Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN SABUN DARI EKSTRAKSI KULIT PISANG

BIDANG KEGIATAN
PKM – GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :
Nama: Bhujangga Binang Jalantara
NPM: 1806148391

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................................................... iii

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................................ 2
2. GAGASAN
A. Kondisi Kekinian ........................................................................................................ 2
B. Solusi yang Pernah Ditawarkan ................................................................................... 3
C. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui
Gagasan yang Diajukan .............................................................................................. 3
D. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan
Gagasan ........................................................................................................................ 5
E. Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilaksanakan................................................. 5
3. KESIMPULAN
A. Gagasan yang Diajukan .............................................................................................. 6
B. Teknik Implementasi .................................................................................................. 6
C. Prediksi Hasil .............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 8


DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perkembangan Produksi Pisang di Indonesia Tahun 1980-2015 .......................... 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aktivitas Antioksidan Kulit Pisang pada Jenis-Jenis Pisang ..................................... 4

ii
Ringkasan

Sabun merupakan salah satu benda yang sangat penting bagi manusia karena
dapat membersihkan tubuh manusia dari kotoran akibat aktivitas mereka sehari-hari.
Sabun dapat membersihkan tubuh dari berbagai kuman penyakit dan bakteri sehingga
manusia dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.
Namun, pabrik-pabrik yang memproduksi sabun selama ini menggunakan bahan
sintetik yang ternyata berbahaya bagi kulit manusia. Kandungan tersebut dapat
menyebabkan kulit mengalami iritasi dan peradangan. Masalah tersebut dapat kita atasi
dengan menggunakan kulit pisang sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Kulit pisang
berasal dari bahan alam yang lebih aman untuk digunakan untuk membuat sabun
dibandingkan menggunakan bahan sintetik. Kulit pisang mengandung zat antioksidan
yang merupakan salah satu zat yang terdapat pada sabun. Antioksidan ini berfungsi
untuk melindungi tubuh dari radikal bebas dan membuat tubuh menjadi lebih lembab.
Selain itu, pisang merupakan buah yang paling banyak diproduksi di Indonesia.
Produksi pisang di Indonesia mencapai 7 ton per tahun. Akan tetapi, selama ini bagian
kulit pisang tidak pernah dipakai dan hanya menjadi limbah sehingga kulit pisang ini
memiliki potensi untuk dibuat menjadi produk yang bernilai guna.
Sebenarnya, pembuatan sabun menggunakan bahan-bahan dari alam selain dari
kulit pisang sudah dilakukan. Bahan-bahan tersebut adalah apel, lengkuas, jeruk,
pepaya. Akan tetapi, penggunaan bahan-bahan tersebut kurang efektif karena sudah
digunakan oleh industri-industri lain sehingga ditakutkan penggunaannya bertabrakan
dengan industri tersebut.
Sabun dibuat dengan kulit pisang yang sudah dibuat ekstraknya menggunakan
metode soxhletasi. Setelah itu, kita mencampurkan larutan NaOH dengan minyak
kelapa, Virgin Coconut Oil, dan minyak zaitun yang sudah disiapkan lalu diaduk sampai
berakhirnya proses saponifikasi. Lalu, ekstrak kulit pisang ditambahkan ke dalam
campuran tersebut lalu diaduk dan langkah terakhir adalah menambahkan parfum lalu
dituang ke dalam cetakan dalam waktu 2 minggu.
Untuk dapat mengimplementasikan gagasan tersebut dibutuhkan kerja sama
antara pihak pemerintah, dinas kesehatan, industri sabun, dan masyarakat setempat.
Dibutuhkan kerja sama dan kajian dari 4 elemen tersebut agar gagasan ini dapat
terealisasikan dan dikembangkan sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat.

iii
Bab 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Menurut ilmu kimia, sabun merupakan sebuah garam alkali yang mempunyai
gugus R dan COONa. Sabun terbuat dari asam lemak dengan hidroksida logam alkali.
Sabun berfungsi membersihkan kulit dari kotoran, keringat, dan minyak pada kulit.
Sabun sangat dibutuhkan oleh manusia karena merupakan salah satu sarana untuk
membersihkan diri dari kotoran, bakteri, dan kuman sehingga dapat terbebas dari
penyakit. Proses pembuatan sabun disebut saponifikasi. Saponifikasi dilakukan dengan
mereaksikan asam lemak dengan alkali lalu menghasilkan sabun dan alkohol. Tetapi,
pabrik-pabrik yang memproduksi sabun lebih sering menggunakan bahan sintetik
sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Padahal, bahan-bahan tersebut mempunyai
dampak yang berbahaya bagi konsumen yang mempunyai kulit sensitif. Penggunaan
bahan-bahan tersebut secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada
kulit (Praptanti Sinung Adi Nugroho, 2017). Salah satu zat yang berbahaya pada sabun
adalah surfaktan. Surfaktan dapat menyebabkan iritasi, kering, dan mengganggu
keseimbangan kadar PH pada kulit (hellosehat.com).
Pisang merupakan salah satu buah yang banyak diproduksi di Indonesia. Pada
tahun 2015, produksi pisang mencapai 7 ton per tahun (katadata.co.id). Namun, hanya
bagian daging pisang yang biasanya dipakai oleh manusia dan bagian kulitnya dibuang
begitu saja dan hanya dijadikan sebagai pakan ternak. Kulit pisang diketahui memiliki
kandungan selulosa dan senyawa organik yang tinggi. Hal ini menyebabkan perlunya
pengolahan limbah kulit pisang lebih lanjut karena kandungan yang terdapat pada kulit
pisang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk yang mempunyai nilai
guna.
Kandungan yang terdapat pada kulit pisang adalah karbohidrat, lemak, protein,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Selain itu, kulit pisang
mengandung senyawa seperti katekin, gallokatekin, dan epikatekin yang merupakan
golongan senyawa flavonoid. Antioksidan pada kulit pisang berasal dari vitamin C dan
senyawa flavonoid. Antioksidan ini merupakan salah satu komponen dari sabun yang
berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas (Rosiana Sari, dkk, 2017).
Dengan melihat dampak yang diberikan oleh sabun produksi pabrik dan zat-zat
yang terkandung dalam kulit pisang, pembuatan sabun dengan memanfaatkan limbah
kulit pisang perlu dilakukan. Kandungan vitamin C dan senyawa flavonoid yang tinggi
pada kulit pisang dapat dijadikan sebagai antioksidan yang biasanya terdapat di dalam
sabun padatan yang berfungsi membuat kulit menjadi sehat dan lembab. Selain itu,
pisang merupakan komoditas buah unggulan dan terbanyak diproduksi di Indonesia.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat ide tersebut dalam PKM-GT yang
berjudul “Pembuatan Sabun dari Ekstraksi Kulit Pisang”.

1
1.2. Tujuan
1. Mengetahui kandungan pada kulit pisang yang dapat digunakan untuk bahan
pembuatan sabun.
2. Mengetahui cara pembuatan sabun menggunakan limbah kulit pisang.
3. Memecahkan masalah tentang sabun buatan pabrik yang selama ini dipakai dan
ternyata mengandung zat berbahaya bagi kulit.

1.3. Manfaat
1. Dapat membantu pemerintah dalam mencari alternatif baru untuk pembuatan sabun.
2. Memperluas pengetahuan dan pembelajaran tentang pengolahan kulit pisang dan
mengurangi limbah kulit pisang untuk pemanfaatan menjadi bahan yang berdaya guna.
3. Masyarakat dapat membuat produk sabun kulit pisang dan produk itu dapat dijual
sehingga akan membuka lapangan pekerja baru bagi masyarakat.

BAB 2
GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Indonesia merupakan salah satu negara produsen pisang terbesar, menempati
peringkat 7 sebagai negara produsen pisang terbanyak di dunia. Hal ini disebabkan
karena Indonesia terletak di daerah tropis, yang menyebabkan pisang dapat tumbuh
subur di Indonesia. Pusat produksi pisang di Indonesia berada di Sumatra, Jawa, Bali
karena di daerah tersebut mempunyai iklim hangat dan lembab sehingga pisang dapat
tumbuh baik disana. Selain gampang untuk tumbuh di Indonesia, tanaman pisang pun
gampang untuk berbuah sehingga pisang ini merupakan salah satu komoditas buah yang
diandalkan oleh Indonesia untuk menambah devisa negara.
Buah pisang sebagai komoditas buah yang diandalkan oleh Indonesia dapat
terlihat dari data besarnya produksi dan luas area panen pisang di Indonesia. Jumlah
produksi pisang di Indonesia dari tahun ke tahun selalu menempati peringkat pertama
dalam data produksi buah nasional. Jumlah produksi buah pisang jauh melampaui
produksi buah-buah lainnya di Indonesia sehingga pisang mempunyai potensi untuk
dapat dimanfaatkan untuk menjadi produk sesuai dengan kebutuhan konsumen (Prospek
dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang, 2005).

2
Gambar 1. Perkembangan Produksi Pisang di Indonesia Tahun 1980-2015 (Outlook
Komoditas Pisang, 2016)

Jumlah pisang yang diproduksi sangat besar maka akan menyebabkan


jumlah kulit pisang yang dihasilkan juga akan sangat besar. Tetapi, kulit pisang ini tidak
pernah digunakan dan langsung dibuang ke tempat sampah. Padahal, kandungan kulit
pisang ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai guna.
Sabun menjadi salah satu hal yang terpenting bagi manusia karena dapat
membersihkan tubuh manusia dari bakteri dan kuman penyakit. Namun, selama ini
pabrik-pabrik yang memproduksi sabun menggunakan bahan sintetik untuk membuat
sabun. Padahal, bahan-bahan tersebut berbahaya bagi kulit manusia. Penggunaan sabun
tersebut dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada kulit manusia.

2.2. Solusi yang Pernah Ditawarkan


Limbah kulit pisang yang jumlahnya sangat banyak tersebut membuat banyak
pihak mencoba memanfaatkannya. Hal yang paling sering dilakukan untuk
memanfaatkan limbah kulit pisang adalah dengan menggunakannya sebagai bahan
pakan ternak. Beberapa tahun belakangan, limbah kulit pisang dimanfaatkan untuk
membuat makanan seperti keripik, selai, nugget, dan es krim. Lalu, baru-baru ini kulit
pisang sedang diteliti untuk dijadikan biodiesel dan biogas.
Kandungan zat berbahaya yang terdapat di dalam sabun produksi pabrik
membuat banyak pihak mencoba untuk membuat sabun dari bahan alami yang lebih
aman. Pembuatan sabun dari bahan alami sudah dilakukan penelitiannya yaitu dengan
menggunakan ekstrak buah apel oleh Adek Chan (2016). Sabun ini telah dicoba pada
kulit manusia dan menunjukkan hasil yang positif. Sabun tersebut tidak menyebabkan
iritasi pada kulit manusia. Selain itu, sabun tersebut mempunyai pH sekitar 8,3-7,3 yang
mendekati pH dari fisiologis kulit manusia yaitu 4,5-7. Bahan-bahan lain yang juga
sudah dilakukan penelitiannya untuk dibuat menjadi sabun adalah lengkuas, jeruk, dan
pepaya. Namun, bahan-bahan tersebut sudah sering digunakan untuk industri lain
sehingga ditakutkan penggunaannya nanti akan bertabrakan.

2.3. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui
Gagasan yang Diajukan

3
Kondisi kekinian yang sudah dijabarkan tadi membuat saya memiliki
gagasan atau ide untuk membuat sabun menggunakan bahan baku yang lebih aman dan
berlimpah dibandingkan bahan-bahan yang sudah dipakai sebelumnya. Saya memilih
bahan dari alam karena bahan yang berasal dari alam lebih aman dibanding
menggunakan bahan sintetik.
Bahan baku tersebut adalah menggunakan kulit pisang. Kulit pisang sangat
berlimpah dan sangat gampang kita temukan. Kulit pisang jarang digunakan untuk
kepentingan industri lain sehingga penggunaannya nanti tidak akan bertabrakan dengan
industri-industri lainnya. Kulit pisang sangat berpotensi untuk digunakan menjadi bahan
dasar pembuatan sabun karena kulit pisang mengandung zat antioksidan. Zat
antioksidan pada kulit pisang berasal dari vitamin C dan flavonoid. Zat antioksidan ini
merupakan salah satu komponen terpenting dalam kandungan sabun karena berperan
untuk perlindungan dari radikal bebas dan dapat membuah tubuh menjadi lebih sehat
dan lembab. Semua jenis pisang mengandung aktivitas antioksidan yang tinggi pada
bagian kulitnya, terutama pada jenis Pachainadan (Ramakrishnan Baskar, dkk, 2011).

Tabel 1. Aktivitas Antioksidan Kulit Pisang pada Jenis-Jenis Pisang (Ramakrishnan


Baskar, dkk, 2011).
Langkah membuat sabun dari kulit pisang tidak terlalu rumit. Menurut
Praptanti Sinung Adi Nugroho (2017), langkah pertama adalah kulit pisang ini dibuat
ekstraknya dengan menggunakan metode soxhletasi, yaitu metode dengan cara
menyaring berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu. Metode ini lebih
dipilih dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya karena menghasilkan ekstrak
kulit pisang yang mempunyai kandungan yang lebih baik. Kulit pisang ini diiris-iris dan
dikeringkan ke dalam oven. Kulit pisang yang telah dikeringkan akan disoxhlet
menggunakan pelarut etanol 70% dan dilakukan berulang-ulang sehingga hanya tersisa
ekstrak kulit pisang. Setelah itu, dilakukan proses saponifikasi yaitu proses pembuatan
dengan cara mencampurkan larutan NaOH dengan minyak kelapa, Virgin Coconut Oil,
dan minyak zaitun yang sudah dipanaskan. Lalu, campuran tersebut diaduk
menggunakan blender sampai akhir proses saponifikasi.

4
Langkah terakhir adalah dengan menambahkan ekstrak kulit pisang pada
campuran tersebut lalu diaduk hingga tercampur dengan rata. Pada tahap terakhir
ditambahkan parfum lalu dituang ke dalam cetakan dan disimpan dalam waktu 2
minggu.

2.4. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan


Gagasan
Untuk merealisasikan pembuatan sabun dari ekstrak kulit pisang diperlukan
bantuan dari pihak-pihak seperti:

1. Pemerintah
Pemerintah dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk bekerja sama
mengelola limbah kulit pisang yang selama ini hanya dianggap sebagai sampah
dan dibuang begitu saja tanpa pengolahan lebih lanjut. Pemerintah juga ke
depannya dapat memberikan fasilitas untuk pelaksanaan pembuatan produk
sabun dari ekstrak kulit pisang.

2. Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam
mengimplementasikan gagasan ini. Dinas kesehatan berperan untuk menguji
produk ini apakah produk ini aman untuk digunakan sehingga tidak
mengakitbatkan efek berbahaya bagi masyarakat ketika nantinya produk ini
sudah diedarkan secara luas.

3. Industri Sabun
Industri sabun berperan untuk mengganti bahan pembuatan sabun yang biasanya
menggunakan bahan sintetik menjadi kulit pisang yang lebih aman bagi
konsumen.

4. Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat menggunakan sabun yang terbuat dari ekstrak
kulit pisang tersebut. Masyarakat juga diharapkan dapat membuat industri kecil
atau industri rumahan pembuatan sabun dari ekstrak kulit pisang ini sehingga
dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

2.5. Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilaksanakan

1.Persiapan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah:

5
1. Mengadakan penelitian mengenai sabun dari kulit pisang untuk mengetahui
sifat kulit pisang lebih lanjut jika digunakan menjadi bahan dasar sabun.
2. Mencari pihak-pihak yang dapat menyediakan kulit pisang dan melakukan kerja
sama dengan mereka untuk dapat mendistribusikan kulit pisang.
3. Melakukan pengusulan kepada pemerintah untuk dapat memfasilitasi produksi
sabun yang berbahan dasar ekstrak kulit pisang tersebut.

2.Pelaksanaan

1. Penyempurnaan produk sabun kulit pisang hingga benar-benar aman untuk


diedarkan kepada masyarakat luas.
2. Sosialisasi dan pengenalan terhadap masyarakat akan adanya sabun ekstrak kulit
pisang ini sebagai alternatif dari sabun produksi pabrik yang selama ini dipakai.

Bab 3
KESIMPULAN

3.1. Gagasan yang Diajukan


Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa limbah kulit pisang yang banyak
dibuang oleh masyarakat dapat digunakan untuk bahan dasar pembuatan sabun yang
lebih aman bagi kulit manusia dibandingkan sabun buatan pabrik. Diharapkan gagasan
yang saya ajukan ini dapat diterima oleh masyarakat luas dan mengurangi masalah yang
ada di masyarakat.

3.2.Teknik Implementasi Gagasan


Dalam proses mengimplementasi sabun berbahan dasar kulit pisang dibutuhkan teknik-
teknik yang tepat agar nantinya produk ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Teknik
implementasi yang diberikan pada gagasan ini adalah:

1. Melakukan penelitian lebih lanjut terkait pembuatan sabun yang berbahan dasar
esktrak kulit pisang ini.

2. Mengidentifikasi cara pembuatan sabun yang lebih efisien, ekonomis, dan aman bagi
kulit manusia

3. Melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang pembuatan sabun dari


esktrak kulit pisang ini agar produk ini lebih dikenal.

3.3. Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh


Hasil yang ingin dicapai dalam produk sabun dari ekstraksi kulit pisang adalah
masyarakat dapat memanfaatkan sabun berbahan dasar kulit pisang sebagai pengganti
6
sabun buatan pabrik. Dengan adanya teknik-teknik implementasi yang baik diharapkan
masyarakat dapat lebih mengenal tentang manfaat kulit pisang sehingga kulit pisang
yang biasanya dibuang dapat dimanfaatkan masyarakat dengan cara digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan sabun. Hal ini akan membuat terbukanya lapangan kerja baru
bagi masyarakat karena masyarakat dapat membuat industri-industri kecil yang
memproduksi sabun dari kulit pisang ini serta dapat menunjang kesehatan kulit bagi
masyarakat karena kandungan kulit pisang yang aman bagi kulit.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian , (2005)


Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang, Jakarta: Balitbang
Pertanian.
2. Baskar, R., Shrisakthi, S.,Sathyapriya, B., Shyampriya, R., Nithya, R.
dan Poongodi,P. (2001) ‘Antioxidant Potential of Peel Extracts of
Banana Varieties (Musa sapientum)’, Scientific Research Publishing Inc.
Journal, vol. 2, no.10, Desember, pp. 1128-1133.
3. Chan, A. (2016) ‘Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Dari Ekstrak
Buah Apel (Malus domesticus) Sebagai Sabun Kecantikan Kulit’, Jurnal
Ilmiah Manuntung, vol. 2, no. 1, Januari, pp. 51-55.
4. Katada.co.id. (2016) Pisang, Buah yang Paling Banyak Diproduksi di
Indonesia, [Online], Available:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/17/pisang-buah-
paling-banyak-diproduksi-di-indonesia [2 November 2018].
5. Nugroho, P.S.A. (2017) ‘Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai
Sabun Herbal’, Jurnal Sainstech, vol. 4, no. 2, Desember, pp. 67-72.
6. Puji, A. (2017) Sebenarnya, Sabun Mandi Itu Baik atau Merusak Kulit?,
[Online], Available: https://hellosehat.com/hidup-
sehat/kecantikan/sabun-dan-cara-kerjanya/ [2 November 2018].
7. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian,
(2016) Outlook Komoditas Pisang, Jakarta: Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.
8. Sari, R., Riyanta, A.B. dan Wibawa, A.S. (2017) ‘Formulasi dan
Evaluasi Sabun Padat Antioksidan Ekstrak Maserasi Kulit Buah Pisang
Kepok (Musa normalis L)’, Jurnal Para Pemikir, vol. 6, no. 2, Juni, pp.
151-155.

8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama Lengkap Bhujangga Binang Jalantara


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NPM 1806148391
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 4 Juni 2000
6. E-mail bhujangga04@yahoo.co.id
7. No. Telepon/HP 089630508452

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA Universitas


Nama Institusi SD Al-Kamal SMPN 111 SMAN 78 Universitas
Jakarta Jakarta Indonesia
Jurusan - - IPA Teknik Kimia
Periode 2006-2012 2012-2015 2015-2018 2018- Sekarang

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Judul artikel Waktu dan
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM GT.
Jakarta, 14 November 2018
Pengusul

Bhujangga Binang Jalantara

9
10

Anda mungkin juga menyukai