Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
“BONGE-CORN TIZER: PENGOLAHAN LIMBAH BONGGOL
JAGUNG SEBAGAI ANTISEPTIK PADA
FORMULASI HAND SANITIZER”

Bidang Kegiatan :
PKM-P

Diusulkan oleh :

Wiriesta Anggraini 22030113120047 2013


Lusi Imayanti 22030112120004 2012
Ulil Albab 22030113140079 2013
Novia Kusuma Wardani 22030113120015 2013
Syifa Nala Fauziyah 22030113120067 2013

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

i
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................ i
Halaman Pengesahan............................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Ringkasan ............................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Tujuan Khusus.................................................................................................. 1
1.3 Urgensi Penelitian .............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3
BAB 3 METODE PENELITIAN,, ................... , .................................................... 5
3.1 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................. 5
3.3 Penetapan variabel............................................................................................ 6
3.4 Prosedur Kerja Penelitian ................................................................................. 6
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................................7
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................................8
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................................ 8
4.2 Jadwal Kegiatan ...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Flowchart kerangka berfikir .................................................................. 5
Gambar 2. Flowchart prosedur kerja penelitian ...................................................... 6

iv
RINGKASAN

Tongkol jagung merupakan salah satu limbah bagian tanaman jagung yang belum
banyak dimanfaatkan. Dengan demikian limbah bonggol jagung akan terus
meningkat jumlahnya. Padahal bonggol jagung memiliki banyak manfaat yang
dapat diolah menjadi berbagai macam olahan. Pengolahan limbah bonggol jagung
menjadi bahan olahan akan meningkatkan nilai ekonomis dan manfaat dari
bonggol jagung tersebut. Salah satunya adalah ethanol bonggol jagung yang
dijadikan sebagai handsanitizer dengan cara fermentasi menggunakan jamur
Rhizopus oryzae dalam kondisi anaerob.

Proses diawali dengan mengambil etanol yang ada di dalam bonggol jagung
menggunakan Rhizopus oryzae dalam kondisi anaerob. Kemudian diolah dengan
penambahan triklosan 1,5% dan 2%. Metode pengujian menggunakan metode
replika dengan modifikasi. Bakteri yang masih hidup setelah pemberian basis dan
gel handsanitizer yang mengandung triklosan 1,5% dan 2 % dihitung. Hasil uji
menggunakan basis corpobol 940 dapat mengurangi jumlah bakteri sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


(Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays
ssp. parviglumis). Bonggol jagung merupakan limbah yang diperoleh ketika biji
jagung dirontokkan dari buahnya. Akan diperoleh jagung pipilan sebagai produk
utamanya dan sisa buah yang disebut bonggol atau tongkol. Salah satu bagian
tanaman ini ada yang disebut dengan bonggol jagung, dimana bagian tersebut
belum banyak digunakan oleh masyarakat. Melihat kenyataan di dalam kehidupan
nyata, limbah bonggol jagung hanya dibuang dan dibiarkan membusuk padahal
sebenarnya banyak yang dapat dikembangkan dari limbah bonggol jagung.
Kurangnya pemanfaatan terhadap limbah bonggol jagung berakibat pada jumlah
limbah yang akan terus bertambah. Limbah bonggol jagung lama kelamaan akan
merusak lingkungan yang dapat memunculkan suatu agen terjangkitnya suatu
penyakit. Luas lahan pangan tanaman jagung wilayah Provinsi Jawa Tengah
kurang lebih sebanyak 2.772.576 ton.
Kandungan nutrisi bonggol jagung berdasarkan analisa Laboratorium
makanan ternak mengandung kadar air, bahan kering, protein kasar dan serat
secara berurutan sebagai berikut 29,54: 70,45: 2,67 dan 46,52% dalam 100 %
bahan kering (BK). Sayang sekali sesuatu yang dianggap hanya sebagai limbah
dan tidak dimanfaatkan, padahal sebenarnya banyak manfaat yang dapat diambil,
akan tetapi pengembangan masyarakat masih terbatas. Kurangnya akan kesadaran
akan menfaat bonggol jagung memunculkan suatu keprihatinan tersendiri untuk
kita. Oleh sebab itu,kami tertarik untuk melakukan sebuah penelitian terhadap
bonggol jagung sebagai bahan antiseptik dengan judul “Bonge-corn tizer :
Pengolahan limbah bonggol jagung sebagai antiseptik pada formulasi Hand
sanitizer”Banyaknya penjual jagung di Kota Semarang, di pinggir jalan mulai dari
jagung serut, jagung bakar dan sebagainya, dimana bonggol jagung hanya dibuang
begitu saja, oleh sebab itu kami tertarik untuk mengangkat permasalahan ini.
Alternatif percobaan sebagai bahan antiseptik dapat berguna. Awalnya limbah
hanya membusuk yang lama kelamaan menimbulkan suatu pencemaran
lingkungan sebagai agen pertumbuhan mikroba dan terjangkitnya suatu penyakit,
kini akan dijadikan sebagai bahan antiseptik yang dapat membunuh
mikroorganisme dan diaplikasikan lebih aman dari pada disinfektan. Penggunaan
antiseptik dapat memperlambat adanya pertumbuhan penyakit.

1.2 Tujuan Khusus


1.2.1 Penelitian ini bertujuan dalam meningkatkan pemanfaatan limbah bonggol
jagung sebagai bahan antisepik yang ramah lingkungan.
1.2.2. Meningkatkan kepedulian kepada mesyarakat bahwa pentingnya
meminimalisir terjangkitnya penyakit yang banyak disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti bakteri yang bersumber pada tangan yang kotor.
2

1.3 Urgensi penelitian


Berdasarkan latar belakang dalam pembuatan proposal penelitian ini rumusan
masalah yang dapat kita ambil yaitu “ Bagaimana membuat antiseptik yang
terbuat dari bonggol jagung, serta bagaimana efektifitas pemanfaatan tongkol
jagung sebagai bahan antiseptik dalam formula hand sanitizer yang tidak
berbahaya”.
Fermentasi ethanol bonggol jagung oleh jamur Rhizopus oryzae memiliki
keuntungan yaitu menggabungkan langsung proses sakarifikasi dan fermentasi
dalam satu kali proses. Keuntungan dari proses tersebut adalah efisiensi biaya dan
waktu fermentasi sehingga bisa menurunkan biaya produksi ethanol. Biasanya
proses sakarifikasi menggunakan larutan asam kuat yang dapat membahayakan
lingkungan jika tidak ada penanganan sisa asam yang baik. Sehingga proses ini
akan lebih ramah lingkungan. Selain itu proses sakarifikasi bisa dilakukan
enzimatis dengan penggunaan enzim yang mahal.
Luaran dari penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kegunaan
limbah bonggol jagung sebagai bahan antiseptik masyarakat, serta untuk
meminimalisir bakteri masuk dalam tubuh
Manfaat penelitian yang didapatkan yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai sarana dalam pengembangan atau inovasi limbah yang tidak
diolah secara baik.
2. Menekankan pada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan
terutama dari bakteri
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Hand Sanitizer
Merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol yang digunakan
untuk membunuh mikroorganisme dengan cara pemakaian tanpa dibilas dengan
air. Cairan dengan berbagai kandungan yang sangat cepat membunuh
mikroorganisme yang ada di kulit tangan.(Benjamin, 2010). Kelebihan hand
sanitizer diutarakan menurut US FDA (Foodand Drug Administration) dapat
membunuh kuman dalam waktu kurang lebih 30 detik.
(Benjamin, 2010).
Kandungan Hand sanitizer:
Memiliki berbagai macam zat yang terkandung. Secara umum hand sanitizer
mengandung : alkohol 60-95%, benzalkonium chloride, benzethonium chloride,
chlorhexidine, gluconatee, chloroxylenolf, clofucarbang, hexachloropheneh,
hexylresocarcinol, iodine.(Benjamin, 2010). Menurut CDC (Center for Disease
Control) hand sanitizer terbagi menjadi dua yaitu mengandung alkohol dan tidak
mengandung alkohol. Hand sanitizer dengan kandungan alcohol antara 60- 95 %
memiliki efek anti mikroba yang baik dibandingkan dengan tanpa kandungan
alkohol.( CDC, 2009)
Manfaat Handsanitizer :
Alkohol banyak digunakan dalam hand sanitizer, hal ini dikarenakan alkohol
sangat efektif dalam membunuh berbagai macam dan jenis kuman dan bakteri.
Bakteri yang diketahui dapat terbunuh oleh alkohol adalah bakteri tuberculosis,
bakteri penyebab influenza, dan berbagai bakteri yang sering menyebabkan
demam (alcoholbasedhandsanitizer.com, 2011). Hand sanitizer tanpa alkohol
mengandung triclosan dan benzalkonium chloride. Kedua kandungan tersebut
juga efektif dalam membunuh bakteri dan kuman yang terdapat di kulit
(alcoholbasedhandsanitizer.com, 2011).
Berdasarkan kadar alkoholnya, ethanol terbagi menjadi tiga grade
sebagai berikut.
• Grade industri dengan kadar alcohol 90-94%
• Netral dengan kadar alkohol 96-99,5%, umumnya digunakan untuk minuman
keras atau bahan baku farmasi.
• Grade bahan bakar dengan kadar alkohol di atas 99,5%. (Erliza H, 2007)
Pengolahan limbah bonggol jagung menjadi bahan olahan akan
meningkatkan nilai ekonomis dan manfaat dari bonggol jagung tersebut. Salah
satunya adalah ethanol bonggol jagung dengan cara fermentasi menggunakan
jamur Rhizopus oryzae dalam kondisi anaerob.
Menurut Prasetyo (2002) limbah batang dan daun jagung kering adalah 3,46
ton/ha sehingga limbah pertanian yang dihasilkan sekitar 12.1juta ton. Dengan
konversi nilai kalori 4370 kkal/kg (Sudradjat, 2004) potensi energi limbah batang
dan daun jagung kering sebesar 66,35 GJ. Energi tongkol jagung dapat dihitung
4

dengan menggunakan nilai 4 Residue to Product Ratio (RPR) tongkol jagung


adalah 0,273 (pada kadar air 7,53%) dan nilai kalori 4451 kkal/kg (Koopmans and
Koppejan, 1997; Sudradjat, 2004). Potensi energi tongkol jagung adalah 55,75 GJ.
Sifat bonggol jagung yang memiliki kandungan karbon yang tinggi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa untuk mengeringkan 6 ton jagung dari kadar air
32.5% sampai 13.7% bb selama 7 jam diperlukan sekitar 30 kg tongkol jagung
kering per jam (Alkuino 2000).
Tabel 1. Analisis kimia tongkol jagung (Lachke, 2002)
Kadar air 13,9
Abu 1,17
Analisa kandungan zat kimia
C 43,42
H 6,32
O 46,69
N 0,67
S 0,07
Abu 2,30
HHV (MJ/kg) 14,7- 18,9

Hasil rata-rata angka kuman mulai dari yang terkecil, setelah cuci tangan
dengan antiseptik etanol: 2,67, dengan antiseptik Irgasan 6,27, dengan sabun
Triclosan padat baru: 14,48, dengan alkohol setelah cuci tangan dengan air: 25,90.
Sabun Triclosan padat lama: 34,46. 2. Dari penelitian ini antiseptik etanol
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan antiseptik lainnya.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka berfikir

1. Potensi limbah bonggol


jagung masih banyak 1. Size Reduction
Memanaskan dan
tidak terolah bahan berupa
memfermentasikan
2. Hand sanitizer mudah pemanasan,
limbah bonggol jagung
dan praktis digunakan penghancuran dan
menggunakan bantuan
3. Masih kurangnya penyaringan
bakteri Rhizopus
kesadaran masyarakat 2. Fermentasi limbah
Oryzae menjadi
untuk menjaga tangan bonggol jagung
alkohol (etanol)
tetap bersih oleh Rhizopus
4. Hand sanitizer Oryzae
lagi booming 3. Pembentukan gel
4. Ekstraksi aroma
jagung

Gambar.1 Flowchart kerangka berfikir

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat:

- Blender - Wadah stainless steel

- Water Bath - Beker Gelas

- Kain saring - Erlenmeyer

- Pemanas - Inkubator

- Pengaduk - Neraca analitik merk ADAM tipe AAA 250 LE

- Penjepit - Gelas Ukur

- Sarung Tangan - Laminar Airflow

3.2.2 Bahan:

- Limbah bonggol jagung

- Air bersih
6
- Biakan murni Rhizopus Oryzae

- Alkohol 70%

- Triklosan 2 gr sebagai bahan aktif

-Carbopol 940 0,5 gr sebagai basis gel -

TEA 2 tetes sebagai alkalizing agent

-Gliserin 1 ml sebagai ammolient

- Aquadem sebagai pelarut

- Metil paraben 0,2 gr sebagai pengawet

3.3 Penetapan Variabel

3.3.1 Variabel tetap

- Size reduction bahan, Ekstrasi jagung, penambahan alkohol 705, dan


filtrasi hasil ekstraksi

3.3.2 Variabel berubah

- Waktu dan suhu

3.4 Prosedur Kerja Penelitian

Penjelasan tahap penelitian, indikator, serta output yang dicapai

- Optimasi Fermentasi Etanol bonggol jagung oleh Rhyzopus oryzae

Parameter : Kadar ethano, pH, Suhu, kadar gula reduksi, jumlah Rhyzopus oryzae,
Waktu fermentasi optimum Output : model dan optimasi proses fermentasi
ethanol bonggol jagung oeh Rhyzopus oryzae, Waktu fermentasi.

- Pembentukan gel oleh penambahan triklosan

Perlakuan : Pembuatan sediaan gel disiapkan mortir dan stamper. Ditimbang


karbopol 940 sebanyak 0,5 gram setelah karbopol 940 ditimbang diataburkan
diatas aqua dem sebanyak 20 ml di dalam mortir kemudian diaduk dan ditrambah
TEA sebanyak 2 etes, diaduk sampai membentuk masa gel.metil paraben
ditimbang sebanyak 0,2 gr, alkohol 70 % diukur sebanyak 5 ml kemudian metil
parabean dilarutkan dalam metil alkohol dan dilarutkan dalam mortir diaduk
hingga homogen, alkohol diukur sebanyak 55 ml triclosan ditimbang 2 gram
untuk konsentrasi 2 %.. triclosan dilarutkan ke dalam alkohol sebanyak 55 ml dan
diaduk sampai larut dan dimasukkan ke dalam mortir dicampur sampai homogen
dan dipindahkan ke beaker glass yang sudah dikalibrasi selanjutnya aqua dem
ditamabahkan sampai 100 ml diaduk sampai homogen.

Output : Sediaan gel yang jadi dimasukkan ke dalam wadah

Dikeringkan dan
Limbah bonggol Dibersihkan dan
dihancurkan dengan
dipanaskan 5 menit
blender

Kandungan Etanol ditambahkan Difermentasi dengan


alkohol 70%, kemudian Rhizopus Oryzae
pembentuka gel dengan
penambahan triklosan

Ditambah kan ekstrak


aroma jagung

Gambar 2. Flowchart prosedur kerja penelitian

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 5 bulan. Kegiatan dilakukan di
dua tempat, yaitu :

1. Laboratorium Kimia, Fakultas sains dan matematika Universitas Diponegoro

2. Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

3.6 Analisis Data

Data hasil pertumbuhan bakteri pada fermentasi yang akan menghasilkan


zat ethanol, alkohol yang dapat berperan dalam membunuh mikroorganisme.
Selain itu, hasil tekstur gel yang dipengaruhi jumlah dari penambahan triklosan

3.7 Kesimpulan Hasil Penelitian

Proses pembuatan hand sanitizer dari bonggol jagung yang melalui


beberapa tahap, dimulai tahap pemanasan sampai tahap fermentasi yang
menghasilkan materi cair yang mengandung ethanol, serta penambahan triklosan
yang mengubah materi cair tersebut menjadi gel.
8
BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4. 1 Anggaran Biaya

 Alat dan Bahan 

No Kebutuhan Berat Harga satuan (Rp) Harga (Rp)


1. Bonggol jagung 1 kg - -
2. Ragi tempe (bakteri 25 gram Rp 1.000,-/gr Rp 25.000
R hizopus Oryzae)
3. Triklosan 2 gr Rp. 37.500,-/gr Rp. 75.000
4. TEA 2 tetes Rp. 50.000
5. Gliserin 1 ml Rp. 50.000
6. Aquadem 100 ml Rp. 50.000
7. Metil paraben 0,2 gr Rp. 50.000
8. Carbopol 940 0,5gr Rp. 50.000

SUBTOTAL Rp 350.000

No Alat penunjang Satuan Harga satuan (Rp) Harga (Rp)


1 Blender 1` Rp 120.000 Rp 120.000
2 Inkubator 1 Rp 500.000 Rp 500.000
3 Laminar airflow 1 Rp 250.000 Rp 250.000
4 Kain saring 2 Rp 10.000 Rp 20.000
5 Pemanas 1 Rp 200.000 Rp 200.000
6 Pengaduk 2 Rp 7500 Rp 15.000
7 Wadahstainless 1 Rp 30.000 Rp 30.000
steel
8 Beker glass 1 Rp 50.000 Rp 50.000
9 Erlenmeyer 1 Rp 80.000 Rp 80.000
10 Penjepit 2 Rp 30.000 Rp 60.000
11 Sarung tangan 4 Rp 10.000 Rp 40.000
12 Gelas ukur 1 Rp 60.000 Rp 60.000
13 Neracaanalitik 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
merk ADAM tipe
AAA 250 LE
14 Botol steril 5 Rp 5000 Rp 25.000
15 Mortir 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
16 Stamper 1 Rp. 200.000 Rp.200.000
SUBTOTAL Rp
2.850.000,-

No Keperluan Biaya Jumlah Pengeluaran


1 Biaya bahan Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 350.000
2 Biaya alat Rp 2.450.000 Rp 2.450.000 Rp 2.850.000
3 Administrasi untuk 2xRp 700.000 Rp 1.400.000 Rp 1.400.000
perjalanan dan
penelitian laboratorium
4 Lain-lain Rp 600.000 Rp 600.000
TOTAL Rp 5.200.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5
Persiapan alat dan bahan
Penambahan inokulum
Fermentasi
Proses penambahan alkohol
Proses ekstraksi aroma jagung
Analisis data
Laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

Havard CMH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th Edition. USA: Barnes &
Noble Books

Jain M. 2004. Competition Science Vision. India: Pratiyogita Darpan.

Juliantina F, Dan R, Yumna S, Kedokteran F, Islam U, Yogyakarta I.


Perbandingan Angka Kuman pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan
Sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Indonesia. 2008;5:26–31.

Kansas State Board of Health. 2008. Annual Report of The State Board of Health
of The State of Kansas. USA: BiblioBazaar LLC.

Roheni, E.S., N. Amali, and A. Subhan. 2006. Janggel Jagung Fermentasi sebagai
Pakan alternatif untuk ternak sapi pada musim kemarau. Prosiding Lokakarya
Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung- sapi.
Puslitbangnak, Pontianak, 9-10 Agustus 2006,p.193-19

Afdi, E.1991. Karakteristik Pasta Pati Jagung Sebelum dan Sesudah Modifikasi.
Pemberitaan Penelitian Sukarami (19) : 28 – 32.

Blakerbrough N, ……. Fundamental fermenter Design. Department of Chemical


Engineering, University of Birmingham, UK

Büyükkil eci Ali Oğuz, 2007. Investigation Of Sugar Metabolism In Rhizopus


oryzae. Thesis Department of Biotechnology
Hambali E dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. Agromedia Pustaka. Jakarta

Harris S., Robert dan E. Karmas. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan
Pangan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Hidayat N, Padaga MC, Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit


Andi.Yogyakarta.
Mangunwidjaja D, 2003. Teknologi Dan Diversifikasi Pengolahan Jagung.
Makalah Temu Usaha Pengusaha Jagung -Direktorat Jendral Industri Kimia,
Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
Bandarlampung, 18 September 2003. Diakses melalui www.google.com
tanggal 5 maret 2012.
12
14
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 3.3).

No Keperluan Biaya Jumlah Pengeluaran


1 Biaya bahan Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 350.000
2 Biaya alat Rp 2.450.000 Rp 2.450.000 Rp 2.850.000
3 Administrasi untuk 2xRp 700.000 Rp 1.400.000 Rp 1.400.000
perjalanan dan
penelitian laboratorium
4 Lain-lain Rp 600.000 Rp 600.000
TOTAL Rp 5.200.000,-
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

NO Nama / Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


NIM Studi Waktu
(jam /
minggu)
1 Wiriesta Ilmu Gizi Ketua 10 Mengkoordinir atas
Anggraini Pelaksana kelancaran jalannya
program

2 Syifa Nala Ilmu Gizi Sekretaris 10 Penangjawab


Fauziyah pembuatan
proposal,
administrasi dan
laporan kegiatan

3 Novia Ilmu Gizi Manager 10 Penanggung


Kusuma Administrasi jawab pembuatan
Wardani dan list alat dan bahan
Keuangan yang dibutuhkan
untuk penelitian
beserta daftar
harga
4. Ulil Albab Ilmu Gizi Manager 10 Penanggung
Administrasi jawab pembuatan
dan list alat dan bahan
Keuangan yang dibutuhkan
untuk penelitian
beserta daftar
harga
5. Lusi Ilmu Gizi Manajer 10 Penanggung
Imayanti Penelitian jawab dalam
penelitian, proses,
dan analisis data
18

Anda mungkin juga menyukai