i
ii
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dari sejak awal berlangsungnya Prakerin, hingga terselesaikannya
laporan ini, terimakasih yang sedalam-dalamnya. Penulis sadar masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang ada pada laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran penulis harapkan. Semoga laporan ini dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.1. Manfaat Cendawan Gliocladium sp ..................................................... 19
3.4.2. Peranan Cendawan Gliocladium sp ..................................................... 20
3.5. Teknik Perbanyakan Gliocladium sp ......................................................... 20
BAB IV ................................................................................................................. 21
PELAKSANAAN ................................................................................................. 21
4.1. Waktu dan Lokasi Prakerin ........................................................................ 21
4.2. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................. 21
4.2.1. Sterilisasi.............................................................................................. 21
4.2.2. Persiapan Alat dan Bahan .................................................................... 23
4.2.3. Pebanyakan (Inokulasi) Gliocladium sp .............................................. 29
4.2.4. Identifikasi Cendawan Gliocladium sp ................................................ 30
4.2.5. Uji Kerapatan Spora............................................................................. 31
4.2.6. Aplikasi Gliocladium sp dilapangan .................................................... 32
BAB V................................................................................................................... 32
ANALISA USAHA TANI .................................................................................... 32
5.1.Analisa Usahan Tani Gliocladium sp .......................................................... 32
5.1.2.Biaya variabel ....................................................................................... 33
5.1.2. Biaya Tetap .......................................................................................... 34
BAB VI ................................................................................................................. 39
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH ................................................... 39
6.1. Masalah ...................................................................................................... 39
6.2. Pemecahan Masalah ................................................................................... 39
BAB VII ................................................................................................................ 40
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 40
7.1. Kesimpulan ................................................................................................. 40
7.2. Saran ........................................................................................................... 40
PENUTUPAN ....................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
LAMPIRAN .......................................................................................................... 44
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
7. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri
maupun dunia usaha.
2
2
2
3
3
4
BAB II
PROFIL BBPP LEMBANG
4
5
5
6
6
7
7
8
Kepala Balai
Ir. Kemal Mahfud, MM
Kelompok Jabatan
Fungsional
8
9
9
10
10
11
aktivitas komersialisasi. IA juga menjadi salah satu bagian dalam proses pelatihan
di BBPP, terutama belajar secara nyata tentang bagaimana mengutamakan
pencintaan nilai tambah (value added creation), peningkatan profesionalisme (to
be professional), bertanggungjawab (to be committed), menciptakan wirausahan
yang handal, dan bagaimana membentuk sebuah komoditas bisnis (business
society). Kedepan, IA diharapkan dapat menjadi ujung tombak BBPP Lembang
dalam upaya mendorong terus lahirnya inovasi. Lebih jauh lagi, IA harus mampu
menjadi mediator dan transformator untuk mendorong tercipta dan tumbuhnya
kesejahteraan masyarakat (social wealth creation).
Inkubator Agribisnis memberikan pelayanan usaha sebagai berikut:
Menyediakan infrastuktur perkantoran bersama, termasuk diantaranya
ruang pertemuan konsultasi, keamanan, furniture, perlengkapan kantor
(termasuk fasilitas internet), telepon dan perlengkapannya,
perpustakaan, kebersihan dan perawatan, dan akomodasi penginapan
Menyediakan platform pertemuan antara agripreneur dengan service
menyediakan akses bagi jaringan mitra aliansi, sumber-sumber
permodalan, dan networking
Menyediakan asisten dan mentor-mentor bisnis dari kalangan praktisi
bisnis, menyangkut: konsultasi teknis dan manajemen perusahaan,
teknologi, proses produksi, pemasaran, dan lainnya
Layanan bisnis seperti: masalah administrasi perusahaan, layanan
kesekretariatan dan akutansi, masalah legal, dan masalah hak atas
kekayaan intelektual. Menyediakan akses informasi bagi institusi
finansial, industri, pemilik modal, dan warga masyarakat yang ingin
mencari potensi-potensi usaha baru yang dikelola oleh IA.
11
12
12
13
13
14
Kepala Balai
Garis Koordinasi
Garis Pembinaan
14
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
16
16
17
17
18
18
19
Gambar 2. Gliocladium sp
(sumber gambar : https://goo.gl/images/je8F6s)
19
20
20
21
BAB IV
PELAKSANAAN
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
Sedangkan agar berfungsi sebagai pemadat. Yang membedakan PSA dan PDA
adalah pada agar yang digunakan. Pada PSA agar yang digunakan adalah agar
tawar, sedangkan pada PDA agar yang digunakan adalah agar bacto.
Tabel 4 Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan Media Potato
Sucrose Agar (PSA)
Alat Bahan
Hotplate dan Magnetik Striter Kentang dengan takaran 300 gram
Beaker glass 500 Ml Agar tawar dengan takaran 12 gram
Batang Pengaduk Gula dengan takaran 7 gram
Magnetik Stir Bars Aquades 1200 Ml
Sendok sayur Alumminium foil
Baskom Karet
Gelas ukur 1000 mL Tissu
Neraca analitik (Analytical Balance)
Pisau
Talenan
Keranjang
Oven
Penjepit
Autoklaf
Botol
Gelas Ukur 100 mL
26
27
diaduk dan diambil buihnya. Setelah kentang memutih dan lembek jika dicolok
ambil semua kentang jangan ada yang tersisa dan sisakan airnya saja. Kemudian
tuangkan lagi aquades 200 mL dan masukan Magnetik Stir Bars lalu putar
Magnetik Striter dengan kecepatan sedang. Selanjutnya masukan gula dan tunggu
hingga gula larut. Setelah gula larut lalu masukan masukan agar tawar sedikit-
sedikit supaya tidak menggumpal. Setelah itu tunggu hingga mendidih. Tahap
selanjutnya matikan Hotplate dan tuangkan Larutan media PSA ke gelas ukur
1000 mL. Setelah itu siapkan botol dan tata botol secara berjajar. Selanjutnya ukur
larutan PSA dengan volume 15 mL lalu masukan pada setiap botol-botol. Setelah
semua botol terisi kemudian tutup dengan alumminium foil yang sudah dipotong-
potong lalu ikat dengan karet dengan erat. Tahap selanjutnya adalah mensterilkan
media PSA dengan autoclave dengan suhu 1210C dengan tekanan satu atm selama
15 menit ditandai dari bunyi ledakan pertama. Tahap terakhir adalah keluarkan
media PSA yang sudah disterilisasi dalam posisi miring, kemudian simpan dalam
ruangan inkubasi.
B. Pembuatan Media Water Agar (WA)
Media Water Agar (WA) adalah media yang terbuat dari air aquades dan agar
tawar sehingga nutrisi yang terkandung dalam media tersebut hanya sedikit.
Media WA merupakan salah satu media untuk pertumbuhan mikroorganisme
salah satunya cendawan. Media ini biasanya digunakan untuk pembuatan agar
blok guna mengidentifikasi bentuk cendawan dan jenis cendawan.
Tabel 5 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Media Water
Agar (WA)
Alat Bahan
Hotplate dan Magnetik striter Agar tawar
Labu Erlenmeyer 1000 mL Aquades 1000 mL
Beaker Glass 500 ML Alumminium Foil
Autoklaf Plastik wrap
27
28
Tabel 6 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Media Padat
Aplikatif Jagung Pecahan dan Beras
Alat Bahan
Baskom Beras atau jagung
Serok Plastik ukuran 12 x 25
Neraca Analitik (Analitycal Balance) Isolat Beauveria
Beaker glass 100 mL Koran
Autoklaf
28
29
Sendok
Timbangan
Proses Pembuatan Media:
Proses pembuatan media jagung pecah dan beras sama yaitu pertama-tama
jagung pecah atau beras ditimbang sebesar 2 kg kemudian cuci dengan air
mengalir sampai bersih. Setelahnya bahan direndam dengan air selama 12 jam.
Perendaman bertujuan untuk melunakan teksturnya yang padat. Selanjutnya beras
atau jagung pecah dikering anginkan diatas koran kurang, biasanya pengeringan
dilakukan selama 3-4 jam . Pengeringan bertujuan untuk mengurang kadar air di
dalamnya. Setelah dirasa kering lalu masukan ke dalam plastic dan timbang
dengan berat 100 gram dan asumsi berat plastic 2 gram sehingga jumlah
keseluruhan 102 gram. Selanjutnya media dipadatkan dengan tangan supaya tidak
ada udara di plastic. Setelah itu media disterilisasi menggunakan autoklaf selama
15 menit dengan suhu 1210C.
4.2.3. Pebanyakan (Inokulasi) Gliocladium sp
Perbanyakan (Inokulasi) merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme
baik berupa bakteri atau cendawan dari tempat atau seumber asalnya ke media
baru yang telah dibuat dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan aseptis.
A. Perbanyakan Cendawan Gliocladium sp pada Media Potato Sucrose
Agar (PSA)
Setelah media PSA padat, langkah selanjutnya adalah melakukan
perbanyakan Gliocladium sp. Perbanyakan dilakukan dengan cara
menginokulasi kembali cendawan Gliocladium sp ke dalam media PSA
yang tidak terkontaminasi. Botol tersebut diberi tanggal dan nama spesies.
Kemudian simpan ditempat inkubasi sampai hifa tumbuh. Perbanyakan
dilakukan didalam Laminar Air Flow (LAF) yang aseptis dan steril.
29
30
30
31
31
32
BAB V
ANALISA USAHA TANI
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
Keterangan:
NB = Nilai Baru
NS = Nilai Sisa
JUE = Jangka Usia Ekonomi
Tabel 10 Sewa Gedung
Keterangan Biaya Per Tahun Total Biaya
Sewa gedung dalam satu Rp.10.00.000 Rp.10.00.000
tahun
Total biaya tetap = Sewa Gedung + Penyusutan
(TFC/Total Fixed Cost) = Rp.10.00.000 + Rp.1.014.000
= Rp.2.014.00
37
38
= 1,24
Artinya jika menginfestasikan Rp1 maka kita akan menghasilkan
keuntungan sebesar RP.0,24. Sehingga usaha produksi Gliocladium sp.
Layak untuk diusahakan.
4. BEP (Break Event Point)
BEP adalah kondisi suatu usaha tidak menghasilkan atau tidak
menderita kerugian (tidak untung atau tidak rugi). Nilai BEP yang
dihitung berupa BEP Produksi dan BEP Harga. BEP Produksi
menggambarkan produksi minimal yang dihasilkan agar usaha tani tidak
mengalami kerugian, sedangkan BEP Harga menggambarkan harga
terendah minimal dari produksi. Apabila harga di tingkat petani lebih
rendah dari BEP maka usaha tani akan mengalami kerugian.
a) BEP Produksi
input total
BEP Produksi = harga jual
Rp.45.314.150
= Rp.5.000
=Rp.4.038
Artinya, jika Gliocladium sp. di produksi sebanyak 9.800 kemasan
dengan persen kegagalan sebesar 10% maka titik impas (BEP) harga
minimal Gliocladium sp. penjualan sebesar Rp /kemasan 100 gram.
38
39
BAB VI
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
6.1. Masalah
Dari hasil praktek kerja industri di Laboratorium Agens Hayati saya
menemukan beberapa masalah dan kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di
Laboratorium Agens Hayati, diantaranya:
1. Kurangnya keterampilan dalam melakukan kegiatan-kegiatan, sehingga
sering terjadi kontaminasi saat pembuatan media maupun saat
perbanyakan cendawan.
2. Banyaknya orang yang keluar masuk ke dalam Laboratorium
mengakibatkan isolat dan media rentan terkontaminasi.
3. Banyaknya ventilasi yang terbuka sehingga ruangan cepat kotor.
4. Sering melakukan makan dan minum di dalam ruangan sehingga
mengakibatkan isolate dan media rentan terkontaminasi.
5. Saat melakukan sterilisasi ruangan kurang bersih sehingga saat membuat
media dan perbanyakan cendawan rentan terkontaminasi.
39
40
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh hasil Praktek kerja industri di Laboratorium
Agens Hayati dapat adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya kegiatan Praktek kerja industri saya jadi mengetahui
informasi mengenai Agens pengendalian hayati Glicladium sp. Jenis-jenis
agens hayati, perbanyakan cendawan dan bakteri, identifikasi cendawan,
menghitung kerapatan spora dan pengaplikasian ke lapangan cendawan
Gliocladium sp. Dan hama dan penyakit yang dapat dikendalikan oleh
Agens hayati.
2. Dalam melakukan perbanyakan Gliocladium sp . Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, seperti
a) Tata cara membuat media Media aplikatif beras dan jagung, Media
PSA, dan Media WA
b) Tata cara inokulasi (perbanyakan) di media PSA, dan media padat
aplikatif beras dan jagung.
c) Tata cara melakukan identifikasi cendawan dan menghitung kerapatan
spora.
d) Semua alat, media maupun lingkungan tempat dilakukannya kegiatan
harus dalam keadaan steril
7.2. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerin saya dapat menyimpulkan beberapa
saran yang mungkin bermanfaat, Saran yang dapat saya sampaikan antara lain:
1. Sebaiknya dalam kegiatan dobodang usaha tani terlebih dahulu harus
membuat rencana kegiatan, bermaksud untuk menghindari kegagalan total
2. Lebih mementingkan tingkat kesterilan ruangan alat, bahan dan
lingkungan kerja serta pelaksanaan untuk meminimalisir terjadinya
kontaminasi.
40
41
41
42
PENUTUPAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat,
serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik
kerjaindustri ini sampai selesai. Karena tanpa karunia-Nya, mungkin saya belum
tentu bisa menyelesaikan Laporan ini sampai akhir.
Dengan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
telah membantu dan membimbing dalam penulisan Laporan ini. Saya menyadari
masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat saya butuhkan untuk menyempurnakan laporan saya. Semoga semua isi di
dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya
Penyusun
42
43
DAFTAR PUSTAKA
43
44
LAMPIRAN
Total =Rp.55.000
44
45
Total = Rp.354.000
Total = Rp.39.000
Total = Rp.281.500
Total = Rp.38.000
45
46
Total =Rp.1.000
Total = Rp.3.500
Total =Rp.1.500
46
47
𝑅𝑝.165.000−16.500. 1
= x 12
2
Total =Rp.6.000
Total =Rp.6.000
Total =Rp.1.500
Total =Rp.6.000
47
48
JUE = 2 Tahun
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.180.000−18.000. 1
= x 12
2
Total =Rp.7.000
16. Ember 2 buah @ Rp.30.000
NB =Rp.60.000
NS =Rp.6.000
JUE = 2 Tahun
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.60.000−6.000. 1
= x 12
2
Total =Rp.2.500
Total =Rp.7.500
Total =Rp.4.500
48
49
NB = Rp.50.000
NS = Rp.5.000
JUE = 2 Tahun
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.50.000−5.000. 1
= x 12
2
Total =Rp.2.000
Total =Rp.9.000
Total =Rp.13.000
49
50
Total =Rp.5.500
Total =Rp.1.500
Total =Rp.3.000
Total =Rp.9.000
50
51
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.150.000−15.000. 1
= x 12
2
Total =Rp.6.000
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.150.000−15.000. 1
= x 12
2
Total =Rp.6.000
27. Stapler 3 buah @ Rp.7000
NB = Rp. 21.000
NS = Rp.21.00
JUE = 2 Tahun
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.21.000−21.00. 1
= x 12
2
Total =Rp.3.0000
Total =Rp.2.000
51
52
NS = Rp.55.000
JUE = 2 Tahun
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.550.000−55.000. 1
= x 12
2
Total =Rp.3.000
Total =Rp.1.000
Total =Rp.5.000
Total =Rp.3.000
52
53
Total =Rp.2.000
35. Kain lap 5 buah @ Rp.5.000
NB = Rp.25.000
NS = Rp.2.500
JUE = 2 Tahun
𝑁𝐵−𝑁𝑆
Penyusutan = x Musim
𝐽𝑈𝐸
𝑅𝑝.25.000−2.500. 1
= x 12
2
Total =Rp.3.000
Total =Rp.5.00
53
54
Sterilisasi Ruangan
54
55
55
56
56
57
57
58
58