Nim : 201410410311139
Kelas : Farmasi C
FARMASI
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Politik dan Strategi Nasional.
Terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Yusuf selaku dosen kewarganegaraan
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini sehingga penulis
menjadi mengerti dan memahami tentang penertian politik dan teman-teman yang telah banyak
membantu penulis sehinnga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua
khususnya tentang pengertian politik, makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga penulis
mohon untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik. Terima Kasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 5
BAB II.......................................................................................................................... 6
PENGERTIAN POLITIK.................................................................................................. 6
A. Definisi Politik...................................................................................................... 6
B. Pengertian Politik Menurut Para Ahli....................................................................9
C. Pengantar Ilmu Politik...................................................................................... 11
1) Definisi Ilmu Politik......................................................................................... 11
3) Sasaran Ilmu Politik....................................................................................... 14
4) Konsep Dasar Ilmu Politik............................................................................. 14
5) Bidang Kajian Ilmu Politik.............................................................................. 15
6) Tujuan Ilmu Politik......................................................................................... 15
7) Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu Lain......................................................15
8) Sejarah Ilmu Politik....................................................................................... 17
9) Berbagai pendekatan dalam Ilmu politik.......................................................18
BAB III....................................................................................................................... 20
PENUTUP.................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan........................................................................................................ 20
B. Saran................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak pemuda atau warga Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik di
Indonesia, dan tidak sedikit di antara mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif.
Oleh karena itu, kiranya kami perlu untuk membahas tentang pengertian politik. Partisipasi
politik masyarakat merupakan salah satu bentuk fakta dari proses demokratisasi. Ini menjadi
sangat penting bagi masyarakat dalam proses pembangunan politik bagi negara-negara
berkembang, karena di dalamnya ada hak dan kewajiban masyarakat yang dapat dilakukan salah
satunya adalah berlangsung dimana proses pemilihan kepala negara sampai dengan pemilihan
walikota dan bupati dilakukan secara langsung.
Sistem ini membawa masyarkat untuk terlibat langsung dalam proses tersebut. Di Indonesia
pemilihan kepala daerah langsung merupakan sejarah terhadap proses demokratisasi yang
berlangsung setelah adanya reformasi. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan titik
awal yang bagus bagi terciptanya proses demokratisasi di negara kita, karena sistem ini sangat
menghargai partisipasi politik masyarakat.Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik
Indonesia belum sepenuhnya baik.
Kondisi indonesia masih berantakan dan tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun berlalu
kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik.Selangkah demi selangkah
Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri. Penulis akan coba
untuk membahas hal tersebut dalam makalah yang kami beri judul Pengertian Politik.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah kewiraan, juga
sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari dan dengan tujuan sebagai
berikut :
5. Untuk mengetahui betapa pentingnya pendidikan politik untuk di tanamkan pada semua
warga negara Indonesia agar memiliki kesadaran politik bangsa.
6. Melalui pendidikan politik diharapkan akan lahir warga negara yang demokratis, patuh
pada hukum sadar akan kebersamaan dan menghargai nilai kemanusiaa secara beradab.
7. Membuat rakyat menjadi tahu atau sadar politik, lebih kreatif dalam partisipasi sosial
politik di era pembangunan saat ini.
PENGERTIAN POLITIK
A. Definisi Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan
upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang
dikenal dalam ilmu politik. Secara etimologis politik dari bahasa Yunani Polis yang artinya
sama dengan kota (City) atau negara kota (City State) dari polis timbul istilah lain polite artinya
warga negara, politicos artinya kewarganegaraan, politike techen artinya kemahiran berpolitik,
dan selanjutnya orang-orang romawi mengambil istilah tersebut serta menamakan pengetahuan
tentang negara itu sebagai kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan.
Politik dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing
bersumber dari bahasa Yunani (politika yang berhubungan dengan negara) dengan
akar katanya (polites warga negara) dan (polis negara kota). Dalam bahasa
inggris, politics adalah suatu rangkaian atas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang digunakan
untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik. Aristoteles (384-322
SM) dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik melalui
pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin
menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau
lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik.
Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia,
misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha
meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima
pandangannya. Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu
dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang
lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik
sosial dan membentuk tujuan negara.
Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik
yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-
unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan
(policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Pada umumnya dapat
dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan
(power) dan kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama
maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara yang
digunakan dapat bersifat meyakinkan (persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan
(coercion).Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya perumusan keinginan (statement of intent)
belaka.
1. Negara
Suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati
oleh rakyatnya.Dapat dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat dan organisasi
politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
2. Kekuasaan
Kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Yang perlu diperhatikan dalam kekuasaan
adalah bagaimana cara memperoleh kekuasaan, bagaimana cara mempertahankan
kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dijalankan.
3. Pengambilan keputusan
Politik adalah pengambilan keputusan melaui sarana umum, keputusan yang diambil
menyangkut sektor publik dari suatu negara.Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan politik adalah siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu
dibuat.
4. Kebijakan umum
Suatu kumpulan keputusan yang diambill oleh seseorang atau kelompok politik
dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
5. Distribusi
a. Ilmu politik dilihat dari aspek kenegaran adalah ilmu yang memperlajari Negara,
tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara serta hubungan Negara dengan warga
nwgaranya dan hubungan antar Negara.
b. Ilmu politik dilihat dari aspek kekuasaan adalah ilmu yang mempelajari ilmu
kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan
hsil dari kekuasaan itu.
c. Ilmu politik dilihat dari aspek kelakuan politik yaitu ilmu yang mempelajari kelakuan
politik dalam system politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan, kepentingan dan
kebijakan. Bagaimana caranya mencapai tujuan dengan berbagai cara, yang kadang-
kadang bertentangan dengan satu sama lainnya. Akan tetapi semua pengamat setuju
bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai jika memiliki kekuasaan suatu wilayah tertentu
(negara atau sistem politik).
Kekuasaan itu perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan
menentukan pembagian atau alokasi dari sumber daya yang ada. Secara umum ilmu
politik ialah ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga
Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara.Yang
menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha
mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana
menghambat penggunaan kekuasaan.
Konsep politik lahir dalam pikiran manusia dan bersifat abstrak.Konsep digunakan dalam
menyusun generalisasi abstrak mengenai beberapa phenomena, yang disebut sebagai
teori.Berdasarkan pengertiannya, teori politik bisa dikatakan sebagai bahasan dan generalisasi
dari phenomena yang bersifat politik.
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory, teori politik dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a. Norms for political behavior, yaitu teori-teori yang mempunyai dasar moril dan norma-
norma politik. Teori ini dinamakan valuational (mengandung nilai).Yang termasuk
golongan antara lain filsafat politk, teori politik sistematis, ideologi, dan sebagainya.
b. Teori-teori politik yang menggambarkan dan membahas phenomena dan fakta-fakta
politk dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai (non valuational), atau biasa
dipakai istilah value free (bebas nilai). Biasanya bersifat deskriptif dan berusaha
membahas fakta-fakta politk sedemikian rupa sehingga dapat disistematisir dan
disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.
Teori-teori kelompok Norms for political behavior dibagi menjadi tiga golongan :
1) Filsafat politik (political philosophy), yaitu mencari penjelasan berdasarkan ratio. Pokok
pikiran dari filsafat politik ialah persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta
harus dipecahkan dulu sebelum persoalan-persoalan politik yang kita alami sehari-hari
dapat ditanggulangi.
2) Teori politik sistematis (systematic political theory), yaitu mendasarkan diri atas
pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masanya. Dengan kata lain teori
ini hanya mencoba merealisasikan norma-norma dalam suatu program politik.
3) Ideologi politik (political ideology), yaitu himpunan nilai-nilai, ide, norma, kepercayaan
dan keyakinan, yang dimiliki seorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia
menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politk yang dihadapinya dan yang
menentukan tingkah lakunya.
Dalam contemporary Political Science, terbitan Unesco 1950, ilmu politik dibagi menjadi
empat bidang.
1. Sejarah
Sejak dahulu kala ilmu politik erat hubugannya dengan sejarah dan filsafat.Sejarah
merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang bahan,
yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut.Dan berguna untuk
mengembangkan politik selanjutnya. Sarjana politik memakai sejarah untuk menemukan
pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang dapat membantunya untuk menentukan suatu
proyeksi untuk masa depan.
2. Filsafat
Ilmu pengetahuan lain yang erat sekali hubungannya dengan ilmu politik ialah
filsafat. Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau
jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan
kehidupan manusia.Ilmu politik terutama sangat erat hubungannya dengan filsafat politik,
yaitu bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat
hakiki, asal mula dan nilai (values) dari Negara.Dan membahas persoalan-persoalan
politik dengan berpedoman pada suatu sistem nilai (value system) dan norma-norma
tertentu.
3. Sosiologi
Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum
sifatnya.Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar
belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok
dalam masyarakat. Dengan menggunakan pengertian-pengertian dan teori-teori
sosiologi , sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai di mana susunan dan stratifikasi
sosial mempengaruhi atau pun dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijaksanaan
(policy decisions), corak dan sifat keabsahan politik (political legitimacy), sumber-
sumber kewenangan politik (sources of political authority), pengendalian sosial (social
control), dan perubahan sosial (social change).
4. Antropologi
Apabila jasa sosiologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah terutama dalam
memberikan analisis terhadap kehidupan sosial secara umum dan menyeluruh, maka
antrophologi menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai
satuan sosial-budaya yang lebih kecil dan sederhana.Antropologi telah berpengaruh
dalam bidang metodologi penelitian ilmu politik.
Teori politik memiliki dua makna: makna pertama menunjuk teori sebagai pemikiran
spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang ideal, makna kedua
menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup
dalam kebersamaan. Contoh teori politik yang merupakan pemikiran spekulatif adalah
teori politik Marxis-Leninis atau komunisme, contoh lain adalah teori politik yang
berdasar pada pemikiran Adam Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam
tulisannya Madilog , merupakan contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang diajukan
Soekarno merupakan contoh lain.
Sedangkan teori politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan dengan teori
struktural fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiolog), antara lain
diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Konsep sistem politik sendiri
merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji kehidupan politik (sesungguhnya
diturunkan dari konsep sistem sosial).
5. Ilmu Ekonomi
Pada masa silam ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu tersendiri
yang dikenal sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu pemikiran dan analisis
kebijakan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan negara
Inggris dalam menghadapi saingannya seperti Portugis, Spanyol, Prancis, dan Jerman,
pada abad ke-18 dan ke-19.
6. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal
balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia
untuk berperan dalam ikatan kelompok sosial, bidang psikologi umumnya memusatkan
perhatian pada kehidupan perorangan.
7. Geografi
Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, desakan
penduduk, daerah pengaruh mempengaruhi politik.
8. Ilmu Hukum
Terutama negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu kala erat hubungannya
dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan
salah satu kewajiban negara yang penting.Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya
meneropong negara ialah hukum tata-negara (dan ilmu negara).
Mengkaji tentang sejarah ilmu politik bisa dilihat dari dua pandangan yaitu pembahasan
secara luas atau secara sempit.Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu
berupa pembahasan dalam buku-buku tertentu yang telah dikarang masa lampau, sedangkan
secara sempit berarti ilmu politik dilihat dari aspek sistematisasinya sebagai ilmu dan
pengakuannya dari aspek akademis.
Sejarah secara luas Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, dilihat dari karya-karya
berikut;
Yunani tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
India tahun 500 SM terdapat kitab Dharmasastra dan arthasastra.
Cina tahun 500 SM terdapat tokoh Confucius dan Kung Fu Tzu
Arab abad 11 M terdapat karya al-Marwardi berjudul al-Ahkam as-Sulthaniyyah
Indonesia abad 13 M terdapat kitab Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi.
1. Pendekatan Institusional
Pendekatan filsafat politik menekankan pada ide-ide dasar seputar dari mana
kekuasaan berasal, bagaimana kekuasaan dijalankan, serta untuk apa kekuasaan
diselenggarakan. Pendekatan institusional menekankan pada penciptaan lembaga-
lembaga untuk mengaplikasikan ide-ide ke alam kenyataan. Kekuasaan (asal-usul,
pemegang, dan cara penyelenggaraannya) dimuat dalam konstitusi. Obyek konstitusi
adalah menyediakan UUD bagi setiap rezim pemerintahan.Konstitusi menetapkan
kerangka filosofis dan organisasi, membagi tanggung jawab para penyelenggara negara,
bagaimana membuat dan melaksanakan kebijaksanaan umum.
Lembaga asal-muasal pemerintahan adalah partai politik.Partai politik
menghubungkan antara kepentingan masyarakat umum dengan pemerintah via pemilihan
umum.Di samping partai, terdapat kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang mampu
mempengaruhi keputusan politik tanpa ikut ambil bagian dalam sistem
pemerintahan.Terdapat juga kelompok penekan, yaitu suatu kelompok yang secara
khusus dibentuk untuk mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan umum di tingkat
parlemen.Dalam menjalankan fungsinya, eksekutif ditopang oleh (administrasi negara).Ia
terdiri atas birokrasi-birokrasi sipil yang fungsinya elakukan pelayanan publik.
2. Pendekatan Perilaku
Esensi kekuasaan adalah untuk kebijakan umum.tidak ada gunanya membahas
lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai
proses politik yang sebenarnya. Lebih bermanfaat bagi peneliti dan pemerhati politik
untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala-gejala
yang benar-benar dapat diamati. Perilaku politik menampilkan regularities (keteraturan)
3. Neo-Marxis
Menekankan pada aspek komunisme tanpa kekerasan dan juga tidak mendukung
kapitalisme. Neo Marxis membuat beberapa Negara sadar akan pentingnya persamaan
tanpa kekerasan, akan tetapi komunisme sulit dijalankan di beberapa Negara karena
komunisme identik dengan kekerasan dan kekejaman walaupun pada intinya adalah
untuk menyamakan persamaan warga negaranya di suatu Negara sehingga tidak ada yang
ditindas dan menindas terlebih lagi dalam bidang ekonomi.
Neo-Marxis juga menginginkan tidak adanya kapitalisme yang sering dilakukan
Negara Barat dalam hal ini Negara maju, karena kapitalisme hanya mementingkan
keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga sering kali menyengsarakan rakyat
pribumi karena orang-orang pribumi sering kali hanya menjadi penonton atau pun
menjadi korban dari kapitalisme ini. Walaupun kapitalisme berhubungan dengan bidang
ekonomi tetapi kapitalisme juga berpengaruh dalam hal kebijakan politik yang dibuat
oleh Negara-negara maju terhadap Negara-negara berkembang yang sering dijadikan
sasaran kapitalisme besar-besaran seperti Indonesia.
4. Ketergantungan
Memposisikan hubungan antar negara besar dan kecil. Pendekatan ini
mengedepankan ketergantungan antara Negara besar dan Negara kecil yang saling
keterkaitan sehingga satu sama lain saling bergantung, jadi Negara besar bergantung pada
Negara kecil baik dalam hal politik, ekonomi dan dalam hubungan internasional dan
sebaliknya sehingga satu sama lain mempunyai posisi yang sama.
5. Pendekatan Pilihan Nasional
Pilihan-pilihan yang rasional dalam pembuatan keputusan politik. Pendekatan
pilihan nasional ini menekan kan bahwa pengambil kebijakan atau pembuatan keputusan
dilihat dari rasionalitas yang ada di Negara tersebut agar bisa dijalankan oleh Negara dan
tentu identitas social-politik sangat diperlukan. Terdapatnya identitas sosial-politik
disebabkan adanya prilaku politik identitas guna mengembangkan kelompok-
kelompok.Prilaku ini seiring bertumbuh-kembangnya eksplorasi kebudayaan di setiap
kelompok guna menemukan kembali dan atau melestarikan solidaritas identitas yang
dimiliki.Eksplorasi tersebut sangat bermanfaat bagi eksistensi kelompok identitas yang
memiliki jumlah besar (mayoritas).Disini, pendekatan politik terlihat dari banyaknya
dukungan para elit politik guna menggerakkan pertumbuhan budaya dan kemudian
sebagai konsekuensi logis untuk mendapatkan dukungan dari kelompok identitas
(simbiosis mutualisme).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis politik dari bahasa Yunani Polis yang artinya sama dengan kota dari
polis timbul istilah lain polite artinya warga negara. Politik dari bahasa Belanda politiek dan
bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani
(politika yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya (polites warga
negara) dan (polis negara kota).
Menurut Ramlan Surbakti Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat
dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Menurut F. Isjwara Politik
ialah salah satu perjuangan untuk memperoleh kekuasaan atau sebagai tekhnik menjalankan
kekuasaan-kekuasaan. Banyak pendapat menurut beberapa ahli politik barat seperti Rod
Hague, Andrew Heywood, Carl Schmidt, Litre, Robert, Ibnu Aqil.
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan.Politik
adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Definisi ilmu politik menurut Prof.
Moh.Yamin. Ilmu Politik sebagai suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan, mempelajari
masalah kekuasaan dalam masyarakat.
Para tokoh yang mendefinisikan ilmu politik, diantaranya : Prof. Moh. Yamin, Prof. Mr.
Dr. J. Barents, H.D. Lasswell dan A.Kaplan, Seely dan Stephen Leacock, Rod Hague et al.,
M. Hutauruk SH, Drs. Sukarna, David Easton, Miriam Budiardjo dalam buku Dasar-dasar
Ilmu Politik, Goodin dalam buku A New Handbook of Political Science.
Konsep-konsep dasar yang dipelajari dalam ilmu politik antara lain
Negara,Kekuasaan,Pengambilan keputusan,Kebijakan umum dan Pembagian
Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, dilihat dari karya-karya berikut;
Yunani tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
India tahun 500 SM terdapat kitab Dharmasastra dan arthasastra.
Cina tahun 500 SM terdapat tokoh Confucius dan Kung Fu Tzu
Arab abad 11 M terdapat karya al-Marwardi berjudul al-Ahkam as-Sulthaniyyah
Indonesia abad 13 M terdapat kitab Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi.
Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang politik
namun masih kental dipengaruhi hukum dan negara.
Di Inggris Ilmu politik dipengaruhi oleh filsafat moral dan sejarah
Di Paris Prancis tahun 1870 lahir Ecole libredes Scienies
Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political
Science
Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik di
columbia College.
Masih di AS tahun 1904 lahir American Political Science Assosiation (APSA)
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya
pendidikan politik bagi kita dan bagi kehidupan kita untuk di tanamkan pada semua warga
negara Indonesia agar memiliki kesadaran politik bangsa .Perlu meningkatkan pendidikan politik
secara intensif dan konfrehensif kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang
demokratis dan mengetahui betapa pentingnya pendidikan politik untuk di tanamkan pada semua
warga negara Indonesia agar memiliki kesadaran politik bangsa.
Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang materi-materi politik pada mata kuliah
kewiraan pada kampus-kampus di Indonesia untuk memberikan wawasan, pengetahuan dan
pemahaman kepada mahasiswa tentang politik baik sebagai suatu ilmu, sistem maupun proses
kegiatan, membahas tentang definisi politik. Perlu adanya penelitian atau study banding
kedepannya agar memperlengkap pengetahuan tentang politik di Indonesia.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena penulis masih
dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi
wacana yang membuka pola pikir pembaca.Mohon memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk memperlengkap materi dari makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 1991. Dasar Dasar Ilmu Politik ,Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
http://id.Wikipedia.org/wiki/Pengertian-Ilmu-Politik-menurut-Pakar-Politik
http://id.Wikipedia.org/wiki/dasar-dasar-ilmu-politik
http://pancasilazone.blogspot.com/2012/05/politik-dan-strategi-nasional.html
http://pikiran-rakyat/cakrawala/sekitarkita.htm