang dijual.

Apotek rakyat, kata Koesmedi, dulu diadakan karena belum ada sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Karena obat-obatan sudah ada dalam layanan JKN yang dikelola Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, apotek rakyat sebaiknya dihapus.

Saat dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, pemerintah sudah
merencanakan penghapusan status apotek rakyat. Selama ini, apotek rakyat diizinkan dan
diatur Permenkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2007 tentang Apotek Rakyat.

Nantinya, pemilik apotek rakyat diminta meningkatkan status jadi apotek atau menurunkan
jadi toko obat sesuai ketentuan. Jadi, tempat layanan farmasi yang bisa menjual obat keras
(harus dengan resep dokter) nantinya yang berstatus apotek, tak ada lagi apotek rakyat. Toko
obat hanya boleh menjual obat bebas dan obat bebas terbatas.

Penghapusan akan diatur dalam permenkes, ujar Linda. Targetnya, peraturan itu terbit
tahun ini. Perubahan dari apotek rakyat menjadi apotek atau toko obat butuh masa transisi 3-6
bulan.

Pengawasan tak jalan

Menurut Koesmedi, pengawasan perdagangan obat-obatan di apotek rakyat dilakukan suku


dinas kesehatan. Pengawasan mutu dan izin edar dilakukan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), sedangkan izin apoteker, administrasi, dan pengadaan ada di dinas
kesehatan.

Ia mengingatkan pedagang besar farmasi agar tak asal menjual obat kepada pedagang tak
jelas. Sementara pengelola rumah sakit dan klinik dokter diminta mengadakan obat-obatan
secara benar sesuai permenkes.

Ketua Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Ridwan mengatakan, pengawasan obat di
apotek rakyat tak berjalan. Sebab, para apoteker tak pernah datang langsung ke apotek rakyat,
tetapi hanya menyuruh orang mengambil honor Rp 250.000 per apotek per bulan.

Dari pemeriksaan polisi pada seorang tersangka peredaran obat kedaluwarsa, pemilik apotek
rakyat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, terungkap, pengawasan apotek rakyat tak berjalan.

Tersangka membeli jasa apoteker hanya untuk memenuhi syarat legal formal. Apoteker
menagih uang setiap bulan Rp 800.000, tak mengontrol obat yang datang atau disimpan di
apotek rakyat, kata Kepala Unit II Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal
Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Wahyu Nugroho.

Sementara Badan Reserse Kriminal Polri mengejar seorang pelaku pembuatan obat ilegal.
Pelaku adalah pemilik pabrik di Balaraja, Tangerang, Banten.
(JOG/SAN/HLN/WIN/WAD/MDN)

Komentar dan saran :

Aturan sebelumnya yang membolehkan apotek rakyat beroperasi harus ditinjau kembali, dan
saya setuju dengan penghapusan apotek rakyat karena apotek cukup bisa mewakili untuk
menyadiakan kebutuhan obat resep untuk masyarakat. Kemudian, apotek tanpa embel-embel
rakyat juga memang beroperasi untuk rakyat. Setiap apotek memiliki apoteker yang akan
bertanggung jawab mengenai obat. Yang mana apoteker adalah profesional yang memahami
mengenai segala hal tentang obat. Beda dengan apotek rakyat yang belum tentu ada apoteker
yang bertanggungjawab dalam operasionalnya. Apotek rakyat juga berpotensi sebagai sarana
peredaran obat-obatan palsu dan monopoli harga obat. Di sisi lain, Depkes dan BPOM juga
harus lebih mengawasi operasional apotek-apotek serta kinerja Apoteker yang
bertanggungjawab di apotek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai