OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH
Menyetujui
PembimbingUtama
Mengetahui
Ketua Jurusan/Program Studi Pembimbing Pendamping
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembuatan es krim kopi yaitu dengan konsentrasi 10%. Cita rasa kopi sudah
banyak diaplikasikan pada berbagai produk seperti permen, produk minuman dan
lain-lain, namun saat ini belum ditemukan cita rasa kopi dalam produk es krim.
Kopi memiliki cita rasa yang khas dan berkhasiat menyegarkan badan, dapat
melindungi tubuh dari radikal bebas karena adanya antioksidan serta mengandung
polifenol yang dapat merangsang kinerja otak. Antioksidan dalam kopi yaitu
methylpyridinium yang dibentuk oleh degradasi trigonelina selama proses
pemanasan (Stennert dan Maier, 1994; Stadler dkk., 2002). Oleh karena itu,
dilakukan inovasi dalam pembuatan es krim susu kambing, salah satunya dengan
penambahan kopi akan digunakan kopi Arabika Kerinci. Kopi ini memiliki aroma
yang wangi, dan memiliki rasa yang sedikit masam, rasa kental dimulut, pahit,
dan juga memiliki tekstur lebih halus di banding jenis kopi lainnya. Cita rasa kopi
Arabika Kerinci ini juga memiliki karakter menarik dengan accidity (keasaman),
rasa rempah, dan memenuhi kriteria yang bagus (Prasetyo, 2018) dalam (Wahyudi
dan Izhar, 2018).
Berdasarkan hal di atas, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui
kualitas Organoleptik es krim susu kambing dengan penambahan bubuk kopi
Arabika Kerinci.
1.3. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
2
H0 : Penambahan kopi Arabika Kerinci tidak berpengaruh terhadap kualitas
organoleptic es krim susu kambing.
H1 : Penambahan kopi Arabika Kerinci berpengaruh terhadap kualitas
organoleptic es krim susu kambing.
1.4. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kopi
Arabika terhadap kualitas organoleptic es krim susu kambing, dan untuk
mengetahui konsentrasi kopi dalam es krim yang paling disukai.
1.5. Manfaat
Penggunaan kopi Arabika pada es krim susu kambing diharapkan berguna
sebagai bahan informasi bagi peneliti, peternak, pemerintah dan masyarakat luas
serta dapat memberikan suatu acuan dalam proses pengolahan serta menghasilkan
kualitas es krim yang optimal dan diterima oleh konsumen.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
berukuran lebih kecil, yaitu 1-10 milimikron, sehingga susu kambing mudah
dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi manusia (Sutama,
2008). Selain itu susu kambing juga dapat mengontrol kadar kolestrol dalam darah
dan baik untuk kesehatan kulit (Sodiq dan Abidin, 2002). Komposisi nutrisi susu
kambing dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Table 2. Komposisi Nutrisi Susu Kambing
Gizi Kandungan
Air (g) 87
Energi (kkal) 68
Protein (g) 3,5
Total Lemak (g) 4,1
Karbohidrat (g) 4,4
Mineral
Kalsium (mg) 133
Magnesium (mg) 13,977
Phospor (mg) 110
Potassium (mg) 204
Sodium (mg) 49
Vitamin
Vitamin C (mg) 1,29
Niacin (mg) 0,277
Asam Pantotenat (mg) 0,310
Folat (mg) 0,6
Vitamin B12 (mg) 0,065
Vitamin A (IU) 185
Vitamin D (IU) 12
Vitamin B6 (mg) 0,046
Lemak
Asam lemak jenuh, saturated (g) 2,667
Asam lemak tak jenuh, monounsaturated (g) 1,109
Asam lemak tak jenuh, polyunsaturated (g) 0,149
Koolestrol (g) 11,4
Asam amino
Isoleusin (g) 0,207
Leusin (g) 0,314
Valin (g) 0,24
Sumber : Susanto dan Budiana, (2005)
5
menyatakan bahwa susu kambing juga mengandung fluorine, berkisar antara 10
sampai 100 kali lebih besar dibandingkan susu sapi. Kandungan flourine
bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan
bakteri di dalam tubuh.
6
harum. Rangkaian bunga inii kemudian berubah menjadi buah berwarna hijau
yang panjangnya 8 – 12,5 mm. setiap buah kopi mengandung biji kopi yang
berbentuk seperti kacang tanah. Biji-biji kopi ini mempunyai rasa yang berbeda,
bergantung pada kondisi lingkungannya saat berbuah. Bentuk bijinya agak
memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya
dibandingkan dengan jenis kopi lainnya, ujung biji mengkilap, dan celah tengah di
bagian datarnya berlekuk (Panggabean 2011). Bentuk buji kopi Arabika dapat di
lihat pada gambar 1 berikut.
7
Table 3. Komposisi kimia Biji Kopi Arabika
No. Komponen Jumlah (%)
1 Polisakarida 50 – 55
2 Oligosakarida 6–8
3 Lemak 12 – 18
4 Protein 11 – 13
5 Mineral 3–4
6 Kafein 0,9 – 1,2
7 Asam Klorida 5–8
8 Abu 2–4
Sumber: Wei et al. (2015)
2.3. Es Krim
Es krim merupakan hidangan beku yang terbuat dari produk sapi perah
seperti krim dan sejenisnya yang memiliki kandungan gizi tinggi dan banyak
digemari masyarakat (Corradini et al., 2014; Aboulfazli et al., 2016; Nadelman et
al., 2017). Es krim dapat didefinisikan sebagai produk susu beku yang dibuat dari
pencampuran dan pengolahan krim dengan bahan lainnya seperti gula, penstabil,
pengemulsi, pewarna, dan perasa dengan penggabungan udara selama proses
pembekuan (Tomer dan Kumar 2013). Kualitas es krim sangat ditentukan oleh
bahan baku yang digunakan dalam pembuatannya dan zat gizi lain yang
ditambahkan untuk meningkatkan rasa maupun nilai gizi es krim. Pointer (2012)
menyatakan bahwa proses pembuatan es krim yang terdiri dari kumpulan sel
udara, kristal es, dan gelembung-gelembung lemak yang bersatu.
Menurut Ismunandar (2004) es krim mempunyai struktur berupa busa
yaitu gas yang terdispersi dalam cairan, yang diawetkan dengan pendinginan
sampai suhu beku. Tekstur lembut es krim juga dapat diperoleh melalui proses
8
pembekuan cepat yang akan menghasilkan kristal es berukuran kecil dan halus
serta tekstur es krim lembut (Douglas, 2000).
Menurut Mc Sweeney dan Fox (2009), komposisi es krim paling baik
adalah 12% lemak, padatan susu tanpa lemak 11%, gula 15%, bahan penstabil dan
pengemulsi 0,3% dan total padatan 38,3%. Total padatan yang rendah
menyebabkan jumlah air yang membeku semakin besar sehingga udara yang
terperangkap pada es krim sedikit dan pengembangan es krim akan terbatas,
akibatnya overrun es krim rendah (Arbuckle, 1986). Syarat mutu es krim
berdasarkan SNI 01-3713-1995 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Syarat Mutu Es Krim (SNI 01-3713-1995)
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan:
Penampakan - Normal
Bau - Normal
Rasa - Normal
2 Lemak % b/b Minimum 5,0
3 Gula dihitung sebagai sukrosa % b/b Minimum 8,0
4 Protein % b/b Minimum 2,7
5 Jumlah padatan % b/b Minimum 3,4
6 Bahan tambahan makanan:
Pewarna tambahan - Negative
Pemanis buatan -
Pemantap dan pengemulsi -
7 Cemaran logam:
Timbal (Pb) mg/kg Maksimum 1,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimum 20,0
8 Arsen (As) mg/kg Maksimum 0,5
9 Cemaran mikroba:
Angka lempeng total Koloni/g Maksimum 2,0 x 105
MPN Coliform APM/g <3
Salmonella Koloni/25 g Negative
Listeria SPP Koloni/25 g Negative
Sumber: BSN 1995
9
tidak larut akan lebih mudah terdispersi dalam sistem dan bersifat stabil (Fennema
et al, 2007).
Astawan (2010) menyatakan bahwa proses pembuatan es krim terdiri dari
pencampuran bahan, pasteurisasi, homogenisasi, aging di dalam refrigerator,
pembekuan sekaligus pengadukan di dalam ice cream maker, dan pengerasan
(hardening) di dalam freezer. Tujuan utama pasteurisasi adalah membunuh
mikroba patogen yang ada dalam susu dan mengusahakan seminimum mungkin
kehilangan gizinya serta mempertahankan semaksimal mungkin sifat fisik dan cita
rasa susu segar (Abubakar et al, 2001), melarutkan bahan-bahan kering,
meningkatkan cita-rasa, memperbaiki mutu es krim, memperpanjang umur produk
dan menghasilkan produk yang seragam. Homogenisasi berfungsi agar bahan
campuran menjadi sempurna, mencegah penumpukan dispersi globula lemak
selama pembekuan, memperbaiki tekstur dan kelezatan, mempercepat aging,
meningkatkan kekentalan dan menurunkan daya buihnya (Campbell dan Marshall,
1975; Widiantoko, 2011). Perubahan selama aging yaitu terbentuk kombinasi
antara stabilizer dan air dalam adonan, meningkatkan viskositas, campuran jadi
lebih stabil, lebih kental, lebih halus, dan tampak mengkilap (Winarno, 2002).
Suhu pengerasan ini terutama ditentukan oleh suhu medium pendinginan,
kecepatan pergerakan udara pendingin dan suhu awal produk (Widiantoko, 2011).
10
perubahan saat pemasakan, hal ini dapat disebabkan oleh hilangnya sebagian
pigmen akibat pelepasan cairan sel pada saat pemasakan atau pengolahan,
intensitas warna semakin menurun (Elviera, 1988).
Dalam industri pangan, uji terhadap aroma dianggap penting karena
dengan cepat dapat memberikan penilaian terhadap hasil produksinya, apakah
produksinya disukai atau tidak oleh konsumen (Soekarto, 2002). Aroma suatu
produk ditentukan saat zat-zat volatil masuk ke dalam saluran hidung dan
ditanggapi oleh sistem penciuman (Meilgaard et al., 1999).
Rasa merupakan sesuatu yang dapat menentukan kesukaan terhadap suatu
produk. Rasa sangat dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsistensi dan
interaksi dengan komponen penyusun makanan seperti protein, lemak, vitamin
dan banyak komponen lainnya (Winarno, 1997). Rasa terbentuk dari sensasi yang
berasal dari perpaduan bahan pembentuk dan komposisinya pada suatu produk
makanan yang ditangkap oleh indera pengecap serta merupakan salah satu
pendukung cita rasa yang mendukung mutu suatu produk (Pramitasari, 2010).
Tekstur suatu bahan pangan merupakan salah satu sifat fisik dari bahan
pangan yang penting, hal ini mempunyai hubungan dengan rasa pada waktu
mengunyah bahan tersebut (Rampengan et al, 1985). Tekstur bersifat kompleks
dan terkait dengan struktur bahan yang terdiri dari tiga elemen yaitu mekanik
(kekerasan, kekenyalan), geometrik (berpasir, beremah) dan mouthfeel
(berminyak, berair) (Setyaningsih et al. 2010). Macam- macam penginderaan
tekstur tersebut antara lain meliputi kebasahan (juiciness), kering, keras, halus,
kasar dan berminyak (Soekarto,2002).
11
BAB III
MATERI DAN METODE
12
organoleptik (uji sensoris) yang akan dilakukan meliputi kesukaan terhadap
warna, rasa, aroma dan tekstur dari es krim yang telah dibuat. Uji organoleptik ini
menggunakan skala hedonik dimana panelis akan memberikan tanggapan tentang
kesukaan atau ketidaksukaan terhadap produk es krim. Panelis yang akan
digunakan sebanyak 30 orang. Panelis yang akan digunakan adalah mahasiswa
Fakultas Peternakan (panelis semi terlatih) yang sudah pernah melakukan
pengujian organoleptik. Skala hedonik dan numerik dapat dilihat pada Tabel 5 di
bawah ini:
13
Tahapan pembuatan es krim susu kambing dengan bubuk kopi arabika kerinci
dapat dilihat pada gambar 2 berikut.
14
3. Panelis diberi roti tawar, air mineral, dan kopi bubuk agar dapat
menetralkan indra pengecap dan penciuman.
4. Roti tawar dan air mineral digunakan untuk menetralkan indra pengecap.
Jadi setiap panelis menyicip setiap sampel maka diharuskan untuk
memakan roti tawar dan meminum air putih.
5. Kopi bubuk digunakan untuk menetralkan indra penciuman.
6. Penilaian. Panelis dipersilahkan untuk memberi nilai pada masing-masing
sampel yang telah dicicipi.
15
3.5. Peubah Yang Diamati
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah sifat organoleptik yang
meliputi: warna, rasa, aroma, dan tekstur.
1. Warna
Warna merupakan tampilan pertama yang dapat dilihat dari suatu produk
karena dapat dilihat secara langsung oleh panca indra manusia. Warna dapat
memberikan kesan terhadap suatu produk sehingga dapat menarik minat
konsumen. Menurut Winarno (1995) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur, warna, cita rasa, dan nilai
gizinya. Sebelum faktor-faktor yang lain dipertimbangkan secara visual, faktor
warna lebih berpengaruh dan kadang-kadang sangat menentukan suatu bahan
pangan yang dinilai enak, bergizi, dan teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan
apabila memiliki warna yang memberi kesan telah menyimpang dari warna yang
seharusnya.
2. Rasa
Rasa merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keputusan
bagi konsumen untuk menerima atau menolak suatu makanan ataupun produk
pangan. Meskipun parameter lain nilainya baik, jika rasa tidak enak atau tidak
disukai maka produk akan ditolak. Ada empat jenis rasa dasar yang dikenali oleh
manusia yaitu asin, asam, manis dan pahit. Sedangkan rasa lainnya merupakan
perpaduan dari rasa lain (Soekarto, 2012).
3. Aroma
Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium
oleh syaraf-syaraf olfaktori yang berada dalam rongga hidung ketika makanan
masuk ke dalam mulut (Winarno, 2004). Aroma mempunyai peranan yang sangat
penting dalam penentuan derajat penilaian dan kualitas suatu bahan pangan,
seseorang yang menghadapi makanan baru, maka selain bentuk dan warna, bau
atau aroma akan menjadi perhatian utamanya, sesudah bau diterima maka
penentuan selanjutnya adalah cita rasa disamping teksturnya (Sultantry et al.,
1985)
16
4. Tekstur
Tekstur merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas es krim.
Es krim yang baik memiliki tekstur yang lembut, hal ini dipengaruhi oleh bahan
yang digunakan dan proses pembuatan es krim. Udara yang terperangkap dalam
es krim dapat mempengaruhi tekstur es krim. Panelis akan diminta untuk
memberikan nilai kesukaan pada tekstur es krim dengan menggunakan indera
peraba.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle, W. S. 1986. Ice Cream. 4th Edition. The AVI Publishing Company,
New York.
18
profile of ice cream manufactured with milk of crossbred cows fed palm
oil and coconut fat. Journal of Dairy Science. 97(11):6745- 6753.
Ewa, N., Budryn, G., Kula, J. 2007. The effect of roasting method on headspace
Composition of Robusta Coffee Bean Aroma. Eur Food Res Techol. 225 :
9-19.
Farah, A., Paulis, T., Trugo, L., dan Martin, P.R. 2005. Effect roasting on the
formation chlrogenic acid lactone in coffea. Journal Agricultural and Food
Chemistry, 53 : 1505-1513.
Mangiwa, S. 2013. Isolasi dan penentuan asam klorogenat dalam biji kopi
Arabika serta uji aktvitas antioksidan. Laporan Penelitian BOPTN
Jayapura : LPPM Universitas Cenderawasih, Jayapura
19
Mangiwa, S dan A. E. Maryuni. 2015. Pengaruh suhu penyangraian terhadap
kadar kafein dalam biji kopi Arabika (Coffea arabica). Prosiding Seminar
Hasil Penelitian Pengembangan IPTEKS dan SAINS. Edisi Pertama : 7-
11.
Meilgaard, M., G.V. Civille, dan B.T. Carr. 1999. Sensory Evaluation
Techniques. Third Edition. CRC Press. London.
Rahardjo, P. 2012. Kopi : Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya, Jakarta.
20
Ramalakshmi, K., I. R. Kurba and L. J. M. Rao. 2013. Antioxidant potential of
low grade coffee beans. Journal Food Reseach International 41:96-
103.
Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Skripsi Program
Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara,
Sumatera Utara.
Sodiq, A., dan Z. Abidin. 2002. Kambing Peranakan Etawa. Agro Media Pustaka,
Jakarta.
Susilawati, Nurainy, F., dan Nugraha, A., 2014. Pengaruh Penambahan Ubi Jalar
Ungu Terhadap Sifat Organoleptik Es Krim Susu Kambing Peranakan
Etawa. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. 19: 7–8.
21
Tanalo, R. A. W. 2014. Pengaruh Perbedaan proporsi Sukrosa-Gula Aren
Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Marshmallow. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Katolik Widia Mandala,
Surabaya.
Tim Karya Tani Mandiri. 2018. Rahasia Sukses Budidaya Kopi. Cetakan-1.
Nuansa Aulia, Bandung
Winarno, F. G. 2004. Kimia pangan dan gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Zakaria, Y., M. Y. Helmy dan Y. Safara. 2011. Analisa kualitas susu kambing
peranakan etawah yang diseterilkan pada suhu dan waktu yang berbeda.
Agripet 11(1):29-31
22